Share

Menjadi Istri Kontrak Tuan Besar Meier
Menjadi Istri Kontrak Tuan Besar Meier
Penulis: Ayaya Malila

Batal

Panasnya matahari tidak menghalangi Anike yang baru pulang dari tempatnya bekerja untuk menuju wedding organizer yang dipilih calon suaminya.

Namun, pegawai itu justru meliriknya sekilas saja sebelum akhirnya membalas singkat, “Hai.”

Anike terdiam mendapati sikapnya tak seramah seperti saat pertama kali Anike dan Indra datang ke sana. Namun, Anike tak mau ambil pusing. Mungkin, perempuan di depannya ini sedang ada masalah.

“Oh, iya. Saya sedang menunggu Indra datang ke mari. Bagaimana kalau kita ngobrol dulu sebentar tentang–”

“–Maaf, Mbak Anike. Mbak sudah menyalahi perjanjian,” sela sang pegawai .

“Maksudnya?” tanya Anike tak mengerti.

“Bukankah kami sudah menekankan agar Mbak Anike membayar sebesar 50% di awal sebagai DP, tapi kenapa Mbak tidak juga melunasinya?”

Nada bicaranya terkesan malas.

Mendengar itu, Anike sontak mengernyitkan kening. “Tidak mungkin, Mbak. Saya sudah mengirimkan uang kepada Indra untuk dibayarkan kepada pihak WO. Jumlahnya sesuai dengan pihak WO minta. Itu sudah dari dua hari yang lalu. Indra mengatakan bahwa dia sudah ….”

“Kalau begitu, ada baiknya Mbak Anike tanyakan lagi kepada Mas Indra. Lagi pula, kami adalah WO profesional. Kami sudah memiliki banyak klien. Tidak hanya dari kalangan menengah ke bawah. Namun, banyak juga klien kami yang berasal dari kalangan menengah ke atas. Jadi, kami tidak mungkin melakukan kecurangan,” papar pegawai tersebut.

Selesai berkata demikian, ia pun menatap kembali layar komputer di hadapannya.

Anike terdiam. Ia begitu terkejut mendengar informasi baru tersebut.

Perlahan, Anike keluar dari sana, lalu kembali mencoba menghubungi Indra. Namun, panggilannya tetap tidak tersambung.

Karena sudah kehilangan kesabaran, Anike memutuskan untuk mendatangi tempat tinggal pria itu. Namun, setibanya di sana, Anike menemukan tempat itu tampak sepi.

“Cari siapa, Mbak?” tanya seorang wanita paruh baya saat melihat Anike yang terus berdiri di depan rumah yang Indra tinggali.

“Saya mencari Indra, Bu,” jawab Anike pada wanita yang menyapanya tadi.

“Oh, Mas Indra sepertinya pergi semalam. Perginya juga terburu-buru. Kalau saya tidak salah dengar, dia akan ke Surabaya karena istrinya sudah melahirkan anak kedua mereka.”

"Anak kedua?" ulang Anike tak percaya. "Ta-tapi saya calon istrinya, Bu."

Wanita di hadapannya tampak terkejut. "Wah, kurang tahu, ya. Saya cuma sempat mendengar dia bicara begitu di telepon," sahutnya meninggalkan Anike.

Lagi, perempuan itu berusaha menghubungi Indra. Akan tetapi, panggilannya itu lagi-lagi gagal tersambung.

Menahan lemas di sekujur tubuh, Anike pun melangkahkan kaki menyusuri trotoar jalanan yang padat.

Ini adalah kebodohan terbesar dalam hidupnya. Anike memang baru mengenal Indra selama kurang lebih tiga bulan. Hanya saja, orang tuanya terus mendesak perempuan itu agar segera menikah, hingga Anike terburu-buru dalam mengambil langkah.

“Astaga! Bagaimana ini?” pikirnya meremas rambut.

Ia teringat jika sudah mengajukan surat pengunduran diri. Kebetulan, Indra memintanya fokus menjadi ibu rumah tangga di rumah pria itu. Indra juga berjanji bahwa dia yang akan melunasi uang kontrakan Anike, hingga mereka menikah bulan depan. Karena itulah, ia berani menguras semua uang tabungannya demi membayar DP yang diminta pihak WO. 

Namun, sekarang semua kacau!

Drrt!

Ponsel Anike bergetar. Perempuan itu pun membuka pesan yang baru saja masuk.

[ Kakak: Bagaimana Anike? Kau dan Indra sudah jadi ke WO, kan? ]

***

Anike kini tak berani menatap sang kakak yang tampak marah.

Setelah mendapat pesan itu, ia memang langsung menuju kontrakan sang kakak. Ia juga menceritakan semuanya kepada wanita yang lebih tua tiga tahun darinya itu.

“Dari dulu sampai sekarang, kamu itu masih saja jadi gadis bodoh dan gegabah!” marahnya pada Anike. “Berapa kali teteh mengingatkan kamu, agar dipikir baik-baik dulu sebelum mengambil keputusan! Kalau sudah begini, kamu mau apa?”  

“Maaf, Teh,” isak Anike tak berdaya, “Sekarang, aku benar-benar tidak punya uang. Semua sudah diambil Indra. Padahal, aku harus memperpanjang bayar kontrakan kamar, kecuali ….”  Anike menyeka air matanya.

Dia menatap sang kakak dengan memelas.

Menyadari itu, Tiara langsung memelototi Anike. “Tidak! Aku tidak bisa menampungmu.”

“Dengar, Anike! Teteh tidak mau lagi disangkutpautkan dengan apapun permasalahan hidupmu. Sudah cukup segala kekonyolan kamu selama merantau di kota ini. Dari awal datang ke mari, kamu itu hanya membuat beban hidup Teteh semakin berat!”

Ucapan Tiara begitu pedas pada Anike. Namun, dia harus melakukan hal itu supaya adiknya tersebut sadar dan bisa berubah.

“Aku cuma bingung, Teh. Selama ini Abah dan Emak selalu memaksaku untuk menikah. Mereka tidak mau aku jadi perawan tua,” keluh Anike. 

“Memangnya, kamu pikir setiap emak menghubungi teteh, dia tidak memaksa teteh menikah juga?” balas wanita itu cepat. “Bedanya, Teteh sama kamu hanya satu. Ini.”

Tiara menunjuk kepala, yang bisa diartikan sebagai ‘otak’.

"Jadi, bagaimana, Teh?" tanya Anike.

“Kalau aku hanya tinggal selama beberapa waktu di kontrakan Teteh, bagaimana? Setidaknya, sampai aku mendapat pekerjaan. Setelah itu, aku akan pindah,” jelas Anike ragu. Dia tahu bahwa sang kakak tak ingin lagi direpotkan oleh dirinya, yang memang sangat merepotkan.

Mata Tiara makin melotot. “Bisa kamu perjelas dengan kata ‘beberapa waktu’?”

“Sampai …” Anike kebingungan melanjutkan kata-katanya, “sebulan mungkin?”

“Tidak!” tegas Tiara. “Teteh memperbolehkanmu menumpang di sini hanya selama satu minggu. Jadi, silakan kamu cari pekerjaan dan mulailah hidup dengan benar. Teteh harap, setelah ini kamu bisa belajar dari kesalahan yang sudah-sudah.”

“Satu minggu?” ulang Anike tidak percaya. “Tapi–”

“--Pikirkan baik-baik caranya,” ujar Tiara jengkel. “Jika tidak, sebaiknya kamu pulang ke Bandung. Si Jajang, juragan toko kelontong itu, sudah siap untuk melamar kamu.”

Ayaya Malila

Hai, Othor bikin karya baru, nih. Mampir, yuk. Klik cari, lalu ketik judul PERNIKAHAN SEBATAS STATUS. Othor tunggu di sana, yaa

| 1

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status