Share

Part 13

Alina yang melihat putrinya pulang dalam keadaan berantakan mendekat. “Ada apa, Sayang?”

Tangis Zea pecah. Dengan terbata-bata, ia menceritakan penghinaan teman-temannya yang baru saja dialami. Ini adalah pengalaman pertama Zea dihina di depan umum. Jika mereka membicarakan Zea di belakang, ia tak peduli karena Zea tak mendengarnya. Namun kejadian tadi siang cukup membuatnya bersedih, seakan dunia tak berpihak kepadanya yang tak salah apa-apa.

“Zea enggak mau sekolah lagi, Ma,” lirihnya dengan isak tak tertahan.

“Kenapa begitu, Sayang?” tanya Alina.

“Zea mau belajar di rumah aja sampai ujian kelulusan.” Tangis Zea menggema.

Alina terluka melihat putrinya bersedih. Ia masih ingat kapan terakhir kali putrinya menangis sekencang ini, tepatnya enam tahun lalu ketika meminta ikut dengan Alina. Sekarang, tangis itu muncul kembali. Alina menatap kantong plastik yang berisi dagangan putrinya. Semua tampak berantakkan dan tak layak untuk dimakan.

Walaupun Zea tak jujur, Alina mengerti alasan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
tanyalah dimana zea sekolah dan nama cafe tempat xian bekerja. katanya jaya tapi koq dungu. cuman pintar selingkuh aja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status