공유

Bab 525

작가: Liazta
last update 최신 업데이트: 2025-07-23 20:57:57

Eliza terharu mendapatkan semua perhatian yang luar biasa dari suami, kedua mertua, serta orang-orang terdekatnya. Kali ini, segalanya terasa lebih manusiawi. Lebih layak.

Dokter kandungan telah menetapkan jadwal operasi secara tenang. Semua sudah dipersiapkan sejak jauh hari. Bahkan, malam sebelumnya Eliza masih bisa tidur lelap dalam pelukan hangat Nathan, tanpa rasa takut, tanpa mimpi buruk.

"Mami, Papi... Liza gak takut," ucap Eliza dengan mata berbinar. "Liza malah senang banget. Rasanya udah gak sabar ngerasain perut ini kempes lagi. Gak perlu duduk di kursi roda kayak nenek-nenek."

Eliza tersenyum. Ia datang ke rumah sakit bukan sebagai pasien yang putus asa, tapi sebagai ibu yang siap menyambut dua kehidupan baru. Dengan tubuh yang stabil, hati yang siap, dan keluarga yang mencintainya tanpa syarat.

Tawa kecil pecah. Mawar langsung memeluk menantunya, menciumi pipi Eliza berkali-kali, penuh sayang.

"Kami semua doakan yang terbaik untukmu, Nak. Eliza harus sehat, dan cucu-cucu
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (36)
goodnovel comment avatar
Nur Elifa
ikut cemas, semoga Eliza dan kedua bayinya sehat semuanya.
goodnovel comment avatar
Jen Abdul Majid
waduh ,masih belum ada,kenapa ini Thor jangan lama 2menunggnya
goodnovel comment avatar
Syahidah Dedeh
duh masih belum ada juga
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 609

    Gadis itu berjalan pelan, langkahnya kaku seperti boneka mekanik. Rok panjang yang ia kenakan hanya mampu menyamarkan sebagian keanehan gerakannya. Namun bagi mata Noah yang jeli, ia bisa melihat ada sesuatu yang tidak biasa.“Perkenalkan, namanya,” ucap guru matematika sambil menepuk lembut bahu siswi baru itu."Halo teman-teman semuanya, nama saya Anisa Karlina." Gadis itu berkata dengan wajah tersenyum cerah."Halo Anissa, Kamu berasal dari sekolah mana?" Tanya seorang siswa laki-laki."Aku, pindahan dari SMA 1 Pontianak, Kalimantan." Tatapan mata Anisa berkeliling ke setiap sudut didalam kelas. Teduh, lembut, namun menyimpan duka yang samar. Gadis-gadis lain berbisik pelan, membahas cara berjalannya yang kaku. Berbeda dengan siswa laki-laki, yang lebih terfokus ke wajah cantik Anissa. “Mulai hari ini, Anissa akan akan bergabung bersama kalian. Untuk perkenalan selanjutnya, dilanjutkan nanti setelah jam pelajaran selesai. Silakan duduk di sebelah Noah,” lanjut sang guru.Spontan,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 608

    Sherly terduduk lemah di kursi terdakwa, tubuhnya bergetar hebat. “Lima belas tahun penjara…” kalimat itu terus bergema di kepalanya. Ia menekuk tubuh, menutupi wajah dengan kedua tangan, namun tangisnya tetap pecah, tumpah tanpa bisa ditahan.Padahal menurutnya, tindakannya tak seberat itu. Ia merasa hanya melakukan kejahatan kecil—seharusnya cukup dua tahun penjara. Tapi mengapa hukum menjeratnya begitu kejam hingga lima belas tahun?"Aku tidak terima! Aku hanya melakukan kesalahan kecil!" teriak Sherly di tengah sesak emosinya.Hakim menatapnya tajam. "Semua tindakanmu sudah kami bacakan. Bukti-bukti yang ada tak terbantahkan. Jika kau masih berbuat gaduh, hukumanmu bisa bertambah."Sherly tercekat. Wajahnya memucat, tangannya gemetar, namun ia tak lagi berani melawan.Matanya sembab, pipinya basah. Setiap tarikan napas terasa berat, seperti ada beban menghimpit dadanya. Bukan karena dingin, melainkan karena luka yang menghancurkan batin. Sepanjang hidup, ia percaya selalu ada oran

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 607

    Samuel masih menggendong Violet di ruang tengah. Gadis kecil itu sudah mulai menguap, matanya setengah terpejam. Samuel tersenyum lembut sambil mengelus rambut halusnya.“Aduh, kalau kamu udah besar nanti… aku bakal repot sekali. Soalnya aku yakin, cantiknya bisa bikin satu kota jatuh cinta,” gumam Samuel pelan, seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri.Ia lalu terkekeh, membayangkan Violet sudah remaja. “Pasti kamu nanti cerewet banget, suka ngatur aku. Terus… hmm… mungkin juga kamu suka marah kalau aku pulang malam. Tapi nggak apa-apa, aku rela dimarahin tiap hari sama kamu.”Samuel terdiam sebentar, menatap wajah polos Violet yang tertidur di lengannya. Senyum manis terukir di bibirnya.“Eh, tapi aku harus sabar ya… masih 18 tahun lagi.” Samuel menghela napas panjang, lalu berbisik geli, “Ya Tuhan… kenapa rasanya lama sekali?”Aruna yang baru lewat di belakang mereka langsung menahan tawa melihat tingkah Samuel. “Sam, kamu ngomong apa sih sama anak bayi?”Samuel terkejut, pipin

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 606

    Kamar rawat itu kini berisi dua tempat tidur pasien. Satu ditempati Michael yang masih lemah, satu lagi ditempati Yura,atas permintaan kerasnya sendiri.Sejak pagi Yura ngotot pada Rizky.“Daddy, Yura sakit. Kepala sakit, kaki sakit, sampai jari kelingking juga sakit. Jadi Yura harus dirawat!” katanya sambil cemberut.Rizky sempat menghela napas, bingung melihat putrinya begitu keras kepala. "Sayang, kamu harus beristirahat di rumah.""Daddy, aku tidak mau pulang. Kondisiku sangat parah. Lihat mata ku, ini sampai hitam." Yura berkata sambil menunjuk ke arah matanya. Rizky langsung memeriksa mata gadis kecil tersebut. Setelah itu ia menghembuskan napas panjang. "Bola mata memang hitam Yura.""Kita pulang ya, nanti kita ke sini lagi," bujuk Rizky Michael dalam masa penyembuhan. Pemuda itu butuh waktu untuk beristirahat. Jika Yura berada di sini, itu artinya, Putri angkatnya itu akan menganggu istirahat Michael. Dengan alasan ini, Rizky membujuk Yura untuk pulang. Lagi pula, psikolog

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 605

    Yura menatap dokter Rizky dengan wajah serius. Kedua tangannya terkepal di depan dada, tubuh mungilnya terlihat tegas walau mata bulatnya penuh kepolosan.“Daddy… aku mau minta suntikan semangat buat Mas Mic, biar cepat sembuh dan bisa gendong aku lagi!”Sekejap, suasana ruangan berubah. Semua orang menoleh pada Yura. Olivia spontan menutup mulut menahan tawa, Samuel menggeleng tidak percaya, dan Albert mendesah pelan, pura-pura tenang padahal matanya sudah basah karena haru.Rizky sempat terdiam, lalu tersenyum hangat. Ia menaruh stetoskop di meja, kemudian berjongkok agar sejajar dengan Yura. “Suntikan semangat, ya? Hmm… kalau begitu Daddy Albert juga harus ikut bantu. Biar semangatnya makin kuat.”Rizky sangat paham dengan perkataan dari putri angkatnya. Ketika Yura bersedih atau tidak bersemangat, ia akan mengatakan, memberikan suntikan semangat.Yura langsung menoleh ke Albert, wajahnya berbinar. “Daddy Albert! Ayo kita suntik Mas Mic bareng-bareng!” serunya penuh semangat.Alber

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 604

    Saat akhirnya Yura membuka matanya lebih lebar, ia terdiam sejenak. Matanya membesar, menatap wajah Michael. Lalu tanpa sadar, suaranya melengking penuh semangat.“Mas Mic!!!” serunya sambil memeluk Michael lebih erat, hingga membuat monitor jantung berbunyi cepat karena detak Michael ikut berpacu.“Yuraaa…” Olivia buru-buru menahan bahunya. “Pelan-pelan, Mas Mic masih sakit.”Gadis kecil itu terkejut, buru-buru mengendurkan pelukannya. Tapi ia langsung menempelkan pipinya ke dada Michael lagi, lalu berkata dengan nada manja.“Aku kira Mas Mic belum bangun." Yura tersenyum dan kemudian menangis histeris."Aku takut Mas Mic ninggalin Aku. Tapi ternyata Mas Mic bangun. Mas Mic , terimakasih.”Michael yang masih lemah hanya bisa mengedipkan matanya perlahan, lalu menggerakkan jarinya sedikit untuk menyentuh rambut Yura. Isyarat sederhana itu membuat Yura tersenyum lebar hingga matanya berbinar.“Mas Mic jangan tidur lagi ya! Kalau Mas tidur lagi, aku bakal… bakal marah besar! Terus aku n

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status