Home / Romansa / Menikah Karena Visa / BAB 54 : Pagi di Molgrad

Share

BAB 54 : Pagi di Molgrad

Author: Kim Hwang Ra
last update Last Updated: 2025-07-24 23:45:23

Pagi di Molgrad terasa lebih dingin dari biasanya. Matahari bahkan belum muncul sepenuhnya ketika alarm di ponsel Elena berbunyi.

Elena bangun dengan sedikit berat, tapi langsung tersadar ketika melihat jam. Ia buru-buru bangkit dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi. Tak lama kemudian, suara pintu kamar mandi terdengar dan Daniel sudah berdiri di ambang pintu kamar sambil mengenakan kemeja, rambutnya masih agak berantakan.

"Kamu bangun juga?" tanya Elena cepat sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

"Iya, tapi kayaknya kita harus buru-buru," ujar Daniel sambil mengangkat ponselnya. "Tadi sekretaris dari kantor telepon, katanya kamu harus datang lebih cepat. CEO perusahaan akan hadir langsung dalam rapat pagi ini."

Elena terdiam sejenak. "Ya Tuhan, kenapa nggak dari semalam mereka kasih tahu?"

Daniel mengangkat bahu sambil berjalan ke arah lemari. "Mungkin mendadak juga. Kamu siapin aja yang penting-penting. Kita nggak sempat sarapan."

Sambil memakai sepa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikah Karena Visa   BAB 59 : CEO

    Beberapa menit kemudian, suara pintu kamar mandi terbuka perlahan. Daniel muncul dengan rambut basah, memakai kaus longgar dan celana santai. Wajahnya terlihat jauh lebih tenang, meski tatapannya masih waspada saat melihat Elena duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.“Udah selesai, Pak Cemburuan?” goda Elena tanpa menoleh.Daniel berhenti di ambang pintu, memiringkan kepalanya dengan bingung. “Siapa yang cemburuan? Aku? Enggak ah, kamu halu.”Elena menoleh dengan senyum setengah mengejek. “Oh ya? Tapi kamu tadi nyindir-nyindir soal makan siangku sama CEO. Dan sekarang... kamu ngomel, terus kabur ke kamar mandi.”“Aku cuma... menyampaikan opini,” bela Daniel sambil menuju dapur untuk mengambil air minum. “Lagipula, aku juga tadi makan siang kok. Tempatnya... eh... ya, dekat-dekat situ juga.”“Dekat-dekat situ?” Elena menyipitkan mata, mencurigai.Daniel buru-buru meneguk air putihnya lalu menyeringai konyol. “Iya. Alam semesta memang lucu, ya. Seakan-akan aku... eh... diarahkan ke t

  • Menikah Karena Visa   BAB 58 : Ada Apa Daniel?

    Restoran itu tak terlalu ramai, tapi cukup nyaman untuk sebuah makan siang santai. Interiornya minimalis, musik instrumental lembut mengisi ruangan, dan aroma grilled chicken bercampur aroma kopi yang khas menyambut setiap pengunjung.Elena duduk di meja dekat jendela, tepat menghadap jalan utama. CEO mereka, pria muda dengan penampilan rapi dan senyum yang hangat, sudah duduk lebih dulu sambil memainkan sendoknya pelan."Aku sempat lihat berita soal masalah visamu. Itu cukup... mengejutkan," ucap CEO itu sambil tersenyum kecil.Elena tertawa ringan, mengaduk minumannya sebelum menjawab, "Ah, itu hanya rumor yang melebar ke mana-mana. Banyak yang suka menarik kesimpulan sendiri tanpa tahu faktanya.""Begitu ya? Tapi kamu terlihat tenang menanggapinya. Aku salut," kata pria itu sambil mengambil air mineral di depannya.Di sudut ruangan, duduk seorang pria dengan hoodie gelap dan topi baseball—Daniel. Ia menyamar setengah hati, hanya duduk sendirian di meja pojok dengan menu tak tersent

  • Menikah Karena Visa   BAB 57 : Cemburu?

    Di sebuah ruang kerja sederhana namun tertata rapi, Adi duduk menyandar di kursinya. Lampu meja menyinari wajahnya yang tampak lelah—bukan karena pekerjaan, tapi karena beban yang tak kunjung reda. Di depannya, layar komputer menyala samar. Wallpaper-nya masih sama sejak beberapa tahun lalu: foto dirinya dan Elena saat kuliah. Waktu itu mereka duduk berdampingan di taman kampus. Elena mengenakan kemeja biru langit, rambutnya dikepang setengah, dan wajahnya cerah seperti mentari sore. Di sebelahnya, Adi tersenyum lebar. Tangan mereka saling menggenggam. Masa depan terasa begitu sederhana saat itu. Janji sudah diucap. Elena akan ke Molgrad untuk melanjutkan karier. Adi akan menyelesaikan program dokter spesialisnya. Setelah semua tuntas, mereka akan menikah. Begitu katanya—begitu harapannya. Namun kini, yang tertinggal hanya gambar diam di layar. Dan satu nama yang perlahan menjauh... Elena. Adi menunduk. Matanya terpejam sejenak. Saat membukanya kembali, ada sesuatu yang munc

  • Menikah Karena Visa   BAB 56 : Gara-gara Kecoa

    Daniel refleks menoleh, dan Elena hanya butuh sepersekian detik untuk merespons dengan tenang. “Oh, bukan,” katanya sambil tersenyum datar. “Kami memang masih sering satu arah pulang, soalnya Daniel tinggal di sekitar Perusahaan juga. Jadi dia tahu jalanan dan tempat-tempat di sini, aku minta bantuannya beberapa hari ini.”perempuan 20 an itu mengangguk cepat, seolah menerima jawaban itu tanpa curiga. “Oh gitu… ya ya, masuk akal sih. Kirain…” Dia tidak melanjutkan kalimatnya, hanya tersenyum simpul. “Kak Daniel memang serba bisa ya, jadi andalan banget.” Ia lalu pamit, “Oke, aku balik dulu ya. Sampai besok, Kak!” “Ya, sampai besok,” ujar Elena singkat. Pintu ruangan menutup kembali. Daniel menatap Elena dengan senyum geli. “Kamu cepet banget jawabnya,” komentar Daniel. Elena memungut tasnya dan menatapnya sambil menyipit. “Kalau nggak cepat jawab, bisa satu lantai bikin teori baru soal kita.” Daniel tertawa pelan. “Jadi kita kayak pasangan drama kantor yang diam-diam tinggal

  • Menikah Karena Visa   BAB 55 : Proyek Kerja

    Daniel mengikuti Elena masuk ke ruangannya yang luas dan minimalis. Elena meletakkan dokumen di meja lalu duduk sambil membuka laptop. Belum sempat mereka membahas hasil rapat, pintu diketuk dua kali dan terbuka oleh sekretaris direktur “Permisi, Bu Elena,” ucapnya saat masuk dengan suara hati-hati. “Saya diminta menyampaikan pesan dari direktur utama. Ini terkait proses validasi visa Anda untuk proyek luar negeri.” Elena mengangkat wajahnya. “Masih dipermasalahkan?”Sekretaris itu mengangguk pelan. “Iya, Bu. Katanya… masih ada beberapa keraguan soal bukti hubungan personal yang Anda lampirkan. Dari hasil wawancara internal, sebagian besar karyawan hanya menyebut hubungan Anda dan Pak Daniel sebagai bos dan asisten.” Daniel yang sedari tadi bersandar di dinding ruangan, langsung berdiri tegak. Wajahnya tak menunjukkan kaget, tapi ada ketegasan yang tiba-tiba muncul. “Tanpa bantahan ya?” gumamnya. Ia merogoh saku celananya lalu mengeluarkan sebuah amplop kecil berisi foto cetak

  • Menikah Karena Visa   BAB 54 : Pagi di Molgrad

    Pagi di Molgrad terasa lebih dingin dari biasanya. Matahari bahkan belum muncul sepenuhnya ketika alarm di ponsel Elena berbunyi. Elena bangun dengan sedikit berat, tapi langsung tersadar ketika melihat jam. Ia buru-buru bangkit dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi. Tak lama kemudian, suara pintu kamar mandi terdengar dan Daniel sudah berdiri di ambang pintu kamar sambil mengenakan kemeja, rambutnya masih agak berantakan. "Kamu bangun juga?" tanya Elena cepat sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. "Iya, tapi kayaknya kita harus buru-buru," ujar Daniel sambil mengangkat ponselnya. "Tadi sekretaris dari kantor telepon, katanya kamu harus datang lebih cepat. CEO perusahaan akan hadir langsung dalam rapat pagi ini." Elena terdiam sejenak. "Ya Tuhan, kenapa nggak dari semalam mereka kasih tahu?" Daniel mengangkat bahu sambil berjalan ke arah lemari. "Mungkin mendadak juga. Kamu siapin aja yang penting-penting. Kita nggak sempat sarapan." Sambil memakai sepa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status