Home / Rumah Tangga / Menggoda Suami Majikanku / 25. Rencana Tersembunyi Harsa

Share

25. Rencana Tersembunyi Harsa

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-09-27 17:09:24

Happy Reading

*****

Merasa tak ada jawaban dari majikannya, Ardha pun berkata, "Biar saya buang kalau benda ini bukan milik Bapak."

Sang pembantu masih memegang benda tersebut dengan jijik, perlahan melangkahkan kakinya menjauhi sang majikan.

"Tunggu, Ar," cegah Harsa dengan tatapan mematikan. "Apa kamu tidak membersihkan tempat ini dengan benar?"

"Saya ... saya." Ardha menunduk, tangan yang tidak memegang celana dalam si pria mulai terkepal.

"Mengapa hal sepele seperti ini tidak bisa kamu atasi. Apakah aku terlalu lunak saat mempekerjakanmu?"

Aura menakutkan dari wajah si tuan mampu membuat Ardha sedikit takut. Khawatir jika rencana yang sudah dia susun dengan rapi gagal.

"Jawab, Ar. Jangan cuma menunduk dan memasang wajah ketakutan seperti ini. Aku tidak suka ada pegawai yang bekerja denganku tidak menjalankan tugasnya dengan baik."

Ardha mendonggakkan kepala, menatap Harsa dengan sebentar, lalu menunduk kembali. "Saya sudah membersihkannya, Pak. Tapi, mungkin saya kurang teliti da
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menggoda Suami Majikanku   142. Terus Berdebat

    Happy Reading*****Secara bersamaan, Elang dan Ardha menoleh ke sumber suara. Mereka mendapati Darma yang berdiri tegap dengan punggung tangan yang terbalut perban. "Mas, kenapa dia bisa keluar dari rumah sakit?" bisik Ardha pada Elang. Elang mengerakkan kedua bahunya ke atas. Dia melihat jelas tadi, keadaan Darma masih sangat lemah dan sepertinya tidak mungkin bisa keluar rumah sakit secepat itu. "Sepertinya, dia punya kekuatan super. Jelas-jelas tubuhnya begitu lemah, tapi tetap maksa keluar." Walau dirinya sendiri sangat khawatir dengan kehadiran Darma, tetapi Elang masih berusaha menghibur sang pujaan. Darma melangkah satu jengkal mendekati Ardha dan Elang. Lalu, dengan gerakan tangan yang cukup cepat, lelaki itu menarik pergelangan tangan sang pengusaha muda supaya menjauhi perempuan di sebelahnya. "Jauhi istriku!" peringat Darma, "Nggak pantas seorang lelaki sejati mendekati perempuan yang sudah berstatus sebagai istri orang." "Hei, dia bukan istrimu," bentak Elang. Tang

  • Menggoda Suami Majikanku   141. Terpecahkan

    Happy Reading*****Melati dengan cepat menyambar foto yang ada di tangan Elang. Lalu, secara teliti di menatap foto itu. "Nggak diragukan lagi, ini memang foto putriku yang hilang ketika masih bayi dulu," gumamnya. Air mata Melati mulai menetes tanpa terasa.Perempuan paruh baya itu menatap Elang dan Ardha yang cuma bisa terdiam. Keduanya melongo mendengar semua kalimat yang digumamkan perempuan paruh baya itu."Lang, Tante tanya sekali lagi. Apa kamu mengenal bayi yang ada di foto ini?" ulang Melati. "Nenek, foto bayi ini, kenapa mirip sama foto Za waktu masih kecil dulu," sahut si kecil yang ikut memperhatikan tangkapan layar foto di tangan Melati. Thalia makin penasaran. Dia terpaksa merebut foto bayi di tangan Melati dan memperhatikannya. Sementara itu, Ardha dan Elang malah terdiam. Entah apa yang mereka pikirkan saat ini. "Ar, beneran, deh. Foto bayi ini mirip Za. Mirip juga dengan wajahmu sebelumnya," kata Thalia. "Foto itu memang foto Zika ketika masih bayi dulu," sahut

  • Menggoda Suami Majikanku   140. Foto yang Sama

    Happy Reading*****Tangan kanan Ardha bergerak gemetar, memegang foto di tangan Melati. Sekali lagi, perempuan yang sudah melahirkan Zanitha itu mengamati foto tersebut. Lalu, mengambil ponsel yang ada di tasnya dan mulai menghubungi Elang. Melati cuma bisa menatap pergerakan anak angkatnya karena tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan. Makin lama, perempuan paruh baya itu makin tidak bisa membendung rasa ingin tahunya. "Ar, ada apa sama foto itu?" tanya Melati. Jelas, perempuan paruh baya itu yang kini penasaran. "Ma, tunggu Mas Awan datang, ya. Aku pasti jelaskan semuanya.""Kenapa mesti nunggu dia? Apa hubungannya sama dia?"Ardha menghela napas panjang. Tidak mungkin menceritakan apa yang menjadi keresahannya tanpa bukti di tangan. "Ma, Mas Awan punya bukti apa yang mau aku omongin. Kalau sekarang aku menjelaskan, takutnya Mama nggak percaya. Makanya, kita tunggu Mas Awan saja untuk kepastian semua.""Ar, mungkinkah ini berkaitan denganmu?" tanya Thalia. Ardha cum bisa meng

  • Menggoda Suami Majikanku   139. Kepastian Foto

    Happy Reading*****Melati mengarahkan pandangannya pada si anak angkat. Ekor matanya memutar, kentara sekali dia tidak menyukai sikap Ardha yang seperti tadi. Saat ini, Melati memilih mengangkat panggilan di ponselnya daripada menjawab omongan si anak angkat. Melihat nama sang suami, perempuan paruh baya itu yakin, ada hal penting yang ingin dibicarakan dengannya. "Ya, Yah," sapa Melati pada sang suami yang berada di seberang sana. "Ma, kamu sudah ketemu sama Darma?""Sudah. Kenapa?"Melati sengaja menghidupkan speaker di ponselnya, supaya Ardha juga mendengar jelas percakapan mereka. "Ada yang harus Mama ketahui terkait kesehatan Darma." Ada kekawatiran dari suara lelaki yang sudah membersamai Melati. Getaran kekhawatiran itu sangat terasa. "Ada apa dengan Darma, Yah?""Ma, anak itu baru saja keluar dari rumah sakit karena tumor ganas yang menyerangnya. Dia nggak akan bisa menerima kabar mengejutkan lagi. Papanya mengatakan, sebaiknya kita nggak membicarakan kematian Ardha deng

  • Menggoda Suami Majikanku   138. Foto Bayi

    Happy Reading *****Ardha menatap si mas yang sudah merebut foto dari tangan si adik. Sepertinya, perempuan itu mencari dukungan dari lelaki yang selalu menyayanginya itu. Mencoba memastikan jika pemikiran mereka sama. Elang pun menoleh ke arah sang pujaan, ketika tatapan mereka bertemu, lelaki itu menganggukkan kepala seolah mengatakan jika apa yang ada di pikiran Ardha adalah benar. "Aku cuma merasa jika foto ini mirip seseorang, Tan. Memangnya, siapa bayi ini?" Elang memberikan foto yang dipungut Ardha tadi. "Kita bahas foto itu nanti, ya. Tante mau hubungi papanya Darma dulu. Keluarga meeka harus tahu jika anaknya masuk rumah sakit. Jangan sampai kamu terbebani untuk menjaganya terus menerus." Tanpa menunggu jawaban Elang, Melati sudah menelepon keluarga Darma dan dalam hitungan detik, perempuan paruh baya itu sudah mengucapkan hallo pada lawan bicaranya di seberang sana."Kamu jemput anak manjamu sekarang juga di rumah sakit. Jangan sampai anakku tahu jika dia membuat ulah la

  • Menggoda Suami Majikanku   137. Foto

    Happy Reading*****Semua orang menoleh ke sumber suara. Melati bahkan tak percaya jika di hadapannya kini adalah sosok lelaki yang tadi terbaring lemah tak berdaya. Perempuan paruh baya itu terpaksa maju untuk menghalau Darma, mendekati Ardha. "Kembali ke ranjangmu, dia bukan istrimu," ucap Melati tegas. Tatapannya sangat tajam, sikap seorang ibu yang melindungi anak-anaknya dari ancaman serta bahaya. "Ma, dia istriku. Kenapa aku nggak boleh dekat-dekat dengan dia? Apa aku akan tetap diam jika ada lelaki yang akan merebutnya?" Suara Darma melemah bahkan wajahnya menunjukkan sejuta penyesalan. Matanya sayu, menatap Ardha yang diam dengan tangan berpegangan pada Elang. "Ingat yang Mama katakan tadi. Dia bukan Ardha istrimu. Ardha sudah meninggal sejak kamu mengatakan akan menikahi perempuan nggak bener itu. Kamu yang sudah membu ....""Ma," cegah Ardha disertai gelengan kepala. Melati menarik napas panjang, teringat nasihat sang dokter. Elang melepas pegangan tangannya, berbaik da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status