Share

Bab 156

Sabrina terus berdebar jantungnya, ia panik dan terus menggigiti kuku jarinya. Yang ia ingin saat ini hanya melihat putrinya baik-baik saja, mungkin hanya harapan namun Sabrina benar-benar berharap dengan itu.

"Sayang pelan sedikit," tegur Nio pada istrinya.

Namun sekolah nampak ramai orang bergerombol, banyak terdengar suara tangis para anak-anak juga disana. Sabrina semakin cemas hingga kakinya begitu lemas, beruntung Nio sigap menopang tubuh istriyna.

"Sasa, Sasa anak mama."

"Kita lihat dulu, Sasa pasti baik-baik saja."

Tak bisa dipungkiri jika  saat ini jantung Nio juga berdebar dengan begitu tak karuan seperti Sabrina, namun ia tak boleh lemah didepan istrinya yang sudah terlihat lemah. 

Semakin mereka dekat semakin jelas terdengar suara riuh dari beberapa orang disana, dan ternyata ada ahli medis juga yang tengah menangani pasiennya. Samar-samar telinga Sabrina mendengar seseorang menyebut nama putrinya, ia dengan panik seger

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status