Share

Menikah Dadakan dengan Mantan Crush
Menikah Dadakan dengan Mantan Crush
Author: royaleyesmile

Prolog

Author: royaleyesmile
last update Last Updated: 2025-06-23 11:58:44

Dua puluh enam tahun …

Umur yang tepat untuk menikah. Pernikahan menjadi salah satu momen berharga yang ditunggu-tunggu. Tak jarang mereka rela mengeluarkan banyak uang untuk membuat pesta dan mengundang teman-temannya. Suasana resepsi yang menyenangkan untuk menjamu tamu undangan. Tak jarang mereka membuat sebuah permainan kecil-kecilan. Permainan melempar buket pernikahan.

Orang-orang percaya jika mendapatkan buket bunga dari seseorang yang baru menikah akan tertular, tapi berbeda dengan Kalila. Wanita berumur dua puluh enam tahun itu tidak tertarik dengan hal-hal berbau pernikahan.

“Ngapain balik? Ga ikut ambil buket?” tanya seorang pria yang duduk di kursi tempat menaruh barang-barangnya. Matanya menatap Kalila melalui gelas yang sedang diminumnya.

Kalila menggoyangkan kepalanya dengan perlahan. Dia tidak berniat menjawab pertanyaan pria itu dan lebih memilih memakan strawberry shortcake di piringnya. Tetapi pada akhirnya dia tetap menjawabnya dengan singkat. “Nggak semua orang pengen menikah.”

“Oh ya?” Pria itu melepaskan gelasnya. Tangannya bersedekap dada dan matanya mengawasi wanita berpakain merah muda itu. Tatapan si pria terlihat misterius tapi Kalila tidak mengira-ira.

“Heem.” Wanita itu memilih fokus memakan kue.

“Wahhh, selamat nona bergaun merah muda. Ditunggu pernikahannya. Kalau butuh master of ceremony bisa hubungi saya.”

Kalila menatap ke arah pelemparan buket. Teman baiknya mendapatkannya. Dia ikut senang tentu saja. Orang-orang itu lalu kembali duduk di meja tempat Kalila berada. Meja itu berukuran besar dan secara khusus telah dipersiapkan oleh Wening untuk seluruh teman-teman satu SMA-nya. Mereka saling bersorak-sorai untuk meramaikan suasana dan ikut senang bahwa teman mereka yang mendapatkannya.

Suasana meja itu terasa lebih ramai daripada sebelumnya. Mereka membahas tentang pernikahan, rencana masa depan, dan pencapaian masing-masing orang. Hanya Kalila yang tidak berniat untuk masuk ke dalam pembicaraan itu tapi algi-lagi namanya terseret.

“Kalau lo gimana, Kal?” Kalila menghentikan suapan ketiga strawberry shortchake yang ada di tangannya. Wania itu lalu menatap wajah-wajah penasaran di depannya. Dia menelan ludahnya dengan susah payah. Matanya melewati mata pria yang sejak tadi masih mengamatinya. Kalila menutup matanya seJonak lalu menatap orang-orang di sekelilingnya.

“Gue kan masih kuliah. Jadi, ya itu semua belum masuk dalam plan gue.” Kalila menjawab dengan santai dan tanpa gugup. Jawaban paling diplomatis yang bisa Kalila sampaikan. Dia tidak berniat memberitahu secara spesifik. Lagipula tidak ada pentingnya juga.

“Dibilang nggak usah nge-plan. Udah di-planning sama Allah.” Wening tiba-tiba muncul di belakang Kalila.

Wanita itu menatap Kalila dengan senyuman misteriusnya. Kalau bisa ditabok, Kalila sangat ingin menabok wanita di depannya saat ini juga. Hanya saja Kalila tidak bisa melakukan kekerasan di tengah pesta pernikahan, apalagi pemilik pesta itu adalah Wening sendiri. Wening juga sekarang sudah resmi menjadi istri orang.  Bisa-bisa Kalila mendapatkan bogeman dari suami Wening jika dia macam-macam.

“Muncul aja ini orang kayak Jelangkung.” Kalila nyinyir dengan mulut yang belepotan dengan krim. Dia mengambil tisu dan mengelap krim di sana. 

“Lo berdua kenapa nggak nikah aja sih?” Wening menunjuk Kalila dan Johan secara bersamaan. Pria itu, iya, pria yang dari tadi berbicara dengan Kalila ketika semua orang maju ke depan. Johan Karamian Naufal, si arsitek sukses.

“Uhuk uhuk …” Kalila terbatuk melihat kode dari Wening.

Johan secara tanggap menyodorkan air putih. Tetapi Kalila lebih memilih mengambil air putih dari tangan sahabatnya. “Mulut lo harus disuruh ngafalin akad juga harusnya,” lanjut Kalila setelah tenggorokannya merasa lega.

“Heh, cewek ye gue.” Wening membalas dengan sewot.

“Eh tapi bener loh kata Wening. Kenapa kalian berdua nggak bersama sekalian? Lo kan sendiri ya Kal, lo juga Jo. Kali-kali kalian berdua emang jodoh kan. We don’t know.” Tamara menanggapi ucapan Wening.

“Lo juga kan pernah suka sama dia.” Wening semakin memanas-manasi Kalila di meja tersebut.

“Cukup ya kawan-kawan. Dilarang membuka kisah lama. Semuaaaaaaa ituuu …” Kalila mengangkat kedua tangannya membentuk lingkaran besar dan kemudian menyilangkannya. “Masa lalu.”

“Bisa juga masa depan.” Wening menambahkan opininya dengan santai. Kalila beralih menatap Wening dengan sinis. Semua orang tertawa dengan ucapan Wening.

“Nggak ada masa depan. Apalagi sama … dia.”

Kalila menunjuk Johan dengan amarah yang meluap-luap. Dia menaikkan wajahnya dan menatap pria itu dengan gaya angkuh.

***

Satu pesan DM di Instagramnya membuat Kalila mengernyit dengan heran. Pesan itu memberikan tekanan yang besar dalam dirinya. Dia lalu menutupnya. Sesekali dia melirik ke ruang keluarga yang berada di depan kamarnya melalui celah kecil pintu. Dia membaca pesan itu kembali.

Johan Karamian: Lo mau nggak nikah sama gue?

Kalila menghembuskan napasnya. Dia mengelap keringat yang muncul di tangannya, kalau gugup tangan Kalila terasa basah. Otaknya berusaha mencerna apa yang terjadi saat ini. Tubuhnya juga sudah bereaksi dengan semestinya. Jantungnya pun ikut meramaikan suasana.

Johan itu tidak pernah menyukainya, lalu mengapa pria itu tiba-tiba mengajaknya menikah?

Kalila Araninda: Oke, ayo nikah ….

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikah Dadakan dengan Mantan Crush   64. Keputusan Final

    Kalila menyiapkan seluruh kebutuhan Jean dan Jenita untuk pulang ke Indonesia. Pada akhirnya karena Kalila merasa khawatir dengan kedua anaknya, dia akhirnya mengambil cuti. Lagipula Rakoma dan Evania juga tidak mengetahui di mana rumahnya, lebih baik dia juga ikut pulang bersama Jean dan Jenita.“Mama aku nggak sabar banget ketemu nenek sama kakek.” Jenita membawa bonekanya dan duduk di depan Kalila yang baru memasukkan pakaian ke dalam koper.Wanita dengan celana pendek, kaos oblong, dan rambut yang dicepol ke atas itu terlihat capek dan lelah tapi melihat anaknya yang lucu membuatnya mengurungkan niat untuk marah.“Iya, nanti kalau udah sampai Indonesia kamu bisa kok ketemu mereka ya.”Kalila mengambil setumpuk celana Jean ke dalam koper. Kalila sudah memperkirakan bahwa dia akan membawa dua koper karena barang-barang kedua anaknya cukup banyak. Dia juga harus membawa berbagai macam oleh-oleh untuk kedua orang tuanya. Sudah lama dia tidak pernah bertemu dengan mereka. Dia pun baru

  • Menikah Dadakan dengan Mantan Crush   63. Perundingan

    Malam-malam telah berlalu hingga hari berikutnya berputar dan berputar. Seorang wanita dengan tubuh lesu dan lemas pulang dengan kecapekan. Namun, sebelum masuk ke rumah dan membuka pintu, wanita itu berusaha untuk mencari perasaan semangatnya dan bersiap dengan sikap ceria untuk bertemu kedua anaknya.“Selamat malam saudara-saudara!” Wanita itu melebarkan tangannya dan gadis kecilnya langsung berlari dan merangsek ke pelukannya, sedangkan anak laki-lakinya hanya melihat dengan datar dan terlihat kesal dengan wanita itu. “Jean, kamu kenapa?” tanya wanita itu.“Mama masih keinget pulang?”Wanita itu lalu tersenyum dan mengeluarkan satu buku astronomi yang paling disukai oleh Jean. Laki-laki kecil itu mengambilnya dengan gengsi dan bernapas dengan berat hati. “Mama itu jangan kerja terus, aku nggak punya waktu jadinya buat nanya-nanya. Tapi aku kangen mama kok.” Jean berhampur memeluk mamanya. Sebenarnya dari Jean atau Jenita, Jeanlah yang paling dekat dengan mamanya. Jean akan terlihat

  • Menikah Dadakan dengan Mantan Crush   62. Pretty Life

    Tiga tahun yang terlewati dengan tidak mudah, semuanya berjalan dengan lancar setelah dua tahun yang lalu semua terlewati dengan indah. Hanya saja masa-masa kelam itu tetap tidak bisa terhapuskan dari ingatan Evania dan Rakoma. Mereka tidak ingin membahas kejadian itu sampai kapan pun. Bahkan menyebutkan saja mereka tidak ingin. Cukup masa-masa itu menjaga masa terburuk mereka.“Oke, kalian mau turun atau tidak anak-anak?!” teriakan Evania menggelegar di seluruh ruangan. Dua anak berumur tiga tahun muncul dan berjalan dengan mata sayu khas bangun tidur.“Bisa tidak mama kedua diam? Aku masih ngantuk.” Si kecil berbaju pink mengusap matanya dan merangkak ke sofa tempat Rakoma berada. Gadis kecil itu memeluk Rakoma seperti biasa. Pria itu sekarang menjadi penghuni tetap rumah yang disewa Evania dan Kalila. Setelah kejadian tiga tahun lalu, Rakoma akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama Evania.“Aku mandi dulu.” Sementara si anak pertama laki-laki itu lebih bisa bersikap dewasa dan man

  • Menikah Dadakan dengan Mantan Crush   61. Hidup dan Mati

    Pagi ini setelah Kalila menyelesaikan semua urusan rumahnya, perutnya mendadak sakit dengan nyeri yang hebat. Kelahiran anak kembar memang terkadang lebih cepat tapi Kalila tidak menyangka akan secepat ini, dia memegang pinggiran dapur dengan kuat dan perlahan berjalan ke kamar untuk mengambil ponselnya tapi kakinya sulit untuk digerakkan, napasnya tersengal-sengal. Perutnya sangat sakit. Dia merasakan air mengalir di kedua kakinya, ketubannya pecah. Kalila menjadi panik dan perutnya berkontraksi lebih cepat.Kalila hanya berharap ada orang yang dapat menyelamatkannya hari ini, tepat saat ini dia mendengar ada yang memencet sandi rumah. Kalila langsung memutar kepalanya dan menatap Evania yang baru balik dari swalayan. Di belakang Evania ada Rakoma. Pria itu lengkap dengan atribut olahraganya sambil menenteng beberapa belanjaan Evania. Bisa ditebak kalau Rakoma memang sengaja berolahraga di dekat daerah rumah sewa Kalila dan Evania agar bertemu dengan salah satu orang itu.“Kalll ...

  • Menikah Dadakan dengan Mantan Crush   60. Hari-Hari Menunggu Kelahiran

    Setelah Rakoma mengetahui keberadaan Kalila yang ada di Belanda, pria itu menjadi sering berkunjung ke rumah sewa Kalila dan Evania. Lagi-lagi setiap ketemu, kedua orang itu pasti akan bertengkar. Seperti hari ini, mereka ingin memasak makanan yang berbeda.“Udah gue bilang kita makan salad aja, salad buat atau salad sayur. Lebih sehat,” kata Evania memberikan ide. Kedua orang itu sedang berada di dapur dan ingin memasak bersama tapi sampai tiga puluh menit, Kalila hanya mendengarkan perdebatan mereka.“Itu ponakan gue ada dua ya, butuh asupan yang bergizi. Masak lo kasih makan makanan diet sih?” Rakoma tidak terima.“Lho ini tetep perlu ya sayur sama buah-buahan biar sehat juga ponakan gue. Lo tahu nggak kalau ibu hamil nggak makan-makanan kayak gini nantinya anaknya juga nggak kebiasaan. Udah lo nurut aja.”“Nggak.” Rakoma menghentikan tangan Evania yang ingin memotong buah-buahan. “Ini untuk camilan aja. Kita harus tetep makan-makanan berat. Biar gue bikin sop.”“Sop lagi?” Evania

  • Menikah Dadakan dengan Mantan Crush   59. He is ... and He Knows

    Kalila berada di Belanda tidak hanya mendapatkan beasiwa tapi juga sekaligus sebagai seorang peneliti untuk kampus yang memberikannya beasiswa ini sehingga dia dapat mengajukan cuti hamil. Mengingat Kalila sendang hamil anak kembar dan rawan akan kelahiran prematur, untuk itu Kalila mendapatkan cuti lebih awal. Dia sudah mengurus beberapa kerjaannya sebelumnya dan beberapa berkas yang diperlukan. Semuanya sudah selesai dan saat ini dia harus menyiapkan banyak hal selama di rumah yang mereka sewa. Evania sebagai sahabatnya dengan tenang membantu Kalila menyiapkan semua kebutuhan ibu muda itu.“Kal, ini semua butuh ya?” Ada pampers ukuran besar yang Kalila ambil dan saat ini memenuhi troli. Evania sidikit malu membawanya.“Ya iya. Persiapan haha.” Dengan susah payah Kalila berjalan mendekat.“Keknya lo harusnya di rumah aja deh. Biar gue aja yang belanja. Udah udah khawatir banget kalau lihat lo begini.” Evania sejujurnya suka nyeri kalau melihat Kalila jalan. Wanita itu sangat kesusaha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status