Share

Tak Dianggap

last update Last Updated: 2025-08-01 20:53:10

Ruang auditorium kampus Nusa Bangsa perlahan mulai terisi. Suara denting alat peraga, bisik-bisik panitia, dan suara sepatu yang beradu dengan lantai marmer menciptakan atmosfer sibuk tapi tertata. Lampu-lampu sorot menyala lembut, dan layar proyektor menampilkan judul seminar:

“Deteksi Dini, Harapan Besar: Mewaspadai Risiko Penyakit Kronis Sejak Muda”

Zayn duduk di barisan depan, bersisian dengan beberapa dokter dari RS Bakti Nusa. Ia mengenakan ID card bertuliskan “Pemateri Utama” tapi wajahnya lebih banyak menatap ke arah pintu masuk ruangan daripada layar presentasi.

Beberapa menit kemudian, Gilang maju ke panggung sebagai pembicara sesi pertama. Ia menjelaskan dengan penuh semangat, bahkan sesekali menyelipkan humor medis yang membuat para mahasiswa tertawa. Rara, sang suster muda, membagikan brosur edukatif ke barisan peserta.

Qiana duduk di sisi sayap kiri auditorium, agak jauh dari Zayn. Wajahnya tenang, sesekali mencatat materi di buku kecilnya, sesekali menatap Gilang dengan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Adfazha
Emangnya cm km aja yg bs ghosting absen mangkir Zayn tuh Qia jg bs... hrsnya km cermati apa yg udh km sampaikan dg kehadiran bs menyelamatkan sdgkn km asyik klonin mantan tercinta yg pura2 skt abaikan tugas utama sbg dokter lalai hingga mertua tiada Qia merana berduka
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
materimu seharusnya ditujukan untukmu sendiri Zayn ...
goodnovel comment avatar
Tety Juniarwati Sa
author up nya dikit banget, Sejauh ini Alurnya dah bagus, tapi sedikit,. Masih kalah banyakan iklan yang panjang bedertik-detik, Mau buka bab iklan 2 dari 2, mau habis bab, ikalan vidio panjang,. Astaga, 🫢 Pokonya penuh effort baca Novvel di platform ini,....kalau gak ada cerita ini, dah mau muntah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Masih Peduli

    Vero malah makin nekat. “Cuma sebentar, Qia… aku cuma mau…” BRAK!! Tiba-tiba sebuah tangan menarik keras kerah baju Vero dari belakang. Tubuhnya terhentak mundur dan membentur mesin minuman keras—menimbulkan suara dentuman yang menggetarkan lorong. Dan di hadapan mereka berdiri seorang pria tinggi dengan mata menyala—rahangnya mengeras dan napasnya berat menahan amarah. ZAYN. BRAK! Tubuh Vero terbanting ke sisi vending machine. Botol-botol dalam mesin itu bergetar hebat, beberapa nyaris terjatuh dari raknya. Vero terkejut, matanya membulat saat melihat siapa yang menyeretnya. Zayn berdiri dengan napas terengah, matanya membara penuh amarah. Rahangnya mengeras, tubuhnya tegang seperti pegas yang siap meledak kapan saja. "Berani sentuh Qiana sekali lagi, aku tidak akan segan-segan mematahkan tanganmu!" suara Zayn datar tapi dingin, begitu tajam hingga membuat udara di antara mereka seakan membeku. Qiana berdiri membeku di belakangnya, masih menempel di dinding. Matan

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Semakin Berani

    Sementara itu, di sisi lain kampus—di gedung fakultas bisnis yang letaknya agak terpisah, Qiana sedang berdiri di dekat vending machine. Tangannya memegang botol air mineral. Raganya memang masih di sana, tapi pikirannya sama sekali tidak.“Akhirnya kita ketemu lagi."Suara yang sangat ia kenal muncul dari belakang.Qiana menoleh. Wajahnya langsung menegang.Vero berdiri di sana. Dengan hoodie hitam yang sedikit kebesaran, wajahnya yang dulu sering menatap Qiana dengan tawa, kini terlihat lebih serius. Tapi sorot matanya masih sama—penuh obsesis dan ambisi.“Ngapain kamu di sini?” tanya Qiana datar, tak ada sisa ramah-tamah. Sikap ketus gadis itu tak berubah sejak terakhir kali mereka bertemu beberapa bulan lalu.Vero mengangkat bahu, santai. “Mungkin karena kita berjodoh."Qiana memalingkan wajah. “Aku udah bilang beberapa kali! Jangan pernah temui aku lagi."“Tapi aku gak bisa pura-pura gak liat kamu, Qia,” jawab Vero pelan, tapi mantap. “Dan aku tau kamu juga belum sepenuhnya lupa

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Tak Dianggap

    Ruang auditorium kampus Nusa Bangsa perlahan mulai terisi. Suara denting alat peraga, bisik-bisik panitia, dan suara sepatu yang beradu dengan lantai marmer menciptakan atmosfer sibuk tapi tertata. Lampu-lampu sorot menyala lembut, dan layar proyektor menampilkan judul seminar:“Deteksi Dini, Harapan Besar: Mewaspadai Risiko Penyakit Kronis Sejak Muda”Zayn duduk di barisan depan, bersisian dengan beberapa dokter dari RS Bakti Nusa. Ia mengenakan ID card bertuliskan “Pemateri Utama” tapi wajahnya lebih banyak menatap ke arah pintu masuk ruangan daripada layar presentasi.Beberapa menit kemudian, Gilang maju ke panggung sebagai pembicara sesi pertama. Ia menjelaskan dengan penuh semangat, bahkan sesekali menyelipkan humor medis yang membuat para mahasiswa tertawa. Rara, sang suster muda, membagikan brosur edukatif ke barisan peserta.Qiana duduk di sisi sayap kiri auditorium, agak jauh dari Zayn. Wajahnya tenang, sesekali mencatat materi di buku kecilnya, sesekali menatap Gilang dengan

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Pergi Atau Bertahan

    Jasmine langsung mendecak pelan dan menyandarkan dagunya di telapak tangan, menatap Qiana dengan pandangan menggemaskan sekaligus menyelidik.“Aku tebak ya…” katanya dengan nada menggoda. “Kalian emang lagi berantem! Dan kayaknya belum ada niat baikan juga, apalagi dari pihak kamu.”Qiana mendesah pelan, tapi tidak menyangkal. Ia hanya menunduk sebentar, mengaduk es kopi yang tinggal separuh.Clara ikut menyahut, nada suaranya pelan tapi penuh kepedulian. “Qia… kalian tuh udah nikah. Berantem itu wajar. Tapi kalau dibiarkan begini terus kalian malah makin jauh.”Qiana mengangkat wajah, senyumnya tipis. “Coba kamu ada di posisiku dulu, baru deh bisa menyimpulkan aku pantas enggak buat bersikap seperti ini."Clara bungkam seketika. Ia tau hal pahit apa yang sudah ia lalui sama Zayn. Jadi dia langsung tak berkutik.Jasmine mengangkat alis. “Tapi masa sejak hari itu suami kamu gak ada perubahan sama sekali. Jadi lebih peduli misalnya?"Qiana mencibir kecil. “Ada. Tapi aku gak peduli."“Qi

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Bagaimana Kondisi Qiana?

    Mentari baru naik, tapi rumah sudah kembali sunyi. Qiana sudah berangkat lebih dulu ke kampus untuk menghadiri rapat persiapan seminar kesehatan fakultasnya. Ia memang dosen muda yang dikenal cerdas, dan seminar itu adalah acara besar yang selama ini ia siapkan bersama timnya. Zayn, yang biasanya paling susah diajak datang ke kampus istrinya itu, pagi ini malah sudah rapi sejak pukul enam. Jas abu tua, kemeja putih, dan dasi biru muda melingkar sempurna di lehernya. Bahkan rambutnya ditata lebih rapi dari biasanya. “Zayn?” suara berat Pak Atmaja, direktur utama RS Bakti Nusa sekaligus ayah kandung Zayn, terdengar dari balik pintu ruang rapat internal pagi itu. Ia tampak sedikit heran melihat putranya yang berdiri paling depan saat briefing tim dokter. Zayn menoleh dan tersenyum kecil. “Pagi, Pa.” "Pagi." Pak Atmaja menyapa dengan nada yang lembut namun profesional. "Besok kamu jadi pergi ke acara seminar?" "Kalau yang Papa maksud ke Kampus Nusa Bangsa, iya. Aku akan ikut." "Papa

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Konpensasi

    “Tapi kalau pada akhirnya kamu emang benar-benar nyerah dan pengen pergi dari hubungan ini, aku cuma berharap kita bisa jadi teman baik. Gimana? Kamu setuju kan?" Qiana menggigit bibir bawahnya. Air matanya hampir jatuh, tapi cepat ia tahan. Perlahan ia mengangguk, meski dalam hatinya belum sepenuhnya yakin. "Tentu aja Rheana. Itu— udah pasti." Rheana mengusap punggung tangan Qiana lembut. “Kamu kuat kok, Kak. Aku tahu kamu bisa bikin Kak Zayn nyesel udah nyuekin kamu dulu. Seperti janjiku sebelumnya, aku akan selalu bantuin kamu." Qiana tersenyum kecil, untuk pertama kalinya setelah hari yang berat. “Terima kasih, Rhe. Makasih udah ngasih aku saran.” Rheana mengangguk. “Sama-sama, Kak. Dan jangan khawatir, aku bakal selalu ada di pihak kamu.” *** Malam itu udara terasa agak dingin, angin dari sela jendela berembus pelan membawa suara dedaunan yang berbisik samar. Rumah terasa sunyi saat Zayn membuka pintu, hanya terdengar bunyi dentingan kecil dari arah dapur. Begitu masuk, ia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status