공유

Bab 204

작가: Liazta
last update 최신 업데이트: 2024-12-03 19:54:34

"Aku hanya mencintai Eliza pa, Aku ingin memulai semuanya dari awal dengan Eliza. Aku tidak keberatan jika harus menceraikan Mirna." Kata menceraikan Mirna, begitu mudahnya terucap dari mulut Sandy.

Setelah anaknya dengan Mirna lahir dan mengetahui bahwa istri pertamanya itu infeksi virus yang akan membuat anak-anaknya terlahir cacat, Sandy tidak akan mempertahankan Mirna. Dia ingin tetap mempertahankan Eliza. Setelah 8 bulan Ibnu meninggal dunia, barulah ia merasa sakit kehilangan anaknya yang sempurna dan tampan.

"Dulu kau kejar-kejar Mirna, bahkan menelantarkan anak beserta istrimu. Karena ulahmu cucuku jadi korban. Apa kau tidak tahu aku sampai stroke ketika mendengar cucuku meninggal karena dilarikan ke rumah sakit dengan berjalan kaki oleh ibunya. Sekarang dengan entengnya kau bilang cinta Eliza dan menginginkan Eliza kembali?" Tanpa terasa Air mata Marwan menetes. Ternyata mau seperti apapun, Sandy tidak akan pernah berubah. Meskipun sudah mendapatkan cobaa yang seperti ini he
이 책을.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (15)
goodnovel comment avatar
Novi Yeti
Asik...ceritanya makin seru aja,mana lanjutannya
goodnovel comment avatar
Romauli Sirait
bathinnya Liza sama Noah udah menyatu
goodnovel comment avatar
Suzana Achmad Tubi
hebat Eliza tambah seru
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 792

    Leo tersenyum memandang wajah Anisa yang sudah jauh lebih segar. “Kalau kamu mau turun dari tempat tidur, bilang,” katanya sambil merapikan selimut.“Jangan coba-coba sendiri.”Beberapa saat kemudian, Anisa berbisik,“Aku mau ke ruang tamu…”Belum selesai kalimatnya—Leo sudah langsung mengangkat tubuhnya. “Leo—!” Anisa kaget.“Kamu terlalu ringan,” katanya tenang. “Dan terlalu keras kepala.”Ia menggendong Anisa seolah itu hal paling wajar di dunia. Langkahnya mantap, tidak tergesa, tidak ragu.Anisa menunduk, jantungnya berdebar pelan.Sudah lama… sangat lama… tidak ada seseorang yang memperlakukannya seperti ini.Bukan karena kasihan.Tapi karena peduli.Ia menatap wajah Leo dari dekat.Lelah. Namun matanya tetap fokus.“Kenapa kamu sebaik ini, Leo?” tanya Anisa lirih.Leo berhenti melangkah sesaat.Lalu berkata pelan,“Kamu sudah berulang kali menanyakannya dan aku juga sudah menjawab, Anisa.”Kalimat sederhana itu— membuat Anisa tersenyum malu. Leo meletakkan tubuh Anisa ke at

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 791

    Apartemen Leo terasa begitu tenang pagi itu.Hangat. Sunyi. Dan untuk pertama kalinya setelah berhari-hari, Anisa tidak menggigil kedinginan.Ia terbangun perlahan. Kelopak matanya masih berat, namun kepalanya tidak lagi berputar hebat seperti sebelumnya. Tubuhnya memang masih lemah, tetapi setidaknya ia bisa bernapas dengan lebih lega. Selimut tebal membungkus tubuhnya rapi, memberi rasa aman yang asing—namun menenangkan.Begitu ia mencoba menggerakkan tubuh—“Jangan dulu.”Suara itu terdengar dekat.Leo duduk di sisi tempat tidur, mengenakan pakaian rumah sederhana. Rambutnya sedikit berantakan, tanda ia hampir tidak tidur semalaman.“Kamu baru turun panasnya,” ucapnya tenang. “Jangan memaksakan diri.”Anisa menelan ludah.“Maaf… aku bikin kamu repot.”Leo menggeleng pelan.“Kamu sedang sakit. Itu bukan repot.”Ia berdiri, lalu kembali dengan membawa handuk bersih dan sebuah baskom kecil berisi air hangat.Anisa mengernyit bingung.“Leo?”“Kamu belum mandi hampir lima hari,” katanya

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 790

    "Nomor satu mommy ku, nomor dua istri ku. Hanya saja mommy sudah tidak ada, jadi kamu tidak punya saingan." Samuel berkata dengan wajah polosnya. Violet langsung tersenyum saat mendengar jawaban calon suami."Sayang, aku ingin meminta keluarga kita, agar pernikahan dimajukan lagi."Samuel tersenyum kecil, nakal.“Karena calon istriku cantik banget. Aku tidak sabar ingin bisa bebas mencium mu.”Wajah Violet langsung memanas. Refleks ia memukul lengan Samuel pelan.“Mas! Jangan bercanda di sini.”“Ini bukan bercanda,” sahut Samuel cepat.“Ini pengakuan.”Ia sedikit menunduk, matanya sejajar dengan pantulan mata Violet di cermin. Tatapannya lembut, hangat, penuh rasa memiliki yang tidak berisik namun dalam. "Untuk cium saja, aku harus curi-curi. Mana Tante Eliza seperti punya radar pendeteksi lagi. Setiap kali aku curi kesempatan, mommy kamu itu selalu saja muncul.""Sudah jangan protes. Nanti kalau banyak protes, pernikahan kita malah dibatalkan.""Iya deh, aku akan tunggu dua Minggu,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 789

    Samuel dan Violet berada di sebuah butik haute couture ternama di Prancis—Maison Étoile.Violet berdiri di depan cermin tinggi. Gaun pengantin berwarna ivory lembut membalut tubuhnya dengan sempurna. Potongannya sederhana, tanpa detail berlebihan, namun justru di situlah letak keindahannya. Anggun. Tenang. Memikat. Seolah gaun itu diciptakan khusus untuknya.Beberapa langkah di belakang, Samuel berdiri mengenakan setelan jas hitam yang masih dalam tahap penyesuaian. Bahunya tampak tegap, namun wajahnya… sama sekali tidak setenang posturnya.Begitu Violet berbalik—Samuel terdiam.Benar-benar terdiam.Tatapan pria itu terkunci pada satu titik. Dadanya terasa penuh, napasnya tertahan sesaat. Semua penantian panjang, semua rindu yang ia simpan bertahun-tahun, terasa terbayar lunas hanya dengan satu pemandangan itu.“Sayang…” ucapnya pelan, suaranya nyaris bergetar.“Kamu cantik sekali.”Violet tersenyum kecil, masih menunggu.Samuel menggeleng pelan, seolah kata cantik saja tidak cukup.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 788

    Leo mengaduk sup perlahan, memastikan uapnya tidak terlalu panas. Aromanya memenuhi ruangan—hangat, sederhana, dan menenangkan. Ia mendekat ke sisi ranjang, duduk hati-hati agar tidak membuat Anisa kaget. “Anisa, kamu harus makan agar cepat sembuh. Aku membuat sup hangat untuk mu.” Anisa tersenyum kecil lalu mengangguk. “Kalau lagi sakit seperti ini, makan sup memang paling enak.” Ia berusaha mengangkat tubuhnya, tapi tangan Leo langsung menahan bahunya. “Jangan dipaksakan,” ucapnya lembut. “Aku akan menyuapimu.” Anisa menggeleng cepat. “Tidak usah, Leo. Aku sudah terlalu banyak merepotkanmu. Diberi tumpangan tempat tinggal yang hangat seperti ini saja sudah membuat aku senang.” Leo tidak menjawab bantahannya. Ia hanya menggeser mangkuk sedikit lebih dekat, menyendok sup dengan tenang. “Aku tidak merasa direpotkan,” katanya singkat. Anisa memandang Leo "Buka mulut!" Anisa tersenyum canggung, dan kemudian memasukkan sendok yang sudah berada di ujung bibirnya.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 787

    Telepon di tangan Noah bergetar. Nama Leo tertera di layar. Noah langsung mengangkatnya. “Halo Leo," kata Noah ketika menjawab telepon. “Ya Noah, bagaimana kabar mu?” "Sangat baik, hanya degdegan," jawab Noah sambil memegang dadanya. "Ya wajar, apa lagi hari pernikahan adikmu sudah semakin dekat." Leo berkata sambil sedikit tertawa. Noah menganggukkan kepalanya. Namun bukan pernikahan Violet yang membuat dadanya berdebar cepat, melainkan pernikahan dirinya bersama dengan Aishwa. “Apa kau sudah ke apartemen Anisa?" Tanya Noah. Beberapa hari yang lalu, Leo menghubunginya dan meminta alamat apartemen Anisa. Dan setelah itu Noah tidak menanyakan apakah sahabatnya itu sudah jadi mengunjungi Anisa atau tidak. "Ya sudah," jawab Leo dengan nada suara rendah. "Anisa bagaimana?” Noah langsung bertanya, tanpa basa-basi. Di seberang sana, Leo terdiam sejenak. Lalu suaranya terdengar, tenang… tapi berat. “Kondisinya sangat tidak baik,” jawab Leo jujur. Nada suaranya tetap d

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status