Home / Romansa / Menikah Karena Visa / BAB 81 : Pintu Hati

Share

BAB 81 : Pintu Hati

Author: Kim Hwang Ra
last update Last Updated: 2025-08-06 20:32:15

Pintu terbuka. Daniel masuk lebih dulu, melempar kunci ke meja tanpa melihat ke belakang. Elena menyusul perlahan. Tak ada ucapan. Hanya suara sepatu menyentuh lantai kayu dan deru napas yang saling menahan.

Lampu ruang tengah menyala temaram. Daniel langsung menuju dapur, mengambil segelas air, lalu bersandar di meja. Elena berdiri tak jauh darinya.

"Daniel," suara Elena nyaris berbisik.

Daniel masih diam, matanya menatap kosong ke lantai.

"Aku... aku cuma—"

"Jangan," potong Daniel pelan, tanpa menoleh. "Jangan pakai alasan 'cuma nonton'."

Elena terdiam.

Daniel akhirnya menoleh, matanya tajam tapi lelah. "Aku nunggu kamu. Hari ini. Di studio yang bahkan kamu tahu filmnya aku pilih biar kita bisa nonton bareng. Tapi kamu malah duduk satu ruangan sama dia."

"Grant bukan siapa-siapa buatku," bela Elena cepat.

"Tapi kamu tetap milih duduk di sebelah dia. Bukan aku." Daniel tertawa kecil—pahit. "Lucu ya. Kita tinggal serumah, tapi rasanya aku orang asing buat kamu hari i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikah Karena Visa   BAB 91 : Siapa Pelakunya?

    Daniel menatap Adi lama, rahangnya mengeras, tapi di balik tatapan tegas itu, pikirannya mulai terusik. Apa mungkin... yang dia bilang ada benarnya? Ingatan-inginannya tentang Elena, kejadian beberapa minggu terakhir, semua berputar di kepalanya. Keraguan yang tak pernah ia izinkan masuk, kini perlahan merayap. Namun, ia tak mau menunjukkannya di depan Adi. “Aku nggak tahu apa maksudmu,” ucap Daniel akhirnya, nadanya terdengar datar, nyaris tanpa emosi. “Tapi kalau kau datang ke sini untuk memprovokasi, aku sarankan kau pergi sebelum aku benar-benar marah.” Adi tahu jika Daniel mungkin saja tak percaya padanya, tapi mustahil tabrakan itu tak disengaja hanya karena kantuk."Kita bisa cari tahu dari CCTV jalan"Adi menambahkan namun Daniel belum sepenuhnya percaya, dia segera menuju ruangan inap Elena. Masuk dengan ekspresi yang sulit dibaca oleh keluarganya, dia duduk disebelah Elena."Adi sudah pulang?"Daniel menoleh, " Belum, dia ingin menjengukmu"Elena diam, tentu saja dia ta

  • Menikah Karena Visa   BAB 90 : Adi menjenguk Elena

    Daniel berjalan mondar-mandir di depan ruang operasi. Jarum jam terus bergerak, namun waktu terasa begitu lambat. Setelah hampir dua jam, pintu ruang operasi akhirnya terbuka, dan dokter keluar dengan ekspresi lelah namun tenang. “Operasinya berjalan lancar,” kata sang dokter. “Namun, pasien masih belum sadar. Kita akan memindahkannya ke ruang inap untuk pemantauan.” Daniel mengangguk, mengucapkan terima kasih berkali-kali. Setelah Elena dipindahkan, ia tetap berada di sisinya. Peralatan medis berderit pelan, dan napas Elena yang teratur menjadi satu-satunya hal yang sedikit menenangkan hatinya. Di kursi sebelah tempat tidur, Daniel meletakkan tas dan ponsel Elena yang tadi ia bawa dari lokasi kejadian. Malam semakin larut, hampir semua lampu di lorong rumah sakit sudah redup. Tiba-tiba, ponsel Elena berdering. Daniel menoleh, melihat nama “Adi” terpampang jelas di layar. Alisnya mengerut. Ia mengambil ponsel itu, menekan tombol terima sambil melangkah keluar ruangan agar suar

  • Menikah Karena Visa   BAB 89 : Elena, bangunlah!

    Sirine ambulans meraung membelah malam. Daniel duduk di dalam, menggenggam tangan Elena yang dingin dan masih berlumur darah. Matanya merah, wajahnya tak tenang. “Bertahan, Elena…,” gumamnya pelan, seakan berbicara pada seseorang yang mungkin sudah tidak mendengar. Sesampainya di rumah sakit, tim medis segera membawa Elena masuk ke ruang IGD. Daniel sempat tertahan di luar, berdiri lemas dengan pakaian berantakan, sebagian basah oleh darah Elena. Tangan dan lututnya gemetar. Tak lama setelah itu, ia segera menghubungi keluarganya. “Nek... tolong datang ke rumah sakit kota. Elena... kecelakaan.” Suaranya tercekat. Kurang dari setengah jam, Nenek Rose datang bersama Lily, yang matanya membelalak ketika melihat Daniel berdiri sendiri di lorong rumah sakit, wajahnya murung. “Daniel! Bagaimana Elena?” tanya Lily panik sambil menggenggam lengan kakaknya. “Dia masih di ruang tindakan...” jawab Daniel lirih, menunduk. “Dia berdarah... dia... pingsan.” Beberapa menit kemudian,

  • Menikah Karena Visa   BAB 88 : Kecelakaan

    Aroma masakan menguar dari dapur rumah Daniel. Di ruang makan, meja telah tertata rapi dengan berbagai hidangan khas rumahan. Nenek Rose tampak sibuk memastikan semua orang duduk di tempatnya masing-masing, wajahnya ceria seperti biasa. "Kayla, duduk di sebelah Elena ya," ucap Nenek Rose sambil tersenyum hangat. “Margaret, di sebelah saya. Daniel, kamu bantu tuangkan air ya?” Daniel yang berdiri dekat meja hanya mengangguk, mengambil teko dan mulai menuang air putih ke gelas-gelas. “Terima kasih sudah mengundang kami,” ucap Margaret, nenek Kayla, dengan suara lembut dan sopan. “Saya senang melihat Kayla bisa duduk bersama kalian.” Elena tersenyum ramah. “Kami juga senang, Nenek. Semuanya sudah selesai, jadi nggak perlu ada beban lagi.” Kayla menunduk sejenak, lalu mendongak dan menatap Elena dan Daniel bergantian. “Terima kasih… karena kalian mau memaafkan aku. Aku tahu… aku udah lancang. Aku cuma… terlalu tertekan. Tapi sekarang, aku sadar itu bukan cara yang baik.” Dan

  • Menikah Karena Visa   BAB 87 : Kayla Mengaku

    Elena membeku. “Kamu dengar?” Daniel mengangguk. “Tidak semua, haha sebagian.” Keheningan menyelimuti mereka beberapa detik sebelum Daniel melanjutkan, “Aku nggak akan nanya apa-apa. Itu masa lalu kamu. Tapi kalau masih ada yang belum selesai di antara kalian, kamu bisa jujur. Kita masih bisa bicara baik-baik.” Elena menggigit bibir bawahnya. “Daniel… aku memang punya masa lalu dengan Adi. Tapi itu sudah lewat. Aku cuma… nggak ingin membuat semua ini makin rumit. Dia cuma....dia cuma ingin bicara.” Daniel menatapnya lama. “Dan kamu masih merasa bersalah?” Elena mengangguk pelan. “Iya. Tapi bukan karena aku masih mencintainya. Tapi karena aku sudah berjalan terlalu jauh dan... aku nggak tahu kapan semuanya berubah.” Daniel menghela napas. Ia menutup laptopnya perlahan. “Aku juga nggak tahu kapan semuanya berubah, Elena. Tapi yang pasti, aku nggak mau jalan sendirian lagi.” Elena menatap Daniel, dan malam itu… hatinya terasa lebih tenang. Keesokan paginya… Langit Maple H

  • Menikah Karena Visa   BAB 86 : Ambisius Berlebihan

    “Bukan menuduh. Kami melihat arsip fotonya. Desain milikmu… terlalu mirip dengan milik kami. Hanya diganti di beberapa bagian kecil. Dan itu bukan kebetulan, Kayla.” Kayla menggigit bibir bawahnya. Matanya memanas, tapi dia menahan diri. “Aku hanya… ingin menang. Itu saja. Dan kalian tidak akan pernah tahu rasanya menjadi orang yang selalu dianggap biasa-biasa saja.”Elena menatapnya, kali ini lebih lembut. “Kami juga bukan siapa-siapa saat itu. Kami menang karena kami percaya pada proses kami sendiri.” “Dan sekarang?” Kayla menatapnya balik. “Apa yang kalian inginkan dariku? Minta aku mengaku di depan semua orang? Menghancurkan nama yang susah payah kubangun?” Elena menarik napas dalam. “Aku hanya ingin kau berhenti menyebar berita palsu. Artikel itu... kami tahu kau yang menyebarkannya lewat kenalanmu di media lokal.” Kayla tak menjawab, tapi sorot matanya jelas mengatakan bahwa Elena tepat sasaran. “Kau masih bisa memperbaikinya, Kayla,” lanjut Elena. “Sebelum semuanya te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status