Share

230

Author: El Alfun27
last update Last Updated: 2025-07-08 23:38:08

Tasya mengikuti arah dari petunjuk lokasi itu, hingga sampailah di sebuah taman yang tak asing dari dekat rumahnya.

Dari kejauhan terlihat seorang laki-laki yang beberapa hari ini sudah dia rindukan kehadirannya. Namun laki-laki itu malah tak ada waktu untuk menemuinya.

Tasya segera duduk disamping Delvan yang termenung, tatapan Delvan lurus. Tak ada pembicaraan apa-apa, keduanya sama-sama bungkam.

"Sya." Lirih Delvan, tatapannya sudah menunduk. Tak berani untuk menatap lawan bicaranya.

Tasya lalu berubah posisi untuk menatap Delvan. Dengan memberanikan diri, Diraihnya tangan Tasya oleh Delvan yang kemudian juga menatapnya.

Tiba-tiba suasana di taman itu mendadak menjadi suasana yang begitu romantis. Tatapan mereka saling bertemu, tak ada penyesalan dalam mata Tasya. Dia memang sudah mengambil keputusan untuk bersama dengan Delvan dan akan menemani laki-laki babdoy itu.

"Kamu kemana beberapa hari ini?" Tanya Tasya tak mengalihkan pandangannya.

"Maafin aku, aku gak pantes buat kamu. Ka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Istri Duda Muda   235

    Tasya terus saja mendumel perihal Delvan yang tak mengucapkan kata manis keoadanya tadi malam. Bahkan sampai Tasya sulit untuk memejamkan mata, seolah hatinya ingin selalu membersamai sang pacar.Mungkin hati Tasya juga sudah terpaut dengan sosok Delvan yang memikat. Tasya seakan di bius oleh asmara seketika, dan sampai jam menunjukkan pukul satu dini hari pun, barulah Tasya memejamkan matanya.Sementara sang sahabat sudah berada di alam mimpi sejak tadi, membiarkan Tasya seorang diri dalam kebingungan.Dan saat ini, Tasya terbangun dengan kepala pening. Alarm di nakasnya berbunyi bersahutan dengan alarm milik Clara. Memaksa Tasya untuk membuka matanya yang masih terlelap.Tasya meregangkan otot-otot lengannya. Mencoba mengatur nafas dan juga konsentrasi penuh agar bisa beraktivitas dengan benar. Sang sahabat sudah tidak ada disampingnya, terdengar percikan air di dalam kamar mandi.Setelah melakukan segala aktivitas, Tasya dan Clara menuju ke sekolahnya dengan Clara yang membawa moto

  • Menjadi Istri Duda Muda   234

    Tasya terdiam, mencoba menajamkan alat pendengaran nya dengan sebaik mungkin. Takut salah denger dengan pengakuan cowok di depannya itu."Gue butuh Lo, Tasya. Bisa?" Tatapan Delvan memusat pada Tasya. Tatapan yang penuh arti dan permohonan. Tatapan yang membuat siapapun bakal terpesona."Gu-gue gak tau, gue gak boleh pacaran, Van." Tolak Tasya dengan ucapan pelan. Tak ada nada ketus.Rasa khawatir mulai tumbuh kembali, Tasya hanya takut jika semuanya kembali seperti hari kemarin. Hari dimana Delvan mulai menjauhinya atau mungkin tak akan menganggapnya ada lagi."Bukan karena Lo gak suka cowok badbboy? Ouh iya, Lo suka cowok good boy. Maaf Sya, gue baru inget." Seolah tak ingin mengungkit sesuatu yang lebih sakit. Delvan bergumam seorang diri.Mencoba menyadarkan posisi dirinya yang tak diinginkan oleh gadis di depannya itu."Tapi gue bakal buktiin, meskipun gue badboy, gue pasti dapetin Lo, cewek good girl."Tasya terperanjat, lalu mencoba kembali menatap Delvan. "Van? Lo ngomong apa

  • Menjadi Istri Duda Muda   233

    Layla dan Abidzar sudah sampai di rumah mereka. Mereka tadi sudah menebus obat untuk wajah Layla."Masih perih?" Tanya Abidzar."Udah mendingan Mas, nanti juga sembuh kok setelah rutin pakai salep sama obat nya ini." Ucap Layla sambil melihatkan beberapa salep dan obat.Abidzar langsung mengangguk mendengar jawaban Layla. Dia terlihat sangat lemah."Layla." Panggilnya dengan suara serak.Layla menikah kemudian tersenyum, "Kenapa Mas Abi?""Aku mencintaimu." Ungkapnya.Layla semakin tersenyum, kata-kata dari Abidzar mampu membuat pipi nya merona."Sampai kapan Mas?" Tanya Layla sedikit menggoda Abidzar."Sampai kapanpun, Insya Allah." Ungkapnya yakin."Aku juga mencintai mu Mas Abidzar. Tolong jangan tinggalkan aku." Pinta Layla.Abidzar mengangguk mantab. Kemudian dia merentangkan tangannya. Layla langsung menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Abidzar.Pelukan yang selalu menghangatkan, pelukan yang selalu menenangkan. Layla sangat menyukai moment seperti ini.Abidzar juga tidak mau

  • Menjadi Istri Duda Muda   232

    Abidzar pun meng iya kan permintaan istrinya itu, tapi dengan syarat rujak yang akan di beli nanti bukan rujak yang berada pedas. Abidzar melarang Layla melakukan hal itu, Layla tidak boleh mengonsumsi makanan pedas selama dia hamil.Mereka pun akhirnya pergi ke pesantren modern, lebih tepatnya di samping pesantren modern, karena disanalah kedai rujak buah itu nangkring."Pak, beli satu yang tidak pedas dan buahnya jangan yang kecut." Abidzar memberitahu kepada bapak penjual rujak itu.Mereka sudah sampai di samping pesantren modern, dan Abidzar langsung memesan rujak keinginan Layla. Meskipun Layla sempat tidak menyetujui permintaan Abidzar yang request buah tidak kecut, padahal kan Layla malah ingin buah yang amat kecut sekali.Bapak penjual rujak itu mengangguk, dia langsung memotong beberapa buah segar dan langsung di siram dengan bumbu rujak. Beruntung sekali sore ini sedang tidak ramai, jadi Abidzar dan Layla tidak perlu antri.Setelah selesai, Abidzar pun menyodorkan uang sehar

  • Menjadi Istri Duda Muda   232

    Pagi itu cuaca nya sangat terang, semua beraktivitas seperti biasanya. Layla memasak untuk sarapan nya dengan Abidzar, sementara Abidzar sudah bersiap untuk pergi mengajar di pesantren modern.Layla terlihat bersemangat di pagi hari ini, mood nya sedang baik. Layla memasak dengan sangat semringah. Begitu juga dengan Abidzar yang terlihat juga senang, pagi hari nya di awali dengan semua yang baik."Makanan sudah siap, ayo Mas kita sarapan sulu biar Mas Abi ngajarnya fokus. Kalau fokus kan kita bisa berbagi ilmu dengan baik kepada para santri." Layla berucap sambil menyendok kan beberapa lauk setelah mengambil nasi ke piring makan untuk Abidzar."Iya Humaira, kamu memang yang terbaik. Gak di malam hari, gak di pagi hari, kamu selalu membuat Mas bersemangat." Abidzar memeluk Layla dari arah belakang yang langsung dapat rengekan dari sang empu nya.Mereka pun langsung memakan sarapan dengan sangat lahap, terlihat kalau Abidzar sangat menyukai masakan dari istrinya itu. Layla juga sangat s

  • Menjadi Istri Duda Muda   231

    "Lo mau makan apa?" Tanya Delvan sambil membuka menu makanan. Tempat makan yang bernuansa Jepang itu begitu menggugah selera. Terdapat berbagai jenis makanan sussi dan juga hidangan salmon yang disajikan dengan beberapa sayuran khas. Dan juga beberapa ramen, dari yang jenis berkuah dan tambahan bumbu lain.Saat ini kondisi agak ramai karena memang bertepatan dengan jam makan siang."Mau ramen, gue mau yang Shoyu dan juga sussi dengan ikan Salmond. Minumnya jus strawberry." Jawab Tasya sambil melihat sekeliling Mall. Begitu jakjub, jujur saja ini kali kedua dia ke Mall ini. Sejak kepindahan nya."Ouh, oke." Sahut Delvan bersemangat.Merasa senang karena Tasya begitu cekatan, tak seperti wanita pada umumnya yang ditanya makan malah jawabnya terserah. Delvan pun memesan makanan yang sama dengan Tasya, bahkan minumnya juga mengikuti rasa punya sang pacar. Dasar Delvan! Sudah jadi bucin akut.Beberapa menit menunggu, seorang laki-laki mendekati Delvan. Laki-laki itu berpenampilan sangat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status