Beranda / Romansa / Mengejar Cinta Puteri Bangsawan / Bab 2. Terlalu Indah Untuk Jadi Mantan

Share

Bab 2. Terlalu Indah Untuk Jadi Mantan

Penulis: Enday Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-22 22:59:12

Arjuna bingung. Ibunya sudah mencari ke seluruh pelosok negeri, ayahnya tidak ditemukan.

Dalam bingungnya, Arjuna pergi menemui arkeolog terkenal di kotanya.

Arkeolog memeriksa kujang emas dengan kaca pembesar, tiada cacat sama sekali.

Kemudian ia berkata, "Mahakarya yang sangat sempurna. Anda mendapatkan dari mana? Orang itu bodoh sekali menjualnya."

"Apa keistimewaan kujang itu?" tanya Arjuna. "Selain terbuat dari emas murni."

Kujang itu petunjuk yang tertinggal dalam tragedi cinta satu malam. Ibunya menemukan kujang itu tergeletak di meja saat terbangun keesokan harinya.

"Kujang emas ini peninggalan abad enam belas jika dilihat dari motifnya," kata arkeolog. "Senjata pusaka kasta ksatria."

"Kau tahu berapa nilainya?"

"Kujang ini tak ternilai. Kau tinggal sebutkan harga, mereka langsung mengeluarkan uang."

Berarti bapaknya seorang kolektor seni yang kaya raya.

Tidak banyak orang yang mempunyai kegemaran gila di negeri ini.

Di kepalanya mulai muncul beberapa tokoh publik dan konglomerat.

"Kau punya alamat kolektor seni terkemuka?"

"Tentu saja. Mereka sering meminta pendapatku. Tapi buat apa kau tanyakan alamat mereka? Kau mau menjual kujang ini?"

"Kau bilang tak ternilai, aku bingung menetapkan harganya."

"Jangan dijual di bawah tiga ratus miliar."

Daftar nama mulai mengerucut, konglomerat eksentrik saja yang berani mengeluarkan uang sebanyak itu.

Barangkali juga bapaknya seorang arkeolog, ia lagi merayakan penemuan benda bersejarah malam itu.

"Dua puluh lima tahun silam, apakah ada arkeolog yang mengadakan eksplorasi untuk mengetahui kehidupan rakyat Pasundan di masa lampau?"

"Ada beberapa, hingga sekarang belum selesai, tapi aku belum pernah mendengar kabar tentang penemuan kujang pusaka ini."

Barangkali belum dilaporkan dalam jurnal ilmiah, pikir Arjuna, kujang emas keburu hilang.

Bapaknya pasti mencari kujang itu, atau ia terpaksa merelakan karena takut bertanggung jawab.

Arjuna bukan hanya menemui arkeolog terkemuka itu, ia mendatangi beberapa arkeolog lagi, tapi semua mengecewakan.

"Lalu kujang ini berasal dari mana kalau kalian tidak pernah mendengar beritanya?" keluh Arjuna.

"Aku sarankan anda datang ke kolektor seni," kata sang profesor. "Aku ada beberapa nama."

Arjuna menjumpai beberapa nama yang diberikan, namun mereka membuat dirinya muak, mereka menganggap kujang itu ilegal karena tidak memiliki surat keterangan.

"Kalian tahu siapa aku," gerutu Arjuna jengkel. "Bagaimana mungkin aku menyimpan barang ilegal?"

Kolektor terakhir yang ditemui adalah presiden komisaris Nagasoka Grup.

Pria separuh baya itu ayahnya Ulupi, teman SMA-nya.

Nagasoka juga tidak tahu pemilik kujang emas itu, bahkan pengetahuan tentang barang antik payah sekali.

"Aku mesti mencari ke mana lagi pemilik kujang ini?" keluh Arjuna. "Apakah ayahku berasal dari negeri jiran?"

Arjuna tidak mungkin berterus terang kepada mereka. Ia sudah terbiasa menikmati rasa hormat.

Arjuna mengaku kujang itu ditemukan di meja kerja.

Jika mereka tahu kujang emas adalah pembayaran secara tak langsung atas kenikmatan yang didapat dari ibunya, ia pasti kesulitan mencari calon istri dari keluarga bangsawan modern.

"Aku kira ada pengagum rahasia memberi hadiah ulang tahun secara diam-diam," kata Ulupi. "Ia ingin membuatmu penasaran."

Arjuna enggan melayani percakapan soal pengagum rahasia, sebuah pepesan kosong dari cerita recehnya.

Setidaknya Arjuna sudah memperoleh gambaran kalau ayahnya bukan orang biasa.

"Kau masih ingat Lesmana?" tanya Ulupi. "Sejak SMA hobi memburu ghost, sekarang jadi cenayang terkenal, followers-nya jutaan, barangkali ia bisa membantu."

Lesmana jadi obyek bullying di kelas, ia sekolah di SMA internasional tapi tiap hari berinteraksi dengan hantu lokal, barangkali karena wajahnya rusak mirip hantu.

"Kapan kau ada waktu untuk mengantarku ke rumahnya?"

Arjuna sudah kehabisan alamat untuk mencari informasi, barangkali Lesmana dapat memberi petunjuk melalui penerawangannya.

"Aku kasih alamat rumahnya. Aku tidak bisa mengantar, ada agenda penting siang ini."

"Sepenting apa schedule itu sampai tidak sempat menolong teman SMA mu?" tanya Arjuna. "Aku kira acara sama circle bestie mu bisa di cancel."

Arjuna tahu kenapa Ulupi keberatan mengantar, ia kuatir terjebak CLBK.

Arjuna adalah pacar pertama Ulupi sejak mengenal cinta.

Tapi mereka sekarang sudah memiliki pasangan.

"Aku ingin menjaga perasaan calon suamiku," kata Ulupi dalam perjalanan ke rumah Lesmana. "Perasaan Chitra juga."

"Chitra bukan perempuan posesif," sahut Arjuna. "Jadi aku bebas pergi dengan siapa saja."

"Juga pergi dengan mantan terindah?"

"Kamu terlalu indah untuk jadi mantan."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 96. Kemesraan Terpanas

    Srikandi perang tergolek lemas di atas rumput. Matanya tampak sayu. Ia mengalami guncangan hebat setelah menyadari apa yang terjadi. Mengapa ia sampai berhalusinasi bercinta dengan seorang ksatria gagah dan tampan? Padahal ksatria jelek saja enggan kalau tak diiming-imingi ringgit. Kemarahan membakar hatinya. Namun ia sulit bergerak untuk membunuh kingkong yang berdiri penuh kepuasan itu. Tenaganya habis terkuras melayani nafsu binatang itu, ia mungkin sudah mati kalau saja tak mengalir energi aneh dari persenggamaan itu. "Berisik!" sergah Arjuna saat Kong belum berhenti juga dengan erangannya. "Binatang saja muak mendengar eranganmu! Kau ingin membuat kupingku pekak?" Kong berhenti mengerang. Ia mendatangi Arjuna yang duduk menunggu di akar besar. "Wangsit palsu itu sungguh memanjakan dirimu," gerutu Arjuna jengkel. "Aku tidak melihat perubahan pada dirimu, selain basah di bawah." "Kau...perhatikan...lagi...baik-baik...." Arjuna terpukau mendengar Kong dapat berb

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 95. Percuma Keluar Keringat Bertarung

    Dalam satu kesempatan Kong berhasil menangkap kaki srikandi perang, ia memutar kaki itu dan mendorongnya. Srikandi perang jatuh terhempas. Kong segera menotok saraf motorik, srikandi perang merasa seluruh ototnya lemas, tak kuasa bangun. "Bedebah!" geram srikandi perang. "Lepaskan totokanmu!" Kong segera membawa srikandi perang ke bawah pohon rindang. Komandan pasukan pemburu itu mendelik tanpa kuasa untuk melepaskan diri. "Jahanam!" maki srikandi perang. "Apa yang hendak kau lakukan?" Kong membaringkan srikandi perang di atas daun mati. Wanita itu semakin deras memaki-maki. "Antara melaksanakan wangsit dan kebelet, kau tak ada bedanya, Kong," sindir Arjuna. "Aku curiga kau menjadikan wangsit untuk melampiaskan hasratmu." Kong menjelaskan bahwa wangsit itu perlu dibuktikan kebenarannya. Ia sendiri kurang yakin, namun tidak rugi seandainya suara gaib itu berdusta, meski wanita itu bukan seleranya. "Aku kira suara gaib itu ingin menonton kalian secara live," kata Arjuna.

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 94. Jadi Raja Sungguh Enak

    Ksatria pemburu bertumbangan kena amuk naga sakti. Pedang mereka tidak mempan untuk melukai, kulit naga seakan membal. Para ksatria itu menjadi bulan-bulanan naga sakti. Kematian adalah akhir dari perlawanan mereka. Ksatria berjubah biru yang sedang menghadapi Arjuna tampak gentar menyaksikan kawannya tewas satu per satu. "Jadi kau pewaris Pedang Mustika Manik?" tanya ksatria berjubah biru. "Bagaimana manusia seperti dirimu terpilih menjadi ksatria perang? Kau lebih cocok jadi pangeran dengan dikelilingi puteri cantik jelita, gerakanmu terlalu lembut untuk memainkan pedang." Keunikan ilmu pedang kuno yang dimiliki Arjuna adalah laksana penari memainkan pita, terlihat kurang bertenaga, menitikberatkan pada keseimbangan chi, selaras dengan jurus tai chi yang dipelajarinya. Sekali terkena pukulan, organ tubuh dalam akan remuk. Pedang di tangan musuh akan terbabat putus dengan aliran chi lebih besar. Ksatria berjubah biru tidak menyadari bahaya itu. "Aku tidak bangga terpi

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 93. Kutunggu Janjimu

    "Aku ada masalah dengan kejujuran perempuan." Arjuna ingin menyindir Dara Hiti. Empat Iblis Hitam tidak ada maksud jahat kepada dirinya. Mereka hanya ingin memanfaatkan. Kong seakan siap menjadi pelindung mereka. Padahal Arjuna mesti turun tangan kalau ia mendapat kesulitan. Kong takkan mampu mengatasi pasukan pemburu meski dibantu Empat Iblis Hitam. Kemampuan mereka sangat tinggi. Ilmu dewa yang tersisa hanya kemampuan berlari yang luar biasa. "Kapan aku pernah berbohong kepadamu?" tanya Dara Hiti. "Aku pergi ke utara bukan untuk kabur, aku mengambil jalan memutar untuk ke kastil selatan." "Mengambil jalan memutar itu ke barat atau timur, bukan pergi ke arah sebaliknya." Empat Iblis Hitam sebetulnya ingin pergi ke kampung Pawon di utara, kekacauan di daerah itu mulai mereda, mereka ingin menunggu perkembangan di Batulayang. Kampung itu menjadi daerah paling bergejolak setelah istri Bairawa terbunuh oleh pasukan Senopati Aryaseta. Penyerbuan ke kastil selatan a

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 92. Bermasalah Dengan Perempuan Cantik

    Dara Hiti melompat ke udara dan berguling beberapa kali lalu mendarat di dekat Arjuna. Dara Hiti bertanya untuk memastikan, "Kau serius?" Arjuna balik bertanya, "Bukankah kau sudah menyatakan bersedia menjadi budak nafsu? Alangkah baiknya ada pembuktian terlebih dahulu." Srikandi perang membentak, "Siapa kau? Jangan meminta Dara Hiti untuk melakukan perbuatan yang dikecam para dewata! Empat Iblis Hitam bukan ditakdirkan untuk jadi budak nafsu!" "Nah, aku menginginkan dirimu menjadi budak nafsu Kong!" "Raja Langit pasti murka! Aku lebih-lebih!" Kong keluar dari arena pertarungan dengan jungkir balik di udara, lalu berdiri di hadapan Arjuna. Dengan bahasa isyarat Kong bertanya, apa maksud Arjuna meminta srikandi perang menjadi budak nafsu? Apakah ia ingin menonton pertunjukan spektakuler secara gratis? Srikandi perang bukan seleranya. "Jadi kingkong saja belagu." Kong hanya ingin melaksanakan wangsit itu. Ia harus melumpuhkan wanita itu untuk diajak bercinta, sekali s

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 91. Tidak Tahu Berterima Kasih

    Arjuna memuji kecerdikan Dara Hiti memancing emosi srikandi perang. Ia memanfaatkan dirinya untuk mengeksploitasi suasana. "Aku tahu kau tak pernah berniat menjadi budak nafsu," kata Arjuna pelan. "Kau kira segampang itu berdusta padaku." Arjuna sebenarnya menginginkan Empat Iblis Hitam menjadi istri Kong. Barangkali kerelaan mereka menjadi istri akan membebaskan dirinya dari kutukan. Satu-satunya cara untuk membebaskan kutukan abadi dengan membuat murka pencipta kutukan itu. Dewi cinta pasti didesak untuk mencabut kutukannya. Kong bukan pembangkang Raja Langit, ia hanya tidak mampu mengendalikan nafsu. "Aku harus membunuh kalian untuk mewakili kemurkaan baginda raja!" kata srikandi perang. "Bersiap-siaplah menghadapi kematian!" "Kau terlalu menganggap remeh Kong!" teriak Dara Hiti. "Ketahuilah, ksatria perang memberikan pataka dan kujang emas kepada Kong karena kesaktiannya di atas dirimu!" "Ksatria perang hanyalah legenda terlupakan! Banyak tokoh sakti mencari Peda

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status