Share

167

Author: El Alfun27
last update Huling Na-update: 2025-05-02 23:57:25

Pagi itu cuaca nya sangat terang, semua beraktivitas seperti biasanya. Layla memasak untuk sarapan nya dengan Abidzar, sementara Abidzar sudah bersiap untuk pergi mengajar di pesantren modern.

Layla terlihat bersemangat di pagi hari ini, mood nya sedang baik. Layla memasak dengan sangat semringah. Begitu juga dengan Abidzar yang terlihat juga senang, pagi hari nya di awali dengan semua yang baik.

"Makanan sudah siap, ayo Mas kita sarapan sulu biar Mas Abi ngajarnya fokus. Kalau fokus kan kita bisa berbagi ilmu dengan baik kepada para santri." Layla berucap sambil menyendok kan beberapa lauk setelah mengambil nasi ke piring makan untuk Abidzar.

"Iya Humaira, kamu memang yang terbaik. Gak di malam hari, gak di pagi hari, kamu selalu membuat Mas bersemangat." Abidzar memeluk Layla dari arah belakang yang langsung dapat rengekan dari sang empu nya.

Mereka pun langsung memakan sarapan dengan sangat lahap, terlihat kalau Abidzar sangat menyukai masakan dari istrinya itu. Layla juga sangat s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Istri Duda Muda   178

    Maryam terdiam mendengar tawaran dari ibunya, Maryam semakin kecewa dengan keadaan yang disuguhkan kepadanya saat ini. Dia bahkan juga kecewa dengan ibunya, satu-satunya orang yang Maryam harap akan mendukung nya untuk melanjutkan kuliah.Maryam mendongak menatap ibunya dengan tatapan kecewa lalu dia berucap, " Bu, Maryam kepengen kuliah. Ibu kan tau kalau Maryam sangat menginginkan itu. Tolong beri Maryam dukungan, Bu, Pak. Maryam janji akan berusaha keras agar gak ngerepotin kalian." Pinta Maryam dan air matanya kembali menetes.Kulsum- ibu Maryam itu hanya tertunduk lesu. Dia juga sudah menyerah, meskipun sebelumnya dia selalu berada di garda terdepan untuk sang putri. Tapi kali ini dia sudah tidak punya cara lagi untuk membantu putrinya itu.Kulsum lalu mendekati Maryam dan berucap, "Maafin ibu Nak, maaf jika ibu sudah tidak sepenuhnya mendukung mu. Ibu sudah lelah kesana kesini mencari pinjaman, ibu gak bisa bantu biaya kamu buat kuliah." Maryam semakin keras menangis, seharusny

  • Menjadi Istri Duda Muda   177

    "Dia kenapa sih, kemarin sikapnya manis. Sekarang pahit, kek kopi tanpa gula. Atau gue aja yang kebaperan." Tasya berbicara sendiri di bangkunya, sampai-sampai dia tidak pergi ke kantin untuk istirahat pertamanya."Cie cie, lagi kenapa nih?" Tanpa angin, Clara masuk dan mendekati Tasya.Tasya terkejut, memutar bola matanya malas. "Lo kalau mau masuk kelas, kabar2 kek, buat orang jantungan aja Lo.""Halah, suruh siapa ngomong sendiri, jadi gak sadar kan kalau ada orang masuk. Lagi mikirin si badboy Cap Badak ya?" Tuduh Clara tepat sasaran.Tasya diam, menatap penuh selidik ke arah Clara. Padahal yang di tatap biasa aja. "Udah jangan dipikirin, Delvan emang gitu orangnya. Suka buat baperin anak orang." Imbuh Clara kembali."Mak- maksudnya?" Tasya ikut panik."Eh, nggak deh, gue salah ngomong. Kayaknya Lo doang yang dikasih sikap manisnya sama dia, soalnya sebelum ini dia gak pernah Deket sama cewek. Ya meskipun banyak cewek yang ngejar-ngejar." Tutur Clara menjelaskan.Tasya hanya mangg

  • Menjadi Istri Duda Muda   176

    Hari ini Tasya beraktivitas seperti sedia kala. Bangun dari tidurnya, dia langsung membantu sang Mama untuk membuat sarapan. Ya meskipun hanya membantu hal-hal yang mudah saja.Setelah selesai bersiap untuk pergi ke sekolah, Tasya langsung berangkat dan dijemput oleh sahabat satu-satunya. Clara sudah menunggu Tasya di depan rumahnya.Saat Tasya sudah berada di atas motor, Clara membuka suara. "Gue kemarin liat Lo dibonceng sama Delvan. Lagi apa kalian? Jangan bilang kalau udah jadian, awas Lo sampek gak cerita sama gue." Keluh Tasya melengos sambil menatap Tasya dari kaca spionnya. Yang ditatap hanya tertawa renyah. "Gue cuma makan aja sama dia warung masakan Padang, gak lebih kok Ra. Lagian juga gue sama dia gak jadian kok."Clara hanya manggut-manggut, sambil lalu fokus menyetir. Di jalan mereka hanya cerita hal random yang membuat keduanya tertawa kecil.Dua puluh menit, mereka akhirnya sampai di sekolah mereka yang tak terlalu jauh. Kedua orang itu melangkah dengan pelan sampai

  • Menjadi Istri Duda Muda   175

    Maryam mengernyitkan dahi, pasalnya dia tidak mengenal laki-laki di depannya saat ini. Namun laki-laki itu memandang Maryam sangat semringah, sama seperti seseorang yang lama tidak berjumpa.Maryam berusaha mengingat laki-laki di depannya saat ini, "Iya aku Maryam. Maaf, kamu siapa?" Tanya Maryam dengan polos.Laki-laki itu kembali tersenyum, lalu dia tertawa lebar dan langsung menggelang keras. "Sungguh, kamu melupakan mu, Maryam." Ucap Laki-laki yang sedang memakai topi itu."Aku benar-benar tidak ingat, tolong katakan kamu siapa." Maryam berucap dengan sedikit kesal.Laki-laki itu menghembuskan nafasnya, "Aku Ali, dulu kita pernah satu lomba waktu masih di Madrasah Aliyah." Ungkapnya."Ouh, kamu Ali yang juara dua ya? Maaf, aku baru mengingat." Maryam langsung menebak laki-laki yang sekarang sedang menyapanya ini.Laki-laki yang memakai topi itu melepaskan topinya, dan dia langsung mengangguk, "Iya, aku Ali si juara dua dan kamu Maryam juara pertama." Jawab Ali tidak melepas tatapa

  • Menjadi Istri Duda Muda   174

    Layla masih memutar otaknya untuk mencerna beberapa kata yang barusan Abidzar ucapkan.Layla menghentikan aktivitas nya waktu memilih buah-buahan. "Bukannya kebalik ya Mas? Siapa yang menyembunyikan nya terlebih dulu. Bukannya Mas Abi yang tidak menceritakan padaku masalah teror itu yang ternyata pelakunya adalah Jihan."Abidzar terdiam, dia mengalihkan pandangannya yang semula tertuju kepada buah pisang itu.Abidzar menatap Layla dengan lekat dan lurus."Aku bisa jelaskan itu, tapi tidak disini.""Sepertinya kita masih belum terbuka satu sama lain, lanjutkan di rumah saja Mas." Pinta Layla yang langsung mendapat anggukan dari Abidzar.Mereka pun langsung memilih semua kebutuhan yang belum mereka ambil. Setelah itu mereka langsung menuju ke kasir dan membayarnya.***Setelah berbelanja, mereka langsung membersihkan diri masing-masing. Layla juga langsung menata barang belanjaan nya ke dapur dan tempat yang sesuai dengan jenis barangnya.Setelah itu dia juga bergegas membersihkan diri,

  • Menjadi Istri Duda Muda   173

    "Jangan berucap sembarangan kamu Jihan. Mas Abi tidak mungkin seperti itu. Tolong jangan ganggu rumah tangga kami. Silahkan keluar dan tinggalkan rumah kami." Ucap Layla mengusir Jihan.Jihan yang kesal pun segera pergi dari rumah itu. Tapi dia sedikit puas karena rencananya berjalan dengan lancar. Setidaknya informasi tentang dia yang hamil sudah diketahui oleh Layla. Meskipun itu hanya kepalsuan saja.Layla langsung masuk ke kamar lagi. Pikiran dia sekarang lagi berkecamuk tentang pernyataan Jihan. Layla harus bisa menahan emosi nya. Dia tidak boleh gegabah, karena yang Jihan katakan belum tentu sepenuhnya benar."Siapa Layla? Kok gak di suruh masuk." Tanya Abidzar."Bukan siapa-siapa kok Mas, tadi orang salah alamat saja." Ucap Layla beralasan.Kembali Abidzar melanjutkan pekerjaannya. Sedangkan Layla langsung berpura-pura tertidur. Supaya pikiran nya tidak macam-macam hingga dia terlelap seutuhnya.***Pagi itu Abidzar sudah kembali mengajar di Pesantren Modern. Dia sudah sembuh

  • Menjadi Istri Duda Muda   172

    Layla dan Abidzar sudah sampai di rumah mereka. Mereka tadi sudah menebus obat untuk wajah Layla."Masih perih?" Tanya Abidzar."Udah mendingan Mas, nanti juga sembuh kok setelah rutin pakai salep sama obat nya ini." Ucap Layla sambil melihatkan beberapa salep dan obat.Abidzar langsung mengangguk mendengar jawaban Layla. Dia terlihat sangat lemah."Layla." Panggilnya dengan suara serak.Layla menikah kemudian tersenyum, "Kenapa Mas Abi?""Aku mencintaimu." Ungkapnya.Layla semakin tersenyum, kata-kata dari Abidzar mampu membuat pipi nya merona."Sampai kapan Mas?" Tanya Layla sedikit menggoda Abidzar."Sampai kapanpun, Insya Allah." Ungkapnya yakin."Aku juga mencintai mu Mas Abidzar. Tolong jangan tinggalkan aku." Pinta Layla.Abidzar mengangguk mantab. Kemudian dia merentangkan tangannya. Layla langsung menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Abidzar.Pelukan yang selalu menghangatkan, pelukan yang selalu menenangkan. Layla sangat menyukai moment seperti ini.Abidzar juga tidak mau

  • Menjadi Istri Duda Muda   171

    Arsya dan Abidzar sudah berada di kamar Arsya. Mereka sedang membicarakan masalah tadi, mereka sengaja berpindah tempat untuk lebih fokus dan supaya Layla dan Ummah Ratna tidak mengetahui kejadian ini.Kamar itu terlihat rapi, tidak jauh berbeda dengan kamar milik Abidzar. Sama-sama bernuansa gelap. Bedanya hanya pada koleksi. Dimana Arsya banyak sekali mengoleksi barang-barang maninan, mulai dari robot dan sejenis karakter anime.Sebenarnya Arsya dan Abidzar itu tidak ada bedanya, sama-sama cuek dan pecinta anime. Cuma kalau Arsya masih sering ada gurau nya, tapi kalau Abidzar sangat dingin. Hampir ke semua orang. Mungkin hanya orang-orang tertentu saja.Tapi dibalik itu semua, Abidzar dan Arsya sangat akur. Dibalik sikap mereka berdua, tapi mereka selalu tolong menolong jika ada salah satu yang membutuhkan. Contohnya seperti sekarang, Arsya membantu Abidzar untuk menyelesaikan masalah yang menimpa kakak iparnya itu."Ini Bang, rekamannya. Aku tadi sudah ikutin Jihan itu, dia menyuru

  • Menjadi Istri Duda Muda   170

    Hari itu, cuacanya sangat tenang, matahari begitu cerah menembus lingkungan sekitar. Mungkin keadaan bumi sekarang lagi bahagia, dan penduduk nya pun yang sedang beraktivitas, memiliki kebahagiaan juga masing-masing diwaktunya yang tepat.Seorang perempuan cantik, mamakai gaun yang begitu besar dan mekar. Gaun itu semakin indah di pakai oleh wanita itu. Dan samping nya seorang laki-laki memakai Jas hitam lekat, mereka sedang bersanding di atas pelaminan menyambut dengan senyuman terbaik nya. Banyak beberapa orang berdatangan untuk menyalami mereka berdua. Dan juga mereka sangat terlihat serasi dan penuh nahagaia.Jihan dan Ryan, mereka sedang melangsungkan pernikahan di sore ini. Bertepatan di suatu gedung mewah di salah satu pusat kota di Jakarta. Tamu-tamu mereka sangat banyak, jadilah mereka sangat sibuk menyambut nya. Entah dari sanak keluarga, saudara dari kedua belah pihak dan juga teman-teman mereka yang datang bergantian.Di pintu depan, juga terdapat beberapa orang yang sedan

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status