Share

Bab 3

Author: Nurhai Rani
last update Last Updated: 2021-09-16 14:50:11

"Assalamualaikum Qia pulang," teriak Qia sambil membuka pintu rumahnya.

"Waalaikumsalam sayang bisa gak sih gak usah teriak-teriak, bisa pecah nih telinga mama," ujar Sinta Maharani mama Qiana sambil menjawab salam anaknya.

"Hehehe maaf ma," ujar Qiana.

"Kamu dari mana aja Qia, kok jam segini baru pulang? nomornya juga gak aktif," tanya Erik Widjaya papa Qiana.

"Maaf Pa tadi ban motornya Qia bocor makanya Qia kebengkel dulu, terus baterai handphone Qia habis," jelas Qiana.

"Lain kali Qia harus cek motornya terlebih dahulu dan yang paling penting jangan sampai baterai handphone Qia habis lagi," ujar Papa menasehati.

"Baik Pa, maaf Qia udah bikin Mama sama Papa khawatir," ujar Qia penuh penyesalan.

"Iya sayang, lain kali jangan diulangi lagi ya."

"Iya Ma."

"Qia ke kamar dulu ya Pa Ma," pamit Qia kepada kedua orangtuanya.

"Iya sayang," ujar Mamanya.

Qiana menaiki tangga menuju ke kamarnya, sesampainya dikamar Ia langsung mandi untuk membersihkan badannya.

Setelah selesai dengan ritual mandinya, Qia segera pergi kemeja makan untuk makan malam bersama orangtuanya. 

Suasana dimeja makan menjadi hening, Mama dan Papanya menatap Qiana dengan tatapan yang sulit dijelaskan tidak seperti biasanya.

Selesai makan Qia berdiri ingin membersihkan piring kotor kemudian pergi ke kamarnya.

Belum beberapa langkah Papa memanggilnya "Qia kesini dulu ada sesuatu yang ingin Papa sampaikan."

"Ada apa Pa?" Tanya Qia bingung sambil berjalan kearah Papanya.

"Papa ingin menjodohkan Qia dengan anak temannya Papa," ujar Papa to the point.

"P-papa serius?" Tanya Qia kaget.

"Iya Qia," jawab Mamanya yang datang dari belakang.

"Maaf Qia, dulu Papa pernah membuat janji dengan teman Papa kalau anak Papa perempuan dan anaknya laki-laki, kita akan menjodohkannya."

"Ternyata memang benar dia mempunyai anak laki-laki, dan kita sepakat untuk menjodohkannya," lanjut Papa, jauh di dalam hati sebenarnya Papa Qia juga takut kalau Qia akan menolaknya.

"T-tapi Pa ini terlalu cepat, Qia gak tahu anaknya seperti apa," ujar Qia.

"Qia Mama yakin anaknya baik kok," ujar Mama meyakinkan Qiana.

"Emangnya dia setuju dengan perjodohan ini?" Tanya Qia

Mama dan Papa saling diam, mereka juga gak yakin kalau anak sahabatnya akan setuju dengan perjodohan ini.

"Papa yakin Ia akan menerima perjodohan ini," ujar Papa mantap.

Walaupun Papanya hanya tahu bahwa calon menantunya itu anak yang baik dari cerita sahabatnya.

"Kamu bagaimana Qia?" Tanya Mamanya penuh harap.

"Ma Pa Kasih waktu Qia untuk berfikir dulu." 

"Baik Qia, kita harap kamu setuju dengan perjodohan ini, Mama yakin kamu pasti bisa menjadi istri yang baik untuk suamimu," ujar Mama meyakinkan.

"Besok malam mereka akan makan malam dirumah kita," ujar Papa.

"Baik Pa, Qia ke kamar dulu." Lalu Ia pergi ke kamarnya untuk menenangkan pikirannya.

"Farrel kesini dulu Ayah ingin ngomong sesuatu sama kamu," ujar Dimas Pratama Ayah Farrel.

"Ada apa Yah?" Tanya Farrel heran, lalu berjalan kearah Ayahnya.

"Beberapa tahun yang lalu Ayah pernah berjanji dengan sahabat Ayah akan menjodohkan kamu dengan anak sahabat Ayah," jelas Ayah.

"M-maksudnya Ayah ingin menjodohkan Farrel?, Tapi Farrel belum siap untuk menikah Yah" ujar Farrel sambil menahan amarahnya.

"Nak, Bunda yakin kamu pasti bisa menjadi imam yang baik untuk istrimu," ujar Laura Syafira Bunda Farrel menasehati.

"Baik Farrel akan menerima perjodohan ini," ujarnya masih ragu-ragu.

'gak papa gue terima, biar gue juga bisa melupakan Qia' batinnya.

"Baik, besok malam kita akan pergi makan malam kerumah sahabat Ayah," ujar Ayah.

"Baik Yah, Farrel ke kamar dulu," pamit Farrel.

Farrel pergi menaiki tangga menuju kamarnya, lalu ia langsung membaringkan badannya untuk menenangkan pikirannya yang sedang kacau, setelah beberapa menit akhirnya ia pun tertidur.

Di pagi hari, seorang gadis telah bersiap dengan seragam sekolahnya, Ia tidak bersemangat seperti biasanya, ia masih memikirkan tentang perjodohan yang dilakukan oleh Papanya.

"Morning Mama Papa," sapa Qia.

"Morning too Qia, sini sarapan dulu," kata Mama.

"Baik Ma," lalu Qia duduk, dan memakan sarapan dengan lesu.

Mama dan Papanya mengerti dengan apa yang dirasakan oleh Qia, mereka harap ini adalah keputusan yang terbaik.

"Qia Papa minta maaf ya, kalau kamu gak terima perjodohannya, Papa akan menghargai keputusan kamu," ujar Papa pasrah.

"Papa ini bukan salah Papa, Qia akan menerima perjodohan ini, bagaimanapun Papa sudah berjanji dan Papa tidak boleh mengingkarinya," ujar Qia, bagaimanapun ia tidak mau menjadi anak durhaka.

"Ma Pa Qia berangkat ke sekolah dulu ya, assalamualaikum," pamitnya kemudian mencium tangan kedua orangtuanya.

"Waalaikumsalam hati-hati Qia," jawab orang tuanya bersamaan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikah dengan Mantan   Bab 19

    Qiana dan Farrel merasa lega karena para sahabat mereka sangat mendukung hubungan mereka walaupun para sahabatnya belum tahu Farrel ialah lelaki masa lalu Qiana.Mereka tidak lagi takut memperlihatkan kemesraan mereka didepan para murid SMA Merah Putih."Udah berani mesra-mesraan disekolah," ujar Putri mendekati mereka."Iya dong, mulai sekarang kita resmi pacaran," ujar Farrel."Iya deh yang pacaran setelah menikah," bisik Putri, ia takut kalau ada yang dengar."Iri bilang kawan," ujar Qiana tertawa bahagia melihat wajah sahabatnya berubah masam."Kalian tuh ya makin hari makin menyebalkan, tapi gue keingat persahabatan kita dimasa lalu.""Hust ga usah bahas masalah itu disini takutnya ada yang dengar dan lu harus ingat mereka belum mengetahui tentang masa lalu kita bertiga," ujar Qiana memperingati."Iya Qia. Masuk yuk." Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kelas.Dikelas sudah ada Angel yang duduk di samping kursi Farrel, bibirnya mengulas senyuman manis yang bisa membuat siap

  • Menikah dengan Mantan   Bab 18

    Bel pulang berbunyi, para siswa dan siswi SMA Merah Putih berlarian keparkiran untuk pulang kerumah masing-masing setelah setengah hari berada disekolah yang menguras otak mereka."Nanti malam kalian ada kegiatan ga?" tanya Qiana kepada para sahabatnya."Gue sih ga ada, rencananya sih malam ini gue mau nginap dirumah lo karena orang tua gue lagi di Bandung," ujar Kanaya."Ooh ya udah. Nanti malam kalian ke rumah ya, nanti alamatnya gue sharelok. Ada sesuatu yang ingin gue kasih tahu kepada kalian.""Tentang apa? Lo sembunyikan sesuatu dari kita?" tanya Brian penasaran."Nanti malam kalian akan tahu.""Ya udah sampai ketemu nanti malam." Qiana pergi meninggalkan para sahabatnya yang penasaran."Eh Put, lo kan sahabat terdekatnya Qiana, apa lo tahu sesuatu tentang hal yang ingin dibicarakan oleh Qiana?" Mereka sangat penasaran."Kalau kalian ingin tahu jawabannya, nanti malam kalian harus datang kealamat yang di berikan oleh Qiana," ujar Putri.Farrel, Qiana dan Putri sampai ke kerumah F

  • Menikah dengan Mantan   Bab 17

    "Kita lihat kalian makin lengket aja nih, kemana-mana selalu berdua." Para sahabat mereka memergoki Farrel dan Qiana sedang berduaan dikantin."Kita lapar dari pagi belum sarapan makanya begitu bel istirahat berbunyi kita bergegas ke kantin," jelas Qiana."Makanya sebelum berangkat sekolah sarapan dulu," ujar Putri."Karena sahabat lu nih bangunnya kesiangan." Farrel refleks dan memandang Qiana takut.Qiana kaget mendengar ucapan Farrel, Ia menginjak kaki Farrel."Maksud lu gimana? Qiana? Kalian menyembunyikan sesuatu dari kita?" tanya mereka curiga."Aduh perut gue sakit banget." Qiana memegang perutnya, Ia terpaksa berbohong."Eh lu kenapa? Ayo ke UKS." Mereka panik melihat Qiana yang kesakitan, Farrel menggendong Qiana menuju UKS dan diikuti oleh para sahabatnya.Sesampainya di UKS, Qiana diperiksa oleh siswi yang sedang berjaga di UKS."Bagaimana keadaannya?" tanya Farrel kepada siswi yang bernametag Sisil.Qiana mengedipkan matanya kepada Sisil, "magnya kambuh karena telat makan,

  • Menikah dengan Mantan   Bab 16

    "Kita lihat kalian makin lengket aja nih, kemana-mana selalu berdua." Para sahabat mereka memergoki Farrel dan Qiana sedang berduaan dikantin."Kita lapar dari pagi belum sarapan makanya begitu bel istirahat berbunyi kita bergegas ke kantin," jelas Qiana."Makanya sebelum berangkat sekolah sarapan dulu," ujar Putri."Karena sahabat lu nih bangunnya kesiangan." Farrel refleks dan memandang Qiana takut.Qiana kaget mendengar ucapan Farrel, Ia menginjak kaki Farrel."Maksud lu gimana? Qiana? Kalian menyembunyikan sesuatu dari kita? tanya mereka curiga."Aduh perut gue sakit banget." Qiana memegang perutnya, Ia terpaksa berbohong."Eh lu kenapa? Ayo ke UKS." Mereka panik melihat Qiana yang kesakitan, Farrel menggendong Qiana menuju UKS dan diikuti oleh para sahabatnya.Sesampainya di UKS, Qiana diperiksa oleh siswi yang sedang berjaga di UKS."Bagaimana keadaannya?" tanya Farrel kepada siswi yang bernametag Sisil.Qiana mengedipkan matanya kepada Sisil, "magnya kambuh karena telat makan, t

  • Menikah dengan Mantan   Bab 15

    Qiana terbangun, Ia mengucek matanya dan terdiam sejenak mengumpulkan nyawanya, Ia kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul 07:15."Bangun Farrel, kita udah telat ke sekolah." Setelah membangunkan Farrel."Kamu mau kemana?" Farrel heran melihat Qiana yang sudah rapi dengan seragam sekolah.Farrel menahan tawa, "lihat diluar masih gelap, baru pukul 12:30 lagian besok hari Minggu.""Padahal tadi aku lihat udah pukul 07:15 dan aku lupa besok hari Minggu." Qiana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Ya udah kamu ganti dulu gih pakaian kamu terus kembali tidur."Setelah mengganti seragam Qiana kembali berbaring di samping Farrel, "tapi aku udah ga ngantuk kalau kamu masih mau tidur, ga papa tidur aja."Farrel tidak tega membiarkan Qiana terbangun seorang diri, Ia berusaha tidak tidur walaupun Ia masih ngantuk."Maafkan aku, aku ga akan bahas masalah itu lagi, jangan diamkan aku seperti ini aku ga sanggup, aku sangat takut kehilanganmu." Farrel menatap Qiana dalam."Hm iya aku juga minta

  • Menikah dengan Mantan   Bab 14

    "Sampai kapan kita sembunyikan tentang pernikahan ini?" tanya Farrel lirih."Kamu ingin memberitahukan kepada mereka semua kalau kita udah nikah? Dari awal kita setuju untuk menyembunyikannya dari mereka, sekarang kenapa kamu ingin kasih tahu semuanya?" "Bukan gitu Qia, aku capek pura-pura didepan mereka, aku ga mau lihat kamu di dekati oleh lelaki lain apalagi Andrian." "Aku cemburu Qia, aku ga mau lelaki lain mendekati kamu, tapi aku ga bisa berbuat apa-apa karena di hadapan mereka kita hanya sebatas sahabat.""Maaf aku belum siap Farrel, aku belum siap mereka tahu hubungan kita, aku takut semuanya terbongkar, aku takut mereka tahu kamu masa lalu aku orang yang sudah meninggalkan aku begitu saja, aku takut mereka kecewa sama kita, aku belum siap mereka pergi menjauh dari hidup aku." "Jujur sebenarnya aku juga bingung berada diposisi ini, aku ingin mereka tahu tentang hubungan kita tapi aku belum siap melihat mereka kecewa.""Untuk sekarang biarlah seperti ini dulu, kita tunggu wa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status