"Tidak."
Aku tidak akan pernah bercerai dengan kamu Namira,kamu gak boleh meninggalkan aku Namira,kamu istri aku Namira,jangan tinggalkan aku,Namira aku sangan mencintaimu."Tutur Edra di ruang tunggu oprasi hingga ia terjatuh oh ternyata ia hanya bermimpi.Lalu tiba-tiba datanglah ibunda Namira.Yang sudah menyaksikan dan mendengar Edra bermimpi tentang Namira dan menyebut-nyebut tentang Namira."Nak Edra kenapa?"
Memang tadi bermimpi tentang Namira?"Sampai -sampai nak Edra menyebut-nyebut nama Namira.""Iya bu ,saya bermimpi tentang Namira ,di mimpi itu Namira meninggalkan saya lalu menikah dengan laki-laki lain bu."
Jika seseorang bermimpi kehilangan seseorang atau di tinggalkan seseorang itu tandanya ia mencintai orang uang sefang di impikannya tersebut.Apa jangan-jangan Edra mencintai Namira diam-diam,tapi itu sangat mustahil,Edra ini kan tidak tertarik sama perempuan,tapi ini aneh sih seharusnya setelah semua yang terjadi Ludah sud
"Apa ibu Kirana hanya punya satu anak saja?""Tidak bu,saya punya dua anak?""Boleh saya tahu identitas semua anak?""Iya boleh bu ,anak pertama saya bernama Edro prakasya,anak kedua saya bernama Edra Prakasya,saya punya anak kembar laki-laki.""Tolong beritahu saya sedetail-detailnya tentang anak kembar ibu,saya melihat Edra itu sepertinya tidak ada hal yang menyimpang dari Edra,Edra terlihat seperti laki-laki sejati,bahkan dia bermimpi menyebut nyebut nama Namira,apa seorang yang tidak tertarik pada wanita apa iya bisa sampai memimpikan wanita.""Sebenarnya Edro itu bukan Edra,Edra bukan Edro.""Ibu Kirana membuat saya bingung apa maksud ibu Kirana bilang begitu?""Sebenarnya anak saya yang pertama bernama Edro Prakasya,dialah yang sebenarnya seorang gay,sedangkan Edra Prakasya itu laki-laki normal,harusnya ibu jangan terlalu percaya sama ibu Ribka,iya memang benar dia itu teman saya,tapi dia hanya tahu sepenggal kisah dari anak-ana
"Anda ini seorang dokter,berpendidikan tinggi,tolong jaga tatak rama anda,jangan pernah pegang-pegang tangan istri orang!""Justru karena saya seorang dokter jadi saya berhak memegang tangan,dada, dan bagian tubuh dari pasien saya,dengan tujuan ingin menyembuhkan pasien-pasien saya,bukan karena hawa nafsu sesaat,saya wajib dan harus menjaga ,memastikan pasien-pasien saya dalam kondisi baik-baik saja.""Sekarang dokter boleh pergi,ada saya suaminya yang akan jaga 24 jam,untuk istri saya."Tutur Edra dengan menekan kata istri saya dengan penuh ketegasan.Mendengar Edra dan Bagja ribut Namira,menuliskan kata-kata."Kalian tidak perlu ribut di sini,aku baru saja selesai oprasi,aku butuh ketenangan,aku mau istirahat,tolong aku mau sendiri,tinggalin aku sendiri."Tulis Namira sambil mengepalkan kedua tangannya seraya memohon."Iya Namira dimana-mana seorang dokter kerika menangani pasien jika sudah tidak ada lagi keperluan itu pergi dari ruangan pasien,buk
"Kaka sudah sadar ?"Turut Namira masih menggunakan bahasa isyarat."Iya,kaka mu sudah sadar.""Aku mau ikut.""Jangan dulu,kamu belum sembuh benar.""Ayolah aku mau ikut aku mau tahu kondisi ka Ludas kaya apa,aku pakai kursi roda ya please.""Oke,Baiklah aku cari kursi roda dulu,kamu tunggu di sini!"Edra menanyakan apakah ada kursi roda yang akan di pergunakan untuk orang yang sedang membutuhkan pinjaman kursi roda,Edra berkata jika sudah selesai kursi rodanya akan segera di kembalikan,untungnya para perawat tidak mengetahui kalau kursi rodanya untuk Namira,kemungkinan jika mereka tahu mereka tidak akan mengijinkan."Namira aku dapat kursi rodanya,sebentar aku angkat kamu dulu ya."Edra mengangkat tubuh Namira ke arah kursi roda,untuk pertama kalinya mereka bersentuhan begitu dekat,Edra pernah menatap Namira ,tapi itu ia lakukan ketika Namira sedang tidur,mata dan mata saling menatap sudah hampir dua bulan mereka menikah.
"Awalnya tujuanku menikahi Namira itu hanya untuk mempermudah misi pekerjaanku,tapi setelah selang beberapa hari ,selang berapa bulan,aku merasakan sesuatu,dulu aku pikir pernikahan yang tidak di inginkan dan tidak aku impikan itu akan berakhir dengan cepat,tapi ternyata aku salah aku terjebak dengan drama yang sudah aku buat,dulu ketika melamar Namira aku menyuruh ibuku berpura-pura mengidap sebuah penyakit sehingga umurnya tidak lama lagi,aku membuat drama begitu supaya Namira segera mau menerima lamaranku,karna yang aku lihat Namiravitu gadis penuh kelembuatan dan penuh kasih sayang.dan berharap pernikahan ini akan berakhir dengan cepat,tapi ternyata aku salah,aku terjebak di dalam pernikahan ini,lama-kelamaan aku menikmati peran ku sebagai suaminya,aku menikmati saat-saat dia membutuhkan pertolonganku,aku menikmatinya jika dia bergantung pada ku,aku menikmati membantunya,dan aku menikmati cinta yang sedang aku rasakan untuknya.Aku mencintainya,tapi aku tidak ta
Hari itu Namira di arahkan untuk bicararkata per kata,untuk mengetes ketajaman suaranya."Coba Namira ,pelan-pelan kamu ngomong kata per kata,coba katakan ,"Apa."Tutur dr BagjaNamira pun mengikuti sang dokter."Aaapa.""Bagus coba kata yang lain ,"Ibu.""Ibu.""Ya bagus,suara kamu merdu sangat Ra,coba saya pegang leher kamu sebentar ya."Rupanya momen ini di jadikan Bagja, sekaligus menatap dan memandang wajah Namira lebih dekat.Aku sangat merindukanmu Namira.Gumam sang Bagja.Tiba-tiba Edra datang menghampiri Namira yang sedang di pegang lehernya oleh dr.BagjaEdra menyaksikan istrinya bertatapan dengan sang dokter."Ehe.mmmmmmm,"Bagaimana dokter,apa istri saya sudah sembuh."Tanya Edra raut wajah kesal"Alhamdulillah oprasinya sukses Namira sekarang juga sudah bisa bicara.""Apa betul Namira coba kamu panggil namaku!""Iya mas,Mas Edra, aku sekarang bisa ngmong mas."Ucap Namira s
"Mas Edra keterlaluan banget sih, masa sampe dua tahun, dua tahun kan lama mas. Sekarang kan aku sudah sembuh aku sudah bisa ngomong pasti akan ada perusahaan yang mau nerima aku Mas." "Aduh Namira kamu tau gak, jaman sekarang itu susah sekali cari kerja, banyak penipuan di mana-mana, banyak kejahatan di mana-mana, dan banyak pengangguran di mana-mana, jaman sekarang kerja harus punya orang dalam, harus punya uang banyak buat nyogok orang dalam, dan yang lebih parahnya lagi ada sekelompok oknum yang memanfaatkan calon kariyawannya khususnya yang berjenis kelamin perempuan , mereka sering bahkan rentan menjadi korban pecahan, karena untuk memperoleh sebuah pekerjaan , mereka di paksa menghabiskan satu malam bersama orang yang berwenang yang menangani para karyawan, agar bisa di terima di perusahaan yang mereka kelola, ini fakta Namira, aku punya banyak teman yang menangani kasus-kasus seperti itu,banyak juga yang lulusan Sarjana tapi tetep nganggur, ada banyak Sarjana yang ti
"Sebentar lagi kaka akan menjadi kenangan untuk aku dan ibu, kaka akan menjadi kenangan sama seperti almahrum bapak, caranya perginya saja yang berbeda, mas Edra bilang kalau kaka itu bisa-bisa di jatuhi hukuman mati karena kesalahan kaka tidak bisa di ampuni.""Yah , kaka tahu, sekarang ini yang hanya Ingin kaka lakukan ,kaka ingin bertobat, supaya nanti ketika kaka wafat ,kaka wafat dalam keadaan Khusnul kotimah.""Untuk yang ke dua kalinya, aku kehilangan dua lelaki yang aku sayang, aku selalu menguatkan diri aku sendri sambil bilang dan menepuk-nepuk pundakku sendiri.'Namira yang kuat, Namira yang kuat.Tapi tetep aja aku nangis ka, air mata ku semakin mengalir ketika aku melihat ibu menangis karna kaka."Tutur Namira sambil menangis sampai sesegukan."Kamu ini jarang ngomong , sekali nya bisa ngomong lama berkata-kata dan bikin kaka jadi baper."Ucap Ludas, yang ikut pula menangis.Edara secara diam-diam melihat dan mendengar pembicara
"Oh iya mas, tapi baju nya di lepas dulu ya mas, biar aku jahit kancingnya gak ketusuk badan nya mas." "Kenapa harus di buka dulu, udah jahit aja langsung, ribet buka-buka, terus di pake lagi." "Tapi kan kata orang jaman dulu bad luck, tau mas kalau menjahit baju posisi bajunya masih di pakai." "Itu kepercayaan orang cina,kita kan orang indonesia,aku orang Jakarta kamu orang Cirebon gak usah percaya tahayul-tahayul begitu.Aku tipe orang yang gak percaya kaya gituan." "Iya udah, nanti aku ambilin jarum sama benang dulu ya Mas." "Iya cepetan!" Dalam hitungan menit Namira membawa alat untuk menjahit dan pergi ke kamar Edra. "Mas aku dapat alat jahit nya, sini mas aku jahitin." Namira menjahitkan kancing baju piyama Edra yang terlepas, dengan posisi baju yang masih terpakai di tubuh Edra, Edra memang sengaja supaya dia bisa menatap Namira lebih puas.mereka saling menatap lalu Namira berkata "Udah selesai mas