Share

kelima

Dinar masuk kamar utama, kamar dia dan Bagas.

"Kamu bisa menaruh pakaian mu di lemarinya Diana.

Maaf bajunya belum sempat di beresin. Apa kamu keberatan atau nanti akan aku belikan lemari yang baru untukmu". Bagas menjelaskan sambil berlalu ke kamar mandi setelah mengambil beberapa baju ganti di lemarinya sendiri.

Dinar masih diam, hatinya merasa kurang nyaman entahlah. melihat tumpukan baju Diana masih tersimpan rapi membuat hatinya sakit. rasa kangen dengan saudari kembarnya yang hampir 10 tahun tidak berjumpa, malah berita kematian yang mempertemukan mereka dalam keadaan berbeda dunia. Dinar menyesal sekali tidak pernah sekali pun menyanggupi keinginan kedua orang tuanya dan Diana yang sering mengajaknya pulang ke Jakarta.

Alasannya menerima pernikahan ini juga karena untuk menebus kesalahannya dan berterimakasih pada Diana karena sudah memberinya kehidupan baru yang lebih berwarna dengan penglihatan matanya.

Dinar akan berusaha menjaga kedua bayi kembar Diana, dan ingin mencurahkan kasih sayang kepada mereka sehingga kedua bayi itu tidak merasa sedih dan kekurangan kasih sayang.

Ia bertekad membuat mereka bahagia, walaupun dia tidak atau belum mencintai Bagas begitupun sebaliknya.

Bagas keluar dari bilik kamar mandi ketika Dinar masih asik dalam lamunan nya.

"Segeralah bebersih, setelah itu turunlah. nanti akan kuperkenalkan pada seluruh penghuni rumah ini. aku akan ke kamar anak anak dulu". Belum sempat menjawab, Bagas sudah pergi keluar kamar.

Huh, berat juga yaaa...

Semangat Dinar, kamu bisa...

Di Dapur keluarga Bagas, Mbok Sum sedang menyiapkan makan siang. menunya kali ini sayur sop, ayam goreng, tahu dan tempe goreng, sambel teri. menu kesukaan Bagas.

Lia dan Sita yang sudah menidurkan ke dua balita kembar ikut ke dapur membantu mbok Sum.

"Mbok, beneran deh Lia mau tanya? tolong dijawab ya mbok? tadi itu siapa? kok mirip banget sama nyonya Diana?" rentetan pertanyaan keluar mulus dari mulut Lia yang dari tadi dipendamnya.

"Kok seperti nyonya, masak beliau bisa hidup lagi? Ayoolah mbok jawab pertanyaan Lia.... " Lia merengek sambil mengerucutkan bibirnya. sudah setahun ini mereka seperti keluarga tinggal bersama di kediaman Bagas. Jadi melihat kedekatan mereka sudah menjadi kebiasaan.

"Mbok gak bisa menjawab pertanyaan mu Lia, nanti Bapak sendiri yang akan menjelaskan siapa beliau".

" Ayoo cepat bantu goreng lauknyabiar segera selesai sepertinya beliau sudah waktunya makan siang.

"Kamu Sita bisa siapkan buah nya ambil di kulkas, tolong kupaskan pepaya dan siapkan jeruk". perintah mbok Sum kepada Sita yang dari tadi juga agak melamun.

"Siap mbook". dengan agak malas keduanya segera melaksanakan perintah si mbok Sum, walau dengan wajah manyun karena ke ingin tahuan nya masih belum terjawab.

Mbok Sum tersenyum melihat keduanya.

Sementara dikamar Si kembar, Bagas melihat kedua balita lucu itu tertidur dengan begitu lelap. Raja tidur dengan memeluk guling kecil, jempol tangan mungilnya di emut di bibir. seperti minum susu. begitu damai. Bagas tersenyum, papa kangen kalian.

Dia mulai menciumi keduanya bergantian dengan hati hati.

"Papa bawa mama buat kalian, semoga kalian senang dan bahagia". Bagas berbisik. Walaupun bukan mama asli.

Dinar melangkah menuruni tangga menuju lantai 1, langsung menuju dapur. disana ada 3 orang yang masih asik dengan kesibukan masing masing.

" Siang semua, apa ada yang bisa saya bantu," Dinar menyapa penghuni dapur. semua menoleh.

"Nyonya gak usah repot, duduk aja Nya, bentar lagi siap kok". Mbok Sum tersenyum sopan.

Menarik kursi, dan duduk. Dinar mengambil sebuah jeruk dan mengupasnya.

"Mbok sudah lama ikut Tuan?" Dinar membuka percakapan sambil mata tetap fokus mengupas jeruk.

"Sejak tuan masih bayi Nya, Mbok Sum menjawab, tangannya dengan sigap mengambil mangkok sayur yang memindahkan sayur sop yang sudah matang ke mangkuk sayur, dan disiapkan di meja makan.

"Waah, lama banget mbok seumuran mas Bagas yaa".

Ok deh brati bisa mencari informasi tentang mas Bagas dari mbok Sum. batin Dinar sambil tersenyum.

Semua yang dilakukan Dinar dilihat oleh kedua pengasuh yang dari tadi hanya menyimak percakapan si mbok dan Nyonya baru ini.

Belum sempat Dinar menyapa kedua orang yang terbengong2 itu, Bagas datang menuju dapur dan menyapa semuanya.

"Selamat siang semuanya, apakah kalian sudah berkenalan?" Bagas mendekati Dinar dan dan duduk di sebelah kursinya. mengambil telapak tangan dan menggenggamnya.

"Perkenalkan ini ibu Dinara, istri baruku dan nanti akan menjadi ibu si kembar. Beliau adalah saudari kembar nyonya Diana. tolong perlakukan beliau dengan baik yaa".

Lia dan sita sukses mengangnga. mbok Sum tersenyum bahagia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status