Share

Bab 12

“Aku enggak bisa.” Untuk kesekian kalinya, kata-kata yang sama kembali terlontar dari mulut Pandu.

“Berikan aku alasan yang bisa membuat aku paham akan pikiranmu itu!” seru Rosa mengeluarkan sesak di dadanya.

Pandu menatap Rosa yang tampak berantakan karena tangis. Ia tak terpengaruh, meski air mata Rosa terlihat jelas. Dulu, ketika Alina mengeluarkan air mata, hatinya tak tega, tetapi ia tutupi dengan keangkuhan. Apalagi saat itu Rosa merengek mengemis cintanya. “Sampai kapan pun, aku akan tetap di sini. Karena aku menunggu mereka kembali ke rumah ini!”

Rosa mendekat, menghujani pria itu dengan pukulan. “Mas, kamu jahat! Kamu enggak pernah menghargai aku. Aku istrimu, tetapi kamu perlakukan seperti orang asing! Di mana hati nuranimu?”

Pandu mengambil tangan Rosa yang berkali-kali memukul dadanya. “Iya, aku jahat! Aku berengsek! Dari dulu kamu sudah tahu kalau aku juga bajingan.” Dada Pandu naik turun mengeluarkan kemarahan yang telah lama tersimpan. “Seharusnya kamu sudah tahu, pr
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
aneh... hari gini yg ada orang2 tuh malah salut bila ada temen mrk yg sdh punya usaha sejak dini. malah sdh bbrp thn ini, bbrp sekolah swasta elit melatih siswa/siswinya utk menjadi enterpreneur dg berjualan di sekolah pada hari2 tertentu.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status