Beranda / Romansa / Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan / Bab. 267: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

Share

Bab. 267: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

Penulis: Faoo pey
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-07 20:46:48

Fahira tersenyum hangat. “Ibu hanya ingin membersihkan kamar. Orang tuamu akan menginap di kamar ini malam ini, dan Julian akan tidur di kamar Yolan.”

Agatha tahu bahwa ibu mertuanya kemungkinan besar telah mendengar percakapan sebelumnya. Namun ia yakin, Fahira tidak mendengarnya dengan sengaja.

“Tak perlu repot, Bu. Ibuku akan membereskannya sendiri. Semua perlengkapan tidur sudah aku siapkan,” katanya lembut. “Ibu istirahat saja. Nanti Ibu harus ke sekolah, kan? Ayo, aku antar.”

Ia menggandeng lengan Fahira dan berjalan bersamanya.

Fahira merasa bersyukur telah memiliki menantu seperti Agatha. Pandangan hidup Agatha yang dewasa dan penuh tanggung jawab benar-benar menyentuh hatinya. Dalam hati, ia berjanji akan memperlakukan Agatha dua kali lebih baik mulai sekarang.

Di dalam kamar, Laras mendengar suara Agatha berbicara sopan kepada Fahira. Wajahnya langsung berubah—terkejut sekaligus malu.

Baru saja ia menjelek-jelekkan Fahira, dan sekarang harus tinggal di rumah yang sama
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 289: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Mobil berhenti di depan Wisma Biro Konservasi Air. Dari jauh terlihat kerumunan orang berdiri di pintu, berkelompok dua hingga tiga orang, sibuk berbisik dengan wajah penuh rasa ingin tahu.Beberapa pria paruh baya bahkan sibuk membersihkan lantai, seolah mencoba menutupi sesuatu.Laras langsung merasa gelisah. Tangannya tanpa sadar meremas ujung bajunya.Agatha menoleh, alisnya berkerut. “Kenapa banyak orang di depan wisma? Apa ada sesuatu yang terjadi?”Arham dan Ardan sama-sama memasang wajah penasaran.“Ayah juga tidak tahu. Ayo turun, kita lihat,” ujar Arham.Mobil pun berhenti di pinggir jalan. Arham dan Ardan turun lebih dulu, diikuti Laras yang terburu-buru.Agatha merasa lelah dan tubuhnya sedikit tak enak, jadi ia tetap duduk di dalam mobil, hanya menurunkan kaca jendela sambil menyandarkan lengan, mengamati dari jauh.Begitu Arham mendekat dengan seragam hijaunya, tatapan orang-orang langsung tertuju padanya.Tiba-tiba, seorang wanita paruh baya—staf wisma—berlari menghampi

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 288: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    “Hanya ada satu syarat untuk sang ibu—golongan darahnya harus AB.”“Tidak ada syarat lain?”“Hanya itu,” jawab Dokter dengan mantap. “Jika salah satu orang tua bergolongan darah B dan pasangannya bergolongan darah AB, maka anaknya bisa bergolongan darah A maupun B.”Agatha mengernyit. “Kalau begitu… dalam kondisi apa golongan darah B tidak bisa melahirkan anak dengan golongan darah B?”“Secara teori,” jelas Dokter, “selama salah satu orang tua bergolongan darah B, maka kemungkinan anak bergolongan darah B tetap ada, apa pun golongan darah pasangannya.”Kata-kata itu seperti palu yang menghantam batok kepala Agatha. Itu berarti kemungkinan besar dia memang putri kandung mereka.Tapi jika benar begitu… mengapa Laras memperlakukannya dengan begitu dingin? Bahkan jika ia lebih menyukai anak laki-laki, mustahil seorang ibu tega menyakiti darah dagingnya sendiri.Apakah ada rahasia lain yang tidak kuketahui?Dokter memperhatikan kebingungan di wajahnya, lalu berkata singkat, “Apakah ada per

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 287: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Begitu tiba di rumah sakit, Agatha langsung menuju loket untuk membayar biaya administrasi.Mereka kemudian masuk menemui dokter. Setelah pemeriksaan singkat, gips di kaki Ardan dilepas.Saat itu juga, tubuh Ardan seakan kehilangan beban berat yang selama ini menindihnya. Rasa ringan menjalar dari telapak kaki hingga ke seluruh tubuh. Ia hampir tak percaya—setelah sekian lama hanya bisa berjalan pincang, kini ia kembali bisa melangkah normal.Sebelumnya, setiap kali ia mencoba berjalan, lututnya selalu menekuk kaku, membuat rasa sakit menjalar ke paha. Ia hanya bisa menyeret satu kaki dengan yang lain. Usianya yang kian menua membuat rasa sakit itu semakin nyata, semakin menyiksa.Namun sekarang… berbeda.Setiap langkah yang ia ambil seakan menandai awal kehidupan baru.Hidungnya terasa panas, matanya memerah. Rasa syukur yang menyesak di dadanya hampir membuatnya menangis. Ia tahu, semua ini karena Agatha. Putrinya telah memberinya kesempatan kedua dalam hidup.Melihat Ardan berdiri

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 286: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Laras turun dari becak di depan gerbang kompleks keluarga Zhou. Ia menyerahkan dua yuan pada pengemudi, lalu melangkah masuk melewati halaman.Setelah sampai di depan pintu, ia mengetuk beberapa kali.Di dalam rumah, Agatha dan yang lain baru saja selesai makan siang. Mereka sedang duduk santai di ruang tamu, berbincang ringan, sambil menunggu waktu untuk pergi ke rumah sakit—hari ini Ardan akan melepas gips di kakinya.Fahira masih sibuk di dapur, mencuci piring.Tiba-tiba, suara ketukan terdengar dari arah pintu.“Sepertinya Laras,” ujar Arham sambil bangkit dari sofa. Ia berjalan ke pintu, lalu membukanya.Benar saja, di luar berdiri Laras dengan senyum ramah yang dibuat-buat. “Kak Arham, kalian ada di rumah?” sapanya, manis sekali.Arham mengangguk, memberi jalan masuk. Matanya melirik ke belakang Laras, mencari keberadaan Julian. Namun, tak terlihat batang hidungnya.“Lara, masuklah. Julian tidak ikut denganmu?” tanyanya.“Ah, anak itu terlalu malas. Dia memilih tidur di wisma, t

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 285: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Saat mengetahui hasil pemeriksaan fisik Julia dinyatakan sehat, Ardan benar-benar gembira.Seluruh harapan hidupnya seakan ditaruh pada Julian. Baginya, menjadi tentara adalah jalan yang harus ditempuh anak itu, satu-satunya kesempatan untuk mengubah nasib.Melihat ayahnya tersenyum lega, Agatha pun ikut merasa bahagia.Namun, jauh di dalam hati, ia tidak menaruh terlalu banyak harapan pada Julian. Kebiasaan buruk seseorang… sering kali sudah mengakar sejak lahir, dan sulit untuk diubah hanya karena masuk barisan tentara.Agatha menunduk, meneliti laporan pemeriksaan di tangannya. Semua indikator kesehatan tampak bagus. Tetapi ketika matanya berhenti pada kolom tes darah, jantungnya berdetak keras.—Golongan darah: AIa membeku sejenak.Bukankah Ardan pernah mengatakan bahwa dirinya bergolongan darah B? Bahkan baru kemarin, saat mereka melewati ruang donor darah, ayahnya dengan bangga bercerita bahwa ia rutin menyumbangkan darah dua kali setahun.Kalau benar begitu, ada sesuatu yang t

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 284: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Kemarin, Fahira sempat bercerita tentang perselisihannya dengan Bibi Mayang. Laras tahu, wanita tua ini datang mendekat bukan karena peduli, melainkan untuk menebar benih perpecahan.Namun, Laras tidak merasa terganggu. Hatinya sudah hancur. Keluarganya sendiri telah membuatnya kecewa.Dengan nada tenang, ia menjelaskan, “Bukan Kakek Abian. Yang terluka adalah suamiku, Ardan. Dia jatuh dan kakinya cedera.”Ekspresi Bibi Mayang langsung berubah, jelas terlihat kekecewaannya. “Oh… kukira Kakek Abian. Lalu bagaimana kondisi suami-mu?”“Tidak parah. Itu hanya luka lama di kakinya yang terbuka lagi. Hanya kulit yang robek sedikit, tidak serius.”Bibi Mayang mendengus lega. “Kalau begitu baguslah. Tapi… kalau dia baik-baik saja, kenapa kau tampak begitu murung?”Laras menarik napas panjang, suaranya bergetar menahan sakit hati. “Apa boleh buat? Anak perempuanku tidak berbakti. Ia tidak mengizinkan aku dan adiknya tinggal di rumah sebesar ini, malah menyuruh kami pindah ke wisma. Menurutmu,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status