Share

Bab 187

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-29 08:52:59

Wati benar-benar kesal mendengar perkataan anaknya. "Perempuan murahan itu hanya ingin mengejar harta. Demi harta dia mau menikah dengan Marwan yang tua dan juga lumpuh."

Belum selesai Wati berbicara, perkataannya langsung dipotong Tina. "Mama salah, Papa tidak lumpuh. Papa sudah sehat bahkan dia sudah berjalan dengan gagahnya. Jika mama bertemu dengan papa, mama akan lihat Papa jauh lebih tampan dan tampak lebih mudah. Wajah Papa juga berseri-seri ma"

Wati merasakan dadanya panas seperti terbakar ketika mendengar perkataan dari anaknya. Rasa cemburu kini merambah dihatinya hingga dadanya terasa sesak.

"Dia pasti bohong," Wati membantah pernyataan dari anaknya.

"Kami lihat sendiri, Papa berjalan dengan sehat. Sepertinya ketika Papa menceraikan Mama, dia sudah sembuh total. Papa hanya berpura-pura lumpuh agar Mama tidak keberatan diceraikannya."

Tubuh Wati menegang mendengar pernyataan dari Tia. Jika memang seperti itu berarti Marwan sudah menipunya.

"Kalian tidak berbohong?"

"Ya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Nenk Upiet
Smpe brp eps siy?
goodnovel comment avatar
Romauli Sirait
............ eeehhh ketahuan deh ............
goodnovel comment avatar
Enni Lestari
hayo lo Eliza siap2 ya kasih cucu 5 buat mami mawar ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 483

    Nathan dan Albert duduk berdampingan di sofa panjang berwarna krem, tepat di tengah ruang keluarga yang nyaman dan hangat. Di atas meja kayu di depan mereka, dua cangkir teh melati masih mengepulkan uap tipis, menyebarkan aroma menenangkan yang seolah berbaur dengan suasana damai sore itu.Namun, tidak satu pun dari mereka menyentuh teh atau kudapan yang tersaji. Perhatian mereka sepenuhnya tersedot ke layar televisi besar, dan jemari mereka sibuk menekan tombol-tombol stik game.Di layar, suara raungan mesin balap mengisi ruangan. Meskipun hanya bermain game balap motor, keduanya begitu serius. Bahkan tubuh mereka ikut miring setiap kali motor virtual mereka memasuki tikungan tajam, seolah-olah sedang berada di sirkuit sungguhan."Aku suka balap motor," kata Albert tiba-tiba, masih menatap layar dengan fokus penuh. "Tapi Anna melarangku. Katanya terlalu berbahaya. Jadi ya beginilah, balapan di ruang tamu. Lebih aman, lebih damai."Nathan terkekeh kecil, tanpa mengalihkan pandangan. "

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 482

    Suasana rumah telah tenang. Sarapan pagi berakhir, semua anggota keluarga beranjak ke kegiatan masing-masing. Eliza kembali ke kamar, dibantu Kiara. Rizky sedang menerima panggilan dari rumah sakit. Sementara Olivia asyik bermain dengan Noah dan Aishwa yang baru saja bangun.Namun tidak dengan Nathan.Ia masih berdiri di beranda belakang, memandangi taman yang basah oleh embun pagi. Di tangan kirinya, secangkir kopi yang sudah dingin. Tatapannya kosong, seolah menatap jauh ke depan.Mawar, yang sejak tadi memperhatikan anak semata wayangnya itu dari balik kaca, akhirnya menyusul keluar. Langkahnya tenang, gaunnya berwarna lembut, seperti sosoknya yang selalu mendamaikan."Nathan," ucapnya lembut.Nathan menoleh, lalu menegakkan tubuhnya. "Mami."Mawar berdiri di sampingnya, ikut menatap taman."Mami perhatikan, sepertinya kamu tidak senang dengan hubungan Tuan Albert dan juga Aruna?"Nathan diam. Ia tahu ibunya tidak akan membicarakan sesuatu jika tidak penting. Dalam keluarganya, Maw

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 481

    Sinar matahari pagi perlahan menembus tirai-tirai jendela lebar, membelai lembut seluruh sudut mansion keluarga Hermawan. Aroma harum dari dapur utama segera menguar, menggoda indra penciuman siapa pun yang terjaga. Roti panggang yang renyah, telur rebus, jus segar dari buah pilihan, susu hangat, kopi serta nasi goreng lengkap dengan ayam goreng, tersaji rapi di atas meja makan kayu jati berkualitas tinggi.Di ujung meja, Mawar telah duduk anggun, senyumnya mengembang saat matanya menatap layar ponsel. Di sebelahnya, Hermawan turut memperhatikan, sesekali tersenyum kecil pada sang istri. Entah apa yang mereka bicarakan, namun jelas ada kebahagiaan yang memancar dari wajah keduanya."Mami sedang apa?" tanya Kiara, yang sibuk membantu pelayan mengatur peralatan makan. Nada suaranya ringan, tapi matanya penuh rasa ingin tahu.Mawar terkikik kecil. "Mami minta dibelikan tas dari koleksi terbaru," jawabnya sambil memamerkan layar ponsel kepada Hermawan.Hermawan menimpali dengan senyum tip

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 480

    Beberapa menit kemudian, suara blender memenuhi dapur yang sunyi. Aroma manis apel segar mulai tercium.“Apa perlu aku tambahkan madu?” gumamnya sendiri.Setelah merasa cukup, Aruna menuang jus ke dalam gelas kaca bening. Ia menata semuanya di atas nampan kecil, lalu melangkah kembali ke ruang keluarga.Albert masih di tempat yang sama. Namun kini, wajahnya tampak lebih rileks. Ketika melihat Aruna datang, matanya berbinar pelan.“Tidak ada pisang, Tuan. Ini jus apel, semoga cocok.” ucap Aruna sambil meletakkan nampan di meja.“Terima kasih, kau sangat perhatian.” balas Albert, mengambil gelas itu dengan kedua tangannya.Aruna duduk di seberang, tak jauh darinya. Hening sejenak, hanya terdengar suara detik jam yang berdetak pelan.Albert menyesap jus itu perlahan. Lalu, dengan suara yang lebih lembut dari biasanya, ia berkata, “Ternyata, tidak selalu buruk, berada di sini, di mansion ini.”Aruna menatapnya, menunggu kelanjutan kata-kata itu.“Dulu aku takut Olivia merasa bosan di sini

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 479

    Udara malam di Jakarta terasa sangat panas. Meski pendingin ruangan di kamar Albert telah disetel ke suhu 16 derajat, rasa gerah tetap menempel di kulit. Dengan napas berat, ia duduk di tepi ranjang, lalu melepas kaosnya yang basah oleh keringat.“Indonesia memang sangat panas,” gumamnya.Ia melirik jam tangan. Pukul 10.00 malam. Tidak terlalu larut.Albert berdiri, menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan, lalu melangkah keluar kamar. Ia berniat ke dapur untuk membuat minuman dingin, berharap bisa menyegarkan tenggorokannya yang kering.Namun, langkahnya terhenti saat melihat sosok Aruna duduk sendiri di sofa ruang keluarga. Lampu temaram menyinari wajah gadis itu yang sedang memandangi layar ponsel, tampak tenggelam dalam pikiran.“Aruna?” sapanya pelan.Wanita itu tersentak kaget, nyaris menjatuhkan ponselnya. Matanya membulat, lalu menghela napas lega. “Tuan Albert,” ucapnya gugup.Albert tersenyum kecil, lalu berjalan perlahan dan duduk di sofa, sengaja memilih jarak yang sop

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 478

    Malam di mansion Hermawan kian hening. Pengamanan tetap berjalan ketat, namun suasana dalam rumah perlahan menjadi lebih ringan. Tidak memegangkan seperti malam-malam sebelumnya.Eliza menyiapkan dua cangkir teh chamomile. Kemudian menata Cukis, serta puding jeruk yang menjadi favorit Nathan. Meskipun perutnya sudah sangat besar, dan bergerak juga sulit, Namun Eliza tidak menghiraukannya. Ia menyiapkan menu cemilan seperti ini untuk Nathan seakan sudah menjadi kewajibannya. "Nyonya Eliza, biar Mbak yang antar makanannya. "Seorang pelayan menawarkan jasanya. Mengingat perut Eliza yang sudah sangat besar. Sudah pasti akan sangat kesulitan untuk membawa Napan berisi makanan seperti ini. Eliza tersenyum dan kemudian menganggukkan kepalanya. "Boleh Mbak Yuli." Eliza pun berjalan di sebelah wanita tersebut. Untuk berjalan memang dilarang. Namun terkadang menghabiskan waktu hanya duduk di kursi roda, serasa juga tidak sehat. Karena itu Eliza tetap memilih untuk melakukan jalan seperti ini

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status