Share

Pecah Telor (02)

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-07 19:58:03

Zayn nyaris terjatuh saat Qiana tiba-tiba menggenggam pergelangan tangannya dengan erat. Pria itu refleks menahan tubuhnya agar tidak sepenuhnya menindih gadis yang masih tertidur itu.

“Qia…” bisiknya pelan, menatap wajah Qiana yang terlihat gelisah dalam tidurnya.

Gadis itu menggeliat kecil, menggenggam tangan Zayn semakin erat, lalu bergumam dalam igauan lirih.

“Mama... jangan tinggalin Qia sendiri! Qia mau sama Mama...” Suaranya nyaris seperti bisikan yang pecah penuh kerinduan, seperti anak kecil yang ketakutan kehilangan sosok satu-satunya yang membuatnya merasa aman.

Zayn tertegun.

Napasnya tertahan.

Ia menatap Qiana yang masih terpejam, namun wajahnya menunjukkan kegelisahan yang jelas. Alisnya berkerut, bibirnya bergerak seolah ingin menangis, dan genggaman tangannya semakin kuat, seolah-olah Zayn adalah satu-satunya pegangan dalam mimpi yang mulai mengabur itu.

"Mimpi buruk lagi, ya?" gumam Zayn dalam hati. Perasaan aneh merambat di dada Zayn. Sesuatu yang menyesakkan dadanya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Adfazha
Widihh Zayn kalap buka puasa apa bls dendam Zayn kna udh tertunda lama akhirnya bs puas dpt rapelan jatah bercocok tanam wkwkkk moga Zayn ttp bucin sm Qia ya gk oleng lg pas ketemu deket Diandra
goodnovel comment avatar
Diana Susanti
berbulan bulan di cuekin,,, tapi sekali nempel nggak mau lepas,,, dan sebenarnya berbulan bulan lalu dr Zayn nya ternyata menahan diri aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Momen Tengah Malam

    Aroma kuah kaldu bercampur natrium tercium di hidung Qiana saat gadis itu mulai membuka tutup cup mienya. Perempuan cantik itu mulai mengangkat garpunya. "Selamat ma—"Gerakannya terhenti ketika mendengar Suara langkah kaki mendekat, ia reflek menoleh. Dan ua mendapati Zayn berdiri di ambang pintu dapur, rambutnya sedikit berantakan, kausnya kusut.“Kamu kenapa di sini?” suaranya serak, jelas baru bangun.Qiana tersenyum canggung sambil menutup mulut yang masih mengunyah. “Laper,” jawabnya singkat.Zayn berjalan mendekat, lalu menarik kursi di sebelahnya. “Mie lagi?"Sambil meniup-niup mienya, Qiana berkata, "Darurat kak. Toh tadi sore aku gak jadi makan mie kan?"Zayn menarik salah satu tempat duduk tepat di hadapan Qiana. Ia menarik roti tawar yang masih tersisa dua potong di dalam bungkusnya dan ikut makan. "Dua minggu ke depan, kamu di larang makan mie dalam bentuk apapun. Oke!" titah Zayn mutlak.Qiana mendesah panjang lalu mengangguk. Dia bisa curi kesempatan makan mie di kantin

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   'Ganti Menu' (21+)

    Namun, sebelum sempat berdiri, jemari Zayn menahan pergelangan tangannya. Tarikan itu lembut tapi tegas, cukup untuk membuat tubuh Qiana kehilangan keseimbangan dan jatuh… tepat ke pangkuannya."Kak Zayn! Umphh..."Tubuh Qiana kaku sejenak saat merasakan bibir Zayn menyentuhnya, awal mulanya lembut, nyaris ragu, seolah memberi kesempatan untuk menolak. Tapi dalam hitungan detik, ciuman itu berubah menjadi lebih dalam, lebih intens, dan membuat napasnya terseret."Umppm... Mphmm..." Tangannya refleks menekan dada Zayn, berusaha mendorong, tapi entah kenapa tenaga itu seperti hilang. Dadanya berdegup terlalu cepat, pikirannya bercampur aduk antara ingin menjauh atau mengikuti ritme ini.“Ka—” suaranya terputus karena Zayn tak memberinya celah. Tangan besar pria itu melingkari punggungnya, menahannya erat, seolah takut Qiana akan pergi jika ia melepaskannya.Perlahan, ciuman itu melunak kembali, berubah menjadi sentuhan singkat yang membuat jantung Qiana makin berdebar tak karuan. Zayn m

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Kak Zayn! Tunggu!

    “Kak, kamu ngapain?”“Katanya capek,” jawab Zayn santai sambil jongkok di depan sofa. Ia menggenggam pergelangan kaki Qiana pelan, lalu mulai membersihkannya dengan handuk hangat. Gerakannya hati-hati, seperti sedang memegang sesuatu yang rapuh.Qiana menatapnya lama. Ada rasa aneh yang menjalar di dada, campuran kaget, terharu, dan tidak siap. “Kak, gak usah repot-repot! Aku bisa sendiri.”“Aku tau,” kata Zayn tanpa menatapnya. “Tapi aku mau. Kalau kamu terlalu capek buat ngurus diri kamu, biar aku yang lakuin.”Hening. Hanya suara kain handuk yang bergesekan dengan kulit yang terdengar. Setelah selesai membersihkan kaki, Zayn meraih tangan Qiana, mengelapnya dengan cara yang sama dengan handuk yang berbeda.“Udah,” katanya sambil tersenyum tipis, lalu menaruh handuk ke sisi sofa. “Sekarang kamu bisa rebahan lagi.”Qiana menelan ludah. Ada sesuatu yang berubah dalam sikap Zayn hari ini, dan itu membuatnya bingung, sekaligus takut untuk berharap.“Kenapa kamu ngelakuin ini?” tanyanya

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Jauh Lebih Baik

    Setelah beberapa saat hening di depan pusara, ditemani angin sore dan doa-doa dalam hati, Qiana akhirnya berdiri. Ia menatap batu nisan itu sekali lagi, lalu membisik pelan, “Aku pamit, Ma… Pa. Kapan-kapan Qiana ke sini lagi."Zayn ikut berdiri. Tangannya meraih tangan istrinya tanpa banyak bicara, menggenggam erat seolah tak mau terlepas lagi. Qiana hanya menoleh sekilas, lalu membalas genggamannya dengan sedikit ragu.Mereka berjalan pelan keluar dari area pemakaman. Langkah-langkah itu sunyi, tapi tidak lagi terasa berat. Qiana merasa seolah satu beban yang selama ini menekan dadanya telah perlahan-lahan terangkat. Hatinya… jauh lebih lega. Ada ketenangan baru yang belum pernah ia rasakan selama berbulan-bulan terakhir.Saat sudah di dalam mobil, dan sabuk pengaman terkunci, Zayn melirik ke arahnya. “Kita pulang?”Qiana mengangguk. “Iya. Terima kasih udah mau nemenin ke sini.”Zayn tidak menjawab dengan kata-kata, tapi ekspresinya hangat, lembut—dan itu cukup untuk menjawab semuany

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Pergi Ke Makam Mama dan Papa

    Zayn menoleh setengah, lalu kembali memandang ke arah langit. “Aku ambil cuti.” Qiana mengernyit. “Cuti?” ulangnya, sambil berjalan pelan ke arah balkon. “Tumben banget.” “Aku pengen nemenin kamu seharian ini,” balas Zayn pelan. Qiana ikut berdiri di sampingnya, menyandarkan tubuh ke pagar balkon. “Emang aku anak TK pakai di temenin?" Zayn menoleh cepat ke arahnya. Wajahnya datar tapi sorotnya beda. Ada kelembutan di sana. "Barang kali saja kamu mau pergi ke suatu tempat." Qiana menatap Zayn dengan ekspresi bingung. "Kamu ngajak aku jalan?" Zayn menaruh gelasnya di meja kecil di balkon, lalu menatap Qiana dengan mata yang lebih serius. "Maybe." Qiana mengerutkan keningnya. "Gak jelas." Pria itu memalingkan tubuhnya agar bisa berhadapan langsung dengan Qiana. "Apanya?" "Ya kamu kak! Kamu gak jelas! Sebenarnya kamu mau ngajakin aku jalan-jalan atau enggak!" "Kamu mau aku ajak jalan?" Qiana menatap Zayn dalam diam. Pertanyaannya sederhana, tapi entah kenapa membuat pikirannya

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Kepergok

    Zayn masih berdiri di samping Qiana, memperhatikan wajah istrinya yang tampak memerah lagi. Bukan karena marah, tapi lebih ke salah tingkah. Setelah beberapa detik hening, ia melirik piring kotor di wastafel, lalu tanpa banyak bicara, menggulung lengan kausnya. “Sini, aku bantuin cuci.” Qiana yang baru saja mengeringkan tangannya langsung menoleh cepat. “Loh, ngapain?” “Bantuin. Enggak boleh?” Zayn sudah mengambil posisi berdiri di belakangnya, tangannya bergerak mengambil satu per satu piring dan membilasnya di bawah air. Qiana mengedip pelan. Jarak mereka terlalu dekat. SANGAT DEKAT MALAH. Bahkan ia bisa merasakan dada Zayn nyaris menempel ke punggungnya. Setiap kali Zayn menghela napas, udara hangat itu menyentuh kulit lehernya yang masih sensitif. Sialnya lagi, Zayn bau banget. Bukan bau yang buruk, justru sebaliknya. Aroma tubuh Zayn yang khas, sabun mandinya yang segar tapi maskulin, dan sisa parfum yang entah kenapa masih nempel, semuanya menyatu jadi satu kombinasi yang s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status