Share

Bab 19. Sakit perut

"Mama! Aku sungguh ingin keluar!" Teriakku dengan suara melengking tinggi. Bagaimana aku bisa hidup dan bertahan selama 4 bulan lagi.

Aku menangis sesenggukkan, aku merasa sungguh capek. Bathinku lelah dan perutku selalu panas. Kunaikkan lagi kaosku ke atas. Kulit dari perut rataku sudah mulai terkelupas. "Perih!" Aku merintih dan meringkuk di dalam selimut kembali. Airmataku menetes membasahi ranjang.

Tak seberapa lama kemudian, terdengar suara anak kunci diputar. Aku tidak menoleh sama sekali. Aku sedang kesal.

Dua pelayan masuk yang sama masuk dan mengantarkan makanan. Aku mencium aroma makanan yang lezat, tetapi egoku lebih tinggi karena masih kesal. Aku sama sekali tidak menoleh dan memilih tetap meringkuk di ranjangku.

"Nyonya, silahkan menghabiskan makanan yang kami berikan. Nyonya mempunyai waktu setengah jam," ucap bu Martha sembari berdiri di belakang pintu.

"Setengah jam?" Aku mendelikkan kedua mataku, langsung terduduk. Sesaat kemudian, aku segera berlari untuk mendapatkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status