Share

Menjadi Istri Duda Muda
Menjadi Istri Duda Muda
Author: El Alfun27

1. Terpaksa menikah

Author: El Alfun27
last update Last Updated: 2024-08-28 21:07:17

“Seratus juta, saya bayar sekarang juga!” ucap seorang laki-laki memakai topi Koboy berwarna coklat.

“Dia masih perawan, bang. Dua ratus juta gimana?” rayu seorang perempuan paruh baya berumur sekitar empat puluh tahun.

“Jika benar dia perawan, saya bisa tawar menjadi tiga ratus juta!! Saya lagi butuh pendamping,” ucap laki-laki itu sambil mengelus jenggot brewoknya.

“Saya setuju, bang Bewok,” ucap perempuan itu dengan tersenyum lega.

Laki-laki tua itu lalu mengeluarkan satu koper berisi uang merah menyala. Lalu memberikan uang itu pada perempuan tadi. Dengan tatapan semringah, perempuan itu langsung merampas koper itu.

“Dania, ibu banyak uang!!” panggil perempuan itu dengan tatapan sangat bahagia sambil memanggil sang anak.

“Woahh, akhirnya perempuan bodoh itu laku juga!” ucap perempuan yang jauh lebih muda darinya.

Kedua orang itu terlihat begitu bahagia menyambut uang merah bertumpukan di depannya. Sementara di ujung ruangan itu terlihat seorang perempuan yang sedang menunduk ketakutan. Dia menangis sambil memeluk lututnya dengan lemah.

“Saya bawa dia sekarang,” ucap Bewok- sebutan untuk seorang juragan desa yang kaya raya.

“Ibu, Ana gak mau ikut bang Bewok. Ana masih harus kuliah,” ucap perempuan di ujung ruangan itu memberontak.

Perempuan cantik dan manis yang masih menempuh pendidikan tinggi semester empat. Ana hanya tinggal dengan ibu tiri dan kakak tirinya. Dia terlihat ketakutan dan lemah saat ini.

“Halah, kamu hanya jadi beban keluarga saja. Mending kamu ikut bang Bewok. Hidup kamu bakal lebih baik setelah menikah dengan bang Bewok bukan?” ucap Mirna- Ibu sambung dari seorang Alana.

“Iya An, daripada kuliah ngehabisin uang kebun aja. Mending ikut bang Bewok tuh. Jadi istri juragan kaya raya enak tau,” imbuh Dania yang juga merupakan saudara tiri Ana.

“Nggak, aku gak mau. Lagian kebun itu milik Abah, bukan milik kalian,” lirih Ana terus meronta. Dia terus menolak ajakan bang Bewok untuk keluar dari rumahnya.

“Sekali beban tetap beban, sudah bang Bewok. Bawa saja anak gak tau diuntung itu!” pekik Mirna meminta bang Bewok untuk membawa Ana secara paksa.

Dengan air mata yang terus mengalir, Ana dibawa keluar dari rumah itu. Langkahnya gontai dan sangat lemah. Ana melihat senyum penuh kebencian dari kedua perempuan yang dia anggap keluarga selama ini.

“Ayo ikut, kamu sudah dibeli oleh Tuan Muda Arka!” ucap bang Bewok membawa Ana menuju mobilnya. Ana hanya pasrah mengikuti bang Bewok. Mendengar ucapan bang Bewok, Ana hanya membatin sambil bertanya dalam dirinya. Siapa tuan muda Arka itu?

Bang Bewok yang dikenal sebagai juragan desa. Dia lelaki tua yang mempunyai beberapa bisnis di desa. Dia juga sudah memiliki istri dan seorang anak. Ana harus menelan pil pahit karena dijual kepada bang Bewok oleh ibu tiri dan kakak tirinya.

Kebahagiaan begitu terpancar dari kedua perempuan di dalam rumah yang tak terlalu besar dan sederhana. Mereka sangat girang sambil menghitung uang di depannya.

“Nia, akhirnya kita kaya raya,” ucap Mirna terus memegang uangnya.

“Iya buk, Nia gak nyangka ternyata bisa memegang uang sebanyak ini. Tuh anak mahal juga kalo dijual. Pasti hidup dia setelah ini akan tambah menderita jadi simpanan laki orang. Mengingat bang Bewok sudah memiliki istri, galak lagi!” ucap Dania sambil memegang beberapa lembar lalu mengibas- ngibasi uang itu.

Sementara Alana dibawa ke sebuah rumah yang cukup mewah yang berada tak jauh dari desanya. Dia begitu kebingungan, rasa takutnya kembali muncul.

“Tuan, ini saya bawa permintaan tuan,” ucap laki-laki berjenggot itu saat sampai di ruang utama.

Ana terus saja menunduk tak berani melihat di sekitarnya. Dia semakin takut akan kenyataan hidup selanjutnya.

“Langsung urus saja pernikahan kami berdua,” ucap seorang laki-laki muda yang tengah duduk di sebuah sofa. Laki-laki menelisik penampilan Ana dari atas sampai bawah. Ana terlihat sangat ketakutan.

“Baik, tuan,” ucap bewok langsung membawa Ana ke sebuah kamar.

Ana begitu terkejut dengan hal yang baru saja dia dengar. 'Apa dia laki-laki yang akan dinikahkan denganku? Ternyata aku bukan dinikahi bang Bewok' ucap Ana membatin sambil melirik laki-laki di depanya yang terlihat begitu dingin.

Sebelum memasuki kamar yang diperintahkan bang Bewok. Ana mencoba membicarakan kegundahan hatinya pada bang Bewok.

“Bang, kenapa saya dinikahkan dengan orang yang tak saya kenal? Saya tidak bisa,” tanya Ana dengan nafas memburu.

“Sudah, ini takdir kamu. Beruntung kamu dinikahkan sama Tuan Arka yang masih muda dan tentunya kaya raya. Hidup kamu akan lebih baik daripada kamu sama si Mirna ibu tiri jahat itu,” ucap Bang Bewok melewati ana yang masih sesenggukan.

Setelah itu Ana pun masuk ke dalam kamar yang cukup besar. Ana langsung menangis sejadi-jadinya. Meskipun kamar itu lebih mewah dari kamar miliknya, tetap saja dia merasa sedih. Setelah dijual oleh keluarganya, dan sekarang dia harus mendapat ujian lagi yang belum dia ketahui.

“Abah, Ummi, kenapa kalian ninggalin aku. Abah, Ibu Mirna jahat. Dia gak pernah baik sama aku. Dania juga jahat, mereka berdua cuma mau sama harta Abah saja,” ucap Ana sambil menatap dirinya di sebuah cermin.

Ana harus menelan pahit. Usahanya selama ini untuk mendapat beasiswa agar kuliah. Kini harus dia tinggalkan karena ulah keluarganya sendiri. Setelah ditinggal sang Abah, hidupnya benar-benar semakin memburuk. Ibu tiri dan saudara tirinya begitu jahat kepadanya.

Setelah cukup lama di kamar, tiba-tiba ada beberapa perempuan yang masuk. Ana disuruh mandi dan akan segera di rias. Ana patuh saja.

Ana menitihkan air mata saat beberapa perempuan itu mulai merias wajah cantiknya. Ana tak bisa berbuat apa lagi selain hanya menerima keadaan. Wajah Ana terlihat begitu manis dan menawan dengan kebaya putih yang membalut tubuhnya.

Setelah selesai, beberapa perempuan itu membawa Ana ke ruangan utama untuk melaksanakan akad. Ana di dudukkan langsung di sebelah Arka yang tengah fokus ke arah depan. Arka hanya melihat sekilas penampilan Ana. Lalu penghulu memulai acara akadnya.

“Saya terima nikahnya Alana Shofwa Hakim dengan mas kawin tersebut dibayar tunaii!” ucap Arka dengan lantang dihadapan penghulu dan semua orang.

“Saah,” ucap serentak beberapa orang yang menjadi saksi pernikahan Arka dan Alana.

Ana tak dapat membendung air matanya yang jatuh. Dia tak pernah membayangkan kejadian ini terjadi begitu singkat. Bahkan dia tidak tau siapa yang sedang menikahinya saat ini.

“Setelah ini kita pindah ke kota,” ucap Arka dengan dinginnya membisikan kalimat itu pada Ana. Mereka terlihat seperti sepasang suami istri. Ana pun mencium tangan Arka sesuai perintah bang Bewok.

Ana hanya terdiam dan menurut saja dengan semua ucapan Arka yang telah sah menjadi suaminya itu.

Setelah serangkaian acara selesai, Arka membawa Ana meninggalkan desa itu. Mereka menaiki mobil mewah milik Arka. Diikuti juga oleh bang Bewok dan beberapa anak buah Arka.

Arka membawa Ana ke sebuah rumah megah. Seperti istana kerajaan. Lalu mereka masuki rumah itu. Perasaan senang mulai muncul dalam hati ana meskipun hanya secuil. Lalu Arka langsung membawa Ana ke sebuah kamar.

Di dalam kamar itu ada seorang perempuan paruh baya yang tengah menemani seorang anak laki-laki. Arka pun langsung mengenalkan anak laki-laki itu pada Ana. Perempuan paruh baya yang berada di belakangnya angsung keluar dari kamar itu.

“Namanya Gio, kamu akan jadi baby sitter untuknya,” ucap Arka memperkenalkan seorang anak laki-laki berumur empat tahun.

Ana melihat anak kecil itu dengan polos. Anak laki-laki terlihat terdiam. Dia hanya fokus dengan mainan mobil remote nya.

“Maksudnya apa ya pak?” tanya Ana kebingungan sambil melihat anak kecil itu dan juga Arka secara bergantian.

“Kamu saya nikahi untuk merawat anak saya,” ucap Arka penuh ketegasan.

Bersambung…

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
kisah anak dari desa seru sepertinya
goodnovel comment avatar
Attaya Fahreza
baru awal baca saja kaya nya seru ...lanjut kk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Istri Duda Muda   189

    Delvan memberenggut, menatap Tasya semakin dalam. "Gak ada tapi-tapian Sya." Pungkasnya.Mama Intan membawa nampan berisi dua gelas susu rasa vanilla dan strawberry. Tak lupa juga kue dessert yang baru dibuatnya. "Silakan di dinikmati ya nak Delvan.""Eh Tante, gak usah repot-repot segala." Delvan merasa tidak enak, pasalnya dia datang untuk bertemu dengan Tasya."Ini gak repot kok Nak. Ouh iya Kak, diminum ya susu strawberry nya. Biar badan kakak segera fit." Lalu Mama Intan meninggalkan mereka berdua lagi.Keduanya kembali hening, tanpa ada yang ingin melanjutkan pembicaraan yang belum usai. Tatapan mereka menyendu, entah apa yang sedang mereka pikirkan lagi.Tapi yang jelas, keduanya dalam kebimbangan. Bullying yang Tasya rasakan kembali membawa trauma, entah sampai kapan dia akan terbebas dengan hal yang begitu berdampak kurang baik dalam hidupnya. Haruskan dia pindah sekolah lagi?"Yang bully Lo Gisel kan?" Tanya Delvan tepat sasaran. Dia sudah menduganya dari kemarin, tapi sedi

  • Menjadi Istri Duda Muda   188

    "Tasya jebak gue digudang, terus main Jambak rambut gue, Thur." Bela Gisel dengan memelas."Heh, Lo dan kedua teman Lo yang jebak gue. Dasar fitnah." Tasya semakin erat menjambak rambut Gisel. Emosinya sudah tidak stabil. Dia semakin membenci pembullyan. Sudah cukup bersikap sabar, karena akan tetap saja menyakitkan."Diam, kalian semua ikut ke ruang BK. Biar Bu Nada yang bakal hukum kalian!" Arthur menatap tajam ke empat perempuan yang sudah acak-acakan. Ke empat siswi itu sudah berada di ruang BK yang sangat misterius. Bagaimana tidak begitu, suasananya begitu hening dan sekarang di depan mereka sudah ada guru killer yang selalu mengurus siswa yang bermasalah.Perempuan berumur setengah abad itu yang disebut Bu Nada, menatap ke empat siswi itu bergantian. Pandangan nya seolah-olah ingin membunuh."Tasya! Kamu itu siswa baru disini. Harusnya jangan membuat masalah." Ucapnya.Tasya menelan ludah, susah payah dia membuka suara dengan terpaksa. "Maaf Bu, tapi memang bukan saya pelakun

  • Menjadi Istri Duda Muda   187

    Tasya melihat perempuan itu semakin mendekati Delvan. Namun laki-laki yang sedang berpakaian santai itu terlihat acuh tak acuh. "Kamu kenapa kok diluar sih?" Tanyanya sekali lagi."Bukan urusan Lo." Jawab Delvan ketus. Mengikis jarak dengan perempuan yang dipanggil mama itu."Gak boleh gitu Delvan, kita harus sering berbincang agar hubungan kita semakin dekat." Senyuman nya manis menatap lekat ke arah Delvan."Gila Lo ya." Delvan beralih mendekat ke Tasya."Dia siapa Van? Biasa banget tampilan nya. Gak cocok banget deket sama kamu." Perempuan itu menunjukkan ekspresi tidak sukanya saat menatap Tasya.Tasya yang hanya berdiri memaku di tempat, di hadapannya sekarang terlihat percakapan kedua insan. Lalu Tasya beranjak dan menghidupi motor pink maticnya itu. "Sya." Delvan memanggil namun yang dipanggil sudah tancap gas. Tanpa melihat ke belakang lagi. Tasya meninggalkan rumah Delvan dengan sejuta pertanyaan."Lo apa-apa an sih kesini! Pergi sekarang sebelum gue panggilin Lo satpam." Uc

  • Menjadi Istri Duda Muda   186

    Delvan hanya geleng-geleng, ada baiknya memang dirinya berada di perkumpulan temannya. Meskipun konyol, setidaknya selalu menghibur. Daripada dirumahnya yang tak ada ketenangan. Semuanya seakan terasa mencekam.***Di lain tempat, Tasya sedang melamun. Memikirkan nasibnya yang kadang selalu tidak ada kejelasan. Entah tentang sekolah, pertemanan, maupun kisah asmara. Sama-sama kacau.Masalah sekolah yang tak berjalan dengan mulus. Nilai yang tak berlebihan, kadang setara dengan KKM. Bahkan Tasya tak pernah mengikuti lomba apapun, saking gak adanya bakat dalam diri Tasya.Tasya sangat ingin mengikuti suatu olimpiade yang dimana bisa membawa piala dan membuat semua orang bangga, apalagi tadi melihat mamanya yang kegirangan kala tau Delvan baru saja memenangkan olimpiade matematika."Pasti seru ya, jadi orang pintar. Gak pusing waktu ngerjain soal, gak ketakutan waktu ditanyain guru, terus bisa dipuji banyak orang dan banyak yang bangga." Ucap Tasya seorang diri."Eh, kalau pengen dipuji

  • Menjadi Istri Duda Muda   185

    Tasya terdiam, mencoba menajamkan alat pendengaran nya dengan sebaik mungkin. Takut salah denger dengan pengakuan cowok di depannya itu. "Gue butuh Lo, Tasya. Bisa?" Tatapan Delvan memusat pada Tasya. Tatapan yang penuh arti dan permohonan. Tatapan yang membuat siapapun bakal terpesona. "Gu-gue gak tau, gue gak boleh pacaran, Van." Tolak Tasya dengan ucapan pelan. Tak ada nada ketus. Rasa khawatir mulai tumbuh kembali, Tasya hanya takut jika semuanya kembali seperti hari kemarin. Hari dimana Delvan mulai menjauhinya atau mungkin tak akan menganggapnya ada lagi. "Bukan karena Lo gak suka cowok badbboy? Ouh iya, Lo suka cowok good boy. Maaf Sya, gue baru inget." Seolah tak ingin mengungkit sesuatu yang lebih sakit. Delvan bergumam seorang diri. Mencoba menyadarkan posisi dirinya yang tak diinginkan oleh gadis di depannya itu. "Tapi gue bakal buktiin, meskipun gue badboy, gue pasti dapetin Lo, cewek good girl." Tasya terperanjat, lalu mencoba kembali menatap Delvan. "Van? Lo

  • Menjadi Istri Duda Muda   184

    Setelah acara akad dilaksanakan, setelah nya mereka langsung pergi ke rumah Abidzar untuk melangsungkan resepsi secara sederhana. Ini dilakukan karena kemauan dari orang tua pihak Abidzar. Sebagai ungkapan syukur meskipun dilaksanakan secara sederhana. Setelah semua acara terlaksana, kini Layla dan Abidzar berada dalam satu ruangan. Mereka berada di kamar Abidzar. Kamar yang begitu lekat dengan warna gelap dan sangat rapi.Abidzar memulai percakapan, "Kenapa kamu mau melanjutkan perjodohan ini, padahal kamu sudah tahu kalau aku sudah mencintai wanita lain. Apa kamu tidak takut jika di suatu waktu aku menyakiti kamu." Ucapnya dengan intonasi heran.Layla menghembus nafas dengan keras sambil berucap, "Apa yang perlu untuk ditakutkan, sementara aku menjalankan semua ini atas dasar ridho-Nya. Hati itu mudah berbolak balik, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di hari esok. Tapi aku yakin, semua pasti akan berjalan dengan baik-baik saja." Ucap nya dengan nada tenang. Dia berusaha untuk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status