Share

Jangan Sentuh Aku

Penulis: Caramelly
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-19 17:08:02

Seketika tubuh Moira lemas, uang ini hanya cukup untuk membayar hutang keluarganya dan juga berobat awal adiknya. Jika ayah tirinya tahu ia memiliki uang sebanyak ini, pria itu pasti akan merampasnya.

“Bagaimana caranya, agar aku bisa mendapatkan uang lebih banyak, untuk pengobatan Alena?” Moira memegangi kepalanya, mondar-mandir seraya menimbang-nimbang kembali. Apakah ia harus kembali ke rumah bordil itu lagi, terlebih ia baru saja membuat Julian tidak sadarkan diri.

Namun, Moira tidak punya pilihan. Ia yang tidak kenal siapapun di Ibukota, dan harus secepatnya mendapatkan uang lebih banyak. Ia harus kembali ke tempat itu. Air matanya tumpah,  ia langsung menghubungi ibunya.

“Hallo, Ibu. Aku sudah membaca pesan dari Ibu. Ibu jangan cemas, aku akan mencari uang untuk pengobatan Alena,” ucapnya seraya menguatkan sang ibu.

“Moi, kamu sudah mendapatkan pekerjaan?” tanya seorang perempuan, di seberang sana dengan suara yang sangat letih.

Mendengar pertanyaan itu membuat Moira menahan tangis, tidak ingin ibunya cemas.

“Ya. Ibu jangan cemaskan soal uang, dan pengobatan Alena. Serahkan semuanya padaku, Ibu jangan sedih. Aku pasti bisa menemukan solusinya, sekarang aku sudah bekerja,” kata Moira seraya memikirkan cara untuk kembali ke rumah bordil itu.

Terdengar suara isak tangis, di seberang sana. Membuat hati Moira semakin sesak, sebisa mungkin dia menahan tangisnya agar sang ibu tidak semakin sedih.

“Ibu, jangan sedih lagi. Apa Ibu, sudah makan?” tanya Moira mencoba mengalihkan pembicaraan.

“Ya, Ibu sudah makan. Bagaimana denganmu, Nak?”

Moira sempat terdiam, dan melirik ke sekelilingnya dia menahan air matanya.

“Sudah Bu. Ibu jangan cemaskan aku, Ibu harus menjaga kesehatan Ibu di sana. Bosku, sangat baik. Dia juga memberikan makanan yang sangat enak,” kata Moira terpaksa berbohong.

“Syukurlah. Kalau begitu, kamu lanjutkan saja. Ibu akan menemani adikmu,” ucap Ibu.

“Baik Ibu. Ibu, aku menyayangi Ibu.”

“Ibu juga.”

Panggilan itu berakhir, Moira pun ambruk ke lantai. Air matanya semakin deras, setelah menangis cukup lama, ia menyeka air matanya. Dia harus kuat, dan tidak boleh lemah. Demi pengobatan adiknya, dan menafkahi keluarganya Eloise harus bertahan.

“Aku harus kembali, ke rumah bordil itu. Aku harus mendapatkan uang yang banyak untuk pengobatan Alena” ucapnya, sembari menguatkan hatinya.

Ia tidak memiliki pilihan selain kembali ke sana.

***

Dua hari berlalu, setelah mencari tempat tinggal dan menyimpan uangnya di tempat aman. Akhirnya malam itu, Moira kembali ke klub malam yang menjadi rumah bordil paling elit di Ibukota.

Dengan pakaian yang sangat seksi, ia juga sempat bersolek sehingga menyempurnakan kecantikannya. Sesampainya di sana, dia langsung menghadap langsung Belinda yang menjadi Bos di tempat itu.

Belinda sangat marah kepada Moira, atas apa yang sudah dilakukannya kepada Julian.

“Mami, aku mohon, pekerjakan aku kembali. Aku meminta maaf, atas insiden semalam!” ucapnya, seraya menundukkan kepala.

Belinda melirik ajudannya, isyarat matanya mengatakan untuk menyeret Moira dari ruangannya untuk segera disingkirkan  dari hadapannya. Dua orang lelaki bertubuh kekar sudah memegangi kedua tangannya, dan bersiap menyeretnya dengan kasar.

Namun, Moira tidak tinggal diam. Ia memberontak seraya memohon.

“Mami, aku mohon terima aku lagi. Beri aku kesempatan satu kali lagi. Saat ini aku membutuhkan uang.” Moira terus memohon, kepada sang Mucikari.

Tatapan matanya merendahkan Moira dengan tatapan angkuh.

“Memangnya, kamu bisa menghasilkan seberapa banyak uang untukku? Sampai-sampai aku harus memungutmu lagi?" tanya Belinda, seraya menghitung lembaran uang di depannya yang ia taruh dalam sebuah tas besi. “Kamu hanya bisa membuat aku rugi. Untung saja Julian tidak mati!” serunya.

Moira pun merasa ragu. Apakah dia bisa memberikan uang yang banyak untuk Belinda, mengingat kejadian belum lama ini.

“Berapa pun, yang Mami mau. Aku akan berusaha keras mendapatkan uang yang banyak. Aku mohon terima aku kembali, bekerja.” Moira saat ini, benar-benar membutuhkan pekerjaan.

Belinda tersenyum sinis, dan akhirnya menatap mata Moira yang kini kedua tangannya dipegangi ajudannya.

“Lepaskan dia,” ucap Belinda pada ajudannya.

Belinda menatap Moira, ada senyuman licik di wajahnya. Ia mengamatinya lekat-lekat dan berputar mengitari tubuhnya. Dia mengakui, kalau Moira sangat cantik dan memiliki kemolekan ... yang siapa pun melihatnya pasti akan terpesona.

“Baiklah. Aku akan memberikanmu satu kali lagi kesempatan, ingat hanya sekali kesempatan. Jika kamu kembali berbuat onar, jangan salahkan aku jika aku menuntutmu dengan ganti rugi yang cukup tinggi.”

“Terima kasih, Mami. Aku janji tidak akan mengecewakan Mami,” kata Moira.

“Ada pelanggan yang menantimu.”

Namun, Belinda sama sekali tidak memberitahu siapa  pelanggan yang dimaksudkan oleh Belinda. Dia hanya mengikuti arahan Belinda, yang membawanya ke sebuah hotel untuk bertemu seorang pelanggan.

Moira tiba di depan pintu kamar hotel, yang dimaksudkan. Jantungnya berdegup kencang, entah kenapa dia merasa perasaannya tidak enak. Manik mata Belinda mengisyaratkan agar Moira segera masuk dan tidak menundanya lagi.

“Ayo, tunggu apa lagi. Cepat masuk,” desak Belinda ketus.

Moira menelan saliva, dan menarik knop pintu itu dan ditariknya hingga pintu itu terbuka lebar. Moira melihat seorang lelaki sedang berdiri membelakangi mereka, dan saat lelaki itu memutar tubuhnya. Moira sontak terkejut, dengan apa yang dilihatnya saat ini.

Rupanya pelanggan yang dimaksudkan oleh Belinda adalah Julian. Pria yang belum lama ini ia pukul hingga tidak sadarkan diri. Moira menelan pahitnya kecewa, Belinda kembali membawanya pada seorang bajingan seperti Julian.

“Kau ...” Moira, menunjuk ke arah Julian yang tersenyum sinis.

Julian menyeringai menatap Moira hina. Moira mundur satu langkah, dia ingin melarikan diri. Punggungnya menubruk dada Belinda, kedua tangan Sarah kini sedang memegangi kedua lengan Moira.

“Mami,” ucap Moira, dengan tubuh gemetar.

“Kamu sudah berjanji padaku, untuk membawakan aku uang yang banyak bukan? Sekarang juga, kamu harus melayani Tuan Julian, dan membayar kesalahanmu. Dia pelanggan setia kita.”

Moira menggelengkan kepala. Dia tidak pernah menduga, kalau lelaki yang harus ia layani adalah Julian. Belinda mendorong maju tubuh Moira membuatnya kembali berdiri dengan tegak.

“Ingat ini, aku tidak akan membukakan pintu. Sebelum kau menghasilkan uang yang banyak untukku. Jika kamu tidak bisa menghasilkan uang untukku, aku akan menuntutmu dua kali lipat,” ancam Belinda.

Moira tertegun, sementara senyuman licik yang menjijikkan tercipta di wajah Julian. Belinda langsung mengunci pintu dari luar. Kali ini dia tidak akan membiarkan Moira melarikan diri.

Moira memukul pintu, ia meminta agar dikeluarkan dari dalam sana. Kenapa dari semua pelanggan yang ada di dunia ini, harus Julian lagi?

“Sekarang kamu sudah tidak bisa lari lagi,” kata Julian merasa menang seraya menghampiri Moira.

Saat langkah Julian semakin dekat, Moira langsung menghindarinya.

“Jangan sentuh aku,” kata Moira seraya menahan tangannya ke arah Julian.

“Ck! Perempuan hina sepertimu, beraninya memohon kepadaku. Kau sudah membuatku marah, malam ini aku akan membalasmu. Aku akan mengajarimu menjadi gadis baik, patuh. Aku tidak akan mengampunimu!” kecam Julian.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menjadi Candu Sang Penguasa   Aku Minta Maaf!

    Moira dan Julian terkejut, mereka kompak melirik ke arah lelaki tampan yang kini menatap mereka dari balkon seberang.“Nona, Anda butuh bantuan?” Suaranya lembut.Moira melirik ke arah Julian dan pria asing yang baru pertama kali ditemuinya.“Kau ... sebaiknya jangan ikut campur,” ucap Julian mencoba memperingati.Lelaki itu tidak memedulikan ucapan Julian. Tatapan matanya tertuju pada Moira. Moira membeku dan hanya menatap pria di seberangnya.“Tuan tolong selamatkan aku! Dia ... dia ingin membunuhku!” tuduh Moira.Julian membelalak mendengarnya. Ia langsung meraih rahang Moira mencengkeramnya, Moira kesakitan dan hampir tidak bisa bernapas. Ia meronta-ronta memukul tangan Julian.“Aku peringatkan kau,” kata Julian seraya melirik ke arah pria di balkon itu penuh ancaman. “Aku adalah orang kaya dan terhormat di kota ini. Kau akan menyesal jika ikut campur denganku.”Sementara itu, Moira hampir kehilangan napas. Lalu, lelaki tampan itu menghilang dari pandangan Moira. Julian tersenyum

  • Menjadi Candu Sang Penguasa   Kau Harus Memuaskan Aku!

    Tatapan Julian lebih mengerikan dari malam kemarin. Julian semakin mendekat ke arah Moira, sementara Moira semakin mundur langkah demi langkah.“Jangan mendekat!” seru Moira.Julian tertawa. Lalu, tatapan matanya berubah menjadi marah, dan dalam sekejap Julian menangkap tubuh Moira seperti seekor serangga!Lepaskan aku!” jerit Moira melakukan pemberontakan, hingga kemudian menggigit tangan Julian.Julian mendesis kesakitan, dan kemudian menampar wajah Moira, dengan sadis hingga Moira terjatuh ke lantai. Lalu, Julian berjongkok menjambak rambut Moira dengan kasar. Lalu kembali menampar lagi wajah Moira sebanyak dua kali.“Jalang sepertimu, memang pantas mendapatkannya!” desis Julian menatap puas.Wajah cantik Moira, kini berubah menjadi merah penuh jejak tangan Julian. Sedangkan sudut bibirnya berdarah. Moira merasakan bahwa wajahnya berdenyut akibat tamparan yang diberikan oleh Julian. Dengan mata berkaca-kaca Moira menatap Julian, membuat lelaki itu semakin marah.“Apa yang kau liha

  • Menjadi Candu Sang Penguasa   Jangan Sentuh Aku

    Seketika tubuh Moira lemas, uang ini hanya cukup untuk membayar hutang keluarganya dan juga berobat awal adiknya. Jika ayah tirinya tahu ia memiliki uang sebanyak ini, pria itu pasti akan merampasnya.“Bagaimana caranya, agar aku bisa mendapatkan uang lebih banyak, untuk pengobatan Alena?” Moira memegangi kepalanya, mondar-mandir seraya menimbang-nimbang kembali. Apakah ia harus kembali ke rumah bordil itu lagi, terlebih ia baru saja membuat Julian tidak sadarkan diri.Namun, Moira tidak punya pilihan. Ia yang tidak kenal siapapun di Ibukota, dan harus secepatnya mendapatkan uang lebih banyak. Ia harus kembali ke tempat itu. Air matanya tumpah, ia langsung menghubungi ibunya.“Hallo, Ibu. Aku sudah membaca pesan dari Ibu. Ibu jangan cemas, aku akan mencari uang untuk pengobatan Alena,” ucapnya seraya menguatkan sang ibu.“Moi, kamu sudah mendapatkan pekerjaan?” tanya seorang perempuan, di seberang sana dengan suara yang sangat letih.Mendengar pertanyaan itu membuat Moira menahan tan

  • Menjadi Candu Sang Penguasa   Masih Perawan

    Mata Moira melebar, dan cemas. Degup jantungnya seperti genderang yang akan perang. Tiba-tiba di mendapatkan tawaran yang menggiurkan di saat dia memang sangat butuh uang yang banyak.“Akan kuberi uang sebanyak 200 juta. Puaskan aku, sekarang ... aku tidak bisa menahannya lagi!” bisiknya, yang kini sudah mengecup tengkuk Moira, rasa panas tiba-tiba menguasai tubuhnya. Matanya melebar dan mencoba melepaskan diri.Namun, pria itu, dengan cepat memutar keadaan dan membuat tubuh Moira berada di bawah tubuhnya. Kedua tangannya terkunci. Pria asing itu menciumnya dengan sangat rakus, membuat Moira tidak bisa bernapas.“Tuan ... tolong jangan begini,” kata Moira, matanya berkaca-kaca.Pria di depannya melihat pakaian Moira yang sudah tersobek tepat bagian dada, memperlihatkan bagian yang terbentuk padat. Napas pria itu memburu, semakin kesakitan.“Nona, aku mohon! Aku sudah tidak bisa menahannya lagi. 300 juta apa sudah cukup?” tanya pria itu hendak mencium bibir Moira. Moira membeku, 300 ju

  • Menjadi Candu Sang Penguasa   Puaskan Aku

    “Lepaskan aku!” berontak seorang perempuan bernama Moira, yang saat ini menolak pakaiannya dilucuti satu persatu dengan kasar, oleh seorang pria asing yang sama sekali tidak dikenalinya.Lelaki bernama Julian, yang kini, sedang berusaha melancarkan aksinya di sebuah sofa di kamar hotel. Namun, Moira terus melakukan perlawanan.“Jangan lakukan itu, aku mohon!” pinta Moira yang saat ini, masih menghindari Julian yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan kotor.“Wanita murahan sepertimu, tidak usah malu-malu. Ayo layani aku sekarang juga,” ucap Julian dengan tatapan mesum dan senyuman menjijikkan.Moira merasa ditipu oleh Ares, ayah tirinya. Pria itu mengatakan, jika ingin melunasi hutang keluarga dan membiayai pengobatan keluarganya, yang kini telah mencapai ratusan juta. Ia harus bekerja di Kota.Ares juga meyakinkan Moira, ia memiliki seorang teman yang bisa memberinya pekerjaan di Ibukota. Rupanya, teman yang dimaksud Ares, adalah seorang mucikari bernama Belinda.Belinda awalnya m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status