Share

Awal Kedekatan

last update Last Updated: 2025-09-24 18:35:32

Pintu kosan itu berderit pelan saat Diandra mendorongnya. Lampu lorong redup, menyorot wajahnya yang masih merah padam karena marah. Nafasnya belum stabil setelah adu argumen sengit dengan Danu di parkiran rumah sakit. Jemarinya gemetar ketika merogoh kunci kamar, hampir jatuh dua kali sebelum akhirnya berhasil membuka pintu.

Begitu masuk, ia menutup pintu dengan keras lalu bersandar. Matanya terpejam rapat, dadanya naik-turun tak terkendali. Kata-kata Danu terus menggema di kepalanya.

["Kalau kamu berani buka mulut, hidupmu hancur!"]

Suara itu begitu menusuk, membuat telinganya berdengung. Ia meremas rambutnya sendiri, menahan jeritan yang hampir keluar.

“Brengsek! Semua brengsek!” desisnya. Ia melempar tas ke kasur dengan kasar.

Diandra berjalan mondar-mandir di kamar sempit itu. Sesekali menatap perutnya yang masih rata di depan cermin, lalu mendengus getir. “Kamu— kenapa sih kamu harus ada di perutku? Kenapa gak di perut orang lain saja? Gara-gara ada kamu, aku jadi kena masalah!"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Semakin Dekat

    Lampu kamar hotel hanya menyisakan temaram kuning yang hangat. Hujan di luar masih menetes pelan, menambah suasana seakan dunia terhenti di dalam ruang itu.Diandra berbaring di ranjang besar dengan gaun tipis yang baru saja ia kenakan setelah mandi. Rambutnya masih basah, menjuntai di bahu. Wajahnya tampak polos namun menggoda, terlebih saat ia tersenyum samar melihat Danu keluar dari kamar mandi dengan handuk di bahu.“Kenapa liatin aku begitu, hm?” tanya Danu sambil tersenyum.“Karena aku nggak ngerti,” jawab Diandra lembut, suaranya serak karena menahan debar. “Kenapa kamu, pria yang udah punya istri, masih mau repot-repot jagain aku?”Danu terdiam sejenak. Lalu berjalan mendekat, duduk di sisi ranjang, menatap dalam mata Diandra. Jemarinya terulur, mengusap pipi halus itu.“Mungkin, karena aku nggak bisa berhenti mikirin kamu,” bisiknya jujur. “Kamu bikin aku ngerasa muda lagi. Ngerasa diinginkan.”Diandra tersenyum miris, lalu meraih tangan Danu dan menciumnya pelan. “Aku juga n

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Nikmatnya Selingkuh

    “Diandra?” suara itu familiar. Suara Danu.Dengan malas ia membuka pintu. Danu berdiri di sana, jas hujannya masih basah kuyup, rambutnya meneteskan air. Di tangannya ada plastik berisi makanan hangat. “Aku bawain makan. Kamu kelihatan nggak sehat akhir-akhir ini.”Diandra mengerjap, hatinya tersentuh. “Kenapa kamu repot-repot?”“Enggak repot. Kebetulan aku habis ketemu temen di daerah sini. Dan aku ingat kamu juga tinggal di sini kan?" jawab Danu tenang."Makasih banyak ya, Dokter Danu."Pria itu tersenyum. "Sama-sama.""Y- ya udah ayo masuk! Kamu pasti kedinginan kan? Mana hujan di luar deres banget."Danu mengangguk setuju, mengikuti arahan Diandra.Malam itu mereka duduk berdua. Menikmati makanan yang tadi dokter kandungan itu bawa. Mereka mengobrol tentang banyak hal, termasuk soal pertunangan Zayn hari ini. Diandra tampak lesu tiap menceritakan masalahnya dengan Zayn. Tapi Danu terus memberikan kata-kata sederhana, tapi penuh perhatian. Dan bagi Diandra yang hatinya retak, sikap

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Awal Kedekatan

    Pintu kosan itu berderit pelan saat Diandra mendorongnya. Lampu lorong redup, menyorot wajahnya yang masih merah padam karena marah. Nafasnya belum stabil setelah adu argumen sengit dengan Danu di parkiran rumah sakit. Jemarinya gemetar ketika merogoh kunci kamar, hampir jatuh dua kali sebelum akhirnya berhasil membuka pintu.Begitu masuk, ia menutup pintu dengan keras lalu bersandar. Matanya terpejam rapat, dadanya naik-turun tak terkendali. Kata-kata Danu terus menggema di kepalanya.["Kalau kamu berani buka mulut, hidupmu hancur!"]Suara itu begitu menusuk, membuat telinganya berdengung. Ia meremas rambutnya sendiri, menahan jeritan yang hampir keluar.“Brengsek! Semua brengsek!” desisnya. Ia melempar tas ke kasur dengan kasar.Diandra berjalan mondar-mandir di kamar sempit itu. Sesekali menatap perutnya yang masih rata di depan cermin, lalu mendengus getir. “Kamu— kenapa sih kamu harus ada di perutku? Kenapa gak di perut orang lain saja? Gara-gara ada kamu, aku jadi kena masalah!"

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Menemukan Bukti Kuat

    Diandra langsung berjalan mendekati Danu. Ia mendorong dada pria itu dengan kasar begitu jarak mereka hanya beberapa langkah. “Kamu harus tanggung jawab, Danu! Aku nggak bisa terus-terusan sendirian kayak gini!”“Jangan keras-keras!” Danu mendesis, buru-buru menarik lengan Diandra ke arah sudut yang lebih sepi. “Apa kamu mau semua orang dengar?”“Aku nggak peduli!” suara Diandra bergetar, hampir pecah oleh tangis dan amarah. “Aku gak bisa terus menerus ngejar Zayn untuk tanggungjawab!""Kenapa? Apalagi yang Zayn katakan?"Diandra menatapnya tajam, matanya memerah. “Dia ngancam lagi! Dia mau lapor ke polisi. Dan aku nggak mau masuk penjara gara-gara ini!"Dari kejauhan, Gilang mendengar cukup untuk menyatukan potongan teka-teki. Ia menahan diri agar tidak langsung maju, memilih bersembunyi di balik mobil lain sambil menajamkan telinganya."Ya itu kan karena kamu juga yang ngeyel! Aku udah bilang dari awal buat gugurin bayi itu!" tekan Dokter Danu penuh amarah. "Kenapa kamu nolak?!""Ya

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Mulai Panik

    Alis Diandra berkerut. “Maksud kamu?”“Semalam aku sudah ke kantor polisi.” Nada suara Zayn turun satu oktaf, dingin menusuk. “Aku sudah buat laporan resmi tentang pencemaran nama baik yang kamu lakukan. Jadi kalau kamu berani buka suara tanpa bukti, justru kamu sendiri yang akan jatuh duluan.”Wajah Diandra menegang. Matanya melebar, meski bibirnya berusaha tetap melengkungkan senyum sinis. “Kamu pikir polisi akan percaya?”“Kenapa tidak?” Zayn menatapnya lurus. “Aku punya rekam jejak bersih, karier, dan reputasi yang tidak bisa diganggu gugat begitu saja. Sedangkan kamu? Hanya seorang perempuan dengan isu kehamilan misterius yang belum jelas siapa ayahnya. Kamu kira orang akan membela siapa lebih dulu?”Diandra terdiam. Jemarinya mencengkeram rok kerjanya dengan kuat. Napasnya memburu, meski ia berusaha menyamarkan dengan tawa kecil. “Kamu terlalu percaya diri.”“Bukan percaya diri.” Zayn menggeleng pelan. “Tapi itu semua berdasarkan fakta. Jadi, kalau kamu mau main ancaman, pastika

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Ayo Ikut!

    Di ruang praktiknya yang tenang, Zayn duduk bersandar di kursi dokter sambil menatap layar ponsel. Suaranya terdengar lembut tapi penuh kewaspadaan ketika panggilan tersambung.“Rhea?”“Iya, Kak. Ada apa?” suara Rheana terdengar pelan di seberang, berbeda dari biasanya yang penuh semangat. "Kok tumben jam segini telfon? Gak sibuk?"“Lagi break sebentar. Aku pengen tahu, ada kabar terbaru dari tugasmu kemarin?” Zayn langsung to the point, nada suaranya tegas, seakan menahan cemas.Rheana menggigit bibirnya. Ia melirik buku catatan kecil di pangkuannya yang berisi hasil pengamatan dan gosip yang ia kumpulkan. “Ada beberapa hal sih, Kak. Tapi, untuk fix-nya, aku belum bisa cerita sekarang.”Alis Zayn mengerut. “Kenapa? Ada masalah?”“Bukan masalah, cuma takut salah. Aku butuh waktu buat pastiin dulu. Soalnya kalau aku cerita sekarang tapi ternyata salah, nanti malah bikin Kak Zayn tambah bingung”Zayn menghela napas panjang. “Rhea, kamu tahu kan? Situasinya gak memungkinkan buat nunggu t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status