Share

Diancam

Penulis: Rias Ardani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-08 22:06:52

Bab6

"Mas, jika kamu yang mandul bagaimana?" tanyaku.

Mas Andre menghela napas dan terlihat begitu malas berbincang denganku.

"Apa'an sih, El. Sudahlah, faktanya sekarang kamu yang mandul. Mas terima kamu apa adanya," tegas mas Andre sembari mendengkus kemudian berdiri.

"Mas." Aku memegang tangannya, agar dia tidak pergi begitu saja.

"Apa?" Wajah mas Andre terlihat begitu malas menatapku.

"Bagaimana jika kamu yang mandul, aku serius, Mas ...."

"Aku?" Mas Andre tertawa, seolah meremehkanku.

"El, sudahlah, nggak usah bahas hal ini lagi. Lagi pula jika aku mandul, Ibu pasti tetap akan menikahkan aku lagi."

"Kenapa?"

"Karena faktanya memang kamu yang mandul, dan tentang pertanyaan jika aku yang mandul, itu hanya omong kosong," tegas mas Andre, sembari melepaskan pegangan tanganku dan menjauh meninggalkan kamar.

Beginilah dahsyatnya efek dari sebuah kebohongan, aku nyaris tersingkir. Aku menyesal rasanya. Tapi setidaknya aku tahu, rupanya tidak ada ketulusan dalam pernikahan kami.

Mas Andre tidak lagi bersikap lembut. Semakin hari, sikapnya semakin dingin dan lebih banyak mengabaikanku.

Nyaris dua malam ini, mas Andre sibuk main ponselnya dan terkadang terdengar suara nya tengah tertawa berbicara di telepon dengan seseorang.

Mungkin itu Delia. 

_____

Mas Andre dan Ayah berangkat ke kantor, setelah dua hari libur kerja.

"El," panggil Ibu, setelah dua hari mendiamkanku.

"Iya, Bu." Aku berjalan menuju ruang keluarga, memenuhi panggilan tuan rumah.

Di ruang keluarga, wajah Ibu Delima menatap dingin kepadaku.

"Jangan duduk! Berdiri saja di situ!" titahnya. Aku mengangguk.

"Sejak kapan, kamu dekat dengan suami saya?" tanya Ibu Delima, membuat aku mengernyit.

Sejak kapan? Baru juga kemarin diajak, sudah di tanyai penuh curiga begitu.

"Maaf, Bu. Saya tidak pernah dekat sama Ayah! Kemarin pun saya hanya menuruti perintah Beliau," jelasku pelan, faktanya memang begitu.

"Bohong!" hardiknya berdiri, sembari menatap tajam wajahku.

Mengerikan sekali, rupanya Ibu mertuaku ini memiliki perangai kasar. Bukan hanya ucapannya yang kasar, tapi tingkahnya juga.

"Jangan macam- macam kamu! Berani kamu dekati suami saya, saya akan buat kamu menyesal telah mengenal keluarga ini," ancamnya tegas.

"Astagfirullah, hingga detik ini, saya masih sah menantu Ibu, istri dari anak Ibu dan Ayah. Bagaimana mungkin, Ibu berpikiran sejauh itu kepada saya?" lirihku.

"Nggak usah banyak bicara kamu! Dasar perempuan mandul!" hinanya. Oh Allah, bukan perkataan mandul yang membuatku bersedih, karena aku tidak mandul. Hanya saja, jika aku beneran mandul, mungkin hatiku akan sangat sakit mendengar hinaanya.

Tanpa terasa, air mata ini menetes.

"Saya sudah tahu tentang kamu! Rupanya, kamu bukan hanya sekedar mandul, tapi juga wanita miskin dan anak yatim. Saya heran, mengapa Andre memilih wanita sepertimu, yang tidak memiliki kelebihan apapun, malah menyandang sejuta kekurangan," ejeknya.

Allahu akbar, betapa kejamnya wanita yang bergelar Ibu mertuaku ini. Apakah dia sangat yakin, jika aku bisa memaafkan hinaannya ini di kemudian hari? Sungguh keterlaluan.

"Terima kasih hinaanya, Bu!" lirihku sembari mengusap air mata.

"Cih," desisnya.

"Pergi sana! Dasar mantu nggak berguna," makinya lagi. Aku berjalan terseok, meninggalkan ruang tamu.

"El," suara berat memanggil namaku. Langkah kakiku terhenti, kemudian berbalik badan.

"Ayah," lirih Ibu. Ibu berjalan mendekati Ayah lebih dulu.

"Ayah mendengar semuanya, Bu!" ucap Ayah. 

"El kemari," pinta Ayah padaku.

"Apa sih, Yah?!" Ibu nampak tidak senang.

"Minta maaf sama, El," titah Ayah pada Ibu.

"Nggak mau! Apa'an sih, Yah? Ayah jangan menjatuhkan harga diri Ibu, ya!" seru Ibu memperingatkan.

"Ayah mendengar dengan jelas semuanya, bagaimana dengan lantangnya Ibu menghina menantu kita. Ibu sepertinya lupa becermin," tegas Ayah menatap tajam mata Ibu.

"Ap-- apa maksud Ayah?" tanya Ibu tergagap, dengan bibir yang gemetar.

"Ayah, maaf. El tidak apa- apa, maaf telah membuat keributan," sesalku.

"Ini bukan salah kamu, El. Ini murni salah Ibu."

"Ayah, mengapa Ayah jadi membela wanita ini segitunya?" protes Ibu.

"Semua yang Ibu lakukan, baik atau buruknya, itu menjadi tanggung jawab saya sebagai suami. Jika Ibu salah, wajar Ayah menegur, dan sekarang Ibu benar- benar salah, telah menghina El sesuka hati. Ibu jangan lupa, asal- usul Ibu," tegas ucapan Ayah, membuatku bertanya- tanya.

Asal- usul Ibu?

Ibu Delima merasa malu dan menangis, sembari berlari menjauh dari Ayah. Ibu berlari menaiki anak tangga, kemudian masuk ke dalam kamarnya dan membanting keras daun pintu.

"Ayah, maaf!" lirihku menunduk.

"Kamu tidak salah, El. Memang, Ibumu yang keterlaluan. Ayah mewakili Ibu, minta maaf sama kamu," ungkap Ayah.

"Iya, Ayah. Kalau begitu, El permisi," kataku lagi, bergegas menjauhi Ayah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Nanda Agustina
menarik cerita nya seru
goodnovel comment avatar
Rimby pus
makinseruh critanyak
goodnovel comment avatar
Kentank
mama mertua yg sangat kejam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   689

    Bab689"Selamat malam," ujar Abizar lagi."Ngapain kamu kemari? Setelah kamu membuat anak saya menderita, berani- beraninya kamu menampakkan batang hidung seolah tanpa dosa," bentak Kevin, yang langsung berdiri dengan emosi."Papah, sabar," pinta Elea, sambil memegang tangan Kevin."Manusia tidak tahu malu ini, dia datang ke rumah Galih dengan nyali besar, setelah menyia- nyiakan anak- anakku, aku tidak akan mengampuninya," pekik Kevin."Maaf, Pah. Saya datang kemari, hanya ingin kalian tahu, saya dan Cinta saling mencintai, kami ingin kalian restui hubungan kami lagi dan jangan menentang hubungan kami, cuma itu ...." "Apa?" Seluruh keluarga memekik.Cinta pun sangat syok, mendengar ucapan berani Abizar. Tiba- tiba Jelita tersandar, mendengar ucapan Abizar. "Jelita," pekik Abel. Wanita yang biasanya membenci Jelita itu, langsung memeluk Jelita yang nampak syok sekali."Brengsek!!" Cinta bangkit dari duduknya, menghampiri Abizar dan menampar keras wajah lelaki tidak tahu malu itu."D

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   688

    Bab688Melihat begitu banyak panggilan telepon dari Bagus, Cinta pun memutuskan, untuk menghubungi balik nomor Bagus.Dan lelaki itu dengan cepat menjawab telepon Cinta."Assalamualaikum, Tante ....""Wa'alaikumsallam, Gus.""Maaf Tan, saya mau tanya, Tante ada bicara apa sama Ibu? Sampai- sampai Ibu pingsan.""Maafkan Tante, Gus. Tadi ada berita buruk, yang sempat mengguncang perasaan kami semua. Kejadian siang tadi cukup mengejutkan, pesawat menuju Bandung mengalami kecelakaan. Dan Nenek, juga Kakek ke Bandung hari ini, itu yang Tante sampaikan sama Ibu kamu ....""Inalillahi, jadi bagaimana kabarnya, Tan. Maaf Bagus tidak tahu apa- apa.""Kuasa Allah, Gus. Rupanya mereka selamat, karena Kakek pingsan, sebelum mereka naik pesawat. Nenek membawa Kakek ke rumah sakit, dan mereka ketinggalan pesawat, Gus. Luar biasa, diluar dugaan kami semua, Allah masih memberi kita kesempatan, untuk berbakti kepada mereka berdua," jelas Cinta."Alhamdulilah, Allahu akbar, masya Allah, luar biasa, Tan

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   687

    Bab687"Allahu akbar, Abel, Kak Cinta ...." Galih menjerit, membuat orang yang kini di depannya jadi bingung.Mendengar jeritan Galih, mereka yang duduk di ruang keluarga pun berhamburan keluar menyusul Galih."Astagfirullah ...." pekikkan mereka semua terdengar bersamaan. Galih terlalu syok, membuatnya nyarus pingsan."Kalian jangan mengira Mamah setan ya," bentak Elea dengan kesal."Ini Mamah beneran?" Abel bertanya. Semua menjadi bingung, bahkan beberapa dari mereka terus- menerus mengusap mata dan wajah, memastikan yang di lihatnya adalah nyata, bukan halusinasi."Mamah sudah tahu, apa yang ada di dalam otak kalian. Jangan heran, jika Mamah datang dengan wajah acak- acakkan begini, bahkan tanpa menggunakan tas sama sekali. Mending bayarin taksi Mamah sana, orangnya dah nunggu," titah Elea."Ini Mamah kita," pekik Cinta yang langsung menghambur ke pelukan Elea, disusul Raisa dan lainnya memeluk Elea."Aduh ...." Elea pun memekik, melihat tingkah mereka semua yang langsung memelukny

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   686

    Bab686"Jelita belum tahu kabar duka ini, tadi aku sudah coba hubungi, tapi belum juga dia jawab panggilan teleponku," lirih Cinta."Aku juga bingung, Kak. Apa yang harus aku katakan sama dia, entah bagaimana reaksi Jelita, jika tahu Mamah dan Papah sudah tiada. Pesawat itu terbakar, sebelum benar- benar jatuh," ujar Galih kembali menangis. Bayangan wajah tua kedua orang tuanya menari- nari di pikiran mereka semua."Pantas Mamah memelukku berulang kali, mengingatkan kita terus- menerus, bahwa sesama keluarga harus saling menyayangi dan tolong- menolong. Mereka juga selalu berbicara tentang kematian, yang aku sendiri tidak tahu, bahwa itu adalah pertanda, mereka berdua akan pulang bersama- sama, untuk selamanya."Cinta menangis kuat, Kamila memeluk Ibunya dengan erat, begitu juga Raisa, memeluk Abel dan menangis di pelukan Ibunya."Rasanya tidak pernah sesakit ini, kehilangan yang begitu mengejutkan, membuat hati ini tidak siap. Berpuluh tahun hidup bersama dengan keduanya, hingga Rai

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   685

    Bab685"Nanti saja ah, malas. Lagian kita lagi makan gini, masa di gangguin hal- hal yang tidak jelas begitu," ujar Cinta, mengabaikan ucapan Galih tadi."Cinta, sudah 1 tahun kita bersama, tapi kenapa, kamu nggak pernah mau pertemukan aku dengan anak kita, Kamila?" tanya lelaki itu."Mas, tidak semudah itu. Kamila akan tahu segalanya, bahwa kamu pernah menikahi Jelita juga. Dan Enggar, juga Bagus, bagaimana tanggapan mereka pada kita? Kamu meninggalkan mereka, lepas tanggung jawab, dan malah bersamaku. Tentu saja, bukan cuma mereka yang akan kecewa sama kita, tapi Kamila juga.""Kemudian Mamah dan Papah, bisa- bisa aku mereka kutuk, Mas ....""Tapi mau sampai kapan, kita kucing- kucingan seperti ini? Aku juga ingin diakui, dan dianggap bagian keluarga kamu, Cin.""Belum waktunya, Mas.""Kapan waktunya, Ta? Aku dan Jelita, itu hanyalah kesalahan. Sedangkan aku sama kamu, itu cinta yang tulus. Aku mohon, pikirkan ini baik- baik, aku hanya ingin di akui, dan Kamila juga harus tahu, bahw

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   684

    Bab684Perjalanan panjang Bagus lalui bersama Jelita, Ibu yang kini sangat dia sayangi, dan dia utamakan kebahagiaannya."Pulang dari umrah, kita ke rumah Nenek saja ya, Gus.""Terserah Ibu saja, Bagus ngikut saja. Bagus tidak punya siapa- siapa untuk di bahagiakan, jadi segala waktu dan apapun yang Ibu mau, asal Ibu bahagia, Bagus akan selalu turuti, insya Allah," ujarnya.Jelita terharu dan menatap penuh kasih sayang pada Bagus. Sementara Bagus dan Jelita melaksanakan ibadah umrah, rupanya rumah mewah Elea, sudah terjual sesuai kesepakatan dengan pembelinya.Penjualan rumah, di saksikan Galih, karena hasil dari penjualan rumah mewah tersebut, 50% milik Galih, 30% milik Cinta dan sisanya barulah milik Elea dan Kevin.Setelah semua beres, Elea dan Kevin, memutuskan untuk tinggal di hotel. Sebelum rumah impian mereka di desa selesai di bangun.Hanya sisa 10% saja, rumah di desa itu akan selesai dan bisa mereka tempati.Galih sudah menyarankan, agar Elea dan Kevin mau tinggal di rumah m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status