LOGINMalam hari datang saat mereka masih di tengah pegunungan. Ruyue terbangun karena merasa cemas, bisa saja kecelakaan itu muncul lebih cepat dari dugaan.
Lalu dari kejauhan, dia mendengar suara gemuruh yang samar. Angin malam yang dingin membuat bulu kuduknya meremang. “Hei, Hao Xuan.” Ruyue mengetuk jendela. “Aku di sini.” Hao Xuan menoleh ke samping, rambut panjangnya bergerak-gerak menabrak angin malam. “Apa kau mendengar suara gemuruh?” “Iya. Tapi mungkin itu binatang buas di tengah hutan. Biasanya memang begitu.” “Begitu, ya ….” ‘Benarkah bukan suara tanah longsor?’ Lin Ruyue melongok keluar. “Dengar, ya, Hao Xuan, kau harus membantuku kalau aku dalam kesulitan, apalagi kalau itu menyangkut keselamatan.” Ruyue berpesan lagi. ‘Aku benar-benar tidak tahu kapan aku akan mati dalam insiden ini. Tapi aku benar-benar ingin tetap hidup ….’ Hao Xuan mengamati gerak-gerik Lin Ruyue di dalam kereta kuda. Seperti bertanya-tanya kenapa gadis itu terlihat gelisah. Tidak ada manusia yang bisa memprediksi kapan bencana akan datang, meski sudah mengetahuinya pun, Lin Ruyue tetap tidak bisa memperkirakan kapan longsor batu itu akan menumbuhnya. Namun, tampaknya dia memiliki intuisi yang cukup tajam dan mampu memberinya sinyal untuk berhati-hati. Lin Ruyue membuka jendela lagi. "Hao Xuan!" "Aku di sini." "Perintahkan para pengiring pengantin untuk berhenti sekarang!" Lin Ruyue berseru. Hao Xuan mengernyit heran. Tidak memahami kenapa Ruyue meminta hal yang begitu aneh. "Percayakan padaku. Kalau diteruskan, kita hanya akan menemui bahaya!" Lin Ruyue melongok keluar dan berteriak, "Tolong! Hentikan perjalanan ini segera!" "Hah? Apa yang dikatakan wanita itu?" Lin Ruyue mendengar pembicaraan pengawal di depannya. "Dia ingin kita berhenti." "Apa-apaan? Bukankah kita sudah terlalu banyak menunda perjalanan? Terlebih di tepi tebing ini untuk berhenti? Tidak mungkin!" "Abaikan saja. Kita tidak punya kewajiban untuk selalu mendengarkannya." Hao Xuan terdiam. Lin Ruyue mengepalkan tangan. Dia mengasihani tubuhnya sendiri. Kenapa dia begitu kasihan? Kenapa tidak ada seorang pun yang memandang dirinya sebagai seorang putri yang akan menjadi menantu kekaisaran? "Hao Xuan …," Lin Ruyue bergumam pelan. "Katakan pada mereka. Akan ada bencana di depan sana. Kalau perjalanan ini diteruskan, kita hanya akan menunggu kematian saja!" Hao Xuan hanya mengernyit heran setelah mendengar penuturan itu, ia mendongak menatap bintang-gemintang dan bulan sabit. "Hao Xuan …, Aku tidak sedang bercanda." Setelah melihat ekspresi keras kepala itu, Hao Xuan segera melesat ke depan untuk mengingatkan mereka. Tapi jangankan didengarkan, dia hanya menjadi sasaran empuk untuk dirundung, dan diremehkan. “Kenapa juga harus mendengarkan bocan ingusan yang mencurigakan itu?" "Paling-paling dia sama bodohnya dengan wanita itu. Jadi kita biarkan saja." "Lagi pula langit cerah, bintang-bintang dan bulan nampak, tidak akan ada badai!" “Hao Xuan, aku ingin pergi dari sini. Bisakah kau bantu aku?” “Kenapa kau begitu panik?” “Bencana besar, yang bisa menewaskan semua orang akan datang dalam waktu yang sangat cepat!” Hao Xuan terdiam sejenak, “Kalau begitu bersiaplah, kita akan pergi.” Ruyue terdiam dengan ekspresi terkejut, “Kau percaya padaku?” “Apakah kau bisa berbohong dengan ekspresi penuh ketakutan itu?” Hao Xuan menatap kesal. “Naik ke kudaku, cepat.” Lin Ruyue menghela napas pelan. "Apa tidak apa-apa kalau aku mengabaikan mereka dan hanya menyelamatkan diri sendiri saja?" "Kau masih peduli meski mereka mengabaikanmu?" Hao Xuan kembali dengan wajah jengkel. Lin Ruyue mengangguk. “Mereka bisa melindungi diri sendiri.” “Tidak bisa, sekuat apa pun mereka, tak sampai satu jam, mereka semua bisa mati di sini!” Lin Ruyue berseru panik. Berdasarkan kalimat itu, Hao Xuan membuka pintu kereta kuda Lin Ruyue dengan paksa. “Keluarlah.” Lin Ruyue melotot tajam. “A-apa?!” “Tidak ada waktu untuk ragu, kan? Kita harus menyelamatkan diri sendiri dulu.” “Tapi mereka—” “Nyawamu jauh lebih penting.” Hao Xuan menarik tangannya, membuat Lin Ruyue secara refleks melompat ke atas kuda Hao Xuan. Kuda cukup terkejut karena beban yang tiba-tiba saja bertambah. Tapi Hao Xuan cukup cepat kembali mengendalikannya. Mereka berbalik dan melesat meninggalkan anggota pengantar. "Bagaimana dengan mereka, Hao Xuan?" Lin Ruyue berseru. Hao Xuan hanya diam. Hao Xuan tidak menjawab. Sayup-sayup mendengar seruan, "Tuan Putri melarikan diri!" Tapi dia tidak peduli. Yang dia pedulikan adalah nyawa gadis yang bersamanya ini. “Hao Xuan! Berhenti dulu!” Lin Ruyue hanyalah gadis SMA yang tidak bisa menyepelekan nyawa orang lain. Tapi Hao Xuan tidak begitu. Dengan kecepatan kuda yang berbalik meninggalkan rombongan, Lin Ruyue tidak punya waktu untuk memperingatkan mereka. Mereka akan mati kalau terus dibiarkan keras kepala. Tapi Ruyue juga bukan bisa melakukan sesuatu untuk mereka. Karena pada dasarnya, takdir kematian mereka, bahkan dirinya, sudah tertulis sejak dunia ini diciptakan. Dia mulai mengerti apa yang Hao Xuan lakukan untuknya. Dalam hal bertahan hidup, kalau merasa ragu sedikit saja, jangankan menyelamatkan orang lain, diri sendiri pun belum tentu bisa selamat. Dan bagi dunia ini, Lin Ruyue hanyalah anomali yang menentang takdir kematiannya sendiri. Tentu dia tidak bisa melakukan apapun. Sepersekian detik kemudian, suara gemuruh yang sebelumnya terdengar jauh, kini mulai memekakkan telinga. Hao Xuan membulatkan mata dan menoleh ke belakang. "Benar-benar ada bencana yang datang ….” "Terus lajukan kudamu, Hao Xuan. Jangan lengah." Lin Ruyue tetap fokus ke depan. Meski dalam hati merasa bersalah karena keegoisannya ini. Suara itu terdengar semakin keras. Hao Xuan menoleh ke belakang lagi. "Itu adalah tanah yang bergerak.” "Hah? Apakah longsornya memanjang?" Ruyue mulai panik. Bencana ini lebih buruk dari yang diduga. Siapa sangka justru akan memanjang hingga beberapa li. Padahal pikirnya hanya di satu titik saja. "Kau benar. Seluruh tebing di atas kita sepertinya akan runtuh. Tidak …, atau mungkin saja seluruh gunung ini akan hancur.” "Cepat, Hao Xuan!" "Tidak bisa. Kudaku sudah melebihi batas kecepatannya.” Langit mendadak dipenuhi gemuruh petir. Bintang-bintang dan bulan sabit dengan cepat tertutup awan gelap. Angin kencang mulai menerbangkan debu. "Kalau seperti ini tanah dan batuan longsor itu akan menyusul kita!" Ruyue berseru dan berusaha membuka matanya, dia merasa kepalanya sangat berat karena perhiasan, tapi tak ada waktu untuk melepas semua itu, dia harus memastikan tangannya memeluk Hao Xuan dengan erat agar tidak terhempas. "Tenanglah.” Hao Xuan menggeram, dia sedang berpikir bagaimana caranya menyelamatkan diri dari bencana ini. “Ruyue, bisakah kau merogoh sesuatu di balik ikat pinggangku?” Hao Xuan menemukan sebuah cara. “Hah? Apa?” Hujan deras turun, suara di sekitar teredam suara hujan dan angin yang melahap pegunungan. “Ada sesuatu semacam peluit di balik ikat pinggangku. Aku ingin kau mengambilnya dan meniupnya.” Hao Xuan berkata dengan suara lebih keras, terus fokus pada jalur di depannya. “K-kenapa tidak kau lakukan sendiri saja?” “Bodoh, tanganku tidak bisa meninggalkan tali kemudi.” Lin Ruyue yang sudah melingkarkan lengannya di pinggang Hao Xuan, mulai meraba tubuh bagian depannya, tangannya merogoh ikat pinggangnya untuk menemukan benda yang dimaksud. Dari sentuhan itu, Lin Ruyue bisa merasakan bahwa Hao Xuan memiliki tubuh yang kokoh dan otot yang padat. Tidak sulit untuk menemukan peluitnya karena tidak ada benda lain di sana. “Sudah kutemukan.” “Tiuplah yang kencang, itu adalah sinyal untuk meminta pertolongan.” “Ba-baik.” Lin Ruyue mulai meniupnya. Tanah bergetar semakin terasa. Dan tebing di belakang mereka mulai runtuh satu-persatu. Hao Xuan mengeratkan pegangannya pada tali kemudi, mencari jalan keluar. “Aku tidak yakin cara ini berhasil, Hao Xuan! Hujannya sangat deras!” “Diam dan tiup saja!” Hao Xuan berseru. Dia melihat selendang merah Ruyue yang melambai-lambai, lalu dia mengusap punggung kudanya. Lalu melepas pegangannya pada tali kemudi sambil berseru, "Berikan selendangmu padaku." Sementara tangan kanannya menarik selendang itu dari tangan Ruyue. Dengan gerakan cepat, dia mengikatkan selendang itu pada tubuhnya dan Ruyue. "Maaf, mungkin terasa tidak nyaman, tapi dengan begini, ada kemungkinan kita bisa selamat meskipun kecil." Hao Xuan tetap fokus pada rencananya. Ruyue menahan napas tegang. "Kecil, ya..., baiklah, aku percaya padamu." Satu detik kemudian, reruntuhan tanah dan batu berhasil menyusul mereka. ‘Sial, seharusnya aku tak memasrahkan hidupku pada orang lain.’Istana Kekaisaran Fuyue."Yang Mulia,"Feng Xin, seorang bawahan setia Yan Haoxuan berlutut dihadapannya begitu tiba."Bagaimana? Kau sudah bisa mengkonfirmasi berita itu?" tanya Yan Haoxuan.Seorang pria muda berusia awal dua puluhan yang berwatak tenang ini adalah tokoh utama pria dalam dunia ini. Dia tinggal di Istana Mingxiao dan memiliki bawahan terpercaya."Kecelakaan itu memang mengerikan. Bahkan tidak ada satupun yang selamat, Yang Mulia. Butuh satu minggu penuh untuk membersihkan jalurnya. Dan tubuh Tuan Putri Kedua Kerajaan Qing memang tidak ditemukan.""Saya menyusup di antara 300 orang yang dipekerjakan itu dan tidak ada satupun diantara kami yang menemukan tubuh Tuan Putri.""Beberapa dari mereka berpikir tubuhnya tergelincir ke bawah dan dimakan macan kumbang. Ada juga yang berpikir dia melarikan diri.""Tapi menurut saya yang kedua ini sangat tidak mungkin, karena dapat dipastikan Tuan Putri tergelincir dengan Anda saat bencana itu terjadi. Lalu dia terpisah begitu saja
Dia sedang duduk di depan meja rias—sekarang telah benar-benar manjadi meja rias. Sambil menjajal perias wajah yang baru saja di belinya.“Kau menghabiskan semua uangmu.” Jiu'er memperhatikan Lin Ruyue dari meja makan. “Menurut yang kudengar di kedai teh tadi, seharusnya pihak kerajaan tidak akan membatalkan pernikahan itu.”Lin Ruyue menatap pantulan dirinya di cermin setelah memakai perias wajah. "Kau mengkhawatirkan gaun dan perhiasan pernikahanku? Lagi pula mereka bisa membeli dan membuatnya berulang kali. Baju merepotkan itu hanya bisa menjadi sampah kalau tidak dijual.”Jiu'er tidak menjawab, dia juga tidak begitu penasaran.Lin Ruyue menarik napas panjang, kemudian berbalik menatap Jiu'er dengan 'wajah' barunya. Dia tersenyum hangat. "Jiu'er, sebenarnya dulu, aku tidak bisa melakukan banyak hal yang ingin kulakukan. Dan aku tidak seboros dan semanja yang kau dengar. Maukah kau memercayai?"Jiu'er terdiam. Lebih tepatnya, dia bertanya-tanya apa yang dilakukan wanita yang kini te
Lin Ruyue duduk di meja rias—meski bukan meja rias sungguhan, setidaknya cermin perunggu di atasnya membuat meja ini memenuhi kualifikasi meja rias.Dia mengusap rambutnya yang berwarna kemerahan, menatap pantulan dirinya di cermin."Kau jadi seperti orang Kerajaan Jiang." Jiu'er berkomentar sambil melipat lengan di depan dada.Lin Ruyue menatapnya dengan ekspresi kesal. "Aku ingin menghindari masalah dengan cara menyamar." Dia menghitung perhiasan emas yang dibawa di kepalanya saat keberangkatan."Aku ingin menjual barang, aku butuh sesuatu yang lebih berguna dari pada emas-emas ini." Lin Ruyue berdiri."Ikuti aku.” Jiu'er tidak tertarik untuk mencampuri urusan Ruyue. “Terima kasih.” Lin Ruyue menyeringai lebar.Jiu'er menghela napas panjang. "Kau benar-benar wanita yang aneh. Apa kau benar-benar Lin Ruyue yang dirumorkan itu?" Dia berjalan menyusul Lin Ruyue."Yang dirumorkan banyak orang itu memang aku. Tapi aku yang sekarang mungkin sudah semakin berbeda dari yang dirumorkan." Li
Sejak kecil, Lin Ruyue adalah gadis yang tidak pernah menonjol di bidang apa pun. Baik itu sastra, etiket, melukis, kaligrafi maupun musik, dia hanyalah orang kolot yang tidak pernah berhasil menguasai satu pun bakat.Tapi karena dia adalah putri sah Kaisar, dia tetap mendapat kehormatan meski hanya seorang Tuan putri yang gagal.Lin Ruyue berwatak keras kepala dan kekanak-kanakan, terbiasa dimanja membuatnya menjadi gadis paling bodoh di kerajaan. Tapi dia tetap Putri yang sangat disayangi Kaisar. Perlakuan sering dimanja itu juga membuatnya meremehkan semua orang.Berbeda dengan Kakaknya, putri dari seorang selir yang disayangi Kaisar, Lin Mulan yang mendapat julukan Bunga Paling Indah di Kerajaan itu, di penuh rasa kagum dan wawasan yang seolah tiada batas. Lin Mulan adalah satu-satunya orang yang baik padanya selain ibunya dan Baginda yang selalu memberikan apa pun yang dia punya.Tapi bagi Lin Ruyue, Lin Mulan baik padanya hanya untuk memberitahu bahwa dirinya jauh lebih baik.
Malam hari datang saat mereka masih di tengah pegunungan. Ruyue terbangun karena merasa cemas, bisa saja kecelakaan itu muncul lebih cepat dari dugaan. Lalu dari kejauhan, dia mendengar suara gemuruh yang samar. Angin malam yang dingin membuat bulu kuduknya meremang. “Hei, Hao Xuan.” Ruyue mengetuk jendela. “Aku di sini.” Hao Xuan menoleh ke samping, rambut panjangnya bergerak-gerak menabrak angin malam. “Apa kau mendengar suara gemuruh?” “Iya. Tapi mungkin itu binatang buas di tengah hutan. Biasanya memang begitu.” “Begitu, ya ….” ‘Benarkah bukan suara tanah longsor?’ Lin Ruyue melongok keluar. “Dengar, ya, Hao Xuan, kau harus membantuku kalau aku dalam kesulitan, apalagi kalau itu menyangkut keselamatan.” Ruyue berpesan lagi. ‘Aku benar-benar tidak tahu kapan aku akan mati dalam insiden ini. Tapi aku benar-benar ingin tetap hidup ….’ Hao Xuan mengamati gerak-gerik Lin Ruyue di dalam kereta kuda. Seperti bertanya-tanya kenapa gadis itu terlihat gelisah. Tidak ada ma
Beberapa saat yang lalu, Xiao Lianhua mati dan merasuki karakter figuran dalam sebuah novel.Novel itu terkenal dengan judul Pernikahan Putri Pertama, yang menceritakan kehidupan Putri Pertama Kerajaan Qing, Lin Mulan, yang menikah dengan Pangeran Ketiga Kekaisaran Fuyue, menggantikan adiknya, Lin Ruyue yang mati dalam perjalanan menuju pernikahannya.Tapi saat ini, karena dia masih hidup, bab Pertama dalam novel itu belum dimulai dan hanya tersisa beberapa jam saja hingga kematiannya.Dalam waktu sesingkat itu, Lin Ruyue bertekad untuk melarikan diri dari takdir tragis pemeran figuran yang mati demi memulai kisah asmara pemeran utama. Dia ingin melepaskan identitasnya sebagai figuran dan hidup menjauh dari alur novel asli, seolah-olah dia memang mati. Konflik Pertama dari seorang figuran: melarikan diri dari takdir tragis!Rencana pertama: berhenti di penginapan sebelum memasuki wilayah pegunungan.Rencana ini bertujuan untuk mencari seseorang yang tidak muncul di dalam novel dan me







