Short
Dia yang Dibawa Pulang, Aku yang Dilupakan

Dia yang Dibawa Pulang, Aku yang Dilupakan

By:  KarenWCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10Chapters
6views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Pada hari ulang tahunku yang ke-16, tiga saudara laki-lakiku pulang bersama seorang gadis bernama Siti Kusuma. Mereka mengatakan aku harus memperlakukannya seperti keluarga sendiri. Aku kira tidak banyak yang akan berubah. Tapi beberapa tahun kemudian, semuanya benar-benar berubah. Jason Kurniawan, adik bungsuku, mendorongku jatuh dari tangga karena dia. Anto Kurniawan, kakak tertuaku yang pernah berjanji akan melindungiku selamanya, kini mengusir aku dari rumah. Jadi aku pergi diam-diam. Dan mereka mengira aku hanya sedang memberontak. Mereka bahkan membawa Siti ke Franzia tanpa mencariku. Yang tidak mereka tahu adalah aku telah menandatangani kontrak dengan perusahaan musuh terbesar keluarga kami, sebagai ahli kimia termuda mereka. Tercatat jelas dalam kontrak bahwa aku tidak akan bisa kembali ke rumah lagi. Malam ketika mereka menyadari aku benar-benar telah pergi untuk selamanya, barulah mereka menyesali semuanya.

View More

Chapter 1

Bab 1

Sudut Pandang Kellen.

Aku bisa merasakan kebencian ketiga saudara laki-lakiku padaku. Jadi, aku memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang tidak akan pernah mereka temukan.

“Sudah yakin, Nona Kellen? Setelah menandatangani kontrak ini, hidup Anda sepenuhnya berikat dengan Grup Wijaya. Tidak ada jalan mundur.”

“Aku tahu,” jawabku tenang dan yakin.

Pria itu diam sejenak lalu senyuman tipis muncul di wajahnya, “Selamat bergabung, Nona Kellen. Grup Wijaya menantimu.”

Begitu telepon terputus, aku langsung memesan tiket kapal feri ke Mankalis. Hari keberangkatan tepat seminggu dari sekarang.

Tujuh hari cukup untuk membereskan rumah, menyelesaikan semua urusan, dan memutus seluruh hubungan dengan para saudaraku selamanya.

Aku ragu sejenak, lalu menelepon Anto Kurniawan. Namun, tidak dijawab. Padahal aku juga tidak berharap dia akan menjawab.

Berikutnya Rio Kurniawan, yang paling dingin di antara kami bertiga, tapi setidaknya dia berpura-pura seperti tidak membenci aku.

Setelah lima dering yang panjang, akhirnya dia mengangkat. “Ada apa?”

“Besok malam natal,” kataku. “Kalau kamu tidak sibuk, mungkin hari ini kita bisa berkumpul.”

Aku tahu mereka sedang sibuk. Mereka pasti akan bawa Siti ke vila liburan mewah, seperti setiap tahun sejak dia datang pada hari ulang tahunku yang ke-16 dan mengubah segalanya menjadi kacau.

Rio terdiam dalam waktu cukup lama.

“Aku sudah menyiapkan segalanya. Kamu hanya perlu datang. Aku bahkan sudah membuatkan kue krim kesukaan Siti.”

Nada suaranya langsung berubah jadi getir, “Kau masih berani menyebut namanya setelah semua yang kamu lakukan? Dia masih di rumah sakit. Pergelangan kakinya terkilir dan juga demam…”

Ya, Siti jatuh ke dalam kolam renang. Dan karena aku berdiri paling dekat, ketiganya langsung menuduh aku yang mendorongnya, meski aku dan Siti sudah sama-sama mengatakan bukan aku pelakunya.

Aku mengabaikan tuduhannya, “Kalau begitu, aku akan bawa kue ke rumah sakit, tidak masalah.”

Sebelumnya, aku tidak pernah mengalah seperti ini. Biasanya, aku akan langsung menutup telepon begitu mereka mengatakan “apa yang aku lakukan padanya”. Tapi kali ini berbeda. Aku akan pergi. Dan sebelum aku menghilang untuk selamanya, aku ingin sebuah perpisahan yang layak, meskipun hanya untuk diriku sendiri.

Lalu terdengar suara lemah dari ujung telepon, suara Siti.

“Apakah itu Kellen? Aku dengar tentang kue...”

“Dia membuatnya untukmu,” kata Rio dengan suara kaku. “Katanya, rasa yang kamu suka.”

“Wah, senangnya! Kue yang Kellen bikin paling enak!” kata Siti, terdengar seperti anak kecil yang senang.

“Aku bisa mampir kalau kamu mau,” kataku dengan pelan.

Rio tidak menyetujuinya, tapi dia juga tidak melarang. Aku anggap saja keheningan itu sebagai perizinan, lalu memutuskan telepon.

Aku naik taksi pulang ke apartemenku dan mengambil kue krim buatan pagi tadi. Aku masukkan ke kotak dengan rapi, lalu ikat dengan pita merah.

Saat sampai di rumah sakit, baru lewat jam enam. Kamar Siti terlihat seperti hotel mewah daripada kamar pasien, lengkap dengan dapur dan ruang makan kecil. Tapi hanya ada empat kursi.

Aku tahu mana kursi yang bukan untukku.

Siti langsung bersemangat ketika melihat kue. Dia bahkan menancapkan lilin di tengah dan berdoa sebelum meniupnya. Kemudian dia memotong selapis kue dan mencicipi satu suapan, lalu wajahnya langsung berseri.

“Manis banget! Sempurna!” Siti tersenyum lebar.

Aku tersenyum, tapi tidak berkata apa pun. Lalu, aku memotong selapis kue kecil untuk diriku dan mengambil garpu, duduk di sofa.

“Aku makan di sini saja.”

Jason Kurniawan menatapku dengan tajam, seolah pandangannya bisa membunuh orang, “Tahu sendiri tempatnya di mana.”

Anto menoleh dan sedikit terkejut sejenak, lalu kembali memperhatikan Siti.

“Aku dengar Franzia sangat indah selama Natal," celetuk Siti sambil memotong suapan kue lagi. “Kalau aku sudah sembuh, gimana kalau kita semua pergi liburan?”

Anto tertawa kecil dan mengusap rambutnya, “Kita boleh kemana pun kamu mau.”

Siti menoleh padaku, matanya yang besar penuh harap, “Kellen? Kamu ikut juga?”

Genggamanku pada piring menegang. Aku cukup gugup sampai tanganku gemetar, hampir menjatuhkan kue ke lantai, “Mungkin tidak. Aku akan segera pergi. Aku … harus meneliti produk baru.”

“Produk baru?” Jason menyindir. “Bahkan di hari Natal saja kamu tetap kerja. Sepertinya kami harus memberimu medali atau semacamnya.”

“Aku cuma…”

“Sudahlah,” potong Anto dengan nada dingin. “Mungkin lebih baik Kellen menjauh dulu. Jangan sampai Siti didorong ke kolam lagi.”

Suasana jadi canggung.

Mereka tidak tahu bahwa “perjalanan” ini bukan sementara. Setelah tujuh hari, aku akan benar-benar pergi, tanpa kabar di mana, bahkan tanpa niat untuk kembali.

“Kalau kamu pergi,” kata Anto dengan dingin sambil menatap piringnya. “Apa keberatan kalau Siti pindah ke kamar lamamu di rumah?”

Aku menatapnya. Tidak ada rasa kasih sayang sedikit pun dalam pandangannya, seolah dia sedang berbicara dengan orang asing.

Jason menambahkan dan matanya menyipit, “Dia dulu selalu keberatan berbagi kamar sama Siti.”

“Tidak masalah,” jawabku. “Dia boleh pindah. Besok aku akan kemasi barang-barangku.”

Mereka bertiga menatapku dengan terkejut, seperti aku berubah orang.

Karena sebelumnya, aku selalu menolak. Dan mereka membenci aku karena itu. Kalau Siti tidak tinggal kamarku, gadis tercinta mereka terpaksa harus tinggal di kamar tamu.

Anto menyipitkan matanya. “Jangan plin-plan dengan keputusan kamu ya, Kellen.”

“Aku tidak akan,” kataku dengan lirih. “Aku sudah mengikhlaskan beberapa hal. Lebih baik Siti tinggal kamarku. Supaya kalian bisa jaga dia dengan baik.”

Anto tersenyum kecil dengan sinis, Jason memutar bola matanya, dan Rio tetap diam, hanya menatap garpu yang bahkan tidak dia pakai.

Sudah hampir malam hari.

Siti bilang dia lelah, itu mengisyaratkan aku untuk pergi.

Aku pun mengambil tas, berdiri, dan menatap mereka untuk terakhir kali.

Untuk sesaat, hanya satu detik aku merasakan kesedihan yang telah aku pendam selama bertahun-tahun meletus dalam hatiku. Dulu, aku miliki ini semua. Dan dulu, aku dicintai.

Sekarang, aku hanyalah seorang tamu, seorang tamu yang tinggal terlalu lama.

“Sampai jumpa,” kataku.

Dan tak ada satu pun dari mereka yang menjawab.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status