Share

Bab 4

Author: Nurhai Rani
last update Last Updated: 2021-09-16 14:50:49

Sesampainya Qia disekolah, ia berjalan ke kelasnya dengan lesu, di dalam kelas ia langsung duduk di kursinya, putri yang melihat Qia menjadi heran dengan sikapnya.

"Qia lu kenapa?" tanya Putri heran.

"Gak papa," jawab Qia lesu, kemudian guru mata pelajaran masuk.

Setelah beberapa jam pelajaran akhirnya bel istirahat berbunyi, Qia beserta sahabatnya pergi kekantin untuk mengisi perutnya yang lapar.

"Kalian mau makan apa, biar gue dan Putri yang pesan" ujar Kanaya kepada Qia dan Rania.

"Samain aja dengan kalian," ujar Qia.

Setelah beberapa menit akhirnya makanannya datang, "pesanan datang," ujar Kanaya.

Mereka makan sedangkan Qia hanya mengaduk makanannya tanpa memakannya.

Putri yang melihatnya tambah heran, "lu kalau ada masalah cerita aja sama gue, jangan dipendam sendiri," kata Putri.

Qia melihat kearah Putri, "pulang sekolah gue kerumah lu ya," lirih Qia, Ia rasa dengan bercerita kepada Putri akan membuat pikirannya sedikit tenang.

"Baik, tapi lu harus cerita semuanya ke gue" ujar Putri.

Qia hanya tersenyum, ia percaya bahwa Putri akan bisa menjaga rahasianya dengan baik.

Dimeja lain, terdapat Rendy, Kevin, dan Andre sedang menikmati makanannya dengan sesekali bersenda gurau, sedangkan Farrel ia hanya melihat makanannya tanpa berminat sedikitpun untuk menyentuhnya.

Andre yang melihat itu menjadi bingung, "Farrel lu kenapa?" tanya Andre heran.

"Gue gak papa" jawab Farrel lesu.

"Lu gak suka dengan makanannya ya?" tanya Rendy ikut bingung dengan sikap Farrel.

"Gue suka kok, cuma gue masih kenyang aja," ujar Farrel bohong. Ia tidak mau membicarakan tentang perjodohan ini kepada para sahabatnya.

"Gue permisi ke toilet dulu ya," pamit Farrel kepada sahabatnya.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Qia pergi kerumah Putri untuk menceritakan tentang perjodohannya.

"Qia ayo kita pulang" ajak Putri yang diangguki oleh Qia.

Qia menelpon Mama untuk minta izin pergi kerumah Putri.

"Assalamualaikum Ma," ujar Qia.

["Waalaikumsalam Qia,"] jawab Mama.

"Mama Qia izin kerumah Putri dulu ya," ujar Qia.

["Iya Qia hati-hati ya,"] 

"Iya Ma, assalamualaikum"

["Waalaikumsalam"]

Sesampainya dirumah Putri, mereka langsung pergi ke kamarnya Putri. Orang tuanya Putri lagi pergi keluar kota.

"Qia lu harus cerita sama gue, sebenarnya lu kenapa?" ujar Putri.

"G-gue dijodohkan dengan sahabatnya Papa." Dia menundukkan kepalanya.

"Lu serius?, tapi lu kan masih sekolah," tanya Putri tak percaya.

Qia membaringkan badannya di ranjang Putri sambil memejamkan matanya, "gue juga bingung harus bagaimana," ujarnya.

"Lu terima perjodohan ini?, terus siapa lelakinya?" tanya Putri penasaran.

"gue masih ragu dengan keputusan gue, tapi gue juga gak mau mengecewakan Mama dengan Papa, gue juga belum tahu siapa lelaki yang ingin dijodohkan dengan gue" lirih Qia.

"Malam ini gue akan ketemu dengan keluarganya," tambah Qia.

"Gue akan dukung keputusan lu, ingat kalau lu butuh teman cerita, gue selalu ada disamping lu" ujar Putri. Bagaimana pun Ia dan Qia sudah sahabatan dari kecil, dan selalu bersama dalam keadaan apapun.

"Makasih Putri, gue beruntung punya sahabat seperti kamu." Lalu Qia memeluk Putri dengan erat, sekarang ia lebih semangat dari sebelumnya.

Qia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 17:30, Ia berpamitan pulang. "Kalau begitu gue pamit pulang dulu ya," ujarnya lalu membereskan sampah cemilan yang ia makan.

"Jangan lupa kasih tahu gue siapa lelaki itu," ujar Putri.

"Siap, assalamualaikum" pamit Qia.

"Waalaikumsalam, hati-hati," respon Putri.

"Assalamualaikum Qia pulang," ujar Qia.

"Waalaikumsalam Qia jangan lupa nanti malam kita ketemu sahabat Papa," ujar Papa.

"Baik Pa, Qia permisi ke kamar dulu," ujar Qia.

"Qia ini Mama belikan baju untuk kamu pakai nanti malam." Mama menyerahkan baju yang ia beli untuk Qia.

"Baik Ma." Qia mengambil baju dari Mamanya dan segera pergi ke kamar.

Setelah memakai baju yang diberikan oleh Mamanya, ia lalu memoleskan wajahnya hanya dengan bedak dan liptint. Ia pergi ke meja makan yang sudah terdapat orang tuanya dan keluarga sahabat Papanya.

"Cantik sekali anak kamu Sinta," puji Laura calon mertuanya.

"Makasih Tante." Qia mencium tangan Laura dan Dimas calon mertuanya.

Qia duduk berhadapan dengan anak sahabat Papanya, lelaki itu masih tidak menyadari kedatangan Qia.

"F-farrel," ujar Qia tak percaya.

"Qia." Farrel kaget melihat gadis didepannya.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Erik, Papa Qiana.

"Qia sama Farrel satu sekolah Pa," jawab Qia.

"Bahkan kita satu kelas," ujar Farrel.

"Bagus dong kalian sudah saling kenal." Mama Qia dan Bunda Farrel tersenyum senang.

"jadi Qia mau dijodohkan dengan Farrel Pa?" tanya Qia masih tak percaya.

"Iya Qia, Farrel anak tunggal dari sahabat Papa" jawab Papa Qia.

"Jadi bagaimana apakah kalian menerima perjodohan ini?" tanya Dimas Ayah Farrel.

"Farrel menerima perjodohan ini." Farrel memandang Qia penuh tanya, "baik Qia juga menerima perjodohan ini." Qia menghela nafasnya, ia berharap ini adalah keputusan terbaik.

"Bagaimana kalau kita adakan pernikahannya Minggu besok?" tanya Sinta penuh semangat.

"Kita terserah kalian aja," ujar Dimas yang disetujui oleh Erik.

Qia dan Farrel melototkan matanya, "Ma Minggu depan terlalu cepat, Pernikahan adalah hal yang sakral, kita juga belum mempersiapkan segala kebutuhan," ujar Qia.

"Iya, kita juga masih sekolah Bun, nikah itu gak mudah, harus dipikirkan matang-matang," ujar Farrel.

"Lebih cepat lebih baik, untuk segala kebutuhannya biar kita yang atur," ujar Laura.

"Terserah kalian saja." Farrel dan Qia pasrah dan setuju dengan apa yang dilakukan oleh orang tuanya.

"Qia dan Farrel sepakat untuk merahasiakan pernikahan ini kepada siapapun, yang hadir hanya keluarga inti saja," ujar Qia yang disetujui oleh Farrel.

"Baik kita setuju, pernikahannya akan dilaksanakan tertutup," ujar Erik dan disetujui oleh semuanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikah dengan Mantan   Bab 19

    Qiana dan Farrel merasa lega karena para sahabat mereka sangat mendukung hubungan mereka walaupun para sahabatnya belum tahu Farrel ialah lelaki masa lalu Qiana.Mereka tidak lagi takut memperlihatkan kemesraan mereka didepan para murid SMA Merah Putih."Udah berani mesra-mesraan disekolah," ujar Putri mendekati mereka."Iya dong, mulai sekarang kita resmi pacaran," ujar Farrel."Iya deh yang pacaran setelah menikah," bisik Putri, ia takut kalau ada yang dengar."Iri bilang kawan," ujar Qiana tertawa bahagia melihat wajah sahabatnya berubah masam."Kalian tuh ya makin hari makin menyebalkan, tapi gue keingat persahabatan kita dimasa lalu.""Hust ga usah bahas masalah itu disini takutnya ada yang dengar dan lu harus ingat mereka belum mengetahui tentang masa lalu kita bertiga," ujar Qiana memperingati."Iya Qia. Masuk yuk." Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kelas.Dikelas sudah ada Angel yang duduk di samping kursi Farrel, bibirnya mengulas senyuman manis yang bisa membuat siap

  • Menikah dengan Mantan   Bab 18

    Bel pulang berbunyi, para siswa dan siswi SMA Merah Putih berlarian keparkiran untuk pulang kerumah masing-masing setelah setengah hari berada disekolah yang menguras otak mereka."Nanti malam kalian ada kegiatan ga?" tanya Qiana kepada para sahabatnya."Gue sih ga ada, rencananya sih malam ini gue mau nginap dirumah lo karena orang tua gue lagi di Bandung," ujar Kanaya."Ooh ya udah. Nanti malam kalian ke rumah ya, nanti alamatnya gue sharelok. Ada sesuatu yang ingin gue kasih tahu kepada kalian.""Tentang apa? Lo sembunyikan sesuatu dari kita?" tanya Brian penasaran."Nanti malam kalian akan tahu.""Ya udah sampai ketemu nanti malam." Qiana pergi meninggalkan para sahabatnya yang penasaran."Eh Put, lo kan sahabat terdekatnya Qiana, apa lo tahu sesuatu tentang hal yang ingin dibicarakan oleh Qiana?" Mereka sangat penasaran."Kalau kalian ingin tahu jawabannya, nanti malam kalian harus datang kealamat yang di berikan oleh Qiana," ujar Putri.Farrel, Qiana dan Putri sampai ke kerumah F

  • Menikah dengan Mantan   Bab 17

    "Kita lihat kalian makin lengket aja nih, kemana-mana selalu berdua." Para sahabat mereka memergoki Farrel dan Qiana sedang berduaan dikantin."Kita lapar dari pagi belum sarapan makanya begitu bel istirahat berbunyi kita bergegas ke kantin," jelas Qiana."Makanya sebelum berangkat sekolah sarapan dulu," ujar Putri."Karena sahabat lu nih bangunnya kesiangan." Farrel refleks dan memandang Qiana takut.Qiana kaget mendengar ucapan Farrel, Ia menginjak kaki Farrel."Maksud lu gimana? Qiana? Kalian menyembunyikan sesuatu dari kita?" tanya mereka curiga."Aduh perut gue sakit banget." Qiana memegang perutnya, Ia terpaksa berbohong."Eh lu kenapa? Ayo ke UKS." Mereka panik melihat Qiana yang kesakitan, Farrel menggendong Qiana menuju UKS dan diikuti oleh para sahabatnya.Sesampainya di UKS, Qiana diperiksa oleh siswi yang sedang berjaga di UKS."Bagaimana keadaannya?" tanya Farrel kepada siswi yang bernametag Sisil.Qiana mengedipkan matanya kepada Sisil, "magnya kambuh karena telat makan,

  • Menikah dengan Mantan   Bab 16

    "Kita lihat kalian makin lengket aja nih, kemana-mana selalu berdua." Para sahabat mereka memergoki Farrel dan Qiana sedang berduaan dikantin."Kita lapar dari pagi belum sarapan makanya begitu bel istirahat berbunyi kita bergegas ke kantin," jelas Qiana."Makanya sebelum berangkat sekolah sarapan dulu," ujar Putri."Karena sahabat lu nih bangunnya kesiangan." Farrel refleks dan memandang Qiana takut.Qiana kaget mendengar ucapan Farrel, Ia menginjak kaki Farrel."Maksud lu gimana? Qiana? Kalian menyembunyikan sesuatu dari kita? tanya mereka curiga."Aduh perut gue sakit banget." Qiana memegang perutnya, Ia terpaksa berbohong."Eh lu kenapa? Ayo ke UKS." Mereka panik melihat Qiana yang kesakitan, Farrel menggendong Qiana menuju UKS dan diikuti oleh para sahabatnya.Sesampainya di UKS, Qiana diperiksa oleh siswi yang sedang berjaga di UKS."Bagaimana keadaannya?" tanya Farrel kepada siswi yang bernametag Sisil.Qiana mengedipkan matanya kepada Sisil, "magnya kambuh karena telat makan, t

  • Menikah dengan Mantan   Bab 15

    Qiana terbangun, Ia mengucek matanya dan terdiam sejenak mengumpulkan nyawanya, Ia kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul 07:15."Bangun Farrel, kita udah telat ke sekolah." Setelah membangunkan Farrel."Kamu mau kemana?" Farrel heran melihat Qiana yang sudah rapi dengan seragam sekolah.Farrel menahan tawa, "lihat diluar masih gelap, baru pukul 12:30 lagian besok hari Minggu.""Padahal tadi aku lihat udah pukul 07:15 dan aku lupa besok hari Minggu." Qiana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Ya udah kamu ganti dulu gih pakaian kamu terus kembali tidur."Setelah mengganti seragam Qiana kembali berbaring di samping Farrel, "tapi aku udah ga ngantuk kalau kamu masih mau tidur, ga papa tidur aja."Farrel tidak tega membiarkan Qiana terbangun seorang diri, Ia berusaha tidak tidur walaupun Ia masih ngantuk."Maafkan aku, aku ga akan bahas masalah itu lagi, jangan diamkan aku seperti ini aku ga sanggup, aku sangat takut kehilanganmu." Farrel menatap Qiana dalam."Hm iya aku juga minta

  • Menikah dengan Mantan   Bab 14

    "Sampai kapan kita sembunyikan tentang pernikahan ini?" tanya Farrel lirih."Kamu ingin memberitahukan kepada mereka semua kalau kita udah nikah? Dari awal kita setuju untuk menyembunyikannya dari mereka, sekarang kenapa kamu ingin kasih tahu semuanya?" "Bukan gitu Qia, aku capek pura-pura didepan mereka, aku ga mau lihat kamu di dekati oleh lelaki lain apalagi Andrian." "Aku cemburu Qia, aku ga mau lelaki lain mendekati kamu, tapi aku ga bisa berbuat apa-apa karena di hadapan mereka kita hanya sebatas sahabat.""Maaf aku belum siap Farrel, aku belum siap mereka tahu hubungan kita, aku takut semuanya terbongkar, aku takut mereka tahu kamu masa lalu aku orang yang sudah meninggalkan aku begitu saja, aku takut mereka kecewa sama kita, aku belum siap mereka pergi menjauh dari hidup aku." "Jujur sebenarnya aku juga bingung berada diposisi ini, aku ingin mereka tahu tentang hubungan kita tapi aku belum siap melihat mereka kecewa.""Untuk sekarang biarlah seperti ini dulu, kita tunggu wa

  • Menikah dengan Mantan   Bab 13

    Seperti biasa Farrel menurunkan Qiana di halte dekat sekolah, "ingat jangan pernah terima ajakan Andrian untuk berangkat bareng.""Hm iya." Setelah melihat situasi sudah aman, Qiana turun dari dalam mobil Farrel dan berjalan menuju gerbang sekolah."Morning cantik, apa kabar? Gue dengar lu kemaren ga sekolah karena sakit, sekarang gimana keadaan lu udah sembuh?" Andrian menghampiri Qiana di parkiran sekolah."Gue udah ga papa."Farrel yang melihat itu merasa emosi tetapi ia berusaha terlihat tenang, ia berjalan mendekati Qiana lalu sengaja mendorong Andrian sehingga terjatuh."Kalau jalan pake mata dong," emosi Andrian."Sorry gue ga lihat ada orang," ujar Farrel."Masih pagi ga usah berantem." Qiana menarik tangan Farrel agar menjauh dari Andrian."Kamu sih ngapain sama dia, aku kan udah bilang jangan pernah berurusan dengan Andrian.""Masih pagi ga usah bikin mood gue hancur." Qiana meninggalkan Farrel.Sesampainya di depan pintu, Qiana menghembuskan nafas untuk mengontrol emosinya.

  • Menikah dengan Mantan   Bab 12

    Matahari sudah terbenam digantikan oleh cahaya bulan dan bintang. Farrel sangat khawatir karena Qiana belum juga pulang."Hallo, lu lihat Qiana ?" Farrel menelpon Putri menanyakan keberadaan Qiana.["Gue ga tahu, gue belum lihat Qia semenjak ia bolos tadi, emangnya sampai sekarang Qia belum pulang?"] Putri khawatir."Belum, gue udah nelpon orang tuanya tapi Qia ga ada disana, gue juga udah nelpon orang tua gue dan sama aja Qia juga ga ada disana."["Kirim alamat lu nanti kita cari Qia sama-sama, jangan sampai lu pergi sendirian."] Farrel memutuskan sambungan telepon secara sepihak.Putri bergegas ke alamat yang sudah dikirimkan oleh Farrel."Gue takut terjadi sesuatu dengan Qia," ujar Farrel lemah."Lu sih pake acara berantem dengan Andrian, udah tahu mood Qiana dari pagi udah buruk.""Sorry, Andrian duluan yang cari masalah dengan gue."Mereka kaget melihat seseorang yang baru saja masuk."Ya ampun lu kenapa bisa seperti ini." Mereka kaget melihat Qia seperti orang linglung dan terci

  • Menikah dengan Mantan   Bab 11

    Seperti biasa Farrel menurunkan Qiana di halte yang tidak jauh dari sekolah."Eh Qia, ayo bareng gue." Andrian ketua OSIS sekaligus cowok terpopuler disekolah walaupun sekarang Farrel juga populer. Ia sudah lama memendam perasaannya kepada Qiana."Ga usah kak lagian udah dekat kok." Qiana berlari menuju gerbang."Siapa orang yang ngobrol dengan lu tadi?" Farrel ikut gabung dengan yang lainnya."Dia itu Andrian ketua OSIS, ia terkenal dingin dan ga mau berhubungan dengan perempuan kecuali dengan Mamanya dan Qiana. Ia sangat mencintai Qiana tapi Qiana ga pernah membalas perasaan Andrian," jelas Kanaya."Kenapa? Dilihat-lihat Andrian ganteng loh," tanya Farrel heran."Karena Qiana trauma dengan masa lalunya dan ga mau membuka hati untuk orang baru." Putri menatap Farrel tajam."Dia hanya terobsesi dengan gue dan gue malas berurusan dengan para fans fanatiknya." Qiana meninggalkan para sahabatnya, sekarang moodnya sangat buruk."Eh tumben lu dian? Lu habis kalah main lotre ya?" tanya Geri

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status