Share

Bab 21 : Harga Sebuah Keperawanan

"Vin. Akhirnya kau mau menemui ku. Aku benar-benar merasa bahagia."

Benar, dia adalah Luna. Luna berulang kali meminta waktu untuk bisa bertemu dan berbicara dengan Gavin berdua. Padahal, Gavin sudah memberitahu Luna, bahwa kini dia sudah menikah.

"Katakan apa yang ingin kau sampaikan, kita tidak untuk berbincang santai."

Gavin tetap dingin. Sorot matanya tajam mengarah pada Luna, sedetikpun Gavin tidak meloloskan tatapan mengintimidasi yang dia tujukan pada mantan kekasihnya yang telah membersamainya kurang lebih lima tahun itu.

"Vin. Kau ingat kapan terakhir kali kita berkencan?"

Gavin berdecih sembari menggaruk alisnya. "Untuk apa kau menanyakan hal yang tidak berguna."

"Vin, aku rindu saat-saat itu. Tidak mungkin semudah itu kau lupakan kenangan kita selama lima tahun, kan?"

"Tidak. Aku sudah melupakannya."

"Bohong. Kau berkata begitu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status