Share

Bab 355

Author: Liazta
last update Last Updated: 2025-03-03 23:08:46
"Hubby, Noah," teriak Eliza.

Nathan yang sedang membalas pesan chat, langsung terkejut ketika mendengar suara teriakan Eliza.

"Ada apa?" Tanya Nathan yang terlihat kebingungan.

"Noah." Eliza terlalu panik dan langsung menarik kaki Noah yang sudah muncul.

"Ha... Ha..," Noah tertawa ngakak ketika Eliza narik kakinya.

"Kamu sudah Daddy dapatkan. Sekarang cari Daddy." Kini Nathan yang masuk ke dalam tumpukan bola hingga tibuhnya menghilang.

Jika tadi ekspresi Eliza panik, namun kini ekspresi wajahnya terlihat bengong. Ternyata ayah dan anak itu sedang bermain petak umpet. Tapi sangat tidak adil, ketika Noah bersembunyi, Nathan tidak mencari. Bahkan sibuk membalas pesan, namun saat Nathan bersembunyi, putranya itu bersusah payah mencari.

"Ya sudah ketahuan." Nathan akhirnya muncul dari tumpukan bola, setelah Noah menemukannya.

"Hubby, sudah jam 7, apa nggak ke kantor?" Eliza akhirnya ikut duduk di dalam kolam bola.

"Oh ya ini mau siap-siap. Hari rapat, jam 9, jadi gak buru-buru
Liazta

Assalamualaikum reader, author akan up 1 bab lagi ya. khusus Dirga dan Yuna.

| 99+
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (41)
goodnovel comment avatar
Jurig Waru
bikin gemes aja ini anak kecil
goodnovel comment avatar
Anne Natasha
boleh tahu kisah lanjut mamanya kiara? apa yg terjadi selepas kiara lari? dan bagaimana mamanya kiara mencari uang bg membayar hutangnya sama Lina
goodnovel comment avatar
Olivia L Simarmata
yura, ikan tuna tidak baik loh untuk ibu hamil. karena tinggi merkurinya...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 525

    Eliza terharu mendapatkan semua perhatian yang luar biasa dari suami, kedua mertua, serta orang-orang terdekatnya. Kali ini, segalanya terasa lebih manusiawi. Lebih layak.Dokter kandungan telah menetapkan jadwal operasi secara tenang. Semua sudah dipersiapkan sejak jauh hari. Bahkan, malam sebelumnya Eliza masih bisa tidur lelap dalam pelukan hangat Nathan, tanpa rasa takut, tanpa mimpi buruk."Mami, Papi... Liza gak takut," ucap Eliza dengan mata berbinar. "Liza malah senang banget. Rasanya udah gak sabar ngerasain perut ini kempes lagi. Gak perlu duduk di kursi roda kayak nenek-nenek."Eliza tersenyum. Ia datang ke rumah sakit bukan sebagai pasien yang putus asa, tapi sebagai ibu yang siap menyambut dua kehidupan baru. Dengan tubuh yang stabil, hati yang siap, dan keluarga yang mencintainya tanpa syarat.Tawa kecil pecah. Mawar langsung memeluk menantunya, menciumi pipi Eliza berkali-kali, penuh sayang."Kami semua doakan yang terbaik untukmu, Nak. Eliza harus sehat, dan cucu-cucu

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 524

    "Jika nanti mereka tidak bisa ikut serta di acara wisuda, kita bawa saja foto mereka. Kita tempel di topi toga kamu."Eliza ikut tertawa, tapi tawanya segera berubah jadi desahan lembut saat salah satu bayinya menendang. Tangannya langsung menggenggam tangan Nathan dan menempelkannya ke perutnya."Dia menendang!" seru Eliza. "Mereka selalu aktif kalau dengar suara Daddy nya."Nathan menunduk, menempelkan wajahnya ke perut Eliza. “Halo, anak-anak. Daddy di sini. Kalian sudah nggak sabar ya, mau peluk mommy langsung?”"Kadang Liza takut..." lirih Eliza, pandangannya menerawang ke langit-langit. "Takut kalau Liza nggak cukup kuat jadi ibu. Takut gagal bagi waktuku setelah jadi dokter."Nathan segera mengangkat wajahnya dan menggenggam pipi istrinya dengan kedua tangannya."Kamu kuat, Eliza. Kamu bukan hanya calon dokter yang hebat. Tapi juga seorang wanita yang mencintai dengan segenap hatinya. Kita akan saling bantu. Malam-malam tanpa tidur, gendong bayi gantian, Menganti popok dan memb

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 523

    Nathan membuka pintu kamar perlahan. Aroma khas sabun bayi yang baru dibeli menyeruak lembut ke hidungnya. Matanya langsung tertuju pada sosok sang mami yang sedang sibuk membungkuk, memasukkan satu set nursing bra dan minyak pijat ke dalam koper besar kedua.Di sisi lain tempat tidur, Eliza masih duduk tenang, sesekali mengelus perut besarnya yang bergerak tak menentu. Tanda bahwa si kembar sedang 'berdiskusi'.Nathan mengernyit. Tatapannya bergeser ke koper besar yang terbuka lebar, penuh sesak seolah mereka hendak pindah ke rumah sakit selama satu bulan."Mami..." panggil Nathan, berjalan mendekat. "Kenapa nggak minta Bibi aja yang kemas barang-barangnya?"Mawar menoleh sekilas, tapi tetap fokus pada lipatan handuk kecil di tangannya."Kalau dulu mami nggak pernah turun tangan langsung lho. Waktu aku mau dinas keluar kota atau ke luar negeri, mami selalu suruh Bibi beresin semua. Tapi sekarang, mami kemas sendiri?""Iya," jawab Mawar ringan, tanpa merasa perlu berhenti dari aktivit

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 522

    Jika Albert sibuk mengejar cintanya, kedua putra Albert sibuk menyelesaikan permasalah ayah mereka.Di sebuah konferensi pers yang diselenggarakan secara tertutup dan eksklusif...Dua pria muda duduk berdampingan. Di sisi kiri dan kanan mereka, ada dua orang pengacara yang akan siap memberikan pembelaan terhadap Albert. Keduanya mengenakan setelan formal dengan pin kecil berbentuk lambang keluarga Albert. Aura mereka cerdas, tegas, dan jujur. Wajah keduanya mirip, mewarisi karisma ayah mereka, namun dengan sorot mata yang lebih bersih. Mereka adalah putra-putra Albert, yang selama ini tidak pernah tampil ke publik.Salah satu dari mereka membuka suara, suaranya tenang namun dalam“Kami muncul hari ini bukan untuk membela kesalahan, tapi untuk menjelaskan kebenaran yang tidak diketahui siapa pun.”Yang satu lagi melanjutkan, membuka map berisi berkas-berkas hukum.“Ini adalah perjanjian hitam di atas putih, yang ditandatangani Sherly sendiri. Dalam surat ini, jelas tertulis bahwa hubu

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 521

    Albert duduk gelisah di atas tempat tidur. Kamar mewah dan dingin itu mendadak terasa pengap, seolah tembok-temboknya ikut menertawakan kegelisahan hatinya. Bantal-bantal berserakan, dasi tergulung di lantai, dan kemeja yang tadi ia kenakan telah dilempar asal ke sofa. Tapi pikirannya tidak ada di mana pun kecuali di satu tempat, ponsel di tangannya.Ia menatap layar ponsel dengan ekspresi nyaris putus asa."Kenapa lama sekali balasnya, Aruna..." gumamnya, nyaris tak bersuara.Jempolnya sudah berkali-kali mengetuk layar, membuka, menutup, membuka lagi aplikasi pesan. Seolah dengan begitu pesan balasan akan lebih cepat muncul.Matanya menatap bagian atas layar. Status Online now.Tapi...Tidak ada gelembung "sedang mengetik." Tidak ada tiga titik bergerak. Hanya sunyi yang membuat dadanya sesak.Albert memijit pelipisnya, menghela napas panjang, lalu bergumam lirih, “Dia online... tapi diam. Apa dia baca? Apa dia bingung? Apa dia sengaja... mengabaikan aku?”Ponsel ia letakkan di kasu

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 520

    Sementara itu, Albert dan Nathan sudah duduk tenang di ruang kerja Hermawan.“Biarkan dunia melihat siapa Sherly sebenarnya,” ucap Nathan dengan nada dingin.Albert menatap rekan bisnis yang sudah serasa keluarga sendiri.“Dia memulai perang ini. Sekarang dia harus terima konsekuensinya.”Nathan membuka ponselnya dan tersenyum kecil melihat notifikasi berita terbaru.“Pengacara Jerman resmi ajukan gugatan. Pejabat China minta kerja sama interpol. Ini, baru permulaan.”Albert bangkit dari duduknya, mengambil napas dalam-dalam.“Kita sudah membersihkan nama kita. Sekarang saatnya membersihkan luka yang dia tinggalkan.”***TIGA HARI SETELAH VIDEO-VIDEO ITU MELEDAKSherly tak lagi tinggal di hotel bintang lima. Ia bersembunyi di apartemen kecil yang dulu tak pernah ia lirik. Tirai tertutup rapat. Semua lampu padam. Ponselnya kini hanya berfungsi sebagai alat penghitung waktu kehancurannya.Wajahnya kusut. Rambutnya lepek, berminyak, dan kusut tak tersisir. Kantong mata hitam jelas terlih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status