Share

episode 4

Author: FerBoy
last update Huling Na-update: 2021-07-05 10:14:31

Aku sangat terkejut saat itu, aku baru saja memeluk dia. Entah apa yang akan dia fikir kan saat ini, seakan aku ingin pingsan untuk menghilangkan rasa malu ini.

Dia menatapku serius, aku menunduk dan tentu saja tubuhku gemetaran. Aku berbalik badan lalu pergi meninggalkan dia tanpa berkata apa-apa. Dia menatap kepergianku, dan sempat menggaruk kepalanya dengan epresi bingung.

Aku kembali ke tempat parkir itu, aku menghampiri motorku dan mencoba menyalakannya. Tetapi, motorku tidak menyala. Aku sangat panik, aku terus mencoba menyalakan motorku, tetapi tetap tidak hidup. Cukup hampir setengah jam aku berusaha menyalakan, sosok lelaki dengan motor dan pasti orang yang sama dengan waktu itu menghampiriku.

Aku menatapnya yang sedang menjalankan motornya untuk menghampiriku, lalu ia turun dari motornya dengan tanpa melepaskan helmnya. "Motornya kenapa lagi?" Ucapnya kepadaku, aku masih gemetar dengan apa yang terjadi tadi, tetapi dia bersikap seperti tidak ada apa-apa.

"Tidak tau nih, tidak mau menyala." Ucapku, dia mengangguk kepala dan memegang-megang motorku. "Ijin ya" Ucapnya, aku memundur dan menatap dia membenarkan motorku. Aku memandangnya dengan senyuman tipis. Betapa tampannya dirinya di mataku.

Setelah beberapa saat, dia berhenti dan menatapku. "Coba kamu nyalakan kembali motornya." Aku mengangguk, dia memundurkan posisinya dan mempersilahkan aku menyalakan motor. Motorku benar-benar berhasil diperbaiki, aku tersenyum dan berterimakasih kepadanya. Dia mengangguk dan kembali ke motornya. Namun, ketika dia baru membalikkan tubuhnya, aku memanggilnya sehingga dia berhenti dan kembali menghadapku.

Hati aku tiba-tiba berdetak cepat, bahkan dia membuatku tidak bisa berkata-kata. Sehingga aku lupa ingin mengatakan apa. "Aku boleh tau namamu?" Tanpa aku menunggu, dia langsung menjawab ucapanku. "Dito" Setelahnya dia pergi meninggalkanku.

Aku menatapnya pergi, dengan senyuman tipis di bibirku. Aku menjalankan motorlu sambil memikirkannya, dengan berharap tidak terjadi apa-apa kepadaku. Apa aku bisa meminta keindahan hari ini? Meski ada hal buruk yang menimpahku, bagaimana bisa aku mengatakan hari ini adalah hari yang buruk, jika aku mendapatkan pelukan pertamaku darinya.

Hari ini telah selesai, dengan hari esok yang datang membawa marahari cerah, entahlah... Tubuhku masih merasakan hangatnya pelukannya, dan wajahku yang memberikan senyuman manis kepada cermin di kamarku, memandang bahagianya diriku. Aku berdiri dan menuju kamar mandi, dengan riangan di mulutku. Namun, ketika aku hendak memasuki kamar mandi, suara Kak Elsa memanggilku tampak jelas. "El, ayo sarapan bareng Kakak."

Aku sangat heran, maka aku mengurungi niatku untuk mandi dan mengecek ruang makan. Setelah aku mengeceknya, tidak ada apa-apa disana. Hanya ada keheningan dan kekosongan. Aku sedikit bingung akan itu, tetapi aku lupakan dan melanjutkan untuk mandi.

Ketenangan dan keheningan sangat terasa jelas selama aku mandi, sehingga waktu mandi begitu cepat selesai. Aku memakai handukku dan keluar kamar mandi lalu memakai pakaianku. Aku sedikit kepikiran dengan kelas yang aku tinggalkan kemarin, meskipun dosen yang mengajar saat itu sedang tidak killer.

Aku berangkat ke kampus mengunakan motorku meskipun aku sadar ini masih terlalu pagi. Niatku sebenarnya untuk melihat dia secara jauh karena rasa maluku yang memeluknya kemarin.

Saat aku menjalankan motor cukup kencang, aku tidak sadar sehingga saat aku mengeremkan sepedah motorku, rem motorku tidak berfungsi. Aku sangat panik saat ini, karena kepanikanku, aku membawa motor dengan terus membelok kanan kiri. Sehingga aku menabrak pohon. Entah apa motorku akan rusak atau tidak, dengan kondisi motorku yang terdapat banyak lecet.

Aku bingung apa yang harus aku lakukan saat ini, sehingga tiba-tiba lelaki datang. Aku merasa sedikit kaget karena melihat itu ternyata Dean. Dia datang menghampiriku dan menanyakan keadaanku.

"El? Kamu sedang apa disini?" Tanya Dean kepadaku ketika dia baru membuka helm dengan motor yang berhenti tepat di depanku. "Motorku, gila!" Kesalku.

Dean turun dari motornya dan menghampiri motorku untuk memeriksa. Aku menatapnya yang sedang membenarkan motorku, tidak lama setelah itu, dia mengangkat motorku dan memperkirakannya di samping jalan. Dia mengecek kembali motorku sehingga akhirnya dia menatapku untuk membuka obrolan.

"Motor kamu udah parah sih, aku telepon montir ke sini yah? Nanti biar dia bawa motor kamu, tenang aman kok. Eh kamu mau ke kampus kan? Mau aku antar?" Ucapnya kepadaku. Aku hanya bisa menganggukkan kepala untuk membalas ucapanya.

Dia menelpon dan setelah itu aku menaiki motornya untuk memintanya mengantar aku ke kampus. Namun, aku meminta Dean untuk pergi ke cafe sebentar untuk mengobrolkan sesuatu. Tetapi tidak aku sangka bahwa aku dan dia mengobrol di cafe yang dekat dengan kampusku.

Setelah sampai, dia memarkirkan motornya dan duduk bersamaku di meja paling dekat dengan pintu masuk. Dia pergi untuk memesan terlebih dahulu setelah itu kembali ke meja.

"Bang Dean, yang menjadi fotografer saat pesta Kak Elsa bang Dean kan?" Dean mengangguk untuk membalas ucapanku, setelah itu ia membuka ucapan. "Apa kamu masih menyelidiki tentang kematian Elsa?"

Aku bingung menjawab iya atau tidak, meskipun sudah lama aku tidak menyelidiki kembali, tapi aku masih yakin bahwa pelaku sebenarnya salah satu dari mereka. "Masih."

"Aku mau menunjukkan sesuatu..." Dean membuka tas nya dan mengeluarkan laptop. Aku bingung apa yang akan dia keluarkan. Tetapi mungkin hal itu akan membantu penyelidikanku.

Dia menyalakan laptop dan membuka file. Setelah itu dia memperlihatkan foto tentang bang Bobby. Betapa terkejut aku melihat foto bang Bobby dan Kak Elsa bercium bibir.

"Maksud Bang Dean apa?" Ucapku yang tegas. Aku memfokuskan mataku kepada Bang Dean untuk memastikan apa yang aku tanyakan. Meskipun mungkin itu benar, aku mencoba memastikan kepada Bobby.

"Aku tidak bermaksud menuduh sih, tapi kamu perlu menyelidiki Bobby, Mega, Fitria, sama Reni. Entah kenapa aku rasa hanya mereka yang mungkin melakukannya." Ucap Bang Dean yang matanya terasa serius. Entah apa yang ia ingin terapkan pada fikiranku, tapi aku rasa aku tidak boleh terlalu terbawa olehnya. Karena belum tentu dia bukanlah pelaku.

"Kenapa Bang Dean berfikir begitu?" Pertanyaan itu langsung keluar tanpa aku ingin ucapkan. Dia memundurkan pandangannya untuk menganti reaksi. "Tapi mungkin itu emang egoku saja, kamu tidak perlu terlalu peduli, sepertinya kamu juga harus mengikhlaskan kepergian Elsa." Entah apa yang diinginkan Bang Dean. Dia bertingkah menarik ulur egoku, memintaku untuk mempercayainya tampa harus mencurigainya.

Aku mendorong kepalaku ke depan, mendekatkan pandanganku kepadanya, "Aku tidak akan peduli dengan ucapan Bang Dean, aku ingatkan ke Bang Dean yah... Aku tidak perlu percaya pada siapapun, jika emang Bang Dean mau membuktikan berbagai hal silahkan, aku berterimakasih. Tapi untuk mengikhlaskan atas kematian Kak Elsa, aku rasa itu tidak mungkin." Aku tidak sengaja mengucapkan itu sedikit keras. Dan mungkin beberapa orang mendengarnya, setelah aku mengucapkan itu, tubuhku mengerakkan ragaku untuk pergi meninggalkan cafe ini.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Menikah Demi Mobil   Rencana Ica

    Lusy terbangun dari tidurnya, dia melihat kearah Haikal dengan pura-pura terkejut, "Ha-haikal?"Haikal langsung mendorong Lusy, Lusy terlihat bingung, namun dirinya harus berpura-pura marah."Apa yang kamu lakuin ke aku?" Ucapnya.Meskipun ada sedikit kecangungan dan kebingungan namun Lusy cukup bagus tentang ektingnya, dia berhasil membuat Haikal kebingungan, namun Haikal terus saja mengelak.Lusy mengunakan bajunya serta Haikal, lalu Lusy memperlihatkan minuman keras yang ada diruang tamu, melihat minuman itu Haikal tidak bisa bicara, dia menganggap mungkin dirinya memang benar-benar melakukan itu kepada Lusy.Haikal pasrah menuruti kemauan Lusy untuk bertanggung jawab dengan dirinya, namun Haikal menyuruh Lusy untuk tes mengunakan tespek.Hal hasil, tespek itu menunjukkan bahwa Lusy hamil, Haikal sangat terkejut dan bingung, matanya sangat merah serta kulitnya.Satu ming

  • Menikah Demi Mobil   Rencana Lusy

    Lalu Saskia membalikan badan serta masuk kembali kedalam taksi dan melanjutkan perjalanan mencari Lusy.Tiba-tiba hujan turun deras dengan malam yang dihiasi bintang, Lusy memegang pinggang dengan mencari tempat berteduh. Lalu Lusy bertemu dengan Dewi.Dewi hampir menabrak Lusy tetapi tertahan, dengan panik Dewi melepaskan helm dan menghampiri Lusy, "Kamu gapapa kan?"Lusy mengangukan kepala, dia melihat kalau itu ternyata Dewi, "Loh? Dewi?" Kagetnya.Dewi dan Lusy akhirnya memutuskan untuk pergi berteduh dihalte, Lusy dan Dewi mencoba mengobrol hal yang Dewi anggap serius."Lus ... Apa kamu yakin kalau anak yang ada dikandungan kamu anak Topan?"Lusy membalikan pandanganya, dia menatap Dewi curiga, namun Lusy menarik napas dan mengatakan, "Iyah ... Ini anak Topan, dia menghamili aku kemarin."Dewi memegang pundak Lusy dengan Lusy yang langsung mengangkat kepalanya menatap

  • Menikah Demi Mobil   Teror

    Topan sedikit terkejut, namun dia langsung berkata, "Apa kamu memeriksanya dengan benar?"Lusy sangat kesal dengan Topan yang tidak percaya kepadanya, "Dengar yah ... Aku adalah salah satu dari ribuan wanita yang tidak mau hamil diluar nikah Topan!" Bentaknya.Topan langsung terdiam mendengarnya, dia langsung mengangukan kepala dengan rasa menyesal, "Ma-maaf ... Aku gaada maksud buat ...""Gaada maksud?" Bentak dan potongnya."Gaada maksud apa? Jelas-jelas kamu kaya orang yang benar-benar berniat untuk melakukan itu!" Bentaknya.Topan sangat panik, "eh ... Yaudah, aku akan tangung jawab ...""Memang harus!" Bentaknya.Topan mengangukan kepala.Dewi mendengar kecil suara perdebatan mereka, namun entah kenapa Bayu terlihat senang mendengar hal itu.Tatapan Bayu terlihat tajam menatap Dewi dengan dekat namun Dewi tidak menyadarinya.Denga

  • Menikah Demi Mobil   Tespek

    Di sebuah tempat Nindi memasuki cafe tempat dia berkerja.Pak Herdi menghampiri Nindi yang baru masuk.Nindi menunduk dan mengatakan, "Ma-maaf Pak ... Saya terlambat," dengan nada gugup."Yaudah Gapapa, lain kali kamu harus bisa mengatur waktu agar tidak terlambat lagi," jawab lembutnya.Ica yang melihatnya sangat kesal, 'Igh, Pak Herdi hebat banget yah pilih kasihnya, giliran aku aja yang tepat pasti dimarahin lah hukum lah ... Enak banget yah jadi Nindi!' kesalnya.Vera melihat Ica sangat sinis, 'Aku yakin ini pasti si Ica sirik sama Nindi, Ihk ... Emang siapanya Pak Herdi sampe segitunya cemburu, Aha aku kerjain ah ...'Vera mendekat kearah Ica dan sengaja menyenggol kopi yang berada didekat tangan Ica."AGHH ..." Teriaknya."Eh ... Maaf-maaf ca ..." Sok merasa bersalah.Ica mengusap-usap tanganya mengunakan tisu yang tadi langsung dia ambil dit

  • Menikah Demi Mobil   Janji Jhon

    "Jhon ... Papah gak bisa banyak bicara kepadamu, Papah sedang dikejar-kejar oleh seseorang, Papah hanya ingin mengatakan sesuatu yang penting saja kepadamu, dan Papah dengar kamu sudah memiliki istri. Papah turut senang mendengar gosip itu, semoga kamu dan istrimu bahagia."Jhon sangat terharu mendengarnya, apa lagi dia tidak bisa menjawab ucapan doa Papahnya karena jujur Jhon tidak bisa bahagia dengan Saskia, malah ... Dia yang akan membuat hidup Saskia menderita. Jhon dengan wajah yang sedih menjawab, 'Gak mungkin Pah ... Jhon tidak mungkin bisa bahagia dengan Saskia, Jhon terpaksa harus menghancurkan hidup Saskia.' ucapnya dalam hati."Jhon ... Papah hanya ingin mengatakan kalau kamu bukan anak kandung dari Mamah, Mamah kamu belum tau tentang itu, tetapi yang jelas ... Papah menukarkan kamu dengan anak kandung Mamah kamu agar kamu tidak di ambil oleh Mamah kamu, apa lagi saat itu Papah tidak ingin berpisah sama kamu Jhon, Papah tidak

  • Menikah Demi Mobil   Papah Jhon

    Saskia sedih melihat perlakuan Jhon kepadanya, dia bangun dari duduknya dikasur dan melangkah kedepan ranjang.Saskia menidurkan dirinya dengan sangat terpaksa tanpa berani menatap kearah Jhon lagi, Jhon kembali tidur diranjang sendiri.Saskia sangat susah tidur, semua badannya kedinginan, ingin sekali dia berteriak menghembuskan napas kedinginan.Karena Saskia pusing dirinya sudah tidur, dia bangun dari tidur dan pergi ke balkon untuk menatap langit. Meskipun terlihat seperti tidak ada bintang, namun Saskia tau ... Bintang itu selalu ada diatas tanpa pergi kemana-mana.Namun karena wilayah sekitarnya saat ini sangat terang, bintang itu tidak bisa terlihat.Terlihat ada kursi disana, Saskia melangkah kearah kursi untuk duduk, dia bersandar ke pagar besi dengan hati yang cemas.'aku teringat kepada Lusy, apa dia baik-baik saja diluar sana ... Dia tidur dimana?' pikirnya, Saskia mengangka

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status