Home / Romansa / Menikah Karena Visa / Bab 8 : KECURIGAAN UNTUK ELENA

Share

Bab 8 : KECURIGAAN UNTUK ELENA

Author: Kim Hwang Ra
last update Last Updated: 2025-06-30 10:46:08

Elena menatap ke atas. Daniel lebih tinggi darinya. Ada sorot dalam mata pria itu, pupilnya membulat, wajahnya serius... seolah ingin mengatakan sesuatu penting.

Daniel mendekat. Jarak mereka hampir hilang.

Dan...

"Ponselmu berdering.”

Elena nyaris kehilangan keseimbangan karena terkejut—wajah Daniel begitu dekat. Spontan, ia merogoh saku celananya dan menjawab panggilan masuk itu. Adi!

Dia segera menjauh dari kerumunan.

“Ada apa, Adi? Apa terjadi sesuatu?”

“Sudah tidak apa-apa, hanya saja...”

Suara berat pria itu terhenti sejenak, seperti bergumam sendiri.

“Hanya?”

Elena tampak gelisah, menanti lanjutan kata-kata dari pria itu.

“Aku merindukanmu.”

Hidup Elena seolah berada di ambang kebingungan. Ia merasa jahat—seakan mengkhianati tunangannya sendiri karena pikirannya terlalu terfokus pada misi pekerjaan. Sekilas, ia terbayang wajah lembut Adi, yang selalu mendukung dan menguatkannya.

“Aku juga...”

Entah mengapa, kata itu terasa berat keluar dari mulutnya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikah Karena Visa   BAB 72 : Kesabaran Daniel

    Jarum jam menunjukkan pukul dua tepat saat Daniel berdiri dari kursinya, menggenggam map laporan di tangan. Ia melangkah ringan menuju meja kerja Elena. Namun kursi itu kosong. Alisnya mengernyit. “Elena kemana?” gumamnya pelan. Ia menoleh ke arah salah satu anggota tim mereka. “Kamu lihat Bu Elena?” “Oh, barusan masuk ke ruangan Pak Grant,” jawabnya tanpa berpaling dari layar. Daniel menegang sejenak. Rahangnya mengeras. “Oh,” sahutnya pendek. Ia menunduk sebentar, lalu kembali menatap map laporan di tangannya. Awalnya, dia berjalan menuju ruang meeting untuk meletakkannya di meja Elena saja… tapi langkahnya berbelok sendiri, membawanya ke koridor tempat ruangan CEO berada. ‘Bukan urusanku…’ pikirnya sambil mencoba meyakinkan diri. Namun tubuhnya terus melangkah. Begitu sampai di depan pintu ruangan CEO, Daniel mengetuk ringan. Tapi tak menunggu jawaban—hanya mendorong pintu sedikit terbuka. “Permisi, saya mau antar—” Kata-katanya terhenti. Matanya membelalak ke

  • Menikah Karena Visa   BAB 71 : Masa Kelam Datang

    Elena menatapnya tajam, tapi kemudian mendesah pelan. “Aku ngerti, Dan. Tapi kamu harus bisa tahan. Kita nggak kerja di tempat yang bebas konflik, tahu sendiri kan reputasi kantor ini.” Daniel tak langsung menjawab. Suasana di antara mereka hening sesaat, hanya terdengar suara samar mesin AC gedung dan langkah kaki jauh di belakang. “Aku janji,” kata Daniel akhirnya. “Nggak bakal sembarangan lagi. Tapi kalau dia ganggu kamu juga, jangan suruh aku diam.” Elena mengalihkan pandangannya, tak langsung menjawab. Daniel menoleh. “Lena—eh, maksudku, Elena. Kamu tahu kan, aku... cuma nggak suka orang kayak Lukas bersikap semaunya. Apalagi ke kamu.” “Aku bisa jaga diri,” ujar Elena pelan, tapi matanya menatap Daniel dengan lebih lembut. “Tapi… terima kasih.” Daniel tersenyum samar. “Yuk pulang. Aku lapar.” “Padahal tadi kamu udah makan siang dan makan malam bareng aku,” sahut Elena sambil masuk ke dalam mobil. “Tapi makan malam bareng CEO itu penuh tekanan. Aku butuh nasi goren

  • Menikah Karena Visa   BAB 70 : Lukas dan Daniel

    Sebuah restoran sederhana tapi tenang. Daniel duduk di seberang Elena, memandangi sepiring ayam panggang dan seporsi nasi hangat yang tersaji di hadapannya. “Ini beneran kamu yang traktir?” tanya Daniel, mencoba tersenyum meski masih terlihat sedikit lesu. Elena mengangguk. “Iya. Anggap saja permintaan maaf karena marah-marah tadi pagi.” “Kalau gitu... makan malam kamu masak sendiri, ya?” Elena mendelik kecil. “Iya, iya. Sudah dijanjikan.” Baru saja Daniel hendak menyuap makanan, pintu restoran terbuka. Seorang pria bersetelan hitam elegan masuk. Meski tempat itu jauh dari kesan mewah, kehadirannya membuat beberapa pengunjung langsung melirik. “Pak Grant?” gumam Elena pelan. CEO itu berjalan langsung ke arah mereka. “Saya tidak mengganggu, kan?” Elena berdiri cepat. “Tidak sama sekali, Pak. Silakan duduk.” Grant menarik kursi di sebelah Daniel dan duduk dengan tenang. “Saya hanya ingin bicara sebentar.” Daniel menegakkan badan, matanya sempat bertemu dengan Elena s

  • Menikah Karena Visa   BAB 69 : Perkelahian Kantor

    Pena di tangan Lukas jatuh ke lantai bersamaan dengan pukulan keras mendarat di rahangnya. Daniel tidak tahan lagi. Selama ini dia bisa bersabar, tapi tidak hari ini. Luka yang dikorek, rasa cemburu yang dibungkam, dan ejekan bertubi-tubi membuat pertahanan itu jebol. “Apa kau pikir aku takut padamu?!” desis Daniel sembari mencengkeram kerah Lukas. Lukas membalas, mendorong Daniel hingga menabrak rak sebelah, beberapa berkas berjatuhan. Dalam hitungan detik, ruang data yang biasanya sepi berubah jadi arena baku hantam. Di Luar Ruang Data Suara benturan keras dan makian terdengar hingga lorong. Seorang staf IT yang kebetulan lewat memutar balik, lalu bergegas memberitahu kepala tim Lukas. Tak lama kemudian, beberapa karyawan mulai berdatangan, penasaran, saling berbisik dan mengintip dari balik pintu terbuka. “Astaga... itu Daniel dan Lukas?” bisik seseorang. * * * * * * * * * * Elena sedang meninjau laporan proyek di dekat printer utama saat suara gaduh itu sampai ke

  • Menikah Karena Visa   BAB 68 : Lukas Berulah Lagi

    Begitu pintu apartemen terbuka, Elena masuk lebih dulu sambil melepas sepatunya. Daniel mengikuti di belakang, meletakkan koper Elena di dekat rak sepatu. “Aku mandi dulu, habis itu baru makan,” ujar Elena, setengah menguap. Daniel tersenyum. “Silakan. Aku juga mau mandi nanti. Tapi mungkin sambil masak dulu sesuatu yang ringan.” Elena melirik ke arahnya dengan nada bercanda. “Nggak nyangka kamu berubah jadi rajin.” “Gara-gara sering bareng kamu,” balas Daniel sambil jalan ke dapur. Elena hanya tertawa kecil lalu berjalan ke kamarnya. Beberapa saat kemudian, wangi sup ayam mulai tercium dari dapur. Saat Elena keluar dengan rambut masih basah dan piyama santai, Daniel sudah menyiapkan dua mangkuk sup hangat di meja. “Wah... kamu masak beneran.” “Tentu saja. Ini bentuk rasa syukur karena kamu pulang dengan selamat,” ucap Daniel sambil menarik kursi untuk Elena. Elena duduk. “Terima kasih, Daniel.” Mereka makan dalam diam sesaat. Tapi kali ini, tidak ada yang berat. T

  • Menikah Karena Visa   BAB 67 : VIP

    Elena duduk di kursi empuk berlapis kulit, tepat di samping CEO mereka. Ia masih belum sepenuhnya nyaman, meski suasana kabin sangat tenang dan pramugari terus memastikan semua kebutuhan tersedia. CEO mereka tampak santai, tak mengenakan jas seperti biasanya, hanya kemeja putih yang digulung rapi di lengan dan celana kain berpotongan bersih. Sesaat setelah pesawat mengudara, ia menoleh ke Elena dengan nada ringan, “Kamu tidak keberatan duduk di sini, kan?” Elena menggeleng pelan. “Tidak, Pak.” “Sudah berapa lama kamu di Molgrad?” tanyanya lagi, kini dengan sedikit ketertarikan. “Hampir tiga tahun,” jawab Elena singkat. CEO mengangguk. “Aku sering memperhatikan perkembangan tim desain. Terutama sejak kamu jadi ketua tim. Kinerjamu bagus. Sangat terorganisir, dan punya inisiatif tinggi. Tapi yang paling aku hargai, kamu tahu bagaimana menjaga batasan. Profesional.” Elena terdiam sejenak, tidak yakin harus menanggapi seperti apa. “Saya hanya melakukan yang terbaik agar proyek

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status