Share

Menemukan Cinta di Saat Koma
Menemukan Cinta di Saat Koma
Penulis: Husna idris

Kecelakaan

Gangsa terkejut saat melihat tubuhnya terbujur kaku di jalanan dengan begitu banyak darah.

"Apa yang terjadi, kenapa aku bisa seperti itu?" Tanya Gangsa pada dirinya sendiri.

Gangsa lalu melihat tubuhnya di gotong masuk ke dalam ambulan. Gangsa kemudian melihat tubuhnya di dorong masuk ke dalam ruang operasi, bahkan Gangsa melihat apa yang di lakukan dokter pada tubuhnya.

Gangsa yang tidak tahan melihat apa yang di lakukan dokter pada tubuhnya, akhirnya memilih keluar dari ruang operasi itu.

Gangsa melihat ayah dan ibunya ada di sana, mereka terlihat sangat cemas, bahkan Gangsa melihat ibunya sedang menangis.

Gangsa perlahan mendekati Ayah dan Ibunya, ingin sekali Gangsa memeluk mereka berdua, namun tidak bisa dia lakukan.

Gangsa menundukkan kepala nya dalam-dalam, tanpa terasa air matanya turun begitu saja tanpa dia cegah.

Gangsa kini hanya bisa berdoa agar dia, selamat dan kembali sehat.

Gangsa terkejut saat melihat seorang dokter keluar dari ruang operasi. Gangsa mengikuti ayahnya yang berjalan ke arah dokter.

"Bagaimana anak saya, dok?" Gangsa mendengar suara ayah nya bertanya pada dokter tersebut dengan penuh rasa cemas.

"Operasinya berhasil, namun sepertinya tuan Gangsa belum bisa sadarkan diri, dia mengalami koma," ucap Dokter.

Gangsa melihat ayahnya bergerak mundur beberapa langkah mendengar berita itu.

Gangsa sendiri masuk ke dalam ruang operasi untuk melihat tubuhnya yang tergeletak lemas di atas tempat tidur.

Air mata Gangsa akhirnya tak bisa di cegah lagi, diapun menangis sekeras-kerasnya, menyesali apa yang terjadi.

Gangsa merasa menyesal karena seharusnya saat ini dia sudah bersama kekasihnya, yang sudah sejak lama dia tunggu, kedatangannya.

***

Pagi tadi Gangsa bangun dengan penuh semangat, karena hari ini adalah hari yang paling dia tunggu sepanjang hidupnya, hari dimana dia akan bertemu kekasih.

Gangsa dan kekasih nya yang bernama Fanny sudah lama menjalin hubungan, namun tidak ada seorang pun yang tahu, tentang hubungan mereka.

Karena dengan sengaja Gangsa merahasiakan hubungannya dengan Fanny, karena permintaan Fanny yang bekerja sebagai seorang model di luar negeri.

Sebagai seorang model Fanny telah terikat kontrak, mengharuskan dirinya menjaga jarak dengan lawan jenis, dengan kata lain Fanny tidak boleh pacaran dulu, sebelum kontraknya habis.

Sekarang dua tahun berlalu, kontrak Fanny pun selesai, mereka berencana akan bertemu.

Gangsa pagi tadi berniat menjemput Fanny di bandara.

Tapi naas buat Gangsa, di tengah jalan dia mengalami kecelakaan yang menyebabkan dia koma, dan tidak jadi bertemu Fanny kekasihnya.

"Aaaaa!" Jerit Gangsa sekeras-kerasnya, Gangsa tidak perlu khawatir suara nya akan di dengar orang lain, karena mereka tidak bisa lagi mendengar suaranya.

Bukan hanya suaranya yang tidak bisa di dengar orang, dirinya pun kini tak bisa lagi di lihat, bahkan di sentuh, karena Gangsa kini hidup hanya sebagai ruh yang gentayangan.

sedangkan tubuhnya aslinya, berbaring lemas di atas tempat tidur.

Setelah merasa agak tenang, Gangsa keluar dari kamar nya, dia berjalan melewati lorong-lorong rumah sakit sendirian.

Gangsa tidak tahu sampai kapan dia akan koma, dan hidup sebagai ruh yang terlunta-lunta seperti ini, apa yang harus dia lakukan agar dia cepat bangun dari komanya.

Gangsa duduk di kursi rumah sakit yang kosong, menatap jauh ke depan. Tak ada teman bicara atau teman untuk di minta bantuan.

"Permisi, boleh aku duduk di sini?"

Mendengar itu, Gangsa terkejut.

Dia langsung melihat ke arah kanan, kiri, belakang dan depan tidak ada satupun orang di dekatnya, apa wanita ini bicara dengannya.

"Orang kaya memang sombong! Di sapa malah tengak tengok kanan dan kiri!" Ucap wanita itu dengan kesal

"Apa maksud kamu?" Tanya Gangsa.

"Kamu! Aku sudah permisi masih saja, tidak mau geser!" Ucap wanita itu lagi dengan kesal.

"Kamu bisa melihat aku?" Tanya Gangsa.

"Tentu saja! Masa orang sebesar kamu, tidak terlihat oleh mataku!" Ucap wanita itu sambil menunjuk ke arah Gangsa

Memang perawakan Gangsa tinggi dan besar, proposional istilahnya.

Gangsa terdiam jika wanita ini sudah melihat nya, berarti dirinya sudah kembali normal.

Gangsa segera bangkit dari tempat duduknya, berlari menuju kamar di mana dia di rawat, untuk memberitahukan kepada kedua orang tuanya.

Sedangkan wanita yang di tinggalkan oleh Gangsa mengumpat kesal, karena Gangsa berlari begitu saja.

"Dasar tidak tahu, sopan santun!" Umpatnya.

Gangsa dengan nafas terengah-engah masuk ke dalam kamarnya.

Melihat kedua orang tuanya berbaring di atas tempat tidur yang ada di sampingnya.

Gangsa mencoba membangunkan ayahnya.

"Ayah! Ayah!" Panggil Gangsa membangunkan ayah nya.

Gangsa menatap ayahnya yang tidak bangun, boro-boro bangun bergerak pun tidak.

Gangsa lalu mencoba menggoyangkan tubuh ayahnya, Gangsa terkejut karena dia tak bisa menyentuh tubuh ayahnya, dia seperti menyentuh angin, tidak terasa.

Gangsa mencoba sekali lagi, namun hasilnya tetap sama.

Gangsa terdiam, dia mencoba memanggil ayahnya dengan suara yang agak lebih keras.

"Ayah!" Teriak Gangsa.

Tapi ayahnya tetap tidak terbangun, begitu juga ibunya.

Gangsa pun, dengan sedih berbalik badan berjalan keluar dari kamar itu, lagi.

Gangsa dengan sedih kembali berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit.

Gangsa kembali.ke.bangku di mana dia, bertemu dengan wanita itu, wanita yang bisa melihat dan mendengarnya.

Gangsa menghela nafas panjang saat melihat bangku itu kosong, sepertinya wanita itu sudah pergi.

Gangsa terjatuh lemas di lantai rumah sakit, merasa tiba-tiba tak bisa lagi bergerak, tubuhnya lemas tidak bertenaga.

"Kenapa ini terjadi padaku!" Teriak Gangsa.

Gangsa merasa perasaan nya di permainkan oleh takdirnya.

Gangsa pun menangis, ingat kembali tentang pertemuannya dengan Fanny yang gagal.

Seharusnya hari ini dia sedang bersenang-senang dengan Fanny menikmati manisnya cinta di antara mereka, yang selama ini selalu melakukan LDR.

"Aku harus bisa menemukan wanita itu! aku akan memaksanya untuk membantuku!" Ucap Gangsa sambil bangun dari duduknya, dan melangkah tanpa tujuan.

Gangsa tidak tahu harus kemana dia mencari wanita itu, Gangsa mencoba mengingat apapun tentang wanita itu.

"Dia menggunakan seragam rumah sakit ini! Kalau bukan perawat dia cleaning servise di rumah sakit ini!" Seru Gangsa ingat tentang pakaian yang tadi di pakai oleh wanita itu.

Gangsa pun akhirnya menelusuri rumah sakit itu, satu persatu ruangan dia masuki tanpa kesulitan karena dia tidak harus mencari pintu dan membukanya, dia bisa langsung menembus tembok dari satu kamar ke kamar yang lainnya, tanpa khawatir ada orang yang melihatnya.

Sudah hampir setengah dari rumah sakit, dia lewati, namun matanya belum juga menangkap bayangan dari wanita itu. Gangsa menghentikan pencahariannya.

"Mungkin dia sudah pulang," ucap Gangsa.

"Besok aku akan menunggunya di lobby, jika dia memang pegawai di rumah sakit ini pasti, aku pasti akan melihatnya," ucap Gangsa lagi.

Gangsa tersenyum saat ingat bagaimana serunya dia menembus satu demi satu tembok di rumah sakit ini.

"Aku, pasti akan menemukannya besok!" Teriak Gangsa, dengan penuh semangat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status