Eliza membuka matanya dan menatap mata Nathan yang sedang menatapnya. Tiba-tiba saja wajah Eliza memerah ketika mengingat Kejadian beberapa jam yang lalu. "I love you, sayang," kata Nathan dengan tersenyum. Jantung Eliza berdebar dengan cepat ketika menatap mata suaminya. Ternyata Nathan tetap tampan meskipun rambutnya sedang acak-acakan. "Kenapa tidak dijawab, sayang." Melihat wajah istrinya yang memerah karena malu membuat Nathan semakin senang dan juga gemas. Eliza sangat polos dan juga lugu. Hal inilah yang membuatnya semakin jatuh cinta."I love you too." Eliza tersenyum malu-malu. Ia tidak menyangka akan mengungkapkan perasaan yang selama ini dipendamnya. "Suara kamu seksi, apa lagi ketika menjerit." Dengan sengaja Nathan menggoda istrinya. "Mas, jangan mesum, Liza masih capek." Eliza panik ketika Nathan memandang tubuhnya yang di tutup rapat dengan selimut. Tenaga Nathan sungguh luar biasa, hingga Eliza kesulitan untuk mengimbanginya. Eliza belum makan malam, jika Nathan
Sikap tidak tahu malu Nathan sungguh membuat kesal. Mana pisang tanduk Nathan yang sudah tidak terkondisikan. Kalau seperti ini, Eliza bisa tidak makan lagi. "Ini sayang." Nathan tersenyum sambil memberikan pakaian untuk istrinya.Mata Eliza melotot melihat pakaian yang tak layak pakai tersebut. "Mas, ini baju apa?""Ini baju khusus untuk didalam kamar," jawab Natan dengan wajah tersenyum Eliza diam memandang senyum suaminya yang tidak wajar. Jika ia memakai baju yang seperti ini, bisa-bisa Nathan tidak akan melepaskannya. "Mas, Liza gak mau pakai ini." Dengan cepat Eliza menolak, bahkan tangannya mendorong tangan Natan. "Kenapa? Ini sangat bagus," kata Nathan dengan tersenyum mesum."Mas, Liza malu." "Tidak perlu malu, mas sudah melihat dengan sangat dekat. Bagian dalam, warnanya merah mudanya, sangat indah. Bu_" Nathan sudah tidak bisa berkata ketika Eliza menutup mulutnya. "Apakah harus mengatakan semua yang dilihat?" Batin Eliza."Gak usah ngomong lagi, Liza pakai." Eliza a
"Kamu tidak mau hamil anakku?" Nathan berkata dengan wajah merah. Eliza dia memandang Nathan. Melihat raut wajah Nathan yang berubah, dia tahu bahwa suaminya itu sedang marah. "Liza mau, tapi Noah masih terlalu kecil." Eliza tidak mau memiliki anak dengan alasan Noah yang masih terlalu kecil. Apakah itu beneran alasan atau hanya alasan yang sengaja dibuat? Nyatanya Eliza tidak mau mengandung anaknya. Ya ampun, bagaimana cara Eliza untuk menjelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Seperti apa kisah Nathan dan Sherly, ia juga sudah tahu. "Liza nggak tega kalau Noah sudah dikasih adik. Jika nanti Noah sudah punya adik, Liza nggak bisa fokus dengan dia. Mungkin Liza akan lebih fokus ke adiknya. Liza juga kuliah Mas, nanti gimana coba kuliah Liza. Liza harus ngurus anak di rumah, ngurus suami. Kalau bisa kita pacaran dulu, sampai teori Liza gak padat lagi. Liza janji kuliah dengan serius agar IPK tinggi dan nggak perlu perbaikan. Setelah nanti nggak ada teori, kita bisa program a
"Mas, cepatan dong, Liza sudah gak sabar mau pulang. Liza dah rindu berat sama Noah." Eliza berkata ketika Nathan masih sibuk dengan ponselnya. "Iya tunggu sebentar," jawab Nathan yang masih membalas pesan chat. "Mas, lagi apa sih? Mas chat dengan siapa?" Eliza memandang Nathan dengan menyipitkan matanya. "Sudah ayo," jawab Nathan yang sudah menyimpan ponsel di dalam saku celananya. "Mas chat dengan siapa?" Mata Eliza memandang Nathan dengan marah. Memiliki riwayat diselingkuhi suami, membuat Eliza tidak bisa percaya sepenuhnya dengan Nathan. Apalagi Nathan seorang pria berwajah tampan, cerdas, pengusaha sukses yang kaya raya. Bisa dikatakan pria itu memiliki nilai sempurna di mata wanita. Karena alasan ini membuat Eliza harus benar-benar waspada."Gak dengan siapa-siapa," jawab Nathan. "Mas jangan bohong, mas chat dengan siapa?" Eliza meraba saku celana Nathan dan berniat mengambil handphone suaminya tersebut. "Gak ada sayang, mas cuma balas email." Nathan berkata sambil menut
Benar saja handphone Nathan langsung terbuka. Hal ini yang membuat Eliza menjadi senang. Suaminya membuat pasword dengan tanggal lahirnya. Ini artinya Nathan tidak pernah melarang Eliza untuk membuka handphone nya. Tiba-tiba saja Eliza teringat dengan Sandi, mantan suaminya itu tidak pernah sekalipun memberikan password handphone nya dengan Eliza. Bahkan Eliza di larang menyentuh handphonenya.Dengan jantung berdebar cepat, Eliza mulai membaca pesan chat yang masuk di handphone suaminya. Nama wanita, foto profil wanita bule dengan pakaian seksi. Belum melihat isi chat saja dada Eliza sudah terasa sesak. Ia pun memilih duduk ditepi tempat tidur. Eliza membaca pesan yang dikirimkan wanita tersebut. Isi pesan hanyalah ucapan selamat atas pernikahannya bersama dengan Nathan. Selain ucapan selamat, wanita itu juga mengirimkan screenshot Paypal nya. Yang mana ia mengirimkan $10.000 sebagai hadiah pernikahan.Bukan hanya pesan dari wanita yang bernama Olivia saja. Pesan yang lainnya juga
Sherly bangun dan merasakan sekujur tubuhnya terasa perih. Dilihatnya Albert yang tidur di sebelahnya. Jika melihat pria itu tertidur, sangat tampan bak malaikat. Namun dibalik itu semua, pria itu jelmaan iblis yang sangat menyeramkan.Menyesal, ya Sherly sangat menyesal. Demi mengejar karir sebagai artis go internasional di Perancis, dia meninggalkan suami yang begitu sangat baik dan mencintainya. Jangan lupa seorang bayi yang sengaja dilahirkannya Padahal belum waktunya.Sejak putranya lahir, ia tidak melihat wajahnya sama sekali. Kehadiran anak yang tidak diharapkannya itu hanyalah musibah dan menghambat karirnya. Terbukti, anak itu membawa sial. Karena anak itu, ia tidak dihiraukan Nathan lagi. Bahkan pria itu dengan sengaja memblokir nomor handphonenya. Sherly semakin benci dengan darah dagingnya sendiri.Lalu bagaimana kabar anak itu sekarang? Ya Sherly tidak tahu nama putranya sendiri. Ia juga tidak tahu seperti apa rupanya.Ketika acara resepsi Nathan, ia tidak melihat ada se
Penyesalan tidak pernah diawal, jika diawal itu namanya pendaftaran. Seperti itulah yang dirasakan oleh seorang Sandi. Pria hanya bisa menatap layar ponselnya dengan wajah kecewa dan penuh penyesalan. Setelah bercerai darinya, Eliza menjelma menjadi wanita yang cantik jelita. Bahkan sekarang mantan istrinya itu sudah menikah dengan pewaris tunggal keluarga Hermawan. Istri yang yang dulu katanya Upik abu, kini sudah menjelma menjadi seorang ratu. Sandi ditampar oleh kenyataan. Ia sudah seperti langit dan bumi dengan Eliza. Jika dulu status sosialnya jauh di atas Eliza. Karena ia berasal dari keluarga berada dan berpendidikan. Pekerjaan juga sangat baik. Namun sekarang ia hanyalah pekerja yang mencari rezeki dari perusahaan milik suami, Eliza."Pantas saja aku dipindahkan ke sini, ternyata Nathan menginginkan Eliza. Namun sejak kapan mereka kenal?" Sandi masih tidak percaya dengan pernikahan kedua mantan istrinya. Apalagi pria yang menjadi suami Eliza bukanlah orang sembarangan.Tiba
Eliza menikmati peranannya sebagai istri dan juga Ibu untuk Noah. Hanya saja ia suka kesal ketika melihat sang suami yang tidak mau mengalah dengan putranya sendiri. Seperti saat ini, Eliza sibuk menyuapi Noah. Nathan yang tidak mau mengalah juga minta disuapi. "Kenapa sih Setelah nikah Mas jadi manja?" Kata Eliza memegang sandwich daging dan mengarahkan ke bibir suaminya. "Ini bukan manja sayang, tapi butuh kasih sayang." Nathan tersenyum sambil mengigit burger di tangan Eliza."Mas ingat umur dong, Mas sudah tua malah rebutan sama anak sendiri." Eliza meletakkan sandwich di atas piring dan kemudian memasukkan sereal bayi ke dalam mulut Noah. "Kamu selalu ngabisin waktu sama Noah, Mas juga cutinya nggak lama. Nanti kalau sudah habis masa cuti, nggak bisa lagi seperti ini." Nathan kembali membuka mulut sambil menunggu Eliza menyuapinya.Eliza kembali mengambil burger dan menyuapi suaminya. Kalau sudah seperti ini sebaiknya ia mengalah. Anggap saja sedang mengasuh 2 orang bayi seka
"Dia tidak marah sedikitpun meskipun aku sengaja menghindarinya. Melihat aku datang, dia langsung menunjukkan wajah bahagia. Dia meminta makan udang panggang besar di restoran favoritnya. Aku menurutnya. Aku menyuapi dia makan. Kami bercerita, tertawa, bercanda. Dia juga memberikan nasehat yang banyak untuk ku. Aku sangat pelupa, karena itu aku merekam semua perkataannya. Aku sudah berkata bahwa dia sudah sehat. Bahkan udang yang aku berikan dimakan hingga habis."Pria itu menangis hingga tubuhnya bergetar hebat. Momen terakhir bersama dengan istrinya tidak akan pernah ia lupakan."Kau harus kuat demi anak-anak mu." Nathan tidak sanggup menahan air matanya. Dengan cepat ia menghapus air mata yang sudah lebih dulu mengalir.Apa yang dikatakan Albert, terdengar jelas di telinga Eliza. Ia bahkan ikut menangis mendengar pria itu menceritakan seperti apa sosok istrinya.Eliza memandang kedalam peti mati. Dilihatnya sosok wanita cantik yang sudah di makeup dan memakai rambut palsu panjang
Eliza masih terdiam. Tatapan matanya masih tertuju ke arah Sherly. Sudah tahu istri Albert baru saja meninggal dunia, dengan bodohnya wanita itu menunjukkan didepan umum, bahwa dia selingkuhan Albert. Bukankah ini sungguh lucu?Eliza ingin tertawa ngakak melihat kebodohan Sherly. Bisa dibayangkan seperti apa malunya diperlakukan seperti ini depan umum. Namun ia juga kasihan melihat ekspresi wajah wanita saat ini. Walau bagaimanapun Sherly ibu kandung Noah. "Sweet heart." Nathan memanggil suaminya istrinya yang masih terus memandang Sherly. Nathan kemudian menarik tangan istrinya agar tidak hanya diam di sana. Eliza menoleh ke arah Nathan sambil mengikuti langkah kaki suaminya. "Kasihan ya." "Gak ada malunya," kata Nathan tanpa ekspresi. Kelakuan Sherly yang tidak tahu malu membuat ia merasa jijik. Nathan tidak mengira bahwa wanita yang dulunya angkuh, sombong, bermartabat dan terhormat, sekarang tak ubahnya seperti wanita murahan. Ketika menceraikan wanita itu, ia sudah memberik
Sherly sampai di kediaman Albert. Berhubung hari ini kematian nyonya rumah. Orang-orang bebas ngelayat di masion Albert. Para bodyguard yang berjaga hanya memeriksa setiap orang yang akan masuk kedalam rumah. Mereka hanya memastikan bahwa bahwa pelayat tidak ada yang membawa benda tajam ataupun senjata api. Hal ini yang membuat Sherly bisa masuk dengan mudah. Rasa percaya diri yang terlalu tinggi membuat wanita itu langsung berlari mengejar Albert. Tanpa rasa malu ia langsung memeluk pria itu dari belakang."Sayang, maaf aku baru datang." Sherly berkata sambil menahan suara Isak tangisnya.Sebagai artis profesional, menangis bukanlah hal yang sulit baginya. Bahkan Apa yang dilakukannya tampak begitu sangat natural. Tatapan mata anak-anak Albert langsung mengarah ke arah wanita yang dengan berani memeluk Daddy mereka. Wajah Albert merah padam begitu juga dengan matanya. Mata yang sejak tadi terus meneteskan air, kini seperti mata setan yang berwarna merah pekat. "Apa yang kau lakuk
Suara tertawa seorang wanita menggemah di dalam kamar. Wajah wanita itu tampak sangat bahagia. Bukan hanya sekedar tertawa saja, wanita itu sampai guling-guling di atas tempat tidur dan kemudian lompat-lompat kegirangan. Berita yang didengarnya sungguh sangat membuat ia bahagia."Hahaha, akhirnya aku bisa menjadi Nyonya Albert. Kuasai harta kemudian bunuh!" Seburuk apa Albert memperlakukannya selama ini, kembali terbayang di pelupuk matanya. Wanita itu sangat marah hingga wajahnya merah padam. Harga diri yang dulu sangat tinggi, sudah diinjak-injak oleh Albert. Hal ini yang membuat Sherly sangat marah dan benci. Bahkan pria itu sudah memasung kaki dan tangannya hingga tidak bisa pergi.Kematian Anna, merupakan keberuntungan untuknya. Padahal ia sudah pasrah di jadikan gundik selama oleh Albert. Gundik atau lebih sering di kenal dengan istilah istri siri, istri simpanan atau selir. Ternyata posisi ini lebih bermartabat dari pada posisinya. Karena, pada kenyataannya pria itu hanya menj
"Dokter tolong selamatkan istriku. Dokter tolong selamatkan istriku." Albert berteriak sambil menekan tombol yang ada di samping tempat tidur istrinya. Namun pria itu tampaknya tidak puas dia kemudian berlari keluar dari kamar dan berteriak memanggil dokter. Dari arah sebelah kiri beberapa orang dokter langsung berlari menuju ke ruang ICU tempat Anna dirawat "Ada apa?" tanda dokter tersebut."Dokter, Kenapa mulut istriku mengeluarkan darah yang sangat banyak." Albert berkata dengan kaki dan tangan gemetar.Dokter itu langsung masuk ke dalam ruang perawatan dilihatnya darah yang terus saja keluar dari mulut pasiennya. Albert tidak ingin lagi menunggu di luar dia juga ikut masuk ke dalam. Air mata yang tadi sudah sempat berhenti. Kini kembali menetes. Dokter itu memberikan suntik, hingga darah berhenti keluar dari mulut Anna. "Honny, kamu baik-baik saja?" Albert bertanya sambil memegang tangan istrinya. Wanita itu sudah tidak menjawab. Ia hanya diam ketika dokter kembali memasang
"Ya aku tahu, aku bisa mengatasinya. Kamu tenang saja. Tapi bagaimana caranya kamu bisa tahu tentang dia?""Tubuhku yang sakit, tapi otakku masih tetap berjalan dan juga bekerja. Apa kamu tahu aku ini istri dari Albert Aliando. Aku memiliki uang yang banyak. Tidak sulit bagiku Untuk mencari informasi. Termasuk wanita yang dekat denganmu." Anna menjawab pertanyaan suaminya dengan sangat jujur. "Ternyata kamu masih terus saja mencemaskanku." Bukannya marah, Albert justru senang ketika mengetahui Anna masih sangat peduli terhadapnya. "Aku sangat mencinta mu, kamu adalah cinta terakhirku. Aku ingin yang terbaik untukmu." Anna berkata dengan tulus. "Terimakasih honey," kata Albert."Perusahaan yang saat ini kamu pimpin, merupakan hasil kerja keras kita berdua. Kita mendirikannya dari mulai bisnis kecil hingga sampai memiliki perusahaan yang besar. Hanya saja setelah kita memiliki anak, kamu memintaku untuk fokus menjaga anak-anak. Sehingga aku tidak aktif lagi di perusahaan." Wanita i
Albert merasa sangat senang ketika melihat wajah Anna hari ini. Wajah istrinya tidak pucat seperti biasanya. Bahkan wanita itu bernapas tanpa mengunakan alat pernapasan."Honey, bisakah kamu ambilkan rambut palsuku di sana?" Wanita itu tersenyum sambil menunjuk ke arah nakas. "Tentu bisa baby." Nathan mengambilkan rambut palsu milik istrinya. "Mengapa ingin memakai rambut palsu?" Albert memasangkan rambut itu di kepala sang istri. Wanita itu tersenyum sambil merapikan rambut yang sudah dipasangkan oleh suaminya. "Aku ingin terlihat cantik. ""Di mataku kau yang paling cantik." Albert berkata sambil menatap wajah istrinya. "Albert, kamu tahu bahwa aku sangat mencintaimu. Kamu adalah cinta pertama dan terakhir ku. Apa kamu ingin kapan kita berjumpa?" Albert tersenyum dan mencium punggung tangan istrinya. Kenangan ketika pertama melihat Anna kini kembali melintas dalam pandangannya. Penilaian pertama ketika melihat istrinya itu sudah pasti cantik. Selain cantik, Anna sosok gadis pol
Wajah wanita cantik itu tampak cemberut sambil memandang suaminya. Berbeda dengan Nathan. Pria itu memandang Eliza dengan penuh kemenangan."Kenapa liatin seperti itu?" Nathan berkata tanpa rasa bersalah."Liza sudah bilang kalau Liza mau tidur." Eliza berkata dengan wajah kesal. Keputusan Eliza untuk tidur di dalam kamar ternyata salah. Karena nyatanya dia tidak tidur sama sekali setelah makan siang. Hal ini disebabkan suaminya yang selalu saja mengganggunya. Pada akhirnya Nathan baru berhenti menganggu setelah mereka menuntaskan kewajiban suami istri."Iya Hubby tahu, sini tidur biar dipeluk," kata Nathan dengan tersenyum."Nggak mau." Dengan cepat Eliza menolak. "Loh kenapa tidak mau, bukannya kamu senang dipeluk?" Tanya Nathan."Tangan hubby nggak bisa dipercaya." Dengan waspada Eliza menutup bagian dada dan juga aset bawahnya. Setelah itu ia menarik selimut dan menutup tubuhnya dengan selimut. "Setelah olahraga ranjang, dijamin tidur semakin enak." Nathan berkata sambil menga
Rizky bangun dan melihat jam yang menempel di dinding. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Kondisi kamar juga dalam keadaan kosong. Setelah tidur cukup lama tubuh pria itu terasa lebih segar. Ia menjangkau handphone yang ada di nakas. Yang pertama kali diperiksanya adalah panggilan telepon. Dilihatnya panggilan masuk dari dokter Teddy. Dengan cepat pria itu langsung menghubungi temannya tersebut. "Halo Dokter Rizky," sahut dokter Teddy dari seberang sana. "Ya Dokter Teddy, apa tadi kamu menghubungiku?""Yang menghubungi anda adalah nyonya Rini."DegJantung Rizki berdetak ketika mendengar jawaban dari sang dokter. Jika Rini yang menghubungi itu artinya Kiara mengetahui apa yang terjadi terhadap adiknya. "Yang menerima telepon istri, anda. Ibu Rini langsung berbicara dengan istri anda.""Apa yang dikatakan Kiara dengan mama mertua saya?" Tanya Rizky.Rizky menarik napas panjang dan kemudian menghembuskannya secara perlahan-lahan. Ia harus bisa tenang menghadapi masalah