Di dalam lift sebuah gedung perkantoran beberapa orang terlihat sedang berbisik bisik, seseorang dengan baju setelan biru dengan rambut klimis berbicara dengan rekannya yang memakai baju berwarna coklat tua. " Hai, kamu dengar tidak berita yang lagi heboh di kalangan kantor kita. Ada komunitas pecinta bos Bagas kebetulan aku masuk didalamnya, bukan karena ikutan suka yaa, tapi pingin tau aja berita terbaru tetang si bos ganteng"." Berita apa lekas beritahu biar ikutan update". " Huss jangan keras keras, ada cctv di lift ini"." Ini berita bukan gossip dan dijamin kebenarannya, karena salah satu admin grub datang pada saat kejadian. jadi dijamin 100℅ bukan hoax"." Ih apaan cepat deh jadi makin kepo kan".Pria berbaju biru itu melihat ke kanan kiri untuk memastikan keadaan aman. di sebelah kanan di ujung lift hanya ada satu orang yang memakai masker dan kacamata hitam, di telinganya terpasang earpohone, bisa dipastikan kalo dia sedang mendengarkan lagu atau apa dari handphone nya. j
Diana dan mama Diandra sudah kembali dari Rumah Sakit, sepanjang perjalanan dia sedikit merenung memikirkan dirinya dimasa lalu dan yang akan datang. Apa benar setelah kecelakaan dia sempat hilang ingatan bahkan sampai saat ini tapi hanya sebagian saja tidak semua makanya keluarga maupun dia sendiri tidak menyadarinya. mereka hanya focus pada mata Dinara yang setelah kecelakaan menjadi tidak bisa melihat. Dokter sempat menjelaskan bahwa kemungkinan syaraf mata yang telah rusak masih bisa diperbaiki tetapi Dinara yang sudah terlanjur putus asa merelakan penglihatannya dan lebih memilih menepi dari kehidupan nya dahulu dan berdiam di kampung bersama neneknya. Dan untuk sekarang dia tak lagi mau memikirkan masa lalu. Dia mau focus menata masa depannya. Dinara ingin membuka kios bunga di dekat rumahnya. Yang bisa ia kelola sambil tetap bisa mengawasi perkembangan si kembar. Dia tak mau berdiam diri saja di rumah sesekali tetap belajar menjadi seorang ibu yang baik bagi kedua bayi imut t
Di taman belakang terlihat mbak Lia dan mbak Sita asyik mengawasi dua bocah bermain air di kolam renang plastik yang diisi air sedikit. Raja sangat senang duduk didalam kolam plastik dan melempar bola bola kecil mainan ke arah Ratu, yang dilempar malah tertawa lucu. Dinara mendekati mereka, di bagian belakang rumah terdapat kolam dewasa dan juga gazebo disana mama Diandra dan mbok Sum berbincang sambil menata cemilan. "Anak anak kalo sudah cukup puas mainan airnya bisa segera dibilas mbak" teriak mama Diandra ke kedua mbak. " Belum ma, baru saja Dinar maen air juga kok sudah mau dibilas"." Sini adek Ratu maen sama mama"" Kata si mbok belum sampai 30 menit kok mainan airnya. lagian ini pake air anget yaa kan dek" Lanjutnya masih mau maen air. " Mama nya kaya masih bocah yaa" " Yeee biarin, biar awet muda wlleee" Dinar menjulurkan lidah mengejek mama.Semua yang ada disana tertawa melihat interaksi keduanya kecuali mbak Lia, hanya sedikit saja. "Nak, kamu mau makan siang apa bia
Bagas semakin mendekati Dinara yang masih terdiam. Terlihat semburat pink di pipi mulusnya, jantungnya berdetak tak beraturan. Telapak tangan kanan yang kokoh itu meraih lembut pipi Dinara yang memerah lucu. Sedangkan tangan kiri meraih pinggang ramping gadis dihadapannya ini semakin merapat ke tubuhnya. " Hmmmm wangi, aku suka" Dengan suara serak. Tak ada jawaban, seseorang sibuk menahan nafas karena gugup. Wajah nya semakin mendekat ke arah pipi gembul Dinara, menempelkan hidung mancungnya dan menghirup kuat aroma nya. Dari pipi turun ke leher jenjangnya. Di kecupnya pelan leher jenjang itu. Merinding, itulah yang saat ini dirasakan Dinara, sentuhan di pinggang dan ciuman itu membuat sekujur tubuhnya menegang, serasa mendapat sengatan listrik namun tidak sakit dan malah rasanya nyaman dan bikin ketagihan. Entah apa yang sedang dalam pikiran Bagas, seakan ia lupa kalo yang di hadapannya kini adalah istri barunya, dia masih seorang gadis yang belum pernah tersentuh pria manapun.
Malam hari di kamar si kembar. sepasang ibu dan anak ini sedang berusaha menidurkan masing masing bayi, Mama menidurkan Raja, dia tidur miring dengan bokong yang menggemaskan ditepuk pelan. bibirnya mengerucut lucu, sepertinya ia telah bermimpi minum susu. terlihat damai. Sambil mengelus tubuh mungil itu mama memutar memori kenangannya ketika merawat sendiri bayi kembarnya Diana dan Dinara, dua bayi imut yang kembar identik sangat cantik. Pengalaman memiliki bayi kembar dulu telah ia sampaikan langsung pada Diana, saat itu Diana sangat bahagia dikaruniai dua anak sekaligus. Ia sangat bersyukur. Namun kehadiran bayi kembarnya membuatnya terlalu bersemangat menjadi seorang ibu sehingga hampir semua pekerjaan dikerjakan sendiri. walaupun sudah ada pengasuh masing masing bayi. Sepertinya Diana benar benar memanfaatkan waktunya selama ia masih hidup untuk bisa lebih dekat dan menyayangi kedua bayinya dengan tangannya sendiri. Diana kecil lebih anggun dan keibuan. Ia menjadi kakak yang b
Pernah melihat sesuatu yang indah? dengan melihatnya membuat hati berbunga bunga. Dinara sangat mengagumi kecantikan dan kebaikan hati saudari kembarnya. Walaupun mereka kembar identik tetapi dia merasa Diana jauh lebih cantik. terutama jika melihat kelembutan dan kebaikan hatinya. Dinara adalah pengagum rahasia saudara kembarnya sendiri. Aneh kan. mereka sangat rukun dan saling menyayangi. Hari itu keduanya menemani mama Diandra ke Rumah Sakit untuk cek kesehatan secara rutin. "Dek, kamu punya idola?""Tentu""Siapa? tampan kah? "" Jadi, apa pertanyaanya kak? Idola atau orang yang di sukai hmmm? Dinara membalikkan pertanyaan dan menatap Diana sambil memainkan pipinya yang lebih tembam. mata bulatnya ia kedip kedipkan lucu. " Keduanya. Idola dan orang yang disukai?" " Waah kalo itu...... hmmm gimana yaa... "" Ayolah jangan main rahasia sama kakak" rengeknyaDinara tersenyum, Ia sangat suka menggoda kakaknya ini. " Kenapa kok kakak merengek dek?" Mama Diandra ikut nimbrung perc
Dinara PovEntah apa yang membuat hari ini berbeda. Semalam berbincang dengan mama membuat hati bimbang. Benarkah dulu aku pernah menyukai seseorang dan melupakannya. Dan yang masih menjadi misteri saputangan berinitial BA. Dimana saputangan itu sekarang. Apakah aku harus mencarinya? Apa mungkin Diana atau mama yang menyimpannya. Apa ada dikamarku dulu sebelum aku pindah ke Malang. Oh iya hari ini aku mau berbicara dengan mas Bagas tentang keinginanku membuka kios Bunga. Tadi pagi setelah mama pulang, mas Bagas juga berangkat ke kantor. Ah iya aku mau menemui si kembar Raja dan Ratu. Dinara keluar dari kamarnya dan menuju kamar si kembar. Disana ia melihat sikembar bersama pengasuhnya masing masing. Mbak Lia dan mbak Sita sedang mengasuh kedua bayi sambil berbincang. Aku bergerak sangat pelan agar tidak mengagetkan mereka. "Ta, kami tau gak? Ternyata nyonya muda kembar identik dengan nona Diana. tapi sempat menyepi ke kota kecil setelah kecelakaan dulu"." La sudah jelas kalo ke
Siang hari si kembar sudah tidur. Dinara terlihat begitu ceria, ada yang membuat nya bahagia yaitu keinginannya membuka kios bunga. Iapun menelepon nenek Sarah untuk meminta kiat kiat dan cara mengelola kios bunga. Ia dulu sudah belajar selama 5 tahun lebih walaupun dalam keterbatasan. Semua pengalaman selama membantu nenek Sarah akan ia pergunakan sebaik mungkin. Ditambah metode baru yang lebih kekinian untuk lebih menarik pelanggan baik pelanggan kecil ataupun klien berskala besar. Ia akan berusaha dan terus melajar mengelola kios bunga nya agar bisa lebih berkembang. " Halo Nek, Dinar kangen nenek". Ucapnya manja mengawali pembicaraan di telepon. " Dinar apa kabar nak? " Suara nenek membuat matanya berkaca kaca. " Baik Nek"." Bagaimana kabar mama dan papamu? tanya nenek. " Alhamdulillah papa dan mama sehat sekarang dirumah mereka nek"." Alhamdulillah nak, trus bagaimana suamimu? apa dia menyayangimu? "Pertanyaan yang sungguh sulit dia jawab. karena ia sendiri tidak tau jawa