Share

Halu

last update Last Updated: 2025-07-10 19:35:57

"QIA!"

Qiana mengerjap. Ia menatap sekeliling. Dan ternyata di sebelahnya sudah ada Jasmine dan Clara yang memasang ekspresi kebingungan.

"Kamu kenapa ngelamun sih?" tanya Clara heran.

"Tau ih. Tuh kamu ditinggal sama Pak Su karena kebanyakan bengong."

Qiana melihat ke arah Zayn. Dan benar kata Jasmine, pria itu sudah berjalan cukup jauh darinya. Jadi tanpa banyak buang waktu, Qiana segera mengejar pria itu sambil meneriakkan namanya.

"Kak Zayn?"

Pria dengan kacamata minusnya yang khas itu langsung berhenti, ia menoleh ke arah Qiana tanpa bersuara.

"Kak Zayn, makasih ya udah datang. Aku benar-benar sangat berterima kasih ke kamu." Ia menatap Zayn dengan wajah penuh rasa syukur. "Kalau kak Zayn gak datang dan gak nyaranin Pak Adi buat cek CCTV, pasti aku udah tamat."

Zayn menatap Qiana beberapa detik dan mengangguk. Hanya gumaman "hm" yang keluar dari bibirnya sebelum ia berniat untuk kembali pergi.

"Tunggu Kak!" ucap Qiana sambil meraih pergelangan tangan suaminya.

"Ada apa lagi? Aku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adfazha
mantan terindah Zayn yg murah pasti semangat bkin Zayn menjauh dr Qia nih... sabar Qia pya laki Gamon emang butuh cosplay jd sailormoon wkwkwkkk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   [S2] Bertemu Orang Lama

    Qiana setuju dengan menganggukkan kepalanya. Akhirnya mereka berdua berpelukan. Karena Qiana sudah bisa berpikir jernih, jadi Rheana rasa sudah waktunya untuk mereka kembali. "Kita balik, yuk, Kak! Takutnya nanti ada jadwal pemeriksaan Kak Qiana yang terlewat," ajak Rheana. "Iya, aku juga mau istirahat, kok! Terima kasih ya sudah mengajak aku keluar!" jawab Qiana yang senang. Rheana mendorong kursi roda Qiana hingga tak terasa sudah sampai di koridor Rumah Sakit. Di sepanjang perjalanan, Rheana bercanda dan tertawa bersama dengan Qiana. Sialnya di tengah koridor, mereka malah bertemu Diandra yang rupanya sedang tugas di Rumah Sakit itu. Rheana sebenarnya malas tapi ia berhenti dan tetap menyapa Diandra. "Halo!" Rheana menyapa dengan ketus. Diandra menaikkan bibir kanan atasnya lalu menjawab, "Kalau males ya enggak usah nyapa daripada masang muka enggak enak dilihat kaya begitu!" Rheana menyesal karena sudah menyapa Diandra. Memang paling benar pura-pura tidak melihat saja p

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   [S2] Mencari Udara Segar

    Rheana mengeluarkan ponselnya lalu berpura-pura untuk menghubungi seseorang. Ternyata ia pura-pura menghubungi Zayn untuk mengelabui dokter itu. "Halo! Kak Zayn! Aku ingin melaporkan seorang Dokter ke kamu!" Rheana sengaja mengeraskan volume suaranya. Rheana yang melirik ke arah dokter itu melihat sang dokter tersentak seperti terkejut. Benar saja, setelah mendengar nama Zayn disebut, dokter itu langsung memanggil Rheana. "Nona, bisa kita bicara sebentar?" tanya dokter itu yang kelihatan gugup. Rheana tersenyum lalu pura-pura mematikan ponselnya. Dokter itu seketika langsung memberi izin dirinya untuk membawa Qiana keluar dari ruangannya. "Bukannya tadi kata Dokter tidak boleh, ya?" Rheana sengaja menggoda dokter itu. Terlihat dokter itu sedikit gelagapan menjawab pertanyaan Rheana. "Saya baru ingat kalau rekan saya mengatakan jika Nyonya Qiana ingin jalan-jalan sudah diberikan izin! Maaf

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   [S2] Bagaimana Jika...

    Rheana terlihat bersemangat menanyakan hasil pemeriksaannya Qiana. Tapi Qiana sendiri belum tahu bagaimana hasil pemeriksaannya. Jadi dia berbicara apa adanya pada Rheana. "Entahlah, aku juga tidak tahu karena Zayn yang membawa hasil pemeriksaannya." Qiana menggelengkan kepalanya. Rheana berkacak pinggang dan wajahnya sedikit ditekuk karena kesal pada Zayn. "Bagaimana bisa Kak Zayn merahasiakan hal seperti itu dari Kak Qiana?!" Benar, harusnya Zayn jujur pada Qiana apapun hasilnya, pikir Qiana. Hal itu tiba-tiba membuat Qiana menjadi overthinking. "Bagaimana jika hasilnya jelek? Bagaimana jika penyakitku parah? Bagaimana jika aku tidak bisa disembuhkan? Bagaimana jika aku akan hidup menjadi orang cacat dan terus menyusahkan Zayn dan kalian? Bagaimana jika Zayn merahasiakan hasil pemeriksaannya karena aku memang sebentar lagi akan mati?" Qiana malah jadi ngelantur sampai ke mana-mana. Bahkan sampai berpikir jika ia tidak akan hidup

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   [S2] Kabar Dari RS

    Rupanya itu adalah telepon dari rumah sakit tempat Zayn bekerja. Zayn langsung merasa malas dan tidak enak karena dugaannya pasti benar jika ia mengangkat panggilan telepon itu. Zayn memutuskan untuk tidak mengangkat telepon itu dan memutuskan untuk memasukkan ponselnya ke dalam celananya lagi. Qiana yang tadi bertanya namun tak mendapat jawaban kembali mempertanyakan hal yang sama. Zayn pun menjawab jika itu adalah panggilan dari rumah sakit. Qiana marah karena Zayn malah mengabaikan telepon dari rumah sakit. Tentu saja Qiana langsung memberikan ceramah. "Bagaimana bisa kamu mengabaikan telepon dari rumah sakit? Bagaimana jika itu telepon yang penting?" omelnya. "Aku juga sudah menduga jika aku pasti dipanggil ke sana. Tapi aku tidak mau meninggalkanmu di saat seperti ini! Dokter lain kan ada juga!" jawab Zayn yang membantah layaknya anak kecil. Qiana merasa gemas karena ada juga saat-saat di mana Zayn bertingkah seperti itu. Qiana langsung mencubit kedua pipi Zayn. Qia

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   [S2] Please, Qiana! Ini Demi Kamu

    Zayn sampai berkeringat dingin hanya karena khawatir Qiana marah. Zayn berusaha menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Sedikit lebih tenang, Zayn memberanikan diri membuka mulutnya. "Untuk hasil yang lebih maksimal dalam pemeriksaan mengenai kondisi kamu, kamu mau kan mengikuti tes pemeriksaan yang lainnya?" Benar ternyata dugaan Qiana. Lagi-lagi ia dihadapkan dengan situasi yang tidak ia sukai. Tentu saja Qiana langsung menolak. "Tidak mau!" Qiana sampai melipat tangan di dada dan membuang muka. Zayn tahu jika ini akan sulit. Tapi tetap saja ia harus berusaha keras untuk membujuk istrinya. Bagaimanapun juga Zayn harus membuat Qiana setuju. "Ayolah Sayang, ini juga demi kesembuhan kamu! Apa kamu tidak ingin sembuh?" tanya Zayn yang berusaha untuk membujuk Qiana lagi. Rasanya sangat melelahkan jika Qiana harus melakukan tes lain lagi sementara ia sudah melakukan tes sebelumnya. "Apakah tidak cukup dengan melakukan tes ekokardiografi? Kenapa harus ikut tes yang la

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   [S2] Istri Tak Berguna

    Dokter itu menjelaskan jika ada hal yang perlu ditindaklanjuti secara serius untuk memeriksa keadaan Qiana. Karena jika tidak segera ditangani, mungkin akan menyebabkan kondisi yang serius. Dan pemeriksaan itu tidak bisa dilakukan dengan mata telanjang. Jadi harus dibawa ke tindakan lanjutan. "Saya menyarankan jika Nyonya Qiana harus melakukan Ekokardiografi," ujar sang dokter. Qiana bergumam pelan, "Ekokardiografi?"Karena Zayn juga khawatir melihat kondisi Qiana yang sebelumnya jadi ia merasa jika tidak ada salahnya untuk dicoba. Semoga saja dengan begini Zayn jadi semakin tahu mengenai kondisi istrinya. "Baiklah, Dokter! Jika memang harus seperti itu, saya tidak keberatan!" Zayn sangat nyakin. "Tunggu! Yang diperiksa kan aku? Kenapa kamu yang ambil keputusan?" Qiana menyela karena kesal. Zayn dengan gampangnya langsung membuat keputusan seorang diri tanpa menanyakan pendapat Qiana dan itu membuat Qiana kesal. "Sayang, aku mohon kerja samanya, ya? Kamu tidak mau di sini lama-

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status