Share

Benci Luar Biasa

last update Last Updated: 2025-08-28 18:07:34

“Aku benci sama dia! Aku benci banget sama Qiana!”

Rahangnya mengeras, matanya menatap kosong ke depan. Ia mengusap pipinya dengan kasar, lalu menyeringai pahit. “Qiana, kamu itu penghalang. Selama kamu ada, aku nggak akan pernah bisa dapetin Zayn… dan anak ini nggak akan pernah punya ayah.”

Diandra menunduk lagi, menekan perutnya erat. “Aku nggak bisa biarin itu. Kamu harus aku singkirkan lebih dulu, Qiana. Kamu harus hilang dari hidup Zayn!”

Air matanya kembali jatuh, tapi senyum sinis ikut terukir di bibirnya. Sebuah tekad gelap sudah tertanam dalam hatinya.

Diandra berbisik lirih, hampir tak terdengar, “Kalau aku nggak bisa dapetin kebahagiaan dengan cara baik-baik, aku bakal dapetin dengan cara lain. Apa pun caranya. Termasuk bunuh kamu, Qia!”

Angin sore berhembus pelan, membuat daun-daun berguguran di sekitarnya. Tapi di mata Diandra, semua terasa sunyi, hanya menyisakan dendam yang kian membesar di dadanya.

***

Siang itu Diandra baru keluar dari ruang administrasi, berkas pasie
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tety Vivo
Ceritanya oke, bagus, alurnya bagus, yang bikin Illfeel iklannya , panjang banget, ngalahin panjang Bab ceritanya, Diakhir bab dah iklan vidio yg menjengkelkan muncul,.Segininya perjuangan baca Novel di platform ini, Menguras Emosi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   [S2] Berhenti Menyakiti Qiana!

    Zayn melihat Diandra dengan tatapan yang muak dan menjijikkan. Sorot matanya begitu tajam dan seolah bisa membunuh Diandra kapan saja. Baru pertama kali ini Diandra melihat Zayn semengerikan itu. Sebenarnya Zayn bisa saja langsung menghabisi Diandra detik itu juga. Namun Zayn tidak melakukannya karena jika Qiana tahu ia pasti akan sedih dengan tindakan Zayn. Sehingga untuk saat ini Zayn melepaskan Diandra terlebih dahulu, namun ia juga memberi peringatan. Zayn menjauh dari Diandra yang sudah terlihat sangat ketakutan. Zayn pikir itu cukup untuk membuat Diandra sadar dan tidak bertindak lebih jauh lagi. Namun jika Diandra nekat, Zayn pasti tidak akan mengampuninya. Diandra nafasnya sampai memburu. Ia terengah-engah seolah baru saja lari marathon padahal ia hanya diam di tempat dan berhadapan dengan Zayn. "Gila! Bagaimana bisa Zayn bisa memliki aura kejam seperti ini? Apakah sebenarnya ini adalah dirinya yan

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   [S2] Mencari Bukti

    Ternyata Zayn membawa Diandra ke ruangan CCTV. Diandra sempat bingung kenapa dia tiba-tiba dibawa ke sana. Diandra tidak kepikiran kalau Zayn tahu apa yang ia lakukan. "Apa yang sebenarnya kamu ingin lakukan? Kenapa kamu malah membawaku ke sini?" Diandra masih penasaran. Lalu perawat yang biasa mengontrol Qiana pun ternyata juga mengekori mereka sampai ke ruangan CCTV itu. Dan itu membuat Diandra semakin penasaran lagi. Zayn memutar salah satu video rekaman CCTV itu. "Lihat ini!" perintahnya pada Diandra. Terlihat di dalam video itu, jika Diandra menukar obat untuk Qiana. Diandra shock melihat bukti yang ada di depan matanya. Tak terbesit sekalipun dibenak Diandra jika ia akan berurusan langsung dengan Zayn seperti ini. Tadinya Diandra pikir Zayn akan mengajaknya pergi untuk berbicara mengenai hubungan mereka tapi ternyata ekspektasinya berbanding terbalik dengan kenyataan. "Bagaimana bis

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   [S2] Kembali Berulah

    Karena sinyal di dalam ruangan buruk jadi Diandra harus keluar untuk mengangkat telepon itu. Rupanya itu hanyalah telepon dari salah satu keluarganya yang meminta tolong untuk membawakan obat karena persediaan obatnya sudah habis. Diandra kira itu telepon dari siapa rupanya hanyalah satu keluarganya saja. Diandra mengakhiri telepon itu dengan cepat dengan mengiyakan permintaan keluarganya itu. Diandra pun kembali untuk membawa obat itu ke ruang rawat Qiana. Tak lupa ia mengenakan masker supaya tidak dikenali oleh Rheana. "Saatnya beraksi!" ucapnya mantap. Setelah beberapa menit berjalan, kini iandra sudah ada diruangan Qiana. Dengan tenang Diandra terus berjalan masuk ke ruangan Qiana. "Selamat malam Bu Qiana! Bagaimana keadaan anda?" sapa Diandra basa-basi. Qiana menjawab dengan ramah, "Syukurlah keadaan saya semakin membaik, Suster!" "Baguslah, saya ikut senang! Waktunya ganti infus dan minum obat ya, Bu!" jawab Diandra berusaha ramah. Qiana mengangguk menuruti perkata

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   [S2] Diandra?

    Diandra ingin mencari tahu mengenai riwayat penyakit Qiana jadi dia pergi ke ruang rekam medis. Namun tidak semudah itu pergi ke ruang rekam medis seorang diri. Jadi Diandra meminta bantuan rekan kerjanya. Kebetulan rekan kerja Diandra ada di ruang rekam medis jadi itu sangat membantu dirinya. Diandra menghampiri rekannya yang tengah membereskan beberapa dokumen itu. Lalu Diandra menepuk pundak rekan kerjanya yang membelakangi dirinya. "Sis! Aku mau minta tolong boleh nggak?" Rekan kerjanya balik badan sehingga kini mereka saling berhadapan. "Eh, Diandra? Mau minta tolong apa?" Diandra menjelaskan jika ia ingin tahu riwayat penyakit Qiana. Tentu saja rekan kerjanya itu bertanya apa alasan Diandra melakukan itu. Dengan mudah Diandra mengelabui rekan kerjanya itu. Diandra berdalih jika ia mendapatkan jadwal kontrol di ruangan Qiana untuk menggantikan salah satu perawat yang di tengah dipindahtugaskan ke rumah sakit lain sebagai bala bantuan. Tentu saja alasan Diandra sangat

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   [S2] Bertemu Orang Lama

    Qiana setuju dengan menganggukkan kepalanya. Akhirnya mereka berdua berpelukan. Karena Qiana sudah bisa berpikir jernih, jadi Rheana rasa sudah waktunya untuk mereka kembali. "Kita balik, yuk, Kak! Takutnya nanti ada jadwal pemeriksaan Kak Qiana yang terlewat," ajak Rheana. "Iya, aku juga mau istirahat, kok! Terima kasih ya sudah mengajak aku keluar!" jawab Qiana yang senang. Rheana mendorong kursi roda Qiana hingga tak terasa sudah sampai di koridor Rumah Sakit. Di sepanjang perjalanan, Rheana bercanda dan tertawa bersama dengan Qiana. Sialnya di tengah koridor, mereka malah bertemu Diandra yang rupanya sedang tugas di Rumah Sakit itu. Rheana sebenarnya malas tapi ia berhenti dan tetap menyapa Diandra. "Halo!" Rheana menyapa dengan ketus. Diandra menaikkan bibir kanan atasnya lalu menjawab, "Kalau males ya enggak usah nyapa daripada masang muka enggak enak dilihat kaya begitu!" Rheana menyesal karena sudah menyapa Diandra. Memang paling benar pura-pura tidak melihat saja p

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   [S2] Mencari Udara Segar

    Rheana mengeluarkan ponselnya lalu berpura-pura untuk menghubungi seseorang. Ternyata ia pura-pura menghubungi Zayn untuk mengelabui dokter itu. "Halo! Kak Zayn! Aku ingin melaporkan seorang Dokter ke kamu!" Rheana sengaja mengeraskan volume suaranya. Rheana yang melirik ke arah dokter itu melihat sang dokter tersentak seperti terkejut. Benar saja, setelah mendengar nama Zayn disebut, dokter itu langsung memanggil Rheana. "Nona, bisa kita bicara sebentar?" tanya dokter itu yang kelihatan gugup. Rheana tersenyum lalu pura-pura mematikan ponselnya. Dokter itu seketika langsung memberi izin dirinya untuk membawa Qiana keluar dari ruangannya. "Bukannya tadi kata Dokter tidak boleh, ya?" Rheana sengaja menggoda dokter itu. Terlihat dokter itu sedikit gelagapan menjawab pertanyaan Rheana. "Saya baru ingat kalau rekan saya mengatakan jika Nyonya Qiana ingin jalan-jalan sudah diberikan izin! Maaf

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status