Share

Suami Tiba-tiba Berkunjung

Penulis: CacaCici
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-12 12:11:28

"Marc di mana?" Suara tinggi mengalun, membuat semua bodyguard dan maid di sana menegang dan ketakutan. Bahkan anggota keluarganya juga ikut ketakutan dengan suara dingin tersebut.

"Sayang, kamu baru pulang. Jangan marah-marah begini." Kinja menghampiri suaminya dan langsung memeluk lengan Damon.

"Ada apa ini?" Daniel De Lucas, ayah dari Damon datang bersama Audi Anastasia-- ibu Damon.

Di susul oleh Tiara yang merupakan Nenek Damon dan juga Stella yang merupakan sepupu Damon.

"Ayah, Tuan muda Marc hilang dari kamarnya dan tak ada juga di tempat beraninya," jawab  Ando– kepercayaan Damon dan sekaligus Kakak angkatnya. Karena itu dia memanggil Ayah pada Daniel namun tetap memanggil Tuan pada Damon dan Marc.

"Bagaimana bisa?" Daniel memijit kening, pusing dan juga mengkhawatirkan cucunya.

Penjaga banyak di rumah ini, dan Marc juga diberikan pengasuh untuk mengurus Marc. Dan kenapa anak sekecil itu masih bisa hilang atau kabur?

"Karena kalian semua tidak becus menjaga putraku!" geram Damon dengan air muka marah, wajahnya sangat tak bersahabat dan tatapannya benar-benar tajam.

"Cik!" Dia menepis kasar tangan Kinja yang memeluk lengannya lalu segera beranjak dari sana.

"Sayang, tolonglah jangan marah begini. Marc mungkin saja bermain di … entah diluar atau-- atau di rooftop. Lagian kenapa kamu se marah ini? Anak kita juga bukan hanya Marc, masih ada Gebara!" pekik Kinja dengan nada melengking, mengikuti langkah Damon– berniat menenangkan suaminya yang terlihat sudah akan meledak.

Bagaimanapun Kinja ingin menunjukkan jika dia adalah penenang sejati Damon. Agar semua orang di rumah ini semakin hormat padanya dan mereka tak meragukan Kinja lagi.

Selain mandul! Ada sesuatu yang membuat keluarga ini kurang peduli lagi dengan Kinja.

Perselingkuhannya lima tahun yang lalu! Itu adalah asalan mengapa keluarga Lucas sangat tak menyukainya. Dia di sini karena cinta Damon.

Yah, Damon sangat mencintainya! Itu senjata Kinja sampai detik ini.

"Diam dan menjauh!" bentak Damon dengan marah, menepis kasar tangan Kinja yang kembali memeluk lengannya. Setelah dengan kasar mendorong istrinya, Damon melanjutkan langkahnya; di ikuti oleh Ando.

Kinja terdiam dengan tubuh membeku, jantungnya berdebar kencang dan hatinya bergetar sakit. Damon membentaknya!

"Dasar tidak berguna! Lihat, kau malah membuat cucuku semakin marah," kesal Tiara, berdecak beberapa kali lalu beranjak dari sana. "Kalian cari Marc kesayanganku sampai ketemu. Jika tidak, kepala kalian akan ku penggal," ucapnya pada bodyguard sembari berjalan menjauh dari sana.

Kinja mengepalkan tangan  dan tanpa mengatakan apa-apa, dia beranjak dari sana. Hatinya sakit! Damon membentaknya–karena Marc! Anak dari perempuan sialan itu!

***

"Umm … masakan Mommy sangat lezat. Marc mau lagi."

Disha terkekeh geli, menambah nasi dan lauk di atas piring putranya. "Makan yang banyak supaya kamu cepat besar," ucapnya sembari mencium beberapa kali ubun-ubun putranya yang super tampan ini.

"Ugh, kamu tampan sekali sih!" gemas Disha sembari mencubit pipi putranya. Wajah putranya sangat mirip dengan wajah suami– ah maksud Disha mirip wajah Damon.

Hais, dia tidak bisa menyebut Damon sebagai suaminya. Karena pria itu sendiri menolak menganggap Disha adalah istrinya.

'Cik, kenapa aku tiba-tiba memikirkan itu yah?' batin Disha dengan air muka murung dan sedih.

"Mommy kenapa tidak tinggal dengan Marc di rumah Nenek buyut? Atau … jika Mommy tidak suka keramaian, Daddy punya rumah juga. Dan kita bisa tinggal bersama di sana."

Ini bukan pertama kalinya Marc mengatakan hal tersebut, namun tetap saja Disha selalu tak bisa menjawabnya dengan benar. Disha hanya bisa mengatakan …-

"Mommy suka rumah ini," jawab Disha sembari tersenyum selebar mungkin, demi meyakinkan putranya jika dia baik-baik saja.

'Mommy hanya terikat dengan kamu, Nak, bukan dengan mereka. Kamu satu-satunya keluarga Mommy.' batin Disha sembari mengusap pucuk kepala Marc.

Tok tok tok

Ketukan pintu yang cukup kuat seketika mengalihkan fokus Disha. Dia tersentak, kaget karena gedoran pintu yang kuat tersebut.

"Tunggu sebentar, Marc. Mommy buka pintu dulu. Sepertinya teman Mommy datang." Setelah mengatakan itu, Disha buru-buru bangkit dari kursi meja makan dan berlari ke pintu dengan semangat -- berpikir yang datang adalah sahabatnya.

Ceklek'

Disha membuka pintu, memperlihatkan senyuman lebarnya yang manis dengan mata menyipit -- seperti matanya tersebut ikut tersenyum. Wajahnya yang cantik tersebut terlihat cerah dan cemerlang. "Akhirnya kalian dat …-"

Perkataan Disha tersebut langsung terhenti dan tertahan saat melihat siapa yang datang. Senyumannya langsung padam dan air mukanya berubah pucat  serta menegang.

Deg deg deg

Jantung Disha berdebar dengan kencang, dia reflek mundur beberapa langkah dengan menjauhkan pandangannya dari seorang pria yang berdiri di depannya.

"Ma--Maaf …." Disha menundukkan kepala seketika. Ke--kenapa Damon ada di sini?!

Damon tak pernah datang ke mari, apapun alasannya. Yang mengantar dan menjemput Marc, biasanya juga pengasuh putranya. Lalu kenapa Damon ada di sini?!

"Marc di sini?" Suara bariton Damon mengalun, begitu dingin dan berat secara bersaman.

Disha meneguk saliva secara kasar. Setelah sekian lama dia kembali berhadapan dengan pria ini. Cukup mengerikan dan menegangkan!!

'Usiaku sudah dua puluh lima tahun dan selama ini aku selalu belajar untuk bersikap tenang di hadapan siapapun. Tapi kenapa dengan Tuan Damon aku tetap membodoh seperti ini? Apa karena imagenya di mataku sejak dulu sudah buruk?!'

"I--iya, Tuan. Marc sedang makan." Disha menjawab dengan gugup dan kikuk, lagi-lagi dia mundur perlahan karena kurang nyaman dengan aura mengerikan Damon.

Lagi pula ini terlalu dekat bagi Disha.

"Umm … a--aku akan memanggil Marc," gugup Disha, kemudian dia memutar tubuhnya membelakangi Damon dan berniat beranjak dari sana.

Namun tiba-tiba saja ….

Deg deg deg'

I* penulis:@deasta18 (Follow agar tahu info mengenai novel kita)

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Happy Happy Happy!!

    Beberapa bulan kemudian. "Namanya Davin Sbastian Lucas," ucap Daniel, memberikan nama pada cucunya yang baru lahir. Disha dan Damon sama-sama tersenyum mendengar nama tersebut. Nama yang bagus untuk putra mereka yang baru lahir. "Namanya indah dan bagus, Ayah," ucap Disha, tersenyum hangat ke arah ayahnya tersebut. "Humm, nama yang bagus." Damon ikut berkomentar, menggenggam tangan istrinya yang baru melahirkan dan terus menatap Disha dengan penuh cinta, hangat serta penuh kasih sayang. Istrinya ini baru saja melahirkan putra mereka. Damon sangat berterimakasih dan sangat bersyukur. Disha telah berjuang untuk sebuah kehidupan baru, dan Disha memang wanita yang hebat. Dia sangat hebat di mata Damon. "Arshila, sekarang kamu punya adik. Hihihi … adik yang tampan sekali," ucap Sera yang dengan menggendong bayi berusaha satu bulan, sembari memperlihatkan baby Davin pada bayi tersebut. Arshila Keyna Lucas. Bayi Sera dan Ben yang masih berusia satu bulan. Yah, Sera lebih dulu melah

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Kebahagiaan yang Indah

    Hingga tiba-tiba saja …."Aulia, bekalnya man--" Aulia spontan menoleh ke arah ambang pintu, menatap seorang pria yang terdiam di sana dengan raut muka yang sulit dijelaskan. Sadar akan keadaannya, Aulia buru-buru menyekat air mata yang sempat membasahi pipi. Dia berusaha untuk tersebut ke atas Ando, berdiri kemudian menghampiri suaminya tersebut. Dia memilih menunda untuk memakan bekal sarapan untuk suaminya tersebut. Ah, sepertinya Ando kembali karena ada hal penting. Mungkin handphone atau dokumennya tertinggal. "Ada apa, Tuan Ando? Ada yang ketinggalan yah?" tanya Aulia lembut dan hangat. Aulia selalu berusaha untuk menjadi istri yang baik pada suaminya. Meskipun Ando belum bisa menerima kehadirannya, tetapi Aulia akan tetap belajar menjadi istri yang baik. "Aku … meminta bekal sarapan dan makan siang," ucap Ando dengan pelan, menatap Aulia dengan pandangan yang sulit diartikan lalu menatap ke arah bekal yang sudah dimakan secara miris. Bukan! Ando bukan sedang marah karena

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Bekal yang Terabaikan

    Setelah pernikahan mereka, Ando memilih memisah dari keluarganya– dia memutuskan untuk tinggal rumah miliknya sendiri dengan istrinya, Aulia. Dia menikahi perempuan ini karena perasaan iba dan tanggung jawab atas perbuatannya pada Aulia. Oleh sebab itu, setelah menikahi Aulia, sikap Ando pada perempuan itu terkesan cuek. Sebab dia tidak mencintai Aulia. "Tuan Ando, aku sudah memasak sarapan. A--apa Tuan tidak sarapan lagi?" tanya Aulia, gugup setengah mati ketika berhadapan dengan suaminya tersebut. Hidupnya jauh lebih baik setelah menikah dengan Ando. Hanya saja, suaminya ini sangat cuek padanya. Dari hari pertama mereka menikah, Ando belum pernah sekalipun mau menyentuh masakan yang dia buat. Mereka bahkan pisah kamar. "Tidak." Ando berkata datar, "maaf, aku sudah terlambat," lanjutnya dengan menoleh ke arah jam tangannya. 'Padahal masih jam setengah tujuh.' batin Aulia murung. "Kalau begitu Tuan Ando bawa saja bekal ke kantor. Aku sudah menyiapkan bekal untuk sarapan dan maka

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Keindahan Cinta

    "By the way, kau menangis karena apa? Cemburu-- atau … kau takut kehilanganku karena kau mulai mencintaiku, heh?"Sera mengerjab beberapa kali, mengatur wajah untuk tak terlihat gugup dan agar biasa saja. Meskipun sejujurnya pertanyaan Ben tersebut sudah membuat jantungnya dalam sana berdebar kencang. 'Asal jawab saja.' batin Sera, diam-diam meneguk saliva secara kasar. "Jangan kepedean!" Sera berkata ketus, "aku menangis karena aku … aku mengidam ingin menangis. Udah, aku nggak mau drama lagi," cerocos Sera sembari turun dari pangkuan Ben. "Aku ingin tidur," ucapnya kemudian, naik ke atas ranjang dengan langsung membaringkan tubuhnya di sana. Ben berdecis geli, ikut merebahkan tubunnya di sebelah Sera– menarik perempuan tersebut untuk tidur dalam pelukannya. "Caramu mencintaiku sangat unik, Sera. Dan aku sangat menyukainya.""Aku tidak mencintai Pak Ben. Jangan kepedean," bantah Sera, memutar bola mata dengan jengah. "Kalau begitu, katakan jika aku tidak mencintaiku sembari menat

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Aku Ingin Menjadi Satu-satunya Pak Ben!

    "Kau sudah mengembalikan Marc dan Gebara pada Kak Damon dan Kakak ipar?" tanya Ben ketika melihat Sera masuk dalam kamar. Sera menganggukkan kepala, air mukanya terlihat datar dan tatapannya sedikit memicing dan malas; terkesan tengah marah dan kesal secara bersamaan. "Kenapa?" tanya Ben lagi saat menyadari raut muka Sera yang terlihat tengah menahan marah. "Ada yang mengganggumu, Humm?" "Ya, mantan istrimu menggangguku," ketus Sera, meraih bantal lalu melemparnya ke arah Ben yang duduk di ranjang. "Kau pernah menikah dan kau tidak mengatakannya padaku. Sebenarnya maumu apa, hah?"Mata Ben sedikit membulat, wajahnya mendadak kaku dan beberapa detik dia terlihat panik serta khawatir. Shit! Sera tengah hamil dan dia tak ingin masalah ini mempengaruhi kesehatan istri dan bayi dalam perut Sera. "Kau punya mantan istri. Kenapa kau menutup-nutupinya dariku? Apa yang kau rencanakan, Pak Ben yang terhormat? Jujur saja, sampai detik ini aku tidak tahu alasan kenapa kau melakukan semua ini

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Ben Dulunya Duda?

    "Kau bilang apa?" dinginnya, membuat Sera mendadak pucat pias– menciut dengan raut muka gugup dan harap cemas. "Aku hanya bilang tolong buka pintunya," ujar Sera gugup dan kaku, mendongak sepenuhnya ketika Ben tiba-tiba sudah berada di tepatnya– menarik pinggang Zelda dengan menyentak kuat lalu mengalungkan tangannya secara possessive di sana.Cup'Dengan cepat, Ben mendaratkan bibirnya di atas bibir Sera– meraupnya lalu melumatnya lembut namun sedikit menuntut. Sera awalnya menolak, tetapi pada akhirnya dia menerimanya. Bagaimanapun Ben sangat mahir dan Sera sulit menolaknya. "Bibir sangat manis," ucap Ben sembari membelai bibir Sera, membersihkan sisa pergulatan mereka di sana, "tetapi sayang, suka mengatakan kata kotor. Bisa ubah?" Ben menatap Sera, tepat pada manik mata perempuan tersebut– melayangkan tatapan yang menghunus tajam serta penuh peringatan. "Cik! Itu karena aku kesal saja," dengkus Sera pelan. "Tolong buka pintunya dan lepaskan aku," ucapnya kemudian sembari meraih

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status