Share

Menikah karena Orang Ketiga
Menikah karena Orang Ketiga
Author: Cahaya Alfatih

Chapter 1 Mengakhiri Penderitaan

Saat cinta mulai bersemi, di situlah tempat untuk bisa berserah diri, pasrah dan meminta yang terbaik kepada sang Maha Kuasa. Cinta sejati adalah dia yang bisa selalu membuat kita nyaman dan tentram. Namun apa yang akan terjadi jika cinta yang ditunggu-tunggu justru menjadi siluet? Bahkan cinta yang ditunggu-tunggu hanya menjadi bayang semu?

Menikah bukan soal cinta atau mencintai, tapi soal membangun komitmen. Jika keduanya sudah memilih dan berkomitmen untuk mengarungi bahtera rumah tangga, maka mereka harus saling berpengangan dan saling menjaga komitmen tersebut.

Pagi itu, mentari mulai menampakan diri, langit biru seolah menggariskan siluet pembeda di antara siluet lainnya. Angin sepoi-sepoi turut mengiringi alunan merdu suara kicau burung yang kian bernyanyi, sayup-sayup terdengar suara gemercik air mengalir seolah membuat ikan-ikan di dalam kolam terus bernyanyi.

Entah bisikan setan atau  malaikat pada saat itu, pertengkaran kembali menyelimuti pernikahan mereka. Bahkan kekerasan dalam rumah tangga. Al menarik lengan Zee dan membenturkan kepala Zee ke tembok sebanyak tiga kali. Darah segar mengalir di pelipis Zee. Sontak Brian menangis karena kaget mendengar teriakan Zee. Sebagai seorang Ibu ia tak menghiraukan rasa sakitnya dan langsung menggendong Brian yang ternyata jatuh dari tempat tidurnya. Sakit Zee semakin mendalam, bukan karena darah segar yang mengalir di pelipisnya, Zee sudah terbiasa menahan pilu baik karena tamparan Al maupun pukulannya. Namun kini rasa sakit Zee kian mendalam saat Brian jatuh bersamaan dengan teriakan Zee saat pertengkaran itu terjadi.

“Aku sudah tidak tahan dengan ini semua mas. Sampai kapan kau akan memperlakukan aku seperti ini? Bahkan saat kau menjalin hubungan kembali dengan perempuan lain, akupun diam. Tapi kini Brian sudah menjadi korban!” Ujar Zee sambil menahan isak tangis dan memeluk Brian.

“Lalu apa maumu hah?” Al mulai mengibarkan bendera perang sambil menunjuk Zee dengan telunjuk kanannya.

“Aku mau, kau tinggalkan perempuan itu atau tinggalkan aku sementara kau tak akan pernah melihat Brian lagi.” Zee tak kalah mengibarkan bendera perang dengan memberikan pilihan yang menurutnya ia pasti akan menang.

“Baik, jika itu maumu, aku talak kamu sekarang juga!”

Duarrr... berasa tersambar petir di siang bolong. Nampaknya Brian tak dapat menjadi alasan mereka untuk bisa bersatu lagi. Al jauh lebih memilih perempuan itu.

Gemuruh getar suara hati Zee kian menghiasi pagi yang indah, sesak di dadanya begitu terasa, rumah tangga yang sudah ia bangun dari 0 kini hanya tinggal butiran debu, Zee memang sering diperlakukan tidak adil oleh suaminya. Bagaimana tidak? Ia selalu dibanding-bandingkan dengan wanita lain yang bukan makhromnya. Bahkan ia selalu dipandang sebelah mata oleh suami dan ibu mertuanya. Belum lagi kegiatan perdukunan yang kerap kali menjadi hiasan dalam rumah tangga mereka. Bahkan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) sudah menjadi hal yang biasa bagi Alvendra.

Ya Allah, beginikah akhir kisah cintaku? Cinta yang betul-betul kubangun dari nol, rumah tangga yang kubangun dengan peluh keringat dan cinta meski penderitaan kian mendera, kini semuanya berakhir dengan rasa sakit yang tiada tara. Gumam Zee dalam hati.

"Terima kasih kau sudah menalakku mas. Paling tidak kau sudah membebaskan aku dari semua penderitaan ini." Tutur Zee sambil menahan isak tangis.

"Kalo begitu, sekarang juga aku minta kau kemasi barang-barangmu, dan angkat kaki dari rumahku juga." Sambung Zee saat Alvendra hendak menggendong anaknya yang masih berusia 15 bulan.

Tanpa sepatah kata pun Alvendra segera bergegas membereskan semua barang-barangnya dan meninggalkan Brian. Sementara Zee hanya bisa memandangi buah hatinya dengan penuh iba, sesekali pikirannya menerobos menerawang jauh.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Velia marhamah
Al minta jasa santet online ya?😁
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status