Home / Romansa / Menikah Karena Visa / BAB 213 : Tidak Jodoh

Share

BAB 213 : Tidak Jodoh

Author: Kim Hwang Ra
last update Last Updated: 2025-10-03 19:55:12

Adi terdiam. Jemarinya yang masih digenggam Elena terasa tegang. Setelah beberapa detik, ia menarik napas panjang lalu mengangguk pelan. “Baiklah. Ayo ke tempat yang tenang.”

Mereka akhirnya duduk di bangku taman kecil tak jauh dari sana. Suasana jauh lebih sepi, hanya suara angin dan sesekali burung yang terdengar.

Elena membuka percakapan lebih dulu, nadanya serius. “Adi, aku nggak bisa pura-pura nggak tahu setelah dengar ucapanmu semalam. Kenapa kamu masih belum bisa melepasku? Padahal kamu tahu… aku sudah menikah dengan Daniel. Secara hukum, aku miliknya.”

Adi menunduk, jari-jarinya saling meremas. “Aku tahu, Elena. Aku tahu semua itu. Aku juga sadar posisiku sekarang nggak lagi sama seperti dulu.” Ia berhenti sebentar, lalu menatap Elena dengan mata yang berkaca-kaca. “Tapi hati ini… nggak semudah itu nurut. Aku pikir, dengan kerja di Molgrad, aku bisa terbiasa lihat kamu tanpa harus berharap apa-apa. Nyatanya, semakin dekat, semakin sulit buatku ikhlas.”

Elena menarik na
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikah Karena Visa   BAB 214 : Budaya Cakrawana

    Di kantor, Elena kembali duduk di meja kerjanya dengan wajah masih sedikit pucat. Beberapa jam sebelumnya ia memang tak terlihat, dan saat CEO melewatinya, beliau sempat menanyakan. “Elena, tadi kamu ke mana? Saya sempat cari kamu, tapi mejamu kosong,” tanya CEO singkat. Elena segera berdiri, menunduk hormat. “Maaf, Pak. Tadi saya kurang enak badan, jadi butuh udara segar sebentar. Sudah membaik sekarang.” CEO hanya menatapnya sejenak, lalu mengangguk. “Baiklah. Jangan lupa jaga kesehatan. Proyek berikut ini akan sangat penting.” “Siap, Pak,” jawab Elena. Setelah jam kerja selesai, Elena dan Daniel pulang bersama. Mobil yang sudah selesai diservis membuat perjalanan terasa lebih nyaman. Daniel menyetir dengan santai, sesekali melirik Elena yang terlihat sibuk dengan catatan kecilnya. “Kayaknya kamu mikirin sesuatu,” ujar Daniel sambil menoleh sebentar. Elena tersenyum samar. “Aku kepikiran soal proyek baru yang nanti kamu pegang. Aku… mau ikut terlibat juga. Bukan sebaga

  • Menikah Karena Visa   BAB 213 : Tidak Jodoh

    Adi terdiam. Jemarinya yang masih digenggam Elena terasa tegang. Setelah beberapa detik, ia menarik napas panjang lalu mengangguk pelan. “Baiklah. Ayo ke tempat yang tenang.” Mereka akhirnya duduk di bangku taman kecil tak jauh dari sana. Suasana jauh lebih sepi, hanya suara angin dan sesekali burung yang terdengar. Elena membuka percakapan lebih dulu, nadanya serius. “Adi, aku nggak bisa pura-pura nggak tahu setelah dengar ucapanmu semalam. Kenapa kamu masih belum bisa melepasku? Padahal kamu tahu… aku sudah menikah dengan Daniel. Secara hukum, aku miliknya.” Adi menunduk, jari-jarinya saling meremas. “Aku tahu, Elena. Aku tahu semua itu. Aku juga sadar posisiku sekarang nggak lagi sama seperti dulu.” Ia berhenti sebentar, lalu menatap Elena dengan mata yang berkaca-kaca. “Tapi hati ini… nggak semudah itu nurut. Aku pikir, dengan kerja di Molgrad, aku bisa terbiasa lihat kamu tanpa harus berharap apa-apa. Nyatanya, semakin dekat, semakin sulit buatku ikhlas.” Elena menarik na

  • Menikah Karena Visa   BAB 212 : Antara Tugas Dan Elena

    Malam itu apartemen terasa sunyi. Daniel sudah beristirahat di kamar, sementara Elena masih sibuk membereskan dapur. Ketika matanya melirik tempat sampah kecil di bawah wastafel, ia bergumam pelan, “Duh, penuh lagi. Ya sudah, sekalian aja aku buang ke bawah.” Ia mengambil kantong plastik, mengikatnya rapi, lalu mengenakan sweater tipis. Begitu keluar, udara malam menyambut dengan hembusan dingin. Lampu-lampu taman di sekitar gedung apartemen berkelip lembut, menambah suasana hening. Langkah Elena sempat terhenti ketika samar-samar terdengar suara seseorang dari arah taman kecil dekat area pembuangan sampah. Ia mengenali suara itu. Suara berat, namun ada getaran rapuh di dalamnya. Adi. Elena melangkah pelan, sengaja tidak menimbulkan suara. Dari kejauhan, ia melihat Adi berdiri sambil menempelkan ponsel ke telinganya. Wajahnya serius, suaranya jelas terdengar karena udara malam begitu lengang. “Ayah, aku tahu rumah sakit di Cakrawana masih membutuhkanku. Tapi aku nggak bisa

  • Menikah Karena Visa   BAB 211 : Rela Namun Belum sepenuhnya

    Ruangan rapat kembali hening setelah rekaman CCTV ditutup. Semua mata kini tertuju pada perempuan itu. Keringatnya menetes, tangan bergetar saat CEO menatapnya tajam. “Bicara yang jujur sekarang,” suara CEO terdengar berat. “Kalau tidak, saya akan anggap kamu sengaja memfitnah karyawan tanpa bukti dan konsekuensinya akan sangat berat.” Perempuan itu menunduk dalam, bahunya bergetar. “S-saya… saya tidak berniat… tapi saya—” suaranya terhenti, lalu pecah dengan tangisan. “Saya… hanya disuruh! Saya disuruh oleh… Tuan Lukas!” Seketika, ruangan menjadi riuh. Bisikan kaget terdengar di mana-mana. Elena langsung menoleh tajam ke arah Lukas, sedangkan Daniel memicingkan mata penuh amarah yang ia tahan dengan keras. “APA?!” Lukas berdiri, wajahnya merah padam. “Kau gila! Fitnah macam apa ini?!” Perempuan itu hanya terus menangis, menutup wajahnya. “Benar! Dia yang menyuruhku… kalau tidak, aku akan dipecat! Aku tidak punya pilihan…” Lukas menggeram, wajahnya penuh amarah. Dalam seke

  • Menikah Karena Visa   BAB 210 : CCTV

    Ruangan rapat mendadak hening saat rekaman CCTV dari lorong ditayangkan. Terlihat jelas sosok Daniel berjalan bersama perempuan itu menuju ruang data. Bisik-bisik kecil langsung terdengar di antara karyawan yang hadir. “Itu… Daniel,” ucap Lukas yang berada di sana. Perempuan yang menangis tadi langsung menunjuk layar. “Lihat! Itu buktinya. Dia memaksaku masuk!” Suaranya pecah-pecah, menambah dramatisasi. Daniel berdiri mendadak, wajahnya tegang. “Itu bohong! Dia yang memaksa aku masuk! Dia bilang ada dokumen penting yang harus segera diambil dengan alasan kalau cuma aku yang tahu tempatnya. Aku hanya menuruti karena kupikir itu memang urusan kantor.” Namun suaranya ditelan gumaman CEO yang mulai condong mempercayai tuduhan si perempuan. Elena menggertakkan giginya. Ia tahu Daniel tidak berbohong, tapi bukti visual memang terlihat memberatkan. CEO mengetuk meja. “Cukup. Fakta jelas terlihat, Daniel masuk ke ruangan itu bersama dia.” Daniel membalas dengan suara yang bergeta

  • Menikah Karena Visa   BAB 209 : Entah Siapa yang Benar

    Riuh kantor masih belum reda saat tiba-tiba suara berat CEO terdengar dari arah koridor. “Ada apa ini? Kenapa ramai sekali?” Kerumunan spontan terbelah. CEO berjalan masuk dengan langkah tegas, didampingi dua orang staf senior. Wajahnya tampak serius, matanya menyapu ruangan hingga akhirnya berhenti tepat pada Daniel dan Elena yang berdiri di tengah suasana penuh tuduhan itu. Perempuan yang menangis tadi langsung berdiri dan bersuara dengan lantang, meski masih bergetar. “Pak, itu… Daniel! Semalam dia… dia mencoba melecehkan saya di ruang data!” Suasana kembali riuh. Beberapa karyawan bahkan terengah, seolah kalimat itu saja sudah cukup menjadi vonis. Mata CEO menyipit. Ia menoleh cepat ke arah Daniel. “Daniel,” suaranya tegas, “ikut saya ke ruangan.” Daniel membuka mulut, ingin membela diri, tapi kata-katanya tercekat. Ia hanya bisa mengangguk pelan, meski wajahnya jelas menunjukkan keterkejutan dan kemarahan yang ditahan. Elena spontan menggenggam lengan Daniel, beru

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status