Share

kelima

Author: daisy54
last update Last Updated: 2022-09-04 17:15:29

Dinar masuk kamar utama, kamar dia dan Bagas.

"Kamu bisa menaruh pakaian mu di lemarinya Diana.

Maaf bajunya belum sempat di beresin. Apa kamu keberatan atau nanti akan aku belikan lemari yang baru untukmu". Bagas menjelaskan sambil berlalu ke kamar mandi setelah mengambil beberapa baju ganti di lemarinya sendiri.

Dinar masih diam, hatinya merasa kurang nyaman entahlah. melihat tumpukan baju Diana masih tersimpan rapi membuat hatinya sakit. rasa kangen dengan saudari kembarnya yang hampir 10 tahun tidak berjumpa, malah berita kematian yang mempertemukan mereka dalam keadaan berbeda dunia. Dinar menyesal sekali tidak pernah sekali pun menyanggupi keinginan kedua orang tuanya dan Diana yang sering mengajaknya pulang ke Jakarta.

Alasannya menerima pernikahan ini juga karena untuk menebus kesalahannya dan berterimakasih pada Diana karena sudah memberinya kehidupan baru yang lebih berwarna dengan penglihatan matanya.

Dinar akan berusaha menjaga kedua bayi kembar Diana, dan ingin mencurahkan kasih sayang kepada mereka sehingga kedua bayi itu tidak merasa sedih dan kekurangan kasih sayang.

Ia bertekad membuat mereka bahagia, walaupun dia tidak atau belum mencintai Bagas begitupun sebaliknya.

Bagas keluar dari bilik kamar mandi ketika Dinar masih asik dalam lamunan nya.

"Segeralah bebersih, setelah itu turunlah. nanti akan kuperkenalkan pada seluruh penghuni rumah ini. aku akan ke kamar anak anak dulu". Belum sempat menjawab, Bagas sudah pergi keluar kamar.

Huh, berat juga yaaa...

Semangat Dinar, kamu bisa...

Di Dapur keluarga Bagas, Mbok Sum sedang menyiapkan makan siang. menunya kali ini sayur sop, ayam goreng, tahu dan tempe goreng, sambel teri. menu kesukaan Bagas.

Lia dan Sita yang sudah menidurkan ke dua balita kembar ikut ke dapur membantu mbok Sum.

"Mbok, beneran deh Lia mau tanya? tolong dijawab ya mbok? tadi itu siapa? kok mirip banget sama nyonya Diana?" rentetan pertanyaan keluar mulus dari mulut Lia yang dari tadi dipendamnya.

"Kok seperti nyonya, masak beliau bisa hidup lagi? Ayoolah mbok jawab pertanyaan Lia.... " Lia merengek sambil mengerucutkan bibirnya. sudah setahun ini mereka seperti keluarga tinggal bersama di kediaman Bagas. Jadi melihat kedekatan mereka sudah menjadi kebiasaan.

"Mbok gak bisa menjawab pertanyaan mu Lia, nanti Bapak sendiri yang akan menjelaskan siapa beliau".

" Ayoo cepat bantu goreng lauknyabiar segera selesai sepertinya beliau sudah waktunya makan siang.

"Kamu Sita bisa siapkan buah nya ambil di kulkas, tolong kupaskan pepaya dan siapkan jeruk". perintah mbok Sum kepada Sita yang dari tadi juga agak melamun.

"Siap mbook". dengan agak malas keduanya segera melaksanakan perintah si mbok Sum, walau dengan wajah manyun karena ke ingin tahuan nya masih belum terjawab.

Mbok Sum tersenyum melihat keduanya.

Sementara dikamar Si kembar, Bagas melihat kedua balita lucu itu tertidur dengan begitu lelap. Raja tidur dengan memeluk guling kecil, jempol tangan mungilnya di emut di bibir. seperti minum susu. begitu damai. Bagas tersenyum, papa kangen kalian.

Dia mulai menciumi keduanya bergantian dengan hati hati.

"Papa bawa mama buat kalian, semoga kalian senang dan bahagia". Bagas berbisik. Walaupun bukan mama asli.

Dinar melangkah menuruni tangga menuju lantai 1, langsung menuju dapur. disana ada 3 orang yang masih asik dengan kesibukan masing masing.

" Siang semua, apa ada yang bisa saya bantu," Dinar menyapa penghuni dapur. semua menoleh.

"Nyonya gak usah repot, duduk aja Nya, bentar lagi siap kok". Mbok Sum tersenyum sopan.

Menarik kursi, dan duduk. Dinar mengambil sebuah jeruk dan mengupasnya.

"Mbok sudah lama ikut Tuan?" Dinar membuka percakapan sambil mata tetap fokus mengupas jeruk.

"Sejak tuan masih bayi Nya, Mbok Sum menjawab, tangannya dengan sigap mengambil mangkok sayur yang memindahkan sayur sop yang sudah matang ke mangkuk sayur, dan disiapkan di meja makan.

"Waah, lama banget mbok seumuran mas Bagas yaa".

Ok deh brati bisa mencari informasi tentang mas Bagas dari mbok Sum. batin Dinar sambil tersenyum.

Semua yang dilakukan Dinar dilihat oleh kedua pengasuh yang dari tadi hanya menyimak percakapan si mbok dan Nyonya baru ini.

Belum sempat Dinar menyapa kedua orang yang terbengong2 itu, Bagas datang menuju dapur dan menyapa semuanya.

"Selamat siang semuanya, apakah kalian sudah berkenalan?" Bagas mendekati Dinar dan dan duduk di sebelah kursinya. mengambil telapak tangan dan menggenggamnya.

"Perkenalkan ini ibu Dinara, istri baruku dan nanti akan menjadi ibu si kembar. Beliau adalah saudari kembar nyonya Diana. tolong perlakukan beliau dengan baik yaa".

Lia dan sita sukses mengangnga. mbok Sum tersenyum bahagia.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   94

    " Gila, tadi benar Dinara yang kemaren kita bentak? Kenapa tadi dia jalan dibelakang bos? Apa yang terjadi? Hah" Seorang wanita mengamuk, ia mengoceh sendiri mengeluarkan kekesalannyaDia adalah Sari pegawai personalia yang sempat membentak Dinara ketika Dinara ijin untuk cuti waktu itu. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat hari ini. berbeda dengan Mayang, yang sejak awal mengetahui kalau Dinara adalah wanita yang sedang dekat dengan Bagas.Mayang geram, hatinya panas. Ia mengumpat dalam hati. Ia sudah tau kalau hari ini pasti terjadi, namun ia tidak menyangka akan secepat ini. Pensil yang ia pegang sampai patah dalam gengamannya" Mayang, kamu kenapa? Kamu tidak kaget dengan apa yang kita lihat tadi? Kamu sudah tau ya? Hah" Seorang wanita menyerang Mayang dengan pertanyaan bertubi tubi, Mayang tersadar dan langsung merubah ekspresinya menjadi biasa saja. " Oh.. Gak mbak, saya juga kaget kok beneran.. Ternyata bos kita sekarang sudah ada yang memikat hatinya.. Waah kita kalah

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   93

    Suasana di perusahaan langsung hening. Semua karyawan dan staf kantor melongo melihat rombongan yang baru saja melewati mereka. Bagas sudah mulai masuk kerja tapi masih menggunakan kursi roda. Istrinya, Dinara berjalan dibelakangnya. Ia mendorong kursi roda milik Bagas. Dinara yang merasa diperhatikan cukup risih namun ia bertahan.Tidak lupa dua orang pengawal berbadan kekar selalu berjaga disampingBagas masih dalam mode siaga karena masih banyak musuh yang mengincar keselamatannya. Keduanya sudah masuk kedalam kantor utama milik direksi. Bagas dengan perlahan pindah dari kursi roda kursi kerjanya. "Sayang, kamu disini saja temanin aku kalau bisa jadi sekretaris pribadiku" Dinara diam, ia membantu Bagas berpindah. "Kenapa ya tadi para pegawai melihat kamu seperti itu? Apakah mereka kagum dengan kecantikanmu? "Dinara paham apa yang dimaksud Bagas namun ia masih diam. Sekarang ia berada di kantor sudah tidak bekerja sebagai ahli gizi lagi. Bunda bilang sudah ada ahli gizi baru ya

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   92

    "Mama, papa, Ratu seneng banget akhirnya keluarga kita kumpul banyak lagi.. Ratu juga sekarang punya adek yang cantik.. Ya kan Naya? " Ratu menguyel wajah Naya yang tembam"Alhamdulillah ya dek kalau adek senang"Dinara dengan cekatan mengambilkan makanan kesukaan Bagas dan meletakkan piring berisi makanan penuh di meja depan Bagas langsung. Raja, Ratu sudah bisa mengambil sendiri perlahan dibantu mbok Sum dan Ayu. Giliran Naya yang diambilkan oleh Dinara. " Aku harus berpura pura baik baik saja di depan mereka, hanya istriku yang tahu aku hilang ingatan. Kalau berita ini tersebar tidak baik untuk keberlangsungan posisi saham di perusahaan" bagas mengunyah makanan dan berbicara dalam hati. Bunda datang, beliau datang bersama paman. " Nak, ada hal penting yang akan bunda bicarakan setelah selesai makan ini. Kalian berdua nanti kita bicara di ruang kerja Bagas. Karena ini hal yang sangat penting. Tentang keselamatan keluarga kita dan juga keberlangsungan perusahaanKeduanya menganggu

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   91

    "Mama... Mama Rara, Naya pulang.. " Suara cempreng Naya membuat Dinara kaget. Saat ini dia sedang melamun. Dengan masih mengenakan mukena ia bangun dari sajadah dan menghampiri Naya, anak angkatnya itu. Dinara tadi sedang sholat maghrib di kamar atas. Ia duduk lama di hamparan sajadahnya entah berdoa atau melamun. Ia tersenyum melihat anak kecil yang menganggapnya ibu sejak ia kecil. " naya sudah pulang?" Mama... Naya kangen deh, maa Naya mau cerita tadi Naya dapat teman baru namanya Farel.. Dia baik banget Ma, coba mama bisa ngantar Naya, nanti naya kenalin Ma" Naya dengan semangat bercerita tentang kegiatannya di sekolahNaya gadis yang pintar, ia pandai membaca situasi ia tahu mama angkatnya ini sedang sedih dan banyak pikiran jadi ia menjadi lebih cerewet untuk mengalihkan kesedihannya. " Ma.. Papa Bagas sudah pulang ya, tadi Naya mau ketemu tapi ada dua paman di depan kamarnya.. Naya gak berani masuk, besok saja".Dinara hanya mengangguk saja. Pikirannya belum sepenuhnya kem

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   90

    "Bagas kangen Diana bun, sudah lama walau gak ketemu seminggu ini kok rasanya seperti setahun yaa" Ia tersipu malu mengungkapkan perasaannya.Bunda yang tepat duduk disebelah Bagas sedikit kaget, beliau membelalakkan matanya ke arah pintu masuk ruang tamu dimana Dinara sudah berdiri bersama si kembar. Mereka semua melongo mendengar ucapan Bagas barusan. Bunda yang cepat tanggap langsung mencairkan suasana dengan memanggil kedua cucu nya"Eh cucu kesayangan princess sudah pulang, sini nak papa sudah balik dalam keadaan sehat. Sini mendekat nak, papa kangen katanya" bagas di sebelah pun ikut menoleh.Aura sumringah langsung terpancar ketika melihat kedua buah hatinya. Ratu yang pertama berhambur ke pelukan Bagas. Sedikit membuat Bagas terpentel ke punggung sofa, ia tertawa. "Pelan pelan dek, papa sampai terpental ini loo". Ratu masih membenamkan wajahnya di dada bidang Bagas, ia menangis tanpa suara."Papa, hik hiks.. Papa baik baik saja kan? Mana yang sakit? " ratu yang sudah menegak

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   89

    Suara kran air di nyalakan.. krucuk krucuk Ia menggosok tangannya yang tadi kotor terciprat kuah sayur ketika membantu rekan kerjanya di kantin ketika jam makan siang. Sejak pagi ia kurang fokus. Sebelum ia berangkat tadi bunda sudah memberitahu kalau Bagas akan landing hari ini. Bunda menyarankan agar Dinara libur dan menunggu dirumah untuk menyambut kepulangan Bagas. Namun Ia tidak mau. Perusahaan belum mengetahui posisi nya sehingga ia tidak ingin berbuat seenaknya. Apalagi beberapa hari yang lalu ia berselisih dengan bagian personalia. Jika ia seenaknya libur tentu akan memberburuk citranya di kantor. Lagipula ada sesuatu hal yang membuatnya ingin pergi ke kantor. Sesuatu yang penting. Ia mencurigai seseorang di perusahaan yang telah sengaja mencelakai Bagas ketika ia sedang dinas di luar.Deg deg deg deg... Suara detak jantung nya sampai dapat ia dengarkan sendiri. Dari tadi ia tak berani melihat ponselnya. Jadi sengaja ia matikan. Dok dok dok...Suara ketukan di pintu ruang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status