Share

Bab 3. Kujang Bernyawa

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2024-05-24 23:41:46

Lesmana membuka mata dengan wajah berkeringat, kelihatan berat sekali untuk mencari tahu siapa pemilik kujang emas.

"Tertutup cahaya putih."

Lesmana sudah menyerah dari tadi kalau bukan permintaan sahabat lamanya.

"Sulit sekali menembus cahaya itu."

Arjuna merasa kasihan melihat kondisi cenayang itu, sepertinya kalah ilmu sehingga tidak sanggup membuka tabir.

Barangkali bapaknya berilmu tinggi, atau mempunyai guru spiritual untuk menutup penerawangan dari kompetitor bisnis atau orang berbuat jahat.

"Jangan paksakan," kata Arjuna. "Terima kasih atas bantuanmu."

"Kujang ini seakan bernyawa." Lesmana mengembalikan kujang emas yang dipegangnya. "Auranya sangat aneh."

Kujang receh dibilang sakti, keluh Arjuna dalam hati. Lamarannya pasti diterima Angada kalau kujang itu sakti.

Nyatanya kujang emas tidak dapat menolong dirinya, pemiliknya saja gelap.

Ia curiga Lesmana cenayang konten, ilmunya kosong.

"Aku ada beberapa kenalan cenayang," kata Ulupi setelah meninggalkan rumah Lesmana. "Siapa tahu mereka bisa membantu."

"Punya podcast juga?" toleh Arjuna tanpa gairah, sambil mengendarai mobil cukup kencang. "Aku kira mereka hanya akting, kemampuan nol."

"Jangan nething gitu dong. Aku yakin kujang itu benar-benar sakti sehingga Lesmana tidak sanggup menerawangnya."

"Yang jelas, kujang emas telah menimbulkan masalah bagiku."

"Masalah apa?" Ulupi memandang tak mengerti. "Kamu kan tinggal simpan kujang itu dan menunggu pemiliknya datang. Kamu saja sok baik ingin memulangkan kujang itu."

Arjuna sudah menyampaikan cerita yang berbeda kepada Ulupi sehingga mendapat tanggapan seperti itu.

"Kujang itu jadi beban pikiranku karena harganya tak berseri," kilah Arjuna.

Mereka tidak boleh tahu kalau kujang emas adalah pengganti bapaknya! Tapi kujang tidak mungkin menghamili ibunya!

Bagaimana kalau kujang itu jelmaan siluman?

Arjuna berpikiran begitu ketika beberapa cenayang yang ditemui mengalami kejadian aneh.

"Tobaaat!" teriak cenayang tua dengan kening berdarah kena selut kujang, ia segera melemparkan kujang yang dipegangnya. "Bawa pergi kujang itu! Ia mau mencelakai diriku!"

Padahal cenayang itu sendiri menghantamkan gagang kujang ke dahinya.

Ada juga cenayang muda yang terpental dan jatuh pingsan karena tidak kuat menerawang. Disebut akting, ia bukan sedang live.

"Kujang setan kau bawa ke hadapanku!" hardik cenayang terakhir yang ditemui. "Kau mau membuat aku mampus?"

Jubah cenayang itu terbakar kena bara dupa yang tumpah kejatuhan kujang emas, padahal sudah digenggam erat-erat.

Arjuna yang duduk di hadapannya kena percikan api sehingga tangannya mengalami luka bakar ringan.

Arjuna marah. "Bapak saja kurang hati-hati! Jangan jadi paranormal kalau pegang kujang saja tidak becus!"

Hampir terjadi keributan kalau Ulupi tidak segera melerai dan mengajak Arjuna pergi.

Arjuna tersinggung kujang emas disebut kujang setan. Kalau benda pusaka yang nilainya ratusan miliar dibilang setan, lalu apa sebutan untuk cenayang yang harganya lima ratus ribu?

"Bagaimana kau mempunyai kenalan cenayang ODGJ begitu?" gerutu Arjuna dalam perjalanan pulang. "Kujang emas dibilang kujang setan. Nah, terus mukanya yang mirip setan disebut apa?"

Ulupi tersenyum. "Kamu kelihatan lucu kalau lagi marah."

Arjuna heran, bagaimana Ulupi menyebutnya lucu sementara perempuan lain menyebut pria dari kutub utara?

Chitrangada saja sering kedinginan berada di dekatnya!

"Kamu juga lucu kalau lagi ngomong lucu," kata Arjuna keki. "Kau bawa aku kepada orang-orang jago drama."

"Mereka sungguh-sungguh tidak dapat mengendalikan kujang emas. Masa drama sampai banjir keringat? Sekarang terbukti, ilmu Lesmana lebih tinggi dari mereka."

"Jadi kau ingin membuktikan kepandaian Lesmana dengan membawaku kepada cenayang receh itu?"

"Aku ingin membuktikan kalau aku bukan mantan pendendam, seharian aku mengurusi dirimu. Aku belum pernah bepergian seharian bersama calon suamiku."

Arjuna mengakui perpisahan di masa lalu akibat kesalahan dirinya, namun tidak elok membuka cerita yang telah tamat. Tidak ada cerita jilid dua bagi mereka, selain pengkhianatan kepada pasangan mereka.

"Maksudmu apa dalam setiap pertemuan menyebut mantan?" tanya Arjuna. "Kau seolah ingin mengingatkan aku pada masa lalu. Masa SMA adalah masa paling indah, bahaya kalau dikenang."

Mereka melewati sebuah hotel bintang lima.

"Stop stop."

Arjuna menginjak rem dan berhenti.

Ia menggerutu, "Begitu saja ngambek."

"Yang ngambek siapa? Aku kayak melihat mobil Wisnu di hotel itu!"

"Calon suamimu?"

"Buat apa aku mengurusi orang lain?"

Arjuna memundurkan mobil sampai terlihat pelataran lobi hotel.

Sepasang insan turun dari dalam mobil dan berjalan menaiki tangga lobi.

Ulupi memandang tak percaya, Arjuna juga.

"Calon suamiku check in sama siapa?"

"Calon istriku."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 96. Kemesraan Terpanas

    Srikandi perang tergolek lemas di atas rumput. Matanya tampak sayu. Ia mengalami guncangan hebat setelah menyadari apa yang terjadi. Mengapa ia sampai berhalusinasi bercinta dengan seorang ksatria gagah dan tampan? Padahal ksatria jelek saja enggan kalau tak diiming-imingi ringgit. Kemarahan membakar hatinya. Namun ia sulit bergerak untuk membunuh kingkong yang berdiri penuh kepuasan itu. Tenaganya habis terkuras melayani nafsu binatang itu, ia mungkin sudah mati kalau saja tak mengalir energi aneh dari persenggamaan itu. "Berisik!" sergah Arjuna saat Kong belum berhenti juga dengan erangannya. "Binatang saja muak mendengar eranganmu! Kau ingin membuat kupingku pekak?" Kong berhenti mengerang. Ia mendatangi Arjuna yang duduk menunggu di akar besar. "Wangsit palsu itu sungguh memanjakan dirimu," gerutu Arjuna jengkel. "Aku tidak melihat perubahan pada dirimu, selain basah di bawah." "Kau...perhatikan...lagi...baik-baik...." Arjuna terpukau mendengar Kong dapat berb

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 95. Percuma Keluar Keringat Bertarung

    Dalam satu kesempatan Kong berhasil menangkap kaki srikandi perang, ia memutar kaki itu dan mendorongnya. Srikandi perang jatuh terhempas. Kong segera menotok saraf motorik, srikandi perang merasa seluruh ototnya lemas, tak kuasa bangun. "Bedebah!" geram srikandi perang. "Lepaskan totokanmu!" Kong segera membawa srikandi perang ke bawah pohon rindang. Komandan pasukan pemburu itu mendelik tanpa kuasa untuk melepaskan diri. "Jahanam!" maki srikandi perang. "Apa yang hendak kau lakukan?" Kong membaringkan srikandi perang di atas daun mati. Wanita itu semakin deras memaki-maki. "Antara melaksanakan wangsit dan kebelet, kau tak ada bedanya, Kong," sindir Arjuna. "Aku curiga kau menjadikan wangsit untuk melampiaskan hasratmu." Kong menjelaskan bahwa wangsit itu perlu dibuktikan kebenarannya. Ia sendiri kurang yakin, namun tidak rugi seandainya suara gaib itu berdusta, meski wanita itu bukan seleranya. "Aku kira suara gaib itu ingin menonton kalian secara live," kata Arjuna.

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 94. Jadi Raja Sungguh Enak

    Ksatria pemburu bertumbangan kena amuk naga sakti. Pedang mereka tidak mempan untuk melukai, kulit naga seakan membal. Para ksatria itu menjadi bulan-bulanan naga sakti. Kematian adalah akhir dari perlawanan mereka. Ksatria berjubah biru yang sedang menghadapi Arjuna tampak gentar menyaksikan kawannya tewas satu per satu. "Jadi kau pewaris Pedang Mustika Manik?" tanya ksatria berjubah biru. "Bagaimana manusia seperti dirimu terpilih menjadi ksatria perang? Kau lebih cocok jadi pangeran dengan dikelilingi puteri cantik jelita, gerakanmu terlalu lembut untuk memainkan pedang." Keunikan ilmu pedang kuno yang dimiliki Arjuna adalah laksana penari memainkan pita, terlihat kurang bertenaga, menitikberatkan pada keseimbangan chi, selaras dengan jurus tai chi yang dipelajarinya. Sekali terkena pukulan, organ tubuh dalam akan remuk. Pedang di tangan musuh akan terbabat putus dengan aliran chi lebih besar. Ksatria berjubah biru tidak menyadari bahaya itu. "Aku tidak bangga terpi

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 93. Kutunggu Janjimu

    "Aku ada masalah dengan kejujuran perempuan." Arjuna ingin menyindir Dara Hiti. Empat Iblis Hitam tidak ada maksud jahat kepada dirinya. Mereka hanya ingin memanfaatkan. Kong seakan siap menjadi pelindung mereka. Padahal Arjuna mesti turun tangan kalau ia mendapat kesulitan. Kong takkan mampu mengatasi pasukan pemburu meski dibantu Empat Iblis Hitam. Kemampuan mereka sangat tinggi. Ilmu dewa yang tersisa hanya kemampuan berlari yang luar biasa. "Kapan aku pernah berbohong kepadamu?" tanya Dara Hiti. "Aku pergi ke utara bukan untuk kabur, aku mengambil jalan memutar untuk ke kastil selatan." "Mengambil jalan memutar itu ke barat atau timur, bukan pergi ke arah sebaliknya." Empat Iblis Hitam sebetulnya ingin pergi ke kampung Pawon di utara, kekacauan di daerah itu mulai mereda, mereka ingin menunggu perkembangan di Batulayang. Kampung itu menjadi daerah paling bergejolak setelah istri Bairawa terbunuh oleh pasukan Senopati Aryaseta. Penyerbuan ke kastil selatan a

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 92. Bermasalah Dengan Perempuan Cantik

    Dara Hiti melompat ke udara dan berguling beberapa kali lalu mendarat di dekat Arjuna. Dara Hiti bertanya untuk memastikan, "Kau serius?" Arjuna balik bertanya, "Bukankah kau sudah menyatakan bersedia menjadi budak nafsu? Alangkah baiknya ada pembuktian terlebih dahulu." Srikandi perang membentak, "Siapa kau? Jangan meminta Dara Hiti untuk melakukan perbuatan yang dikecam para dewata! Empat Iblis Hitam bukan ditakdirkan untuk jadi budak nafsu!" "Nah, aku menginginkan dirimu menjadi budak nafsu Kong!" "Raja Langit pasti murka! Aku lebih-lebih!" Kong keluar dari arena pertarungan dengan jungkir balik di udara, lalu berdiri di hadapan Arjuna. Dengan bahasa isyarat Kong bertanya, apa maksud Arjuna meminta srikandi perang menjadi budak nafsu? Apakah ia ingin menonton pertunjukan spektakuler secara gratis? Srikandi perang bukan seleranya. "Jadi kingkong saja belagu." Kong hanya ingin melaksanakan wangsit itu. Ia harus melumpuhkan wanita itu untuk diajak bercinta, sekali s

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 91. Tidak Tahu Berterima Kasih

    Arjuna memuji kecerdikan Dara Hiti memancing emosi srikandi perang. Ia memanfaatkan dirinya untuk mengeksploitasi suasana. "Aku tahu kau tak pernah berniat menjadi budak nafsu," kata Arjuna pelan. "Kau kira segampang itu berdusta padaku." Arjuna sebenarnya menginginkan Empat Iblis Hitam menjadi istri Kong. Barangkali kerelaan mereka menjadi istri akan membebaskan dirinya dari kutukan. Satu-satunya cara untuk membebaskan kutukan abadi dengan membuat murka pencipta kutukan itu. Dewi cinta pasti didesak untuk mencabut kutukannya. Kong bukan pembangkang Raja Langit, ia hanya tidak mampu mengendalikan nafsu. "Aku harus membunuh kalian untuk mewakili kemurkaan baginda raja!" kata srikandi perang. "Bersiap-siaplah menghadapi kematian!" "Kau terlalu menganggap remeh Kong!" teriak Dara Hiti. "Ketahuilah, ksatria perang memberikan pataka dan kujang emas kepada Kong karena kesaktiannya di atas dirimu!" "Ksatria perang hanyalah legenda terlupakan! Banyak tokoh sakti mencari Peda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status