Home / Romansa / Menikahi CEO (INDONESIA) / 7. Hamster Kecilku 2

Share

7. Hamster Kecilku 2

last update Last Updated: 2020-11-28 03:14:22

   Jay bukan pria yang selalu terburu-buru dalam mengambil keputusan. Jay akan membiarkan Kaira untuk menenangkan diri sejenak karena mau bagaimanapun, hubungan Jay dan Kaira terjalin tanpa persetujuan Kaira terlebih dahulu.

   Jay bukan pria egois yang memaksa Kaira untuk tetap bersamanya. Meskipun sejak menikah, Jay selalu menunjukan rasa nyaman dan ketertarikannya pada Kaira. 

   Biasanya, yang tidak peka dengan perasaan pasangan adalah pihak pria, tapi yang terjadi di dalam hubungan Kaira dan Jay malah sebaliknya. Jay peka dengan keinginan Kaira, tapi Kaira yang terlalu takut dengan posisinya yang hanyalah sebagai seorang pengganti, sangat mengganggu emosinya.

   Jay berangkat ke kantor seperti hari-hari biasanya. Jay sengaja tidak langsung naik ke lantai dimana ruangannya berada. Jay masuk ke divisi pemasaran tempat Kaira bertugas. Jay membawa sekotak makanan untuk Kaira tapi Jay tidak ingin mengganggu Kaira.

"Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana caranya sarapan untuk Kaira bisa berada di atas mejanya? Apa kotak ini bisa ku berikan kaki?" batin Jay dengan pemikiran konyolnya. 

   Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Saat Jay membalikkan badannya, ada Lily yang dekat dengan Kaira di kantor sedang berdiri di depan Jay.

"Kenapa kamu ada di belakang saya?" tanya Jay pada Lily.

"Saya mau masuk tapi Presdir di depan pintu," jawab Lily dengan jujur.

"Saya mau minta tolong!" ucapan Jay terdengar begitu angkuh di telinga Lily.

"Apa, Presdir?" tanya Lily.

"Emmmm, tapi jangan bilang siapa-siapa."

"Beres!" 

"Kasih ini buat Kaira. Dia belum sarapan," Jay menyodorkan kotak makanan yang sudah di siapkannya.

"Hanya ini?" Lily mengerutkan kedua alisnya, karena Lily berfikir, Jay akan membuatnya menerima tugas penting.

"Kamu mengira terlalu jauh!" jawab Jay.

"Presdir selingkuh dengan Kaira sesuai dengan rumor?" tanya Lily tanpa basa-basi.

"Hubungan kami tidak seperti itu," jawab Jay.

"Terus?"

"Llily, kenapa kau cerewet sekali?" batin Jay.

"Hubungan kami lebih dari itu," bisik Jay.

"Karena dia adalah Istriku!" batin Jay

   Setelah membuat Lily terkejut dengan jawabannya yang bermakna begitu dalam, Jay berpaling dari Lily dan terus berjalan menuju lift khusus Ceo. Jay tersenyum puas karena akhirnya, sarapan yang di bawanya bisa sampai di tangan Kaira.

   Demi menjauhi Keysana setelah menikah, Jay mengajukan dinas Luar Negeri selama 2 tahun. Tuan Alrecha sudah menandatangi persetujuan atas surat pengajuan tugas dari Jay.

   Jay menatap kontrak itu dengan penyesalan karena ternyata bukan Keysana yang di nikahinya, melainkan Kaira yang bisa dengan mudah membuat Jay jatuh hati.

"Kai, bagaimana aku menjelaskan hal ini padamu?" gumam Jay.

"Sudahlah, aku lebih baik fokus pada rencana pesta pernikahanku dengan Kaira, supaya dia tidak merasa di sembunyikan seperti sebuah rahasia," batin Jay.

***

"Kai, sudah sarapan?" tanya Lily.

"Belum."

"Nih!" Lily memberikan kotak makanan dari Jay pada Kaira.

"Apa ini? Untukku?" tanya Kaira.

"Untuk penjaga toilet!" jawab Lily dengan kesal.

"Oh... Kamu jagain dulu pekerjaanku. Aku akan berikan ini pada penjaga toilet," Lily langsung meradang dan merasa gemas dengan otak Kaira yang hanya bisa berfikir sejengkal.

"Ya ampunnnn... Kaira, apa kau kurang gizi?" tanya Lily menaha gemas di hatinya.

"Tidak! Apa aku terlihat lebih kurus?" tanya Kaira.

"Darah naik sampai ke ubun-ubun," batin Lily.

"Kaira, kau punya otak untuk apa?"

"Berfikir," jawab Kaira secara spontan.

"Sudahlah, kotak makan itu untukmu," Lily menyerah menjelaskan pada Kaira, jika Kaira masih dalam mode bodoh.

"Gak jadi untuk penjaga toilet?" tanya Kaira dengan bingung.

"KAIRAAAAA...!!!" Lily akhirnya tidak tahan dan mengacak-acak rambut Kaira.

"Aduhhhhhh... Lily stop. Aku akan terlihat lebih jelek," protes Kaira.

"Makan sampai habis ya!" 

   Kaira menyingkirkan kertas-kertas yang berserakan di atas mejanya. Perutnya langsung keroncongan saat hidungnya mencium bau makanan yang menggugah seleranya. Kaira membuka tutup kotak dan terpampang hiasan yang cantik mulai berantakan karena Kaira memegangnya tidak berhati-hati.

   Satu suap sayur sudah masuk ke dalam mulut Kaira. Setelah tertelan, Kaira diam sejenak. Kaira sedang mengingat-ingat, rasa sayur yang tidak asing baginya. Kaira menutup kembali makanannya, dan berjalan menghampiri Lily.

"Lily!" panggil Kaira.

"Hmmm..." jawab Lily.

"Makanan ini kamu beli atau kamu masak?" tanya Kaira.

"Kenapa masakan ini seperti masakan dia?" batin Kaira.

"Dari Presdir," bisik Lily.

"Jadi benar, ini masakan dia? Apa dia juga sudah makan?" batin Kaira.

   Kaira tidak perduli dengan omongan karyawan lain. Kaira berani menggunakan lift khusus Ceo dan menemui Jay di dalam ruangannya.

"Mau bagaimanapun, nama baikku memang sudah buruk. Lebih baik, aku nikmati saja kebahagiaan sementara ini," batin Kaira.

TOK... TOK... TOK...

"Masuk!"

   Kaira masuk dengan langkah pelan. Tiba-tiba hati yang yakin mulai goyah. Jay tidak mengetahui jika yang masuk ke dalam ruangannya adalah Kaira.

"Jay!" panggil Kaira. Jay langsung menatap ke arah Kaira.

"Kaira!" panggilnya dengan terkejut karena Jay tidak menyangka jika Kaira akan menemuinya.

"Jay, apa kau sudah makan?" Kaira sudah berdiri di sebelah Jay dan membuka bekal yang sama sekali belum di acak-acak olehnya.

"Bekal ini aku bawa khusus untukmu."

"Tapi, aku ingin makan bersamamu," ucap Kaira.

"Suapi aku!" pungkasnya dengan manja.

   Kaira berbagi makanan dengan Jay. Suapan demi suapan sudah berlalu. Kotak makanan sudah kosong. Jay menatap Kaira dengan senyum yang menghiasi bibirnya. 

"Kyaaaaa..." jay menyingkirkan laptopnya, lalu mengangkat tubuh Kaira untuk duduk di atas mejanya.

"Kenapa kau hanya seberat kapas?" ledek Jay.

"Jay, apa aku boleh menanyakan sesuatu?"

"Katakan saja!" suasana menjadi serius.

"Apa kau akan menceraikan aku, kalau wanita yang kau cinta kembali?" tanya Kaira. Yang di maksud Kaira dengan wanita yang Jay cintai adalah Keysana.

"Dia tidak akan kembali, sebesar apapun aku mencintainya," jawaban Jay sangat tidak di inginkan oleh Kaira.

"Oh! Kau sangat mencintainya?" tanya Kaira sekali lagi untuk meyakinkan hatinya.

"Memilikimu, sudah cukup bagiku," jawab Jay.

PRANGGG...

   Tanpa sengaja, Kaira menyenggol sebuah foto yang terpajang di atas meja Jay. Foto yang sama sekali tidak di sadari oleh Kaira.

"Maaf!" ucap Kaira. Kaira turun dari atas meja dan hendak memungut foto itu supaya bisa di belikan bingkai yang baru.

"Jangan menyentuhnya!" ucap Jay.

"Tapi... Tapi aku hanya..." ucapan Kaira terbata-bata. Foto itu sudah ada di tangan Kaira. Foto seorang wanita yang sangat cantik, sangat jauh bila di bandingkan dengannya. 

   Kaira melihat Jay yang menahan amarah dan kecewanya. Kaira menaruh lagi foto itu di atas meja Jay dengan rapi.

"Aku akan belikan bingkai yang baru," seru Kaira.

"Tidak perlu!" jawab Jay.

"Baiklah! Kalau begitu, aku akan kembali bekerja," ujar Kaira.

"Kaira, kenapa kau tidak marah padaku? Kenapa kau tidak memukulku? Aku seorang suami yang masih menyimpan foto wanita lain. Apa kau tidak cemburu?" teriak Jay saat Kaira tidak memberikan respon apapun.

"Karena aku tidak memiliki hak untuk memaksamu mencintaiku!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Hong Yiyin
ceritanya sedikit sama kayak di drakor Fated To Love You
goodnovel comment avatar
Bunda Saputri
Yaa.. Sedihhh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   95. Keluarga Kecil (Tamat)

    Sebuah kesepakatan akhirnya terjalin setelah Jay dan Loreta saling berjabat tangan. Rasya bisa menghela napasnya sedikit lega membiarkan Tuannya itu pergi bersama Loreta.Perjanjian itu akan terpenuhi setelah Loreta mempertemukan Jay dan Kaira. Lalu, Jay melepaskan Orthela untuk kembali ke negara asalnya.Perseteruan sudah cukup membuat kacau. Loreta tidak ingin semuanya berlanjut semakin jauh karena banyak hal yang terbengkalai karena masalah yang tidak juga kunjung selesai.Loreta membawa Jay pergi ke tempat pemakaman. Pria tersebut menyipitkan matanya heran sembari melirik curiga ke arah Loreta.“Apa yang kau rencanakan dengan membawaku ke sini?” tanya Jay. Bariton suara yang tegas itu, membuat sekujur tubuh Loreta merinding.“Anda jangan salah paham, Tuan. Saya membawa Anda ke sini bukan tanpa sebab,” ujar Loreta.Dari pandangan yang cukup jauh, terlihat dua orang sedang menghadap ke salah satu makam yang tidak asing. Jay berlari tidak sabar ingin segera memeluk wanita yang be

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   94. Di mana Istriku?

    "Jangan mendekat!" teriak Kaira. Rasanya cukup mengerikan. Kaira menjadi ketakutan. Ia berusaha pergi meski cukup sulit, tapi Orthela sudah lebih dulu memegang kendali kursi rodanya."Kenapa kau tkut? Bukankah aku sudah cukup membuatmu tenang? Kau bahkan sudah melihat bagaimana aku sangat menyesal," kata Orthela. Ia bahkan tidak merubah ekspresinya. Tetap terlihat sangat menyedihkan."Pergi! Aku memiliki keluargaku sendiri, Orthela. Aku tidak akan pernah pergi denganmu. Tidak akan pernah!" teriak Kaira."Bagaimana kalau Ziel sudah bersamaku? Apa kau tetap akan menolakku?""Apa? Kau menyandera Ziel? Orthela, dia tidak tahu apapun. Ziel msih anak-anak." Pada dasarnya, Kaira bukan wanita yang pandai mengumpat atau berkata kasar. Ia hanya berteriak meluapkan emosinya dengan kata-kata yang masih tertata dengan lembut."Aku tahu kalau kau akan menolakku. Maafkan

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   93. Pergilah Bersamaku!

    Tiga hari Kaira menghilang. Orang yang paling tertekan dan hampir gila adalah Jay. Jay yang tidak pernah menggunakan kekuasaannya, sekarang menekan semua orang untuk mencari Kaira sampai Kaira ditemukan. Nyonya Luna membawa Ziel pergi. Ziel yang tidak tahu apa-apa, tidak boleh terkecoh dengan keadaan yang ada. Orthela tidak memiliki niatan buruk. Racun yang sudah masuk ke dalam tubuh Kaira adalah buatan dari orangnya. Meski sudah mendapatkan penawar, tapi masih ada satu penawaran lagi yang harus hati-hati dan perlahan disuntikan ke dalam tubuh Kaira."Ini di mana?" gumam Kaira. Kaira terbangun dari tidurnya yang cukup panjang. Kepalanya terasa berdenyut dan berkunang-kunang. Tempat itu sangat asing, apalagi seseorang yang menatapnya."Kau sudah sadar? Syukurlah. Aku bisa mengembalikanmu tanpa rasa bersalah," ucap Orthela."Kau!" pekik Kaira."Jangan terlalu banyak gerak dan bicar

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   92. Menebus Kesalahan

    Kaira belum sadar setelah pengobatan. Tapi, kondisinya berangsur-angsur membaik. Tuan Alrecha dan Nyonya Luna, akhirnya mengetahui kalau keadaan sedang kacau saat ini. Keysana menemani Kaira sembari mengasuh Ziel. Rasya sibuk mengurus gugatan untuk Orthela dan Jay sekeluarga, mengurus pemakaman Grace karena keluarga Grace, semuanya sudah mengakhiri hidupnya sendiri."Grace, sejauh ini..." Jay terdiam dengan kedua matanya yang sembab. "Sejauh ini, aku tidak membencimu. Kau menunjukkan perubahan yang sangat besar. Sebagai rasa terima kasihku, aku akan merawat rumah terakhirmu," lanjutnya. Nyonya Luna mengusap-usap punggung Jay. Jay yang sedang bersimpuh menaburkan bunga di atas gundukan tanah yang masih basah, tangannya terus saja gemetar. Tuan Alrecha tidak banyak bicara. Ia cukup paham dengan perasaa

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   91. Kematian

    Jay masuk ke dalam rumah Orthela. Dia menggendong Grace yang sudah tiada. Tidak hanya itu, Paul yang datang berniat membawa Grace tapi dia malah menjadi sasaran utama kemarahan Jay. Jay menarik kerah kemeja yang Paul kenakan. Jay sudah membuat wajah dan tubuh Paul memar, terluka, berdarah, kesakitan, merintih dan memohon.Srek! Srek! Srek! Suara tubuh Paul yang diseret paksa membuat Delon, Orthela dan Loreta terperanjat kaget. Mata mereka terbelalak lebar. Lantai yang Jay lewati, dibanjiri oleh darah yang mengalir dari Paul dan juga Grace. Wajah Jay suram. Sorot matanya begitu tajam. Delon menelan salivanya karena baru kali ini dia melihat ekspresi iblis dari aura Jay. Jay yang ia kenal sebagai suami yang sangat lembut dan hangat tapi kali ini, ekspresinya begitu kejam.“Menarik!” ujar Jay

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   90. Penyesalan

    “Key, Rasya, aku titip Kaira dan Ziel,” ujar Jay.“Kau mau ke mana? Bukankah pengobatan Kaira hampir selesai?” tanya Keysana.“Ada sesuatu yang harus aku kerjakan. Setelah kembali nanti, aku sendiri yang akan menjelaskannya pada Kaira.” Rasya hanya diam saja. Jay meminta Rasya supaya tetap berada di rumah sakit untuk menjaga situasi di sana. Jay menggenggam erat surat dari Grace yang di dalamnya ternyata ada chip milik Orthela. Jay berfikir kalau ia tidak bisa sepenuhnya lepas tangan dalam masalah ini dan menyerahkannya pada Delon. Kenangan pahit Delon, tragedi, trauma, masih membekas jelas. Jay tidak ingin malah Delon yang terseret lebih dalam lagi. Langkah dan tindakan Jay cepat. Ia berharap kedatangannya jauh lebih dulu dibandingkan Delon di kediaman Orthela.“Delon, aku ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status