共有

Bab 339

作者: Liazta
last update 最終更新日: 2025-02-19 22:06:56

Dirga duduk sambil menikmati minuman yang telah dipesan temannya. Tidak banyak yang tahu bahwa pria berwajah ganteng itu pernah menjadi tentara. Diusianya yang sangat muda, Dirga di kirim ke daerah konflik di Papua. Namun karena ia lebih suka hidup bebas tanpa ada ikatan dinas, Dirga mundur dari kesatuan dan melanjutkan kuliah. Kemampuan bela dirinya juga sangat baik.

"Sekarang kau sangat sibuk, sehingga sangat sulit untuk kita bisa berkumpul seperti ini," kata teman Anto sambil menumbuk lengan Dirga.

"Usiaku sudah 30 tahun, aku harus kumpulkan uang yang banyak untuk melamar anak gadis orang." Dirga berkata dengan santai.

"Apa kau sudah memiliki calon istri?"

"Aku masih sedang mencari." Dirga tersenyum dan kembali meminum cairan di dalam gelasnya.

Bekerja menjadi asisten pribadi Nathan begitu sangat sibuk. Bahkan di saat tanggal merah pun ia masih terus bekerja. Hal ini yang membuat berdarah Melayu Palembang itu kesulitan mendapatkan kekasih.

Dirga memandang ke arah pengunjung yang
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (35)
goodnovel comment avatar
Rika Abieyla
seperti nya SDH Nemu pasangan smuanya Rizki dgn Kiara nantan dgn Eliza dirga dgn Yuna pnjahat dh kena tangkap smuanya sukses
goodnovel comment avatar
Siti Juleha
nah cocok nih 2 orang ini. 1 lagi nyari istri, 1 lagi patah hati dan sableng, semoga aja Yuna masih segelan jadi Dirga dapet jackpotnya, tapi halalin dulu dong bang Dirga....
goodnovel comment avatar
Rifa Aprilianty
pengennya baca lagi tp klik iklan iklanya pinjol semua.jadi mls klik,mls liat iklan yg itu itu mulu
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 484

    Aruna berdiri di depan pintu kamar tamu. Blouse sederhana dan celana panjang berwarna cokelat muda membalut tubuh mungilnya. Rambut panjangnya di kuncir rapi ke belakang, tanpa riasan apa pun di wajah. Hanya ada sorot teduh di matanya dan sedikit getir yang tak bisa disembunyikan.Di tangannya, tergenggam sebuah tas kecil berisi beberapa pakaian. Hatinya terasa berat, tapi ia tetap mencoba tersenyum. Ia tak ingin menjadi beban. Baginya, keberadaannya di mansion keluarga Hermawan sudah lebih dari cukup. Sudah waktunya ia kembali ke rumah kecilnya. Memberi jarak. Memberi ruang.Namun sebelum jemarinya sempat menyentuh kenop pintu utama, suara lembut menghentikan langkahnya.“Aruna…”Aruna menoleh. Di belakangnya berdiri Eliza, mengenakan gaun hamil warna biru langit. Perutnya yang membulat tampak menonjol, membuat sosoknya terlihat semakin anggun. Wajahnya tampak letih, namun terpancar ketulusan yang tak bisa dipalsukan.“Kamu mau ke mana?” tanya Eliza pelan, namun jelas terdengar kekha

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 483

    Nathan dan Albert duduk berdampingan di sofa panjang berwarna krem, tepat di tengah ruang keluarga yang nyaman dan hangat. Di atas meja kayu di depan mereka, dua cangkir teh melati masih mengepulkan uap tipis, menyebarkan aroma menenangkan yang seolah berbaur dengan suasana damai sore itu.Namun, tidak satu pun dari mereka menyentuh teh atau kudapan yang tersaji. Perhatian mereka sepenuhnya tersedot ke layar televisi besar, dan jemari mereka sibuk menekan tombol-tombol stik game.Di layar, suara raungan mesin balap mengisi ruangan. Meskipun hanya bermain game balap motor, keduanya begitu serius. Bahkan tubuh mereka ikut miring setiap kali motor virtual mereka memasuki tikungan tajam, seolah-olah sedang berada di sirkuit sungguhan."Aku suka balap motor," kata Albert tiba-tiba, masih menatap layar dengan fokus penuh. "Tapi Anna melarangku. Katanya terlalu berbahaya. Jadi ya beginilah, balapan di ruang tamu. Lebih aman, lebih damai."Nathan terkekeh kecil, tanpa mengalihkan pandangan. "

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 482

    Suasana rumah telah tenang. Sarapan pagi berakhir, semua anggota keluarga beranjak ke kegiatan masing-masing. Eliza kembali ke kamar, dibantu Kiara. Rizky sedang menerima panggilan dari rumah sakit. Sementara Olivia asyik bermain dengan Noah dan Aishwa yang baru saja bangun.Namun tidak dengan Nathan.Ia masih berdiri di beranda belakang, memandangi taman yang basah oleh embun pagi. Di tangan kirinya, secangkir kopi yang sudah dingin. Tatapannya kosong, seolah menatap jauh ke depan.Mawar, yang sejak tadi memperhatikan anak semata wayangnya itu dari balik kaca, akhirnya menyusul keluar. Langkahnya tenang, gaunnya berwarna lembut, seperti sosoknya yang selalu mendamaikan."Nathan," ucapnya lembut.Nathan menoleh, lalu menegakkan tubuhnya. "Mami."Mawar berdiri di sampingnya, ikut menatap taman."Mami perhatikan, sepertinya kamu tidak senang dengan hubungan Tuan Albert dan juga Aruna?"Nathan diam. Ia tahu ibunya tidak akan membicarakan sesuatu jika tidak penting. Dalam keluarganya, Maw

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 481

    Sinar matahari pagi perlahan menembus tirai-tirai jendela lebar, membelai lembut seluruh sudut mansion keluarga Hermawan. Aroma harum dari dapur utama segera menguar, menggoda indra penciuman siapa pun yang terjaga. Roti panggang yang renyah, telur rebus, jus segar dari buah pilihan, susu hangat, kopi serta nasi goreng lengkap dengan ayam goreng, tersaji rapi di atas meja makan kayu jati berkualitas tinggi.Di ujung meja, Mawar telah duduk anggun, senyumnya mengembang saat matanya menatap layar ponsel. Di sebelahnya, Hermawan turut memperhatikan, sesekali tersenyum kecil pada sang istri. Entah apa yang mereka bicarakan, namun jelas ada kebahagiaan yang memancar dari wajah keduanya."Mami sedang apa?" tanya Kiara, yang sibuk membantu pelayan mengatur peralatan makan. Nada suaranya ringan, tapi matanya penuh rasa ingin tahu.Mawar terkikik kecil. "Mami minta dibelikan tas dari koleksi terbaru," jawabnya sambil memamerkan layar ponsel kepada Hermawan.Hermawan menimpali dengan senyum tip

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 480

    Beberapa menit kemudian, suara blender memenuhi dapur yang sunyi. Aroma manis apel segar mulai tercium.“Apa perlu aku tambahkan madu?” gumamnya sendiri.Setelah merasa cukup, Aruna menuang jus ke dalam gelas kaca bening. Ia menata semuanya di atas nampan kecil, lalu melangkah kembali ke ruang keluarga.Albert masih di tempat yang sama. Namun kini, wajahnya tampak lebih rileks. Ketika melihat Aruna datang, matanya berbinar pelan.“Tidak ada pisang, Tuan. Ini jus apel, semoga cocok.” ucap Aruna sambil meletakkan nampan di meja.“Terima kasih, kau sangat perhatian.” balas Albert, mengambil gelas itu dengan kedua tangannya.Aruna duduk di seberang, tak jauh darinya. Hening sejenak, hanya terdengar suara detik jam yang berdetak pelan.Albert menyesap jus itu perlahan. Lalu, dengan suara yang lebih lembut dari biasanya, ia berkata, “Ternyata, tidak selalu buruk, berada di sini, di mansion ini.”Aruna menatapnya, menunggu kelanjutan kata-kata itu.“Dulu aku takut Olivia merasa bosan di sini

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 479

    Udara malam di Jakarta terasa sangat panas. Meski pendingin ruangan di kamar Albert telah disetel ke suhu 16 derajat, rasa gerah tetap menempel di kulit. Dengan napas berat, ia duduk di tepi ranjang, lalu melepas kaosnya yang basah oleh keringat.“Indonesia memang sangat panas,” gumamnya.Ia melirik jam tangan. Pukul 10.00 malam. Tidak terlalu larut.Albert berdiri, menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan, lalu melangkah keluar kamar. Ia berniat ke dapur untuk membuat minuman dingin, berharap bisa menyegarkan tenggorokannya yang kering.Namun, langkahnya terhenti saat melihat sosok Aruna duduk sendiri di sofa ruang keluarga. Lampu temaram menyinari wajah gadis itu yang sedang memandangi layar ponsel, tampak tenggelam dalam pikiran.“Aruna?” sapanya pelan.Wanita itu tersentak kaget, nyaris menjatuhkan ponselnya. Matanya membulat, lalu menghela napas lega. “Tuan Albert,” ucapnya gugup.Albert tersenyum kecil, lalu berjalan perlahan dan duduk di sofa, sengaja memilih jarak yang sop

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status