Share

Bab 4

Author: KarenW
Sudut Pandang Ellea.

Pada saat ini, ekspresi Ivana tiba-tiba terlihat lemah dan dia tersandung mundur beberapa langkah lalu menangis. "Kenapa kamu mengutukku seperti itu, Ellea? Apa salahku?"

Dia tampak berpura-pura seolah aku telah mendorongnya.

Lalu aku melihatnya, Edwin.

Tentu saja, semuanya sandiwara untuk Edwin.

Dia bergegas ke sisi Ivana dan memeluknya. "Apa kamu terluka, Ivana? Apa kamu baik-baik saja?"

Ivana mengigit bibirnya. "Ellea, aku tahu kamu marah karena aku menikahi mantan tunanganmu. Tapi, aku hanya ingin memperbaiki hubungan kita, hanya untuk bertukar kabar. Tapi, kamu masih saja marah padaku. Apa kamu masih mencintai Adrian, bahkan setelah menikah dengan Edwin?"

Matanya menyipit, lalu menambahkan, "Meski kamu membenciku, kamu seharusnya nggak melakukan ini pada Edwin. Mencintai pria lain bahkan setelah setuju untuk menikahinya …."

Dia melirik ke arah Edwin lagi, menurunkan suaranya. "Jangan marah, Edwin. Ellea dan Adrian punya kisah panjang bersama ...."

Edwin menoleh padaku, nada suaranya menuduh, "Jadi, kamu masih mencintai Adrian? Apa dia yang kamu telpon waktu itu? Dan sekarang kamu malah melampiaskannya pada Ivana lalu bertingkah seperti wanita gila. Apa yang terjadi bukan kesalahan mereka, itu kesalahanmu. Kalau kamu nggak masuk penjara karena kejahatanmu, semua ini nggak akan terjadi."

Kejahatanku? Kesalahanku?

Aku memaksa tubuhku bangkit, tatapanku terkunci pada Edwin. "Kalau kamu bicara soal fakta dan kesalahan, Edwin, coba beritahu aku, apa kamu mencintaiku seperti yang pernah kamu katakan? Apa kamu menikahiku karena kamu sungguh-sungguh mencintaiku?"

Ekspresi wajah Edwin seketika berubah, lalu dia mendengus keras. "Sepertinya Nyonya Ellea bukan hanya kehilangan kendali atas amarahnya tapi juga sudah gila. Kurung dia, Alex. Jangan biarkan dia pergi sampai aku memberi perintah."

Dengan begitu, dia mengangkat Ivana ke dalam pelukannya bak putri dan melangkah pergi.

Alex berjongkok di depanku. "Sekarang, kurasa kita bisa bersenang-senang sedikit sebelum kamu kukurung. Gimana?"

Aku berteriak, "Jangan mendekat, sialan!"

"Tenang saja," ejeknya. "Aku nggak mau tubuhmu atau apa pun. Aku cuma mau rekam video saat kamu merangkak kembali ke mobil. Kamu kira aku akan menggendongmu sampai ke sana?"

Aku tak bergerak.

Dia menunduk lebih dekat, nada suaranya kejam. "Kalau kamu nggak bergerak, mungkin aku harus melakukan sesuatu yang nggak kamu suka."

Aku menggigit bibirku keras sampai kurasakan darah di lidahku. Lalu, tanpa memikirkan kehormatan yang kumiliki, aku merangkak seperti anjing.

Alex tertawa, memegang ponselnya tinggi-tinggi, sangat senang merekam kehancuran kehormatanku saat merangkak kembali ke mobil.

Saat aku akhirnya sampai ke dalam mobil, aku pingsan.

Ketika aku terbangun, sehari telah berlalu. Aku terbaring di ranjang kamar Edwin.

Untungnya, ponselku masih ada di saku dan tidak diambil. Kubuka ponselku dan segera, berderet pesan dari Ivana membanjiri layar, disertai video dan foto.

Video-video itu menunjukkan Edwin mencium pipi Ivana dengan lembut, memberinya kejutan dengan koleksi perhiasan terbaru, atau membawanya ke restoran Pranca mewah dan menari dengannya diiringi suara solo biola.

Setiap momen itu terasa asing. Bahkan selama empat tahun pernikahan palsu kami, Edwin tidak pernah menunjukkan sisi ini padaku.

Aku bisa melihat bagaimana cara Edwin memandang Ivana. Pria itu sangat mencintainya.

Aku menelan ludah yang menumpuk di tenggorokanku dan perlahan bangkit dari ranjang.

Aku pergi ke ruang kerja dan mengambil surat cerai yang kubuat di hari aku tahu kebenarannya, bersama foto dan tiket pesawat dari saat aku pergi ke Makua lalu meletakkan semuanya di nakas.

Edwin pasti akan menyadarinya.

Lalu, terdengar suara dari pintu. Orang-orang Cavin Nugroho datang.

Saat mereka menerobos masuk, mungkin untuk menjemputku dari rumah Edwin, pesan dari pria itu muncul di ponselku:

[Kamu sudah tenang sekarang? Masih bicara omong kosong? Minta maaf pada Nona Ivana karena mendorongnya, jadi mungkin aku bisa memaafkan omonganmu tempo hari. Jangan buat aku terlihat buruk, Ellea. Kamu tahu aku nggak menyukainya.]

Aku membalas dengan singkat: [Satu-satunya kesalahanku adalah menyelamatkanmu di Makua, seharusnya kubiarkan saja kamu mati di baku tembak itu.]

Lalu, aku menghancurkan ponselku ke dinding dan berjalan keluar.

Ponsel itu terus bergetar di lantai, tapi aku tak menoleh sekali pun.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Bos Mafia yang Menghancurkanku!   Bab 8

    Sudut Pandang Ellea.Sorot mata Edwin berbinar dengan sesuatu yang terlihat seperti harapan? Atau kegilaan? Saat dia melangkah ke arahku. Tangannya telentang seolah ingin memelukku."Kamu nggak tahu betapa aku merindukanmu," ujar Edwin lembut. "Mereka bilang kamu pergi. Kamu sudah meninggal dan bahkan tubuhmu nggak dikubur."Saat aku tidak segera menjawab, dia merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah foto usang. Foto itu bergetar di tangannya. "Lihat," bisiknya sambil mengangkat foto itu di antara kami seolah foto itu berarti. "Dulu, kita sangat bahagia. Apa kamu nggak merindukanku, Ellea?"Aku menatapnya, menatap pada pria yang pernah menghancurkan segalanya yang aku miliki. Aku tidak habis pikir beraninya dia berdiri di sini seolah tidak terjadi apa-apa."Merindukanmu?" Aku tertawa getir. "Lupakan saja, Edwin. Kita nggak pernah saling cinta. Pernikahan kita hanya dibangun oleh kebohongan dan saling memanfaatkan. Sebuah pernikahan kontrak, bukan hubungan."Bahunya merosot. "Tolong jang

  • Menikahi Bos Mafia yang Menghancurkanku!   Bab 7

    Sudut Pandang Ellea.Setelah Cavin membawaku keluar dari rumah Edwin, aku tidak lagi menoleh ke belakang. Aku langsung naik ke pesawat yang akan membawaku jauh dari semuanya.Teman-teman lamaku dari sekolah kedokteran kini bekerja dengan organisasi Persatuan Dokter Perbatasan di Afra dan menjalani hidup yang dulu hanya bisa kami impikan di sela-sela kuliah panjang dan malam-malam tanpa tidur.Tak lama lagi, aku akan menjadi bagian dari mereka. Itu selalu menjadi impianku, untuk menolong, menyembuhkan dan berarti bagi seseorang.Ketika pesawat mendarat dan aku melangkah ke landasan panas yang membakar, aku tidak bisa menahan tangisku.Sudah lama sekali, sangat lama.Satu pandangan pada teman-temanku saja sudah cukup untuk mengingatkanku siapa diriku dulu. Sebelum aku masuk penjara, sebelum pernikahan, sebelum bertemu dengan Edwin.Johan, salah satu dokter senior, menghampiriku dengan senyum lembut. "Ellea," sapanya pelan, suaranya penuh ketulusan. "Apa kamu sudah merasa lebih baik sekar

  • Menikahi Bos Mafia yang Menghancurkanku!   Bab 6

    Sudut Pandang Edwin.Alex mendorong Ivana, wajahnya penuh amarah. "Enyah! Dasar pelacur gila! Aku lelah bersekongkol denganmu."Mereka berkelahi seperti anjing gila tepat di depanku. Melontarkan berbagai kebohongan dan kebenaran secara bergantian.Namun, ini sudah cukup, lebih dari cukup.Setiap kata yang mereka ucapkan seperti belati. Makin aku mendengarnya, aku malah merasa makin kosong.Ternyata aku bersikap kejam pada satu-satunya orang yang peduli padaku.Ellea.Aku menyuruh para bajingan mengganggunya. Aku merencanakan untuk mengirimnya ke pengiriman narkoba itu agar dia menanggung akibatnya untukku. Kubiarkan dia dipenjara, membusuk di balik jeruji selama dua tahun penuh.Dua tahun!Padahal dia tidak melakukan kesalahan apa pun.Tanganku gemetar. Kulihat tanganku yang berlumuran darah. Darah Ellea, bisa dibilang gitu.Jadi apa aku? Monster sejati yang tidak bisa lagi membedakan benar dan salah.Tidak lebih baik dari orang-orang yang dulu kuserang.Aku mengangkat pistolku dan men

  • Menikahi Bos Mafia yang Menghancurkanku!   Bab 5

    Sudut Pandang Edwin.Ivana bilang dia bosan, jadi kupikir akhir pekan di rumah danau akan menghiburnya. Itu hal paling kecil yang bisa kulakukan.Sementara itu, Ellea dikurung di rumahku, hukuman atas sikapnya yang buruk juga karena dia telah mendorong Ivana di dermaga hari itu.Berani sekali dia.Bisa-bisanya dia bisa memperlakukan Ivana seperti itu. Kalau bukan karena Ivana, aku bahkan tidak akan hidup sampai sekarang.Jadi, ya, mungkin aku memang terlalu keras pada Ellea.Aku sempat mengirim pesan padanya sebelumnya, hanya untuk memastikan saja.Tak ada balasan. Dia tidak biasanya seperti ini. Ellea biasanya cepat membalas pesan, bahkan meski hanya dengan emotikon sarkastik saja. Tapi sekarang? Sepi.Ponselku akhirnya bergetar, sedikit rasa lega muncul dalam dadaku.Namun, Ivana langsung merampasnya sebelum aku sempat melihat layarnya."Nggak boleh ada ponsel, Edwin," katanya manja, bibirnya cemberut menggoda. "Kamu janji akan fokus padaku akhir pekan ini.""Maaf," gumamku, berusaha

  • Menikahi Bos Mafia yang Menghancurkanku!   Bab 4

    Sudut Pandang Ellea. Pada saat ini, ekspresi Ivana tiba-tiba terlihat lemah dan dia tersandung mundur beberapa langkah lalu menangis. "Kenapa kamu mengutukku seperti itu, Ellea? Apa salahku?"Dia tampak berpura-pura seolah aku telah mendorongnya.Lalu aku melihatnya, Edwin. Tentu saja, semuanya sandiwara untuk Edwin.Dia bergegas ke sisi Ivana dan memeluknya. "Apa kamu terluka, Ivana? Apa kamu baik-baik saja?"Ivana mengigit bibirnya. "Ellea, aku tahu kamu marah karena aku menikahi mantan tunanganmu. Tapi, aku hanya ingin memperbaiki hubungan kita, hanya untuk bertukar kabar. Tapi, kamu masih saja marah padaku. Apa kamu masih mencintai Adrian, bahkan setelah menikah dengan Edwin?"Matanya menyipit, lalu menambahkan, "Meski kamu membenciku, kamu seharusnya nggak melakukan ini pada Edwin. Mencintai pria lain bahkan setelah setuju untuk menikahinya …."Dia melirik ke arah Edwin lagi, menurunkan suaranya. "Jangan marah, Edwin. Ellea dan Adrian punya kisah panjang bersama ...."Edwin meno

  • Menikahi Bos Mafia yang Menghancurkanku!   Bab 3

    Sudut Pandang Ellea.Sepuluh menit kemudian, mobil Alex datang untuk menjemputku. "Nyonya Ellea, Pak Edwin menelepon. Dia mengirimku untuk menjemputmu."Aku masuk ke dalam mobil tanpa bicara, aku memikirkan banyak hal.Dalam perjalanan pulang, ponselku berbunyi. Itu adalah pesan dari Ivana, sebuah foto tepatnya.Edwin sedang memeluknya, Ivana duduk di pangkuannya dengan tangan Edwin memeluknya dari belakang.Latar belakangnya? Lautan. Berdasarkan foto itu, aku bisa tahu mereka berada di atas kapal pesiar, kemungkinan adalah salah satu kapal yang baru saja dibeli Edwin. Sebotol sampanye dengan dua gelas berada di depan mereka.Edwin berbohong padanya.Dia tidak berada di kasino. Dia sedang bersama dengan Ivana.Sebuah pesan baru muncul di bawah foto itu. Itu adalah tangkapan layar dari pesan Edwin untuk Ivana."Setiap malamku bersama Ellea rasanya seperti neraka. Aku membayangkan kamulah yang berada di bawahku, dengan begitu aku baru bisa ejakulasi. Aku sangat merindukanmu, Ivana. Kelua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status