Share

Permainan 2

Hari berikutnya. Clara duduk di mobil yang sesdang melaju bersama Ibu mertuanya, Mama tiri Sean.

"Hoam." Clara menguap di samping Ibu mertuanya.

"Sudah jam berapa sekarang, dan kamu masih menguap, kamu sekarang adalah menantu keluarga Adiatmojo ,kamun harus memperhatikan citramu!" Mama tiri Sean tidak suka.

"Iya, iya Ma, Maafkan aku." Clara menundukan kepalanya dengan tersenyum kecil.

"Karena kamu adalah wanita dari keluarga Adiatmojo, kamu harus menghadirin acara amal, sebelumya , aku mengaturnya sendiri sekarang kamu harus membantunya, dulu kamu menjalajankan acara semacam ini dengan ibumu saat usiamu 17 tahun aku percaya kamu mampu." Jelas Ibu tiri Sean panjang lebar.

"Tapi kamu harus ingat bahwa kamu adalah Nyonya Seab." Tambah Mama tiri Sean.

"Baiklah Ma, aku mengerti." Clara tersenyum dengan terpaksa.

"Hah, tidak mudah menjadi Nyonya orang kaya, tidak bisa rebahan dengan santai di rumah." Ucap Clara dalam hati.

Tempat Acara.

"Aku belum makan apapun dari tadi, ada begitu banyak makanan disini, aku sangat kelaparan." Clara sangat takjub melihat makanan yang tersusun rabi di meja, makanan itu terlihat sangat lezat baginya.

"Nona Aruni, apa ketua datang hari ini?' Suara Mama tiri sean dengan seseorang.

"Hemzz? dengan siapa Mama tiri berbicara, terlihat sangat senang." Clara membalikan badanya melihat Mama tiri yang tepat di belakangnya.

"Wow." Ucap Clara, melihat wanita dengan gaun yang sangat cantik.

"Nyonya Zaina, ibuku terjebak macet, dia belum sampai." Jawab Wanita muda itu dengan lembut dan sopan.

"Dan dia siapa?" Tanya Aruni melihat Clara berada di belakang Mama tiri Sean.

"Ya tuhan wanita ini cantik dan juga berkelas." Clara masih takjub melihat Aruni.

"Ha...ha..ha, Dia adalah istri Sean,beberapa hari lalu semua berita dan media membicarakannya, mereka membuatnya menjadi sangat viral." Mama tiri Sean memperkenalkan Clara dengan tertawa kecil.

"Halo, Namaku Gizel Cokro." Ucap Clara menjulukan tangan memperkenalkan diri.

"Benarkah." Jawab Aruni dengan wajah tidak suka.

"Masih ada hal - hal yang harus aku urus, aku pergi dulu." Aruni berbalik dan pergi tanpa membalas jabat tangan Clara.

"Apa yang terjadi? kenapa orang - orang disini membenciku?" Clara bertanya dengan wajah tidak mengerti.

"Hei bocah, apa kamu  bodoh? apa kamu lupa dia adalah mantan Sean! kalau kamu samngan baik padanya, dia kan berfikir kamu menghinanya!" Ucap Mama tiri Sean dengan nada tinggi.

"Apa?" Tanya Clara dengan nada tinggi wajahnya sangat kaget.

"Jadi seperti ini pertemuan amal orang kaya?mereka semua memasang senyum palsu demi kepentingan mereka, bukankah itu  melelahkan. begitupun aku sangat lelah makan dengan berdiri, kenapa tidak ada tempat duduk yang dekat." Ucap Clara dalam hati sembari menimati makanan sepiring penuh.

"Zaina aku dengar hari ini kamu membawa menantumu?" Tanya seorang wanita paruh baya, dia tertilah sangat sangat angunh dan berwibawa.

"Gisel ini Nyonya Ariana, ketua acara amal hari ini, kemari dan sapalah." Nyonya Zaina mama Tiri Sean memperkenalkan Nyonya Ariana Mama dari Aruni.

"Halo, Nyonya Ariana, senang bertemu dengan anda saya Gisel." Clara meletakan makananya menyapa Nyonya Ariana dengan sopan.

"Tidak buruk juga selera Sean Adiatmaja."Jawa Nyonya Ariana dengan senyum sopan.

"Ketua Ariana, terlalu memuji saya." Jawab Clara kembali.

"Apa Sean  buta, kenapa dia memilihnya sebagai istri!" Ucap Lirih Aruni dengan kesal.

"Pelayan kemarilah." Aruni memangil pelayanya.

"Iya Nona." Jawab pelayang memnghampiri Aruni.

"Kemari dan lakukan sesuai perintahku tadi, mengerti!" Perintah Aruni kepada pelanyanya.

"Baik , Nona." Pelayan menganggukan kepalanya tanda isyarat mengerti.

disisi lain ruangan.

"Jika Aruni kami membawa pulang menantu sehebat Sean untuku, aku pasti tidak akan khaattir dengan masadepanya." Nyonya Ariana memuji Sean di hadapan Ibu tiri Sean.

"Anda bercanda Nyonya Ariana, Arusi adalah gadis mudah yang luas biasa, dia pasti anakn menemukan suami yang lebih baik dari Sean." Jawab Mama tiri Sean berusaha merendah sembari memuji.

"Pelayan hati - hati, perhatikan langkahmu!" Teriak salah satu tamu yang melihat pelayan berjalan cepat membawa jus yang bersusun.

"Apa itu kenapa ramai sekali?" Clara membalik badanya mencari sumber suara.

"Kraaakkk, Prankkk...Pyar...Pyar.." Suara gelas yang berjatuhan menimpa Clara yang berdiri tepat di depanya.

"Aduhhh..." Clara terjatuh dengan gaun yang basah kuyup terkena tumpahan jus yang tepat mengenainya.

"Oh astaga, maafkan saya Nona saya terlalu gugup dan kehilangan keseimbangan. Apakah anda baik - baik saja?" Tanya pelayan dengan berpura - pura polos, wajahnya terlihat panik.

"Tidak apa - apa, aku baik." Jawab Clara sembari berdiri.

"Apa itu Nyinya muda keluarga Adiatmaja? Ini sangat memalukan di hari pertama kemunculanya di depan umum sudah terkena sial." Salah satu tamu berbisik dengan pelan.

"Aku pikir Tuan Sean adalah pacar dari Nona Aruni, Bagaiman bisa berahir dengan menikah dengan Gadis bodoh dan tidak terkenal ini? Jawab salah satu tamu dengan berbisik.

"Sial, kenapa aku berada di sekelompok orang yang tidak punya hati nurani sama sekali, mereka hanya bersembunyi di acara amal dan senyum palsunya saja, Kelak aku tidak mau menjadi bagian dari mereka."Ucap Clara dalam hati meninggalkan acara, dan kembali kerumah menggubnakan taxi.

Malam hari, Kamar Clara di keluarga Adiatmaja.

"Tok..tok..tok" Suara ketukan Pintu.

"Iya siapa?" Clara bakingkit dari rebahanya menuju pintu.

"Ini saya pelayan Nona." Jawab peklayan dengan sopan.

"Ngekkk.." Clara membuka Pintu kamarnya.

"Ada apa?" Clara bertanya.

"Nyonya Sean, waktunya makan malam. Seluruh keluarga hari ini ada di sini untuk makan malam di ruang makan utama." Pelayan kembali memjawab denggan sopan.

"Baiklah, aku akan segera turun." Clara menutup pintu kamarnya kembali bersiap - siap mengambil switer untuk turun menuju ruang makan.

Di meja makan, makan malam sudah tersedia banyak menu yang terlihat sangat lezat.

"Ini sayang, ini adalah makanan kesukaanmu makanlah." Sean berpura - pura romantis dengan mengambilkan makanan untuk Clara.

"Terimakasih, Sayang." Clara membalas dengan romantis.

"Aku awalnya berfikir kalau Sean akan menentang pernikahan ini, aku tidak menyangka hubungan kalian akan sebaik ini." Tuan Adiatmaja, Ayah Sean tersenyum senang melihat anak dan menantunya terlihat akur dan romantis dalam menjalani hubungan mereka.

Sean terlihat, bangga aktingnya berhasil dengan sempurna.

"Hubungan mungkin bai, tapi sikapnya buruk." Mama tiri Sean terlihat tidak suka.

"Apa masudmu Ma?" Tanya Ayah Sean tidak mengerti.

"Kenapa kamu tidak bertanya pada menantumu itu? tanya bagaimana dia mempermalukan keluarga Adiatmaja hari ini." Mama tiri Sean terus mengomel  dengan peristiwa siang tadi di acara amal.

"Aku...." Clara terlihat takut untuk berbicara.

"Aku membawanya ke acara amal hari ini, ingin men gajarinya seberapa berat memikul urusan amal kota sebagai menantu,sebaliknya , dia tidak membantu sama sekali malah pergi tanpa memberitahuku." Jelas mama tiri Sean panjang lebar.

"Ada begitu banyak pasang mata yang menontonku pergi, bagaimana tidak bisa aku pergi tanpa kabar Ma?" Jawab Clara dan kembali bertanya sembari mengerutkan dahi.

"Braaakkk, kamu merusak citra keluarga Adiatmaja dan pergi begitu saja!" Mama tiri Sean mengangkat piring dengan keras.

"Aku!" Clara membalas dengan nada tinggi, dia sangat kesal.

"Tidak, aku tidak bisa marah...aku harus bertindak sebagai menanty yang baik ini adalah pekerjaanku, aku tidak bisa membawa perasaan pribadiku." Ucapn Cala dalam hati dengan mengangkat kepala melihat Sean  yang duduk santai di depanya.

"Mama, mama kan juga menyaksikan kejadianya, aku tidak membawa pakaian tambahan untuk berganti, jadi bahkan aku tetep tinggal , aku tidak banyak membantu." Clara merubah ekspersinay dengan seketiuka, dia tersenyum dan berubah penurut.

"Jadi kamu mengatakan kalu itu salahku? akuy tidak perhatian kepadamu?" Mama tiri Sean  semakin kesal.

"Hiks...hiks, aku berbaik hati membawamu ke acara amal, tapi itu malah jadi salahku, membuat keluarga kita menjadi lelucon di mata semua orang. Bagaimana aku akan menghadapi mereka di masa depan." Mama tiri Sean menangis menghampiri Ayah Sean.

"Baiklah, baiklah... ini bukan masalah besar, jangan marah. Gisel masih muda, dia bisa perlahan - lahan belajar untuk menanganinya lain kali." Ayah Sean berdiri memeluk istrinya yang menangis dengan menatap tajam Clara mengisyaratkan agar meminta maaf.

"Aku..." Clara merasa kesal tapi tidak bisa berbuat apa - apa.

Bersambung...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status