Setelah perkenalan singkat ke seluruh penghuni rumah semua melanjutkan aktifitas masing masing. Bagas masuk ke ruang kerja yang ada di sebelah kamar utama. Dinar mengikuti ke dua pengasuh panggil saja mereka Sus mulai sekarang. Dia merasa deg degan, rasanya seperti jatuh cinta untuk pertama kali. bahkan melebihi tatkala menikah kemaren. Pikirannya kemana mana. Bagaimana kesan anak anak ketika pertama kali melihatnya, apakah mereka akan bisa menerima Dinar, walaupun mata bisa dikelabuhi tapi hati dan perasaan tidak bisa bohong. ikatan batin ibu dan anak begitu kuat. Perasaan takut ditolak langsung menyergap. Jantung memompa keras, membuat dia hampir sesak nafas. panik. Dia menarik nafas panjang dan menghembuskan, berulang ulang untuk membuat badannya tenang. membuka pintu kamar balita raja dan ratu, pintu yang dihiasi striker imut ber gambar wajah kedua mahkluk paling imut didunia yang akan dilihat oleh kedua mata Dinar. menggemaskan batinnya. pintu terbuka, pandangan mata nya men
Pagi hari di rumah Bagas. Penghuni kamar itu menggeliat perlahan, badannya terasa lebih nyaman tidak seperti kemaren yang terasa remuk setelah acara resepsi. matanya menyusuri seluruh ruangan kamar. dia hanya sendiri, sang suami tidak tidur dikamar semalam. mungkin ketiduran di kamar sebelah. ruang kerjanya. Tidak masalah bagi Dinar, bahkan dia bisa tidur dengan nyeyak tanpa rasa canggung dan takut berlebihan. Segera membersihkan diri kekamar mandi dan turun menyiapkan sarapan pagi. "Sudah bangun?" suara bariton itu mengagetkan Dinar"Iya Mas. Hari ini sudah mulai masuk kerja ya?" lancar keluar dari mulut Dinar. "Iya, banyak kerjaan yang numpuk, harus segera ditangani. " kamu bisa berkenalan dengan sus dan sikembar.""Iya mas, hari ini mau bermain sama anak anak. juga belajar masak sama mbok Sum". Dinar antusias. Bagas tersenyum tipis. "Tolong suruh mbok Sum menyiapkan sarapan seperti biasa. nanti aku turun dan menyapa anak anak".Dinar mengangguk, segera turun ke lantai 1 did
Bagas sudah berangkat kerja, setelah membereskan perlengkapan makan Dinar berjalan menuju kamar utama. memasuki kamarnya, Dinar memandang sekeliling. banyak yang harus di benahi dari kamar mereka, agar suasana yang terlihat begitu kelam bisa berubah sedikit ceria. sementara dia akan menempatkan vas bunga tepat diatas meja rias untuk menghangatkan suasana. Dia berbaring di ranjang dan mengeluarkan handphone yang tadi di simpan di celana. Dia melihat kontak nama yang bagas sudah simpan barusan. tersenyum geli melihat ada nama "Suamiku" di pencarian nama kontak. klik edit, dia menggantinya menjadi "Mas Bagas". masih belum terbiasa dengan kata "Suami" untuk saat ini entah nanti. Dinar melihat akun IGnya yang diberi nama Dinara19, dengan akun baru tersebut Dinar masih belum pernah sekalipun memposting foto terbaru. followernya pun masih 2, yaitu mama dan papa. Dia memposting foto bunga yang barusan dia foto di taman depan. menambahkan caption "seindah bunga berbahagialah". Baru 3 hari
Dinar dan mbak Sita menunggu di luar ruang IGD. Setelah beberapa menit, Dokter yang menangani Ratu keluar ruangan. Segera Dinar berdiri dan bertanya kepada dokter tentang keadaan anaknya. Bagaimana dok? apa Ratu baik baik saja? Iya bu, Alhamdulillah adek Ratu anak yang kuat. dia sedang mengalami demam tinggi karena gigi yang akan tumbuh dan perubahan cuaca. kali sudah memberi obat kita lihat nanti semoga adek segera membaik. Adek sepertinya merindukan seseorang. mungkin ibunya. Dokter cantik itu sepertinya tahu dengan keadaan Ratu yang baru saja ditinggal pergi ibu kandungnya. bagaimana kalo tidurnya di temani dan dipeluk. Iya dok, terimakasih. ucap Dinar singkat. Beberapa menit kemudian Bagas sampai dengan sedikit berlari menghampiri Dinar. Bagaimana Ratu? Alhamdulillah baik mas, sudah dapat penanganan dokter. Semoga keadaannya segera membaik dan dipindahlan ke ruang inap. Alhamdulillah...mungkin dia kangen Diana.. Dia kalo sakit begini selalu ditemani ibunya. Dinar juga me
Di hari ketiga Ratu di rawat di Rumah Sakit, Dinar selalu berada di samping Ratu, segala keperluan Ratu, dia yang mengurus dibantu mbak Sita. Seperti pagi ini Ratu sudah terbangun sejak subuh, minta pipis dan gosok gigi. untuk mandi sementara hanya menggunakan handuk basah untuk menyeka tubuhnya. jarum infus hari ini sudah dilepas. Ratu sudah kembali ceria. rencananya hari ini bisa dijadwalkan pulang tinggal menunggu kunjungan dokter dan keputusan dokter di sore hati nanti. Sudah cantik, memakai baju baru yang bersih, makan pagi jatah dari RS sudah datang dan diletakkan di meja. Dinar dengan telaten menyuapi Ratu dengan bubur dan sup yang disediakan. walaupun sedikit rewel karena giginya yang baru tumbuh, namun anehnya Ratu dengan senang menerima suapan kasih sayang dari Dinar. "aak, pinternya adek Ratu, maam yang banyak yaa biar lekas sehat. bisa main lagi sama kakak". " mam... mam ma maa.." celoteh Ratu disela kegiatannya mengunyah. "Iya nanti sore adek sudah boleh pulang, bisa
"Maa maaa maa maaa" Cerewet Ratu dipangkuan Dinar membuatnya tersadar. "Ah kenapa ada sekilas penglihatan yang terlintas di pikiranku, apa yang sudah kulewatkan?""Pandangan siapa ini? aku atau kak Diana?" "bagaimana bisa?""Aah kenapa kepalaku jadi pusing..". Dinar memijit pelipisnya yang mendadak nyeri. Ratu menepuk nepuk lengan mamanya. " Maam maam.. aaainn aaainnaan" celotehnya. "Adek mau maen? sama mama?"" Nen neen nen neen... ""Nenen? apa mimik cucu? " refleks tangan kiri nya memegang dada, tangan kanan mengayun ayunkan didepan wajah Ratu, dan membuat gestur " Tidak bisa".Dia kan belum pernah menyusui. Bagaimana bisa anak kecil ini meminta nenen padanya. geli pikiran Dinar yang absurd langsung menolak keinginan bayi bakpao itu. "Bukan nenen itu Nara, tapi mainan itu". suara ngebas mengagetkan kedua ibu dan anak yang sedang bertatapan. "Aapa? mainan mana yang dimaksud adek?" setengah malu Dinar bertanya pada orang yang tiba tiba duduk disampingnya. "Ini" menyodorkan bo
Subuh yang diawali dengan hujan gerimis di bulan Oktober ini, membuat udara menjadi dingin. Semalam juga hujan mengguyur Ibukota. Beruntung tempat yang mereka tinggali terhindar dari banjir. Dinar terbangun di kamar anak si kembar, Dia dan mama Diandra semalam menemani dua bocah imut tersebut sampai tertidur disana. Mengerjapkan matanya yang agak mengganjal ketika dibuka. rasanya agak berat membuka mata, apa karena semalam dia menangis. Entahlah. Dia bergegas bangun untuk membersihkan diri dan menunaikan kewajiban ibadah subuh nya. menuju ke kamar mandi di kamarnya sendiri. Membuka pintu kamar perlahan takut penghuninya terganggu. Ternyata Bagas masih tertidur lelap disana. dengan langkah pelan dia mengambil pakaian di lemari dan masuk ke kamar mandi. Setelah 15 menit di dalam kamar mandi, Dinar keluar dengan keadaan wangi dan berpakaian lengkap. " Astaga, kaget mas ngapain didepan pintu kamar mandi? "" Tidak, Kamu mau sholat? "" Iya mas. maaf gak bangunin mas tadi"." Ok gak ma
Lia membersihkan mulut Raja, Bayi berumur 1 tahun itu selesai makan nasi lembut dengan sayur sop ayam, beberapa giginya yang sudah tumbuh dibersihkan dengan telaten. diberi air putih setelah makan. Raja anak yang aktif, tapi 3 hari yang lalu ketika adeknya sakit dia agak sedikit rewel. mungkin ikut merasakan, telepati mereka kuat. " Kaka Raja, sudah pintar, sudah maem jangan tingkah dulu nanti muntah. ayoo mainan disana yaa. Di gendongnya Raja menuju play ground yang ada di ujung ruangan depan kamar mereka."Anteng sini dulu ya. mbak Lia mau merapikan alat makan ke dapur dulu. cuma sebentar". Raja sepertinya paham, dia mengangguk lucu. Lia sedikit celingukan mencari rekan kerjanya Sita, pengasuh Ratu. "Dimana anak itu. kan sepertinya tadi gak jadi diajak ke Rumah Sakit sama Nyonya kok gak terlihat sih". gumamnya. " Dikamar tidak ada, apa dia mengajak Ratu ke taman belakang?".Berjalan cepat turun tangga menuju dapur. Dia meninggalkan Raja aman di dalam Playground yang di keliling