Share

Mengejar Cinta Suami Dinginku
Mengejar Cinta Suami Dinginku
Author: CH. Blue Lilac

Kita Putus!

last update Last Updated: 2025-05-22 10:20:30

Suara desahan terdengar mengusik telinga gadis 23 tahun yang baru tiba di salah satu kosan mewah di Jakarta. Suara itu terdengar dari balik pintu, lembut namun penuh gairah. Mengusik seorang Qiana yang baru saja tiba di kosan mewah milik kekasihnya, Vero.

"Sayang... lebih dalam... Ugh..." Suara lelaki menyusul, dalam, berat, dan membuat darah Qiana terasa berhenti mengalir.

Tubuh Qiana membeku, nafasnya tercekat, matanya terbelalak sementara wajahnya mulai memucat. Dia tidak ingin mempercayai apa yang dia dengar, bahkan ia berharap jika dia salah. Akan tetapi semua harapannya runtuh dalam sekejap saat mengenali suara siapa di dalam.

"Vero— ahhh... terus Vero..." Suara perempuan itu tak salah lagi. Qiana mengenal suara itu. Suara Maya—sahabatnya.

"Iya, sayang. Aku akan buat kamu menjerit puas karena sentuhanku, "suara sang laki- laki kembali terdengar, lebih jelas dan begitu intim.

"Aahh... Ini milik kamu buat aku gila... Mnhhhm..." Suara helaan nafas mereka yang berpacu dalam gairah dapat di dengar dengan jelas oleh Qiana.

"Liang kamu juga sayang. Aah, rasanya nikmat sekali."

Bruuuk.

Totebag yang Qiana bawa terjatuh. Undangan cantik dengan nama "Qiana & Vero" berhamburan di lantai, terinjak oleh kenyataan pahit.

Napasnya mulai tersengal. Ingin rasanya tak mempercayai apa yang ia dengar. Tapi itu sia-sia. Dia tahu apa yang mereka lakukan di balik pintu itu. Dia tahu... dan dia hancur.

"Vero, lebih cepat! Aaah!"

"Sayang, sempit sekali... Milik kamu benar-benar sempit..."

Aarghh!

Tak sanggup lagi menahan, Qiana mengangkat tangannya dan mendorong pintu kosan yang tidak terkunci.

"VERO!" Qiana berteriak, ia mencoba untuk tetap kuat berdiri saat melihat kekasih yang amat dia cinta sedang bersenggama dengan perempuan lain. "Apa-apaan ini?!"

Vero— pria berkulit tan itu segera beringsut turun dari atas tubuh Maya selingkuhannya. Ia kaget sekaligus tidak menyangka jika Qiana akan datang secara tiba-tiba.

Q—Qiana?!" Vero tergagap, panik. "Aku bisa jelasin—"

PLAAAK

Satu tamparan keras mendarat di pipi pria yang setengah telanjang tersebut. Padahal dia baru saja mendekati Qiana untuk menjelaskan apa yang terjadi, tapi pukulan itulah yang justru ia dapatkan.

"Apa yang kamu lakukan, Vero? Selama ini kamu selingkuh?"

"Qia, tunggu! Dengar dulu—aku bisa jelasin semuanya!" ujar Vero buru-buru, mencoba menghampiri.

"Jelasin APA?!" bentak Qiana, menunjuk ke arah tempat tidur. "Aku gak buta! Aku juga gak tuli, Vero! Aku DENGAR SEMUA! Dan itu cukup jadi bukti!"

"Qia... dengar dulu! Tolong jangan marah-marah!"

"Jelasin apa, bangsat? Semua sudah jelas!" Qiana melirik Maya yang duduk meringkuk di atas ranjang dengan berbalut selimut tebal menutupi badannya. "Kamu— tega banget kamu selingkuh? Kamu lupa sebulan lagi kita nikah? LUPA?!"

Dengan wajah panik, Vero berusaha menyentuh tangan Qiana, namun di tepis secara paksa oleh perempuan itu dengan segera. "Jangan sentuh aku, bangsat! Kamu— aku gak nyangka kamu kayak gini!"

"Qia, aku sama sekali gak punya maksud jahat. Aku begini karena ada alasannya!"

Qiana menampar pipi Vero keras. "Selingkuh kayak gini kamu bilang gak jahat? GILA KAMU!" bentaknya di sela air mata yang terus mengalir. "Kita mau nikah, bangsat! Semua udah kita siapin, tapi kamu— kamu benar-benar gak ada otak! Brengsek!"

Qiana menoleh ke arah Maya, dia terlihat tak bergerak di posisinya walaupun wajahnya tampak panik. "Kamu juga!" Ia menunjuk ke arah perempuan itu, "kita temen, Maya. TEMEN! Kenapa kamu tega khianati pertemanan kita? Apa di dunia ini gak ada cowok selain Vero? Apa semua pria di muka bumi ini udah punah sampai-sampai kamu tega rebut pacar teman kamu sendiri?"

Perempuan berkulit putih itu benar-benar sangat murka. Ia menghampiri Maya dan menarik selimut yang dipakai untuk menutupi badan Maya. Aksi tarik menarik tak terhindarkan waktu itu.

"Qiana, please! Jangan!" tangis Maya.

"PEREMPUAN BRENGSEK! GAK TAU MALU! MURAHAN!" maki Qiana, menarik selimut itu dengan kasar.

"Qiana..." Maya menangis, berusaha mempertahankan selimut yang dipakainya.

"PEREMPUAN BRENGSEK! GAK TAU MALU! MURAHAN!" maki Qiana.

"QIANA! CUKUP!" bentak Vero sambil mendorong tubuh ramping Qiana hingga jatuh. "Maya gak salah! Kamu yang salah, Qia!"

Tubuh ramping itu terjatuh ke lantai. Qiana terperangah. Tubuhnya gemetar—bukan karena jatuh, tapi karena dikhianati dan kini... didorong oleh pria yang seharusnya menikahinya dalam sebulan.

"Kamu... dorong aku?" bisiknya lirih.

Vero terlihat bingung, tapi ekspresinya cepat berubah menjadi dingin. "Aku cuma gak mau kamu nyakitin Maya!"

Qiana menatapnya dengan tatapan tak percaya. "Kamu bela dia? Kamu belain selingkuhanmu?!" tanyanya pada pria yang bertahun-tahun ini ia temani dalam segala situasi. Entah itu senang atau sedih.

Vero menatap tajam. "Maya gak salah. Yang salah itu kamu."

"Aku? Kamu bilang aku yang salah? Kamu gak waras apa?" Qiana menatap Vero tak percaya.

"Iya!" Vero menunjuk ke arahnya. "Kamu terlalu jual mahal! Kita udah pacaran bertahun-tahun, tapi kamu gak pernah mau aku sentuh! Bahkan pelukan aja susah. Aku ini pria normal, Qia. Aku butuh keintiman. Ciuman. Sentuhan. Tapi kamu? Kamu sok suci!"

Qiana mengerutkan keningnya. "Apa? Jual mahal?"

"Aku ini pria normal, aku juga ingin merasakan ciuman, seks sama orang yang aku cinta, dan kamu—" Ia menunjuk ke arah Qiana yang mulai bangun dari posisinya terjatuh tadi. "Kamu gak bisa ngasih aku semua itu. Setiap aku minta cium atau sekedar pelukan kamu selalu menolak. Kamu terlalu sok suci Qiana."

Plaaak!

Qiana kembali menampar pria itu. Kali ini disusul beberapa pukulan di dada bidang Vero. "Ada perempuan yang ingin jaga kesuciannya kamu sebut sok jual mahal? Kamu itu benar-benar pria aneh!"

"Kamu itu yang gak normal karena menolak permintaanku. Kita ini pacaran, sepasang kekasih. Apa salahnya kalau aku minta 'itu'?"

Qiana mengangguk pelan. Sekarang dia paham alasan kenapa Vero selingkuh darinya. "Oh, oke. Kalau kamu mau minta seks, minta saja sama perempuan MURAHAN itu. Sana nikmatin aja perempuan itu sampai kamu puas!" Perempuan berkulit putih tersebut semakin emosi. Wajahnya memerah karena amarah yang tak terkendali. "Dan kita, mulai hari ini kita putus. Kita batalkan pernikahan kita!"

Vero menatap Qiana tak percaya. "Kamu yakin mau pisah dariku? Apa kamu tidak malu, hah? Semua persiapan sudah hampir 80%. Apa kata orang-orang kalau pernikahan kita batal?"

Dengan tatapan tegas dan tanpa rasa goyah, Qiana berkata, "Aku lebih memilih untuk menanggung rasa malu yang mungkin hanya sebentar ini, daripada harus menikah dengan pria brengsek tukang selingkuh seperti kamu!" Qiana mendorong Vero yang berdiri tepat di depannya dengan wajah angkuh. "POKOKNYA MULAI HARI INI KITA PUTUS!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Udy Mallysa
kita lanjutkan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Menemukan Bukti Kuat

    Diandra langsung berjalan mendekati Danu. Ia mendorong dada pria itu dengan kasar begitu jarak mereka hanya beberapa langkah. “Kamu harus tanggung jawab, Danu! Aku nggak bisa terus-terusan sendirian kayak gini!”“Jangan keras-keras!” Danu mendesis, buru-buru menarik lengan Diandra ke arah sudut yang lebih sepi. “Apa kamu mau semua orang dengar?”“Aku nggak peduli!” suara Diandra bergetar, hampir pecah oleh tangis dan amarah. “Aku gak bisa terus menerus ngejar Zayn untuk tanggungjawab!""Kenapa? Apalagi yang Zayn katakan?"Diandra menatapnya tajam, matanya memerah. “Dia ngancam lagi! Dia mau lapor ke polisi. Dan aku nggak mau masuk penjara gara-gara ini!"Dari kejauhan, Gilang mendengar cukup untuk menyatukan potongan teka-teki. Ia menahan diri agar tidak langsung maju, memilih bersembunyi di balik mobil lain sambil menajamkan telinganya."Ya itu kan karena kamu juga yang ngeyel! Aku udah bilang dari awal buat gugurin bayi itu!" tekan Dokter Danu penuh amarah. "Kenapa kamu nolak?!""Ya

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Mulai Panik

    Alis Diandra berkerut. “Maksud kamu?”“Semalam aku sudah ke kantor polisi.” Nada suara Zayn turun satu oktaf, dingin menusuk. “Aku sudah buat laporan resmi tentang pencemaran nama baik yang kamu lakukan. Jadi kalau kamu berani buka suara tanpa bukti, justru kamu sendiri yang akan jatuh duluan.”Wajah Diandra menegang. Matanya melebar, meski bibirnya berusaha tetap melengkungkan senyum sinis. “Kamu pikir polisi akan percaya?”“Kenapa tidak?” Zayn menatapnya lurus. “Aku punya rekam jejak bersih, karier, dan reputasi yang tidak bisa diganggu gugat begitu saja. Sedangkan kamu? Hanya seorang perempuan dengan isu kehamilan misterius yang belum jelas siapa ayahnya. Kamu kira orang akan membela siapa lebih dulu?”Diandra terdiam. Jemarinya mencengkeram rok kerjanya dengan kuat. Napasnya memburu, meski ia berusaha menyamarkan dengan tawa kecil. “Kamu terlalu percaya diri.”“Bukan percaya diri.” Zayn menggeleng pelan. “Tapi itu semua berdasarkan fakta. Jadi, kalau kamu mau main ancaman, pastika

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Ayo Ikut!

    Di ruang praktiknya yang tenang, Zayn duduk bersandar di kursi dokter sambil menatap layar ponsel. Suaranya terdengar lembut tapi penuh kewaspadaan ketika panggilan tersambung.“Rhea?”“Iya, Kak. Ada apa?” suara Rheana terdengar pelan di seberang, berbeda dari biasanya yang penuh semangat. "Kok tumben jam segini telfon? Gak sibuk?"“Lagi break sebentar. Aku pengen tahu, ada kabar terbaru dari tugasmu kemarin?” Zayn langsung to the point, nada suaranya tegas, seakan menahan cemas.Rheana menggigit bibirnya. Ia melirik buku catatan kecil di pangkuannya yang berisi hasil pengamatan dan gosip yang ia kumpulkan. “Ada beberapa hal sih, Kak. Tapi, untuk fix-nya, aku belum bisa cerita sekarang.”Alis Zayn mengerut. “Kenapa? Ada masalah?”“Bukan masalah, cuma takut salah. Aku butuh waktu buat pastiin dulu. Soalnya kalau aku cerita sekarang tapi ternyata salah, nanti malah bikin Kak Zayn tambah bingung”Zayn menghela napas panjang. “Rhea, kamu tahu kan? Situasinya gak memungkinkan buat nunggu t

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Menggali Informasi

    “Serius, Kak? Kamu beneran mau bantuin?” “Serius banget,” jawab Gilang sambil mengangguk mantap. “Aku bakal coba gali informasi. Kamu jangan khawatir.” Rheana menangkupkan kedua tangannya, hampir bertepuk girang. “Ya Tuhan, akhirnya… makasih banyak ya, Kak. Aku beneran seneng banget!” Melihat Rheana begitu girang, Gilang cuma bisa tersenyum kecil. “Heh, jangan seneng dulu. Perjuangan kita masih panjang. Tapi… liat kamu senyum kayak gitu, aku jadi tambah semangat deh.” Rheana mendengus, tapi kali ini tanpa marah. “Dasar gombal.” *** Siang itu suasana rumah sakit cukup lengang. Gilang berjalan pelan di koridor, matanya fokus pada sosok pria dengan jas dokter putih yang tengah sibuk menulis sesuatu di meja resepsionis. Dokter Danu. Dari luar, pria itu terlihat biasa saja—tenang, rapi, penuh wibawa. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda wajah bersalah seperti yang dibayangkan Rheana. Justru, senyum ramahnya sempat ia berikan pada salah satu perawat yang lewat. “Hm, beneran orang yang

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Bantuin Dong Kak!

    "Seseorang?" Alis Gilang berkerut. "Siapa?"Rheana mencondongkan tubuh, menurunkan suaranya. “Aku butuh info soal Dokter Danu.”Mata Gilang membulat. “Hah? Dokter Danu?” Ia spontan menegakkan punggung, jelas terkejut. “Rhe, kamu jangan main-main. Kenapa tiba-tiba bawa-bawa nama dia?”“Karena aku punya alasan kuat,” balas Rheana cepat. “Aku udah denger gosip dari orang-orang sekitar kosan Diandra. Mereka bilang, cowok yang sering keliatan sama Diandra itu Dokter Danu. Terus, aku juga nemuin beberapa postingan dan komentar yang bikin aku curiga kalau mereka dekat.” Rheana menggertakkan giginya.Gilang mengusap wajahnya kasar, ekspresinya berubah serius. “Astaga, Rhe. Kamu sadar gak apa yang kamu omongin barusan?”“Aku sadar banget.” Rheana menatapnya tajam. “Makanya aku butuh info dari kamu. Kamu kan kerja satu tempat ama dia, pasti pernah dengar desas desus tentang mereka kan?"Gilang terdiam, menatap meja sejenak, lalu kembali encar ke arah Rheana. “Kamu gak salah denger? Maksudku, in

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Pertemuan Khusus

    Begitu pintu kamarnya tertutup, Rheana menjatuhkan diri ke atas kasur. Plastik belanjaan asal ia taruh di meja belajar. Napasnya masih sedikit terengah, seolah habis lari maraton.“Astaga, hampir aja ketahuan Papa kalau aku lagi nyelidikin Diandra,” gumamnya pelan, menatap langit-langit kamar. “Kalau aku sampai keceplosan soal hubungan Diandra sama Dokter Danu, bisa gawat nih. Heboh pasti serumah."Ia bangkit setengah, meraih laptop dari meja, lalu menyalakannya. Begitu layar menyala, folder berisi screenshot-screenshot postingan Diandra langsung terbuka. Foto-foto Diandra dengan Danu, caption mencurigakan, dan komentar yang menguatkan dugaan.Rheana mengetuk bibirnya dengan jari telunjuk. “Kalau mau buktiin kedekatan mereka, aku gak bisa cuma andelin sosmed atau sekedar omongan orang-orang. Aku harus punya bukti nyata. Sesuatu yang gak bisa dibantah sama sekali.”Ia beranjak, berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Rambutnya diacak-acak frustrasi. “Gimana caranya? Masa aku harus ikuti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status