Share

3. Keputusan Berat

Penulis: Ndraa Archer
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 10:10:56

Tiga hari berlalu dengan penuh kegelisahan. Jasmine mencoba mencari jalan lain, tetapi tidak ada yang berhasil. Ketika rumah sakit menelepon lagi, memberitahukan bahwa kondisi neneknya semakin memburuk, Jasmine tahu dia tidak punya pilihan lain.

Jasmine menghampiri Zora, yang baru sampai di Toserba. Saat itu Zora terburu- buru, tapi Jasmine berusaha menyampaiakan maksudnya.

"Halo, Kak Zora?" Jasmine berbicara dengan suara yang sedikit bergetar.

"Jasmine. Bagaimana kabarmu?" Zora menjawab dengan suara yang lembut.

Zora membuka berkas di kasir dan mengambil beberapa file,  lalu menumpukkan di atas meja kasir. Setelahnya dia menatap Jasmine, dengan senyuman.

"Kak, aku... aku butuh bantuanmu," Jasmine mengambil napas dalam-dalam.

Jasmine, masih bingung. Apakah ini waktu yang tepat untuk dia mengatakan maksudnya. Tapi dia tidak bisa menunda lagi, walau dia tahu Zora tampak sibuk.

"Aku sudah tahu, Jasmine. Aku siap membantumu. Datang ke rumahku, kita bicarakan detailnya, saat ini aku sedang buru-buru," Zora menjawab dengan cepat.

"Terima kasih, Kak. Aku datang nanti malam sepulang menutup toko."

 Sambil membuka pintu toko Zora menjawab. "Baiklah, Jasmine. Aku menunggumu."

Malam itu, Jasmine datang ke rumah Zora. Jasmine duduk di ruang tamu yang luas tetapi dingin, ditemani Zora dan suaminya, Noah Rizky Dirgantara. Noah, pria yang terlihat serius dan kaku, duduk di seberang Jasmine dengan tatapan tajam.

"Aku sudah mendengar semuanya dari Zora," kata Noah dengan nada rendah. "Dia bilang kamu ingin mengajukan beberapa syarat."

Jasmine menatap ke arah Zora sejenak sebelum menjawab. "Saya hanya ingin jaminan. Selain uang untuk nenek saya dan tunggakan kuliah, saya ingin 3% saham di perusahaan Anda. Dan... saya ingin bisa bertemu anak itu setahun sekali, meski hanya sebagai kerabat."

Noah menyipitkan mata, tetapi tidak langsung menjawab. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Permintaan yang besar. Tapi aku mengerti situasimu. Aku akan setuju, dengan satu syarat tambahan."

"Apa itu?" tanya Jasmine dengan hati-hati.

"Kamu jangan berharap lebih, bahkan kamu harus bisa merahasiakan hal ini," jawab Noah singkat. Jasmine membelalakkan matanya, terkejut.

"Ini hanya untuk memastikan semuanya tetap dalam kendali. Aku tidak ingin ada kesalahpahaman di kemudian hari," jelas Noah, nadanya dingin dan tegas.

Jasmine tahu, keputusan ini akan mengubah hidupnya selamanya. Namun, dia hanya bisa mengangguk pelan, menerima syarat itu. Sebab, apa lagi yang bisa dia lakukan demi menyelamatkan orang yang paling dia cintai?

Keesokan paginya, Zora mengantar Jasmine ke klinik dokter keluarga mereka, Dokter Arindia Wiryagunadi, Sp.OG.

"Selamat pagi, Dokter," Zora menyapa dengan ramah.

"Selamat pagi, Zora. Siapa ini?" Dokter Arin menatap Jasmine dengan senyum.

"Jasmine, calon ibu pengganti yang kami pilih," jawab Zora.

Dokter Arin mengangguk. "Baiklah, mari kita mulai pemeriksaan."

Jasmine menjalani serangkaian pemeriksaan, termasuk: Pemeriksaan ginekologi,Tes darah untuk mengetahui kondisi kesehatan dan kesuburan. Pemeriksaan USG untuk memeriksa kondisi rahim. Tes psikologi untuk mengetahui stabilitas mental

Setelah pemeriksaan selesai, Dokter Arin memanggil Zora dan Jasmine ke ruangannya.

"Hasilnya sangat baik," kata Dokter Arin dengan senyum. "Jasmine memiliki kondisi kesehatan yang optimal untuk hamil."

Zora tersenyum puas. "Bagus, Dokter. Kami akan melanjutkan prosesnya."

Jasmine merasa lega, tapi juga cemas tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.  Mereka melanjutkan pembicaraan di kantor Noah, di dalam ruangan Noah hanya ada Jasmine dan Zora.

Zora tersenyum puas sambil menyerahkan dokumen kontrak kepada Jasmine. "Semuanya sudah siap, Jasmine. Tinggal kamu menandatangani."

Jasmine membaca dokumen tersebut dengan teliti. Matanya membelalak saat menemukan poin persyaratan yang mencantumkan kata-kata "Mengandung secara alami."

"Apa ini?" Jasmine menunjuk kalimat tersebut dengan suara bergetar. "Aku harus melakukan apa?"

Zora tersenyum. "Kamu harus hamil secara alami, Jasmine. Ini syarat mutlak."

"Aku tidak bisa melakukan hal itu!" Jasmine protes. "Aku tidak siap untuk melakukan hal intim dengan suamimu."

Noah, suami Zora, memasuki ruangan. "Jasmine, kamu sudah menyetujui syarat kami. Sekarang, kamu harus mematuhinya."

Jasmine merasa terjebak. "Tapi, ini tidak adil! Aku hanya ingin membantu nenekku. Aku pikir seperti bayi tabung atau apalah, bukan aku harus...."

Zora menekankan. "Kamu harus memilih, Jasmine. Apakah kamu ingin menyelamatkan nenekmu atau tidak?"

Jasmine terlihat dilema, napasnya terengah-engah. "Aku... aku tidak tahu, Kak Zora."

Zora memandang Jasmine dengan tatapan tajam. "Jangan mundur sekarang, Jasmine. Aku sudah menunggu terlalu lama untuk memiliki anak."

Jasmine ragu. "Tapi, bagaimana dengan moral dan agama?"

Zora mendekati Jasmine. "Aku tidak peduli! Yang penting aku memiliki anak."

Jasmine menarik napas dalam-dalam. "Baiklah, aku setuju. Tapi, aku memiliki syarat."

Zora terkejut. "Apa syaratnya?"

Jasmine menatap Zora dengan tegas. "Aku ingin menikah secara agama dengan suamimu. Aku tidak ingin melakukan dosa."

Noah dan Zora terkejut. "Apa?!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Arthea Velsha
untung saja FL realistis, kalo nggak, udh aq bejek2 itu si FL nya......
goodnovel comment avatar
Aqil Ez
realistis lah kalau Jasmine punya syarat namanya itu rahimnya mau di pakai
goodnovel comment avatar
Aqila Tiffa
aku sempat emosi sama Jasmine aku pikir dia ngelunjak setelah aku baca bab 3 ini ternyata Jasmine realistis. so far so Good... aku masukkan di daftar bacaku thor, tapi jangan bikin kesel lagi ya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   387. “Satu Nama di Tengah Badai”

    “Aku takut kamu pergi,” jawab Noah jujur. “Aku tahu kamu sudah terlalu sering disakiti, dan aku nggak mau jadi alasan kamu merasa hancur lagi.”Jasmine mengembuskan napas panjang, lalu memeluk tubuhnya sendiri. “Ini terlalu gila, Noah. Setelah semua yang kita lalui... sekarang malah muncul keraguan dari keluargamu sendiri.”“Aku tahu,” kata Noah. “Tapi dengar, Jas. Aku nggak peduli siapa kamu, dari mana kamu berasal, bahkan kalaupun benar kamu punya hubungan masa lalu dengan keluargaku, itu nggak mengubah apa pun.”Jasmine menggigit bibir bawahnya. Ada rasa getir yang menyesap pelan-pelan. “Tapi aku peduli, Noah. Kamu lupa? Seluruh hidupku pernah dipenuhi kebohongan. Dan sekarang, aku harus menghadapi kemungkinan bahwa semua ini... hanya lingkaran dari rahasia lama.”Noah menghela napas panjang, lalu berjalan mendekat dan menggenggam wajah Jasmine. “Kalau memang ada kebenaran di balik semua ini, kita cari tahu sama-sama. Tapi kamu nggak sendiri. Aku di sini. Aku nggak akan ke mana-man

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   385. Hujan yang Jatuh Tanpa Janji

    Tangannya menggenggam tangan Jasmine, erat. “Aku mencintaimu, Jas. Itu tidak berubah.”Jasmine menatap matanya. “Tapi kalau yang mereka bilang benar... kalau aku memang anak dari hubungan rahasia ayahmu—artinya...”“Kau tetap perempuan yang aku cintai.” Noah tak membiarkannya menyelesaikan kalimat. “Mau kau siapa pun, dari mana pun, masa lalu itu tidak membuatku berubah. Aku tahu hatimu. Aku tahu kamu bukan orang jahat.”Air mata Jasmine mengalir. “Aku hanya takut... semua ini terlalu rumit.”Noah mengangguk. “Memang rumit. Tapi kita hadapi. Bersama.”Di tempat lain, Oma Dursila duduk sendiri di ruang kerjanya. Di meja kayu antik yang telah menampung berbagai rahasia keluarga selama puluhan tahun, ia membuka satu amplop terakhir dari penyelidik pribadinya.Satu lembar foto tua. Seorang wanita muda dengan wajah yang sangat mirip Jasmine, berdiri di samping seorang pria yang tak asing baginya—Dirgantara Sr.Dan catatan di bawahnya: “Astari Wulandari. Perempuan yang pernah menghilang set

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   384.  Jejak yang Terlacak

    Langkah Noah terdengar mantap menyusuri lorong menuju ruang tamu, tapi di balik wajah tenangnya, pikirannya berkecamuk. Setelah semua percakapannya dengan Jasmine semalam—yang meskipun singkat, terasa begitu penting—ia tidak menduga pagi ini harus kembali berhadapan dengan masa lalu... dan dengan Harness.Begitu pintu ruang tamu dibuka, Noah menemukan Harness berdiri dekat jendela, memandangi taman depan seperti sedang menyusun strategi. Penampilannya rapi seperti biasa—kemeja putih tanpa kerutan, jas abu-abu ringan, dan aroma parfum mahal yang terlalu kentara. Tapi yang lebih mengganggu Noah bukan penampilan pria itu, melainkan ekspresi matanya yang terlalu tenang. Terlalu yakin.“Noah,” sapanya, menoleh dengan senyum lebar yang terasa dingin. “Akhirnya kita bisa bicara.”Noah tidak menjawab langsung. Ia melangkah masuk, menutup pintu di belakangnya. “Apa yang kamu mau, Harness?”“Santai dulu.” Harness duduk tanpa diminta, menyilangkan kaki dengan sikap familiar yang mengganggu. “Aku

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   383. Jejak dalam Senyap

    Kabut pagi menggantung rendah ketika mobil yang dikendarai Noah melintasi jalan kecil berliku menuju sebuah desa tua di pinggiran kota. Tanah lapang dan hamparan sawah mengapit mereka di kiri kanan, menciptakan suasana tenang namun mencekam. Di sampingnya, Jasmine duduk diam, memeluk tasnya erat. Matanya tak lepas dari pemandangan luar, meski pikirannya jauh melayang ke masa lalu yang perlahan terkuak.“Mereka bilang Ibu Nur tinggal di sini setelah keluar dari rumah keluarga Dirgantara?” gumam Jasmine tanpa berpaling.Noah mengangguk. “Menurut catatan sipil, dia sempat mengajar mengaji dan jadi bidan di desa ini. Tapi setelah dia wafat, tak banyak yang tahu soal riwayatnya.”Mereka akhirnya tiba di sebuah rumah kayu sederhana dengan pagar kayu lapuk dan halaman kecil yang ditumbuhi rumput liar. Seorang wanita paruh baya keluar saat mendengar suara mobil berhenti.“Selamat pagi,” sapa Noah sopan sambil turun dari mobil. “Kami mencari informasi tentang Bu Nur Halimah... Apakah benar bel

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   382. Saksi yang Terlupakan

    Ruang tengah keluarga Dirgantara mendadak terasa lebih dingin. Dokumen yang baru saja diletakkan Harness di atas meja seolah membawa kabut masa lalu kembali menyeruak, mengusik ketenangan yang baru saja mereka cicipi.Jasmine memandangi lembaran itu tanpa berani menyentuhnya. Tangannya sedikit gemetar, dan jantungnya berdetak tak menentu.“Apa maksudmu... 'saksi atas sesuatu yang lebih besar'?” tanyanya dengan suara pelan namun tajam.Harness menatap Noah sejenak, lalu berpaling pada Jasmine. “Nama wanita yang mengasuhmu dulu, yang kau panggil 'Ibu Nur'... dia bukan hanya pengasuh. Ia pernah bekerja di rumah ini. Bertahun-tahun lalu, sebelum kamu dilahirkan.”Oma Dursila menegang di tempatnya. Tatapannya menajam, tapi ia tetap diam. Noah, di sisi lain, maju selangkah. “Kamu serius? Kenapa ini baru sekarang disampaikan?”“Karena aku baru mendapatkan informasi ini kemarin malam,” jawab Harness. “Aku menelusuri dokumen lama, dan menemukan surat kerja atas nama Nur Halimah. Ia bekerja seb

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   381. Ketika Kebenaran Menyakitkan

    Pagi di rumah besar keluarga Dirgantara biasanya diiringi oleh suara pelayan yang sibuk menata meja makan dan aroma teh hangat dari dapur utama. Tapi pagi ini, ada sesuatu yang berbeda. Udara seolah berat, dan diam-diam, perubahan mulai menyusup ke dalam ruang-ruang yang selama ini penuh intrik.Oma Dursila duduk di kursi rotan di beranda samping, mengenakan selimut tipis di pangkuannya. Matanya menatap kosong ke halaman yang mulai basah oleh embun. Di meja kecil di sampingnya, tergeletak laporan DNA yang sebelumnya ia kira akan menjadi senjatanya.“Jadi akhirnya... mereka bukan sedarah,” gumamnya lirih.Langkah kaki pelan menghampiri. Itu adalah Harness, pria yang selama ini ia tugaskan untuk menjaga agar Noah tetap pada 'jalurnya'. Tapi hari ini, ekspresi Harness berbeda. Tidak lagi datar, tidak lagi patuh sepenuhnya.“Oma,” sapa Harness pelan. “Apa yang akan Oma lakukan sekarang?”Oma tak menjawab segera. Ia meremas selimutnya erat, lalu berkata dengan suara berat, “Seharusnya aku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status