Share

Pasangan Serasi

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-27 20:52:41

Langkah Zayn mantap menyusuri koridor rumah sakit. Diandra berjalan di sebelahnya, sesekali mencoba membuka percakapan, tapi Zayn hanya menjawab seadanya. Pikirannya masih melayang ke ruangan dokter, terbayang wajah Qiana yang tadi menatapnya penuh tekad.

Mereka akhirnya tiba di kamar pasien. Zayn mengetuk pintu pelan lalu masuk.

“Selamat sore, Bu Ratna. Apa kabar hari ini?” sapa Zayn hangat sambil memeriksa grafik monitor di sisi ranjang. Diandra berdiri di sebelahnya, mencatat hasil observasi.

Bu Ratna, pasien paruh baya yang sudah beberapa hari dirawat karena komplikasi diabetes, tersenyum senang melihat dokter muda itu. “Ah, Dokter Zayn. Terima kasih sudah sering nengokin saya,” katanya ramah. Lalu matanya melirik Diandra sebentar. “Wah, sama suster siapa ini? Kok cantik sekali. Spek model."

"Ibu bisa saja." Diandra tersenyum manis. “Saya Diandra, Bu.”

Zayn hanya mengangguk sopan. Tangannya memeriksa lengan Bu Ratna, memastikan infus terpasang baik.

Namun tiba-tiba, Bu Ratna terke
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Siapa Yang Akan Bertahan?

    “Kalau ternyata kamu yang duluan leleh sebelum Qiana nyerah, terus kamu sendiri yang jatuh cinta duluan, gimana?”Zayn terdiam.“Gimana kalau Qiana udah keburu capek, udah nyerah... eh kamu malah baru sadar kamu butuh dia?”Zayn menatap kosong ke arah meja. Rahangnya mengeras, dan jemarinya menggenggam pulpen yang sedari tadi belum digunakan.Gilang melanjutkan, suaranya pelan namun menohok. “Orang kayak Qiana itu gak sering muncul dalam hidup. Dan kadang... ketika mereka pergi, mereka gak pernah mau balik lagi.”Zayn memejamkan mata. Hening menguasai ruangan selama beberapa detik. "Aku yakin sebelum itu terjadi Qiana yang akan lebih dulu menyerah."Gilang berdiri pelan. Ia menepuk bahu sahabatnya, lalu berkata, “Tapi kamu bukan cenayang yang bisa menebak apa yang akan terjadi ke depannya. Dan kamu juga gak bisa melawan Tuhan, yang paling bisa membolak-balikkan hati manusia."Tanpa menunggu jawaban, Gilang berbalik dan keluar dari ruangan, meninggalkan Zayn dengan pikirannya sendiri.

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Zayn Kembali Berulah

    Langkah Zayn terlihat begitu tegap saat ia menyusuri koridor rumah sakit pagi itu. Banyak hal yang sudah ia rencana hari ini, termasuk mengisi jurnal tugas. Beberapa rencana sudah tersusun rapi di otaknya dan siap untuk ia catat, hingga tiba-tiba suara akrab menyapanya.“Eh, Zayn! Selamat pagi!” seru Gilang sambil menepuk pelan bahu sahabatnya itu.Zayn mengerjap, seolah baru tersadar dari lamunannya. Ia melihat ke arah rekannya. “Hm."“Baru dateng? Yuk, ke kantin! Aku laper banget. Tadi pagi buru-buru berangkat sampe lupa sarapan.”Zayn berhenti melangkah. Matanya menatap Gilang beberapa detik tanpa berkata apa-apa. Lalu tanpa banyak pikir, ia meraih kotak bekal yang disiapkan Qiana dari dalam tas kerjanya.“Nih,” katanya datar, menyodorkan kotak bekal itu ke Gilang.Gilang mengerutkan kening. “Apaan nih?”“Makan aja!" Suara Zayn terdengar hambar, seperti tak ingin membahas lebih jauh.Gilang memandang Zayn, jelas bingung. “Ini bekal buatan Qiana? Kenapa malah kamu kasih ke orang lai

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Sakit Banget Kak

    "Unghhh..."Qiana tidak ingat sudah berapa lama ia tertidur. Tapi ketika ia bangun, dia sudah pindah ke sofa dan ada jas Zayn yang menutupi bagian depan tubuhnya.Ia bangkit dengan ekspresi bingung yang menggemaskan. Matanya mengedar ke sekitar guna mencari tau di mana Zayn berada.Tapi nihil. Ruangan itu sepi."Kak Zayn mana? Dia masih kerja ya?" gumam Qiana sambil mencari-cari ponselnya. Ia penasaran jam berapa sekarang."Hah? Jam 8 malam?!" Dia makin syok. "Ternyata aku tidur selama itu." Perempuan berkuncir satu itu bangun dari sofa dan berjalan ke arah meja kerja sang suami. Ia merapikan tugas-tugasnya sebelum teringat akan sesuatu.Makanan yang dia beli tadi."Donatnya gak ada? Apa udah di makan kak Zayn ya?" Ia tampak mencari-cari, hanya ada satu cup cake di dalam kotak. "Bagus deh kalau kak Zayn suka. Aku beli kan emang buat dia.""Tapi agak syok dikit karena Kak Zayn makan donatnya banyak juga."Ia merapikan rambutnya dan berniat untuk keluar mencari suaminya. Dia mau pamit

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Pasangan Serasi

    Langkah Zayn mantap menyusuri koridor rumah sakit. Diandra berjalan di sebelahnya, sesekali mencoba membuka percakapan, tapi Zayn hanya menjawab seadanya. Pikirannya masih melayang ke ruangan dokter, terbayang wajah Qiana yang tadi menatapnya penuh tekad.Mereka akhirnya tiba di kamar pasien. Zayn mengetuk pintu pelan lalu masuk.“Selamat sore, Bu Ratna. Apa kabar hari ini?” sapa Zayn hangat sambil memeriksa grafik monitor di sisi ranjang. Diandra berdiri di sebelahnya, mencatat hasil observasi.Bu Ratna, pasien paruh baya yang sudah beberapa hari dirawat karena komplikasi diabetes, tersenyum senang melihat dokter muda itu. “Ah, Dokter Zayn. Terima kasih sudah sering nengokin saya,” katanya ramah. Lalu matanya melirik Diandra sebentar. “Wah, sama suster siapa ini? Kok cantik sekali. Spek model.""Ibu bisa saja." Diandra tersenyum manis. “Saya Diandra, Bu.”Zayn hanya mengangguk sopan. Tangannya memeriksa lengan Bu Ratna, memastikan infus terpasang baik.Namun tiba-tiba, Bu Ratna terke

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Keteguhan Hati Qiana

    Zayn terdiam. Kata-kata Qiana barusan cukup ngena buatnya. Ia menatap wajah istrinya, berusaha membaca apa yang sebenarnya ada di balik sorot mata itu. Bukan hanya marah atau cemburu, ada sesuatu yang lebih dalam. Qiana menarik napas panjang, lalu menunduk sebentar sebelum menatap Zayn lagi. Kali ini matanya serius, tak ada lagi gurauan atau kelakuan jahil. Kak...” suaranya sedikit bergetar. “Aku tuh pernah nyesel banget dulu. Waktu sama mantan aku. Aku terlalu cuek, terlalu percaya, terlalu nganggep semuanya bakal aman aja. Padahal di belakang aku, ada orang lain yang deketin dia. Aku anggap sepele... aku pikir gak akan kejadian apa-apa.” Zayn memandangi Qiana, mulai menangkap maksudnya. Namun ia membiarkan Qiana melanjutkan. “Aku nggak ngelawan, aku diem aja waktu itu. Aku gak jaga apa yang seharusnya aku jaga. Aku nggak ngelindungin hubungan aku sendiri. Dan tau gak, Kak? Ujungnya aku mereka selingkuh diam-diam. Aku dikhianati, dan dia lebih pilih cewek itu.” Suara Qiana mulai

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Cegil VS Cegil

    Beberapa saat sebelumnya... Sebelum mengajak Zayn ke mesin kopi, Diandra sudah sempat melirik ke arah pintu UGD. Matanya tidak sengaja menangkap sosok Qiana yang baru turun dari motor dan berjalan masuk ke gedung rumah sakit, tentu saja sambil membawa kotak kue yang dihias pita kuning kecil. Senyum manis langsung tersungging di bibir Diandra. 'Pas banget. Kesempatan bagus...'Sore ini, entah kenapa, keinginan untuk menguji perasaan Qiana muncul begitu saja di kepalanya. Ia ingin tahu seberapa besar pengaruh Qiana di mata Zayn. Sekaligus, ada kepuasan tersendiri saat bisa membuat Qiana cemburu. Maka, dengan nada yang terkesan santai dan penuh perhatian, Diandra mengajak Zayn untuk minum kopi. Padahal di benaknya sudah terancang rencana kecil: tumpahkan kopi, bikin kedekatan seolah-olah terjadi tanpa sengaja, dan biarkan Qiana melihatnya. Begitu mereka berdiri di dekat mesin kopi, Diandra sengaja memperlambat gerakan, membuat momen itu seolah natural. Dan saat kopi sudah di tangannya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status