Share

bab 11: Terjadi insiden di restoran

Selesai merekap kami beres-beres lalu menuju rumah untuk menjemput anak-anak dan mertuaku.

Sesampai dirumah kami langsung makan di salah satu restoran.

Kami memesan Seafood saus padang, ayam bakar dan tomyam.

Entah kebetulan atau memang sudah takdir, lagi lagi aku harus bertemu dengan juragan Suryo untuk kesekian kalinya.

Posisinya tetap disebelah meja kami, sontak aku kaget kenapa sih harus ketemu sama orang tua itu.

"Mas, kita pindah meja lain aja yuk. Liat tu disebalah kita ada siapa. Bisikku kepada mas Rian.

"Udah gak apa sayang disini aja, lagian ditempat lain udah penuh semua. Gak apa apa kamu santai aja sayang, dia gak mungkin akan melakukan sesuatu disini.

Aku mengangguk, tak lama kemudian pelayan pun datang membawa makanan yang kami pesan tadi. Mungkin entah sengaja atau memang musibah hari itu .Tomyam panas yang dibawa pelayan tadi tumpah dimeja kami dan nyaris mengenai badanku. Dikarenakan ulah salah satu anak buah juragan Suryo sengaja menyenggol pelayan tersebut.

Mujur tidak mengenai anak-anak, kami sontak kaget.

"Blukk... jalannya pake mata dong mbak. Ujar salah satu anak buah pak Suryo.

"Astafirullahalazim, maaf mbak Tomyamnya jadi tumpah orang disebelah kayaknya sengaja deh nyenggol saya. Mbak gak kenapa kenapa kan? Tanyanya dengan ekspresi wajah yang terkejut.

"Gak kenapa mbak, mbak gak salah kok. Tadi saya melihat memang sengaja orang sebelah bikin tomyam nya tumpah. Saya akan kesana dan akan kasih perhitungan.

"Sabar Sin, jangan diladenin. Kita jangan buat keributan disini. Ujar ayah mertua.

"Tapi ini udah kelewatan yah, udah berapa kali orang itu bikin ulah.

"Kamu kenal orang itu, tanya ibu mas Rian.

"Kenal bu, itu mantan suami Sintia dulu bersama anak buahnya. Semenjak keluar dari penjara dia selalu meneror kami sekeluarga.

"Waduh, ini memang gak bisa dibiarin Sin. Ayah akan kesana mau kasih pelajaran.

"Udah udah yah, jangan diladenin gak apa-apa kita harus jaga image disini ramai pengunjung, jangan bikin keributan. Jawab mas Rian menenangkan kami supaya tidak bikin keributan.

"Yaudah mbak, bikin yang baru aja pesen 1 porsi lagi.

Mas Rian berbicara kepada pelayan tersebut.

"Baik mas, kami akan ganti yang baru, maaf sebelumnya ya mbak dan sekeluarga.

(Pelayan tersebut sambil mengelap meja kami).

Saat sedang asyik menyatap makanan yang tersaji dimeja. Tiba-tiba perutku mendadak mules, dan aku izin untuk ke toilet.

"Mas,aku titip anak-anak ya, perutku tiba-tiba kebelet ni.

"Yaudah sana, anak anak biar aku jaga. Kamu hati-hati ya.

Aku pun bergegas menuju ke toilet, tanpa sadar ternyata pak Suryo mengikutiku dari belakang.

Saat selesai dari dalam toilet ketika hendak keluar, aku dikejutkan dengan kehadiran pak Suryo yang sudah berada dihadapanku.

"Hai cantik, sudah lama sekali aku tidak melihatmu. Ayok kita lakukan mumpung lagi tidak ada orang.

Ia menatapku dengan buas, aku sangat kaget dan rasanya degup jantungku sangat cepat.

"Jangan pak, aku bukan istrimu lagi! Berhenti menggangguku atau aku akan teriak!

"Silahkan saja teriak, aku akan bilang kalau kamu yang menggoda aku! Ancamnya.

Tangannya ingin mengampiri bagian dadaku, dan bibirnya didekatkan ke leherku. Rasanya aku sangat jijik.

"Tolong pak jangan lakukan itu, tanpa sadar air mataku mengalir karna rasa takut.

Tiba tiba terdengar suara mas Rian memanggilku. Pak Suryo cepat masuk kedalam bilik kosong dan bersembunyi.

"Sialan! Ujarnya dengan penuh kesal.

"Sayang, kamu udah siap belum. Kok lama ? Kamu gak kenapa-kenapa kan?

Aku khuatir takut kamu kenapa-kenapa? Kalau udah ayok kita keluar sebentar lagi ayah dan ibu akan pulang, mari kita antar ke stasiun.

Langsung ku sapu air mata yang menetes karena ketakutan.

Aku lega untung mas Rian cepat datang.Aku tidak tau apa yang terjadi setelahnya,Allah masih melindungiku.

"Iya mas,tadi perutku mules mangkanya aku lama. Jawabku mengeles.

Kami pun keluar dari toilet meninggalkan pak suryo didalamnya.

"Ayah ibu udah siap makannya, maaf Sintia lama.

"Gak apa kok sayang, ayok kalau udah kita pulang.

Setelah ke kasir untuk membayar makan,kami pun keluar. Mas Rian melajukkan mobil menuju stasiun kereta.

Sesampai disana kami berpelukkan kepada kedua mertuaku.

"Buk, nanti kalau sudah sampai kabari kami ya. Ibu dan ayah hati hati. Titip salam buat Riska (adik iparku). Ini ada sedikit oleh oleh buat ayah dan ibu, jika nanti mau main ke bogor kabari kami ya, ujarku kepada kedua mertuaku.

"Iya sayang nanti ibu sampaikan kepada Riska.

Kamu jaga kesehatan ya,

Dada cucu nenek yang imut. kakek dan nenek pulang dulu ya.

"Yan, jaga anak istrimu ayah sama ibu pulang dulu. Ucap ayah kepada mas Rian.

"Iya yah, kalian hati hati ya. Kalau sudah sampai kabari Rian ya. Insyallah bulan depan kami akan main ke Bandung. Ibu dan ayah jaga kesehatan ya, kalau ada apa apa kasih tau Rian.

Ayah dan ibu naik ke kereta, Dan kami pun berpisah.

Setiba dirumah aku mengajak anak anak untuk mandi lalu menidurkannya dan mereka terlelap.

Mas Rian masuk kekamar untuk membersihkan diri.

Setelah menidurkan anak, giliran aku untuk membersihkan diri.

"Mas, Kamu gak jadi mandi? Tanyaku kepada mas Rian.

"Sebentar lagi sayang, aku mau ngelurusin pinggang dulu, capek sekali rasanya hari ini".

"Oh yaudah kalau gitu, aku mau mandi dulu ya sayang.

Ia hanya merespons dengan mengangguk.

Aku siapkan lilin pewangi, dan mengisi air di bathtub dengan diberi sabun cair. Rasanya hari ini aku ingin sekali berendam di bathtub sambil nenangin pikiran.

Sedang asyik berendam, tiba tiba mas Rian datang.

"Enak banget yang lagi berendem, ikutan dong ujarnya merayu.

"Eh sayang apasih kamu gangguin aja deh.

"Loh kok sama suami sendiri bilang gitu sih, kan aku kangen sayang. Udah lama loh gak ehemm... godanya lagi.

Ia langsung ikut masuk kedalam batchtub ia mencium bibirku.

Kami berdua berendam sambil melalukan aksi dengan berbagai macam adegan.

Setelah selesai mandi, aku mengenakan baju dress yukensi berwarna merah, dan memoleskan lipstik pink dibibir, lalu menyisir rambut di depan meja hias. Saat sedang asyik melalukan rutinitas setiap malam sebelum tidur yaitu skincarean.

Mas Rian memeluk pinggangku dari belakang,lalu mencium bagian leher. Seketika membuatku terangsang lagi.

"Cantiknya istriku, dari dulu gak berubah. Mangkanya aku makin tambah sayang dan cinta, gombal nya lagi.

"Mulai deh gombal lagi huh, dasar kamu.

Ia tiba tiba mengangkat tubuhku,lalu merebahkannya ke kasur.

"Sayang ayo layani aku lagi, sudah lama aku nahan hasrat ingin bercumbu waktu aku sakit kemarin, ujarnya penuh gairah.

Kami pun melakukan hubungan suami istri, dan melanjutkan untuk tidur.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status