Share

Bab 5 MJDMP

Author: Pena_Zahra
last update Last Updated: 2023-04-12 14:49:14

Bab 5 MJDMP

"MasyaAllah, dia manusia atau malaikat?" batin Anjani terkagum melihat pemandangan di hadapannya.

Seorang lelaki dewasa dengan tubuh proposional tengah berdiri di ambang pintu. Perpaduan tinggi dan besar badannya begitu seimbang, sehingga menghasilkan pemandangan yang estetik di mata.

Kulit putihnya yang terbalut almamater putih khas dokter terlihat begitu bening dan terpancar. Jambang tipis, bulu mata lentik, bibir merah dan hidung mancungnya yang overdosis menambah keindahan pemandangan mata. Benar-benar nyaris sempurna.

"Wa'alaikumsalam," jawab Ummi Fahira dan Zahira bersamaan. Gadis cilik yang semula cemberut itu mendadak berbinar melihat seseorang yang baru saja datang. Ia berlari dan berhambur ke dalam pelukan seraya berteriak memanggilnya.

"Daddy ...."

Sesaat membuat Anjani tersadar dan segera menundukkan pandangannya.

"Hai, Sayang." Lelaki itu memperlakukan Zahira dengan begitu manis.

"Wah ada tamu, ya?" ucapnya seraya melirik Anjani dan Mbak Indah sekilas.

"Iya, dari Sumber Rejeki Agency," jawab Ummi Fahira membuat lelaki itu tampak sedikit heran dan terkejut, ia melirik sekali lagi ke arah Anjani dan Mbak Indah seolah tengah memastikan sesuatu. Namun tak lama kemudian ia kembali menguasai dirinya.

"Kamu kok balik lagi, Nak? Ada yang ketinggalan?" tanya Ummi Fahira.

"Iya, kok Daddy pulangnya cepat? Katanya perginya dua hari?" tanya Zahira polos.

"Iya, Sayang. Ada barang Daddy yang ketinggalan. Zahira mau ikut Daddy ambil barangnya?" tawar lelaki yang dipanggil Daddy oleh Zahira itu.

Zahira mengangguk cepat, membuat rambutnya yang kriting gantung naik turun seperti spiral, sangat menggemaskan.

"Flashdisk Ahmad ketinggalan, Mi, malah lupa dimasukin ke tas. Padahal semua materi seminarnya ada di sana," jelas lelaki yang ternyata bernama Ahmad tersebut pada Ummi Fahira.

"Daddy? Ahmad? Beralmamater dokter? Apakah dia yang bernama dr. Ahmad? Masya Allah, ganteng banget," batin Anjani masih dengan pandangan tertunduk.

"Owalaah, kamu ini ada-ada aja. Kok bisa ketinggalan itu, lho!" balas Ummi Fahira.

"Ya, namanya juga lupa, Mi. Ahmad ambil dulu ya," pamit dr. Ahmad kemudian berlalu dengan Fahira di gendongannya.

Sedangkan Ummi Fahira hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dia itu anak saya, namanya Ahmad," jelas Ummi Fahira memperkenalkan putranya pada Anjani, yang akan menjadi ART di rumahnya.

Anjani hanya menanggapi dengan anggukan, lalu mereka kembali membahas tentang pekerjaan.

Setelah urusan dengan bagian Agency selesai, Mbak Indah berpamit pulang. Bersaman dengan itu dr. Ahmad juga keluar untuk kembali melanjutkan perjalanannya.

Taksi online yang membawa Mbak Indah baru saja pergi, meninggalkan Anjani seorang diri di tempat barunya mengais rizki.

Posisi mereka masih di halaman rumah saat Ahmad kembali berpamit.

"Sudah nggak ada yang ketinggalan lagi, Nak?" tanya Ummi Fahira memastikan.

"InsyaAllah nggak ada, Mi."

"Oh iya, ini Anjani, yang akan menggantikan Mbak Sumi," ucap ummi Fahira memperkenalkan Anjani.

dr. Ahmad memandang Anjani dari atas ke bawah, memastikan kembali apakah pemandangannya tak salah, sebab ia tampak berbeda dengan pembantu-pembantu sebelumnya.

"Selamat datang, Anjani. Semoga kamu betah ya?" ucap dr. Ahmad memberi sambutan.

"Aamiin, terima kasih, Pak."

"Sama-sama. Jangan panggil saya, Pak. Saya memang Bapaknya Zahira, tapi bukan Bapak kamu," ucap dr. Ahmad yang terdengar tak suka dengan panggilan Anjani.

"Baik, Tuan," jawab Anjani meralat.

"Jangan panggil Tuan juga, saya tidak terbiasa dipanggil dengan panggilan seperti itu." dr. Ahmad kembali memprotes, membuat Anjani jadi bingung sendiri.

"Maaf, lalu saya harus memanggil dengan sebutan apa, ya?" tanya Anjani polos.

"Apa aja, terserah kamu. Asal jangan Tuan, apalagi Pak." jawaban dr. Ahmad membuat Anjani semakin terlihat bingung.

"Ya Allah, ini orang, perkara panggilan aja ribet amat, lama-lama aku panggil si ganteng deh!" gumam Anjani dalam hati. "Astaghfirullah, Anjani! Nggak sopan kamu! Ingat, dia majikan kamu, Anjani!" Anjani berperang dengan dirinya sendiri.

"Ya sudah, kalau gitu Ahmad pamit dulu ya, Mi, doakan semoga segala urusannya lancar," pamit dr. Ahmad seraya mencium bolak balik tangan Umminya.

"Sayang, Daddy berangkat dulu, ya? Zahira sama Ummi dulu, sama Mbak Anjani juga," ucap dr. Ahmad seraya melirik Anjani.

Zahira yang masih dalam gendongan dr. Ahmad mengangguk pelan, tampak raut wajahnya begitu sedih melepas kepergian sang Daddy.

Balita imut itu lalu mencium pipi daddynya, kemudian turun dari gendongan dan beralih ke dalam pelukan sang nenek.

"Titip Zahira ya, Mi." dr. Ahmad berpesan pada Ummi Fahira seraya mengusap rambut Zahira penuh sayang, terlihat sekali ia berat meninggalkan bocah lucu itu.

Ah, benar-benar sugar daddy idaman.

"Iya, kamu tenang aja, Zahira aman sama Ummi. Kamu hati-hati ya? Kabarin Ummi kalau sudah sampai." ummi Fahira berpesan.

"Siap, Mi."

"Daddy cepet pulang ya? Nanti jangan lupa video call sama Zahira," ucap Zahira berpesan.

"Siap, putri cantik," balas dr. Ahmad seraya mencolek gemas ujung hidung mancung milik Zahira.

Pandangan Ahmad kemudian beralih pada Anjani. "An, saya titip Ummi dan Zahira, ya? Tolong dijaga dengan baik. Bantu Ummi jaga Zahira, jangan biarkan beliau bekerja berat! Kalau ada yang darurat kamu bisa hubungi saya melalui telepon rumah, ada kartu nama saya di sana," pesan dr. Ahmad pada Anjani.

"An? Baru kali ini ada yang manggil aku dengan sebutan An, biasanya orang akan menyebut namaku secara lengkap, Anjani. Apa nama Anjani terlalu panjang baginya untuk diucapkan, sampai harus disingkat jadi An? Nyebelin banget!

Coba kalau nama dia yang disingkat manggilnya, emang mau? Jadi Ah, Ah, Ah, dah kaya orang mendesah-desah aja," batin Anjani menggerutu, kemudian dengan sigap merespon pesan dr. Ahmad untuknya.

"Siap —," Anjani menggantung kalimatnya, ia tampak bingung harus memanggil dr. Ahmad dengan sebutan apa.

Seolah memahami kebingungan Anjani, Ummi Fahira tersenyum ke arahnya, "Biasanya orang memanggil Ahmad dengan sebutan dokter atau habib. Kamu juga bisa memanggilnya dengan salah satu dari sebutan itu, pilih saja yang membuat kamu nyaman," terang Ummi Fahira membuat Anjani tersenyum lega, setidaknya dia sudah menemukan solusi soal panggilan untuk majikan ganteng di hadapannya.

"Siap, Bib," jawab Anjani mantap seraya tersenyum dan balas memandang dr. Ahmad.

"Manis juga," gumam dr. Ahmad dalam hati.

Ia hanya mengangguk sebagai jawaban untuk tanggapan Anjani.

"Ahmad jalan dulu, ya, Mi, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Lelaki yang sempat membuat Anjani terkesima saat pertama memandangnya itu berjalan ke arah mobil sedan mewah berwarna putih dengan logo khas mercedes-benz.

Ia membuka kedua sisi jendelanya untuk sekedar melambaikan tangan dan kiss bye pada Zahira, benar- benar super Dad.

"Ah, Zahira yang dapat kiss bye kenapa aku yang senyum-senyum sendiri?" batin Anjani heran dengan dirinya sendiri. "Lagian habib Ahmad paket sempurna, sudahlah tampan, mapan, penyayang lagi sama putrinya," lanjutnya dalam hati seraya mengiringi kepergian majikan barunya.

Namun sebuah pertanyaan tiba-tiba terbesit dalam benaknya, "Bentar-bentar, Zahira putrinya habib Ahmad? Lalu di mana mamaknya? Kenapa dari tadi yang nampak hanya Ummi Fahira dan dr. Ahmad?" batin Anjani bertanya-tanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nim Ranah
duren sawit di habib
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 34 (ENDING)

    Bab 34 - DILEMASatu per satu rangkaian acara telah terlewati. Tak banyak yang dilakukan hari ini, hanya doa dan mauidzoh hasanah singkat. Tidak ada acara adat yang beragam. dr. Ahmad sengaja menfokuskan acara pada jamuan para tamu, sebagaimana judulnya tasyakuran.Satu per satu tamu undangan dan keluarga berpamit, kini hanya tersisa beberapa kerabat dan kolega dr. Ahmad, berkumpul untuk sekedar mengobrol, karena niatnya memang perkumpulan mereka untuk reuni.dr. Ahmad berkumpul dan bercengkrama dengan teman-temannya, sementara Anjani menemui para istri yang turut serta.Adapun Zahira, gadis itu berpindah-pindah, kadang berada di pangkuan Daddy-nya, kadang pula berpindah ke sisi Mommy untuk bersiaga. Kelucuan gadis itu menjadi bahan pembicaraan malam ini, gadis kecil dengan sikap dewasa namun tetap dengan cara khas anak-anak. Sungguh sangat menggemaskan.Sejak tadi, Anjani sebenarnya menahan sakit di perutnya. Semakin lama sakit itu semakin terasa intens. Namun di depan para tamu, ia

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 33

    Bab 33Anjani dan Zahira tengah berada di kamar untuk dirias. Malam nanti adalah malam acara 7 bulanan kehamilan Anjani.Sejak pagi, rumah sudah ramai kunjungan sanak saudara dr. Ahmad. Mereka berkumpul untuk meramaikan acara. Walaupun semua jamuan acara sudah di-handle oleh EO (event organizer) tapi tetap saja Mbak Sri dan kerabat dr. Ahmad menyibukkan diri menyiapkan jamuan.Zahira sangat bahagia hari ini, karena banyak teman saudaranya yang berkumpul. Terlebih, Anjani mengajaknya serta dalam hal tata rias, gadis kecil itu berasa akan disulap menjadi peri saat make up tipis disapukan ke wajah cantiknya.Zahira selesai lebih awal dirias. Gadis kecil itu kemudian dibantu oleh MUA untuk mengenakan gaunnya. Gaun berwarna biru langit senada dengan warna kebaya yang dikenakan Anjani juga jas yang dikenakan oleh Daddy-nya.Di depan cermin full body, Zahira memutar dirinya, mirip seperti tinkerbell yang imut dan menggemaskan.Anjani tersenyum melihat putri sambungnya begitu happy dan antusi

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 32

    Bab 32 - DILEMA"Bang ...." Anjani memanggil suaminya manja. Di minggu siang yang damai, karena hanya ada mereka berdua di rumah. Mbak Sri berpamit pulang kampung barang sehari, sementara Zahira, tadi.pagi dijemput saudara dari Surabaya untuk diajak ke taman safari.Anjani menolak untuk ikut serta, karena kehamilan yang semakin besar membuatnya merasa mudah capek saat melakukan perjalanan. Terlebih area taman safari sangat luas, kebun binatang Surabaya saja tak mampu ia taklukkan.Kandungannya sudah memasuki usia 7 bulan. Sejak masuk trimester tiga, Anjani menjadi sangat doyan makan. Setelah tiga bulan hanya terbaring dengan makanan infus, ia seperti balas dendam saat perutnya mulai bisa menerima makanan. Kata mbak Sri, itu namanya "Maruk'i". Akibat dari itu, berat badannya melonjak tinggi. Membuat aktivitasnya terasa sangat berat.dr. Ahmad pun tak mempermasalahkannya, asalkan masih di batas normal, dan asal istrinya bersedia melakukan senam hamil untuk tetap menjaga kebugaran. Apapu

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 31

    Bab 31 - DILEMASetelah rasa kram di perut Anjani berangsur hilang, dr. Ahmad membawa istrinya ke tempat makan. Sekedar duduk sembari menikmati es teh dan beberapa macam gorengan yang tersedia.dr. Ahmad memesan beberapa potong tempe mendoan, ote-ote dan juga pisang goreng. Kemudian membawany ke hadapan sang istri yang tengah duduk manis menikmati es teh."Masih anget, Sayang ... cobain, enak!" ucap dr. Ahamd seraya meletakkan sekotak forengan dengan toping cabe rawit yang menggugah selera.Tak menolak, Anjani pun langsung mencomot tempe mendoan dan memakannya."Enak?" tanya dr. Ahmad."Enak, Bang ... rasanya beda gitu kalau bikinan tangan orang," balas Anjani.dr. Ahmad terkekeh, "itu hanya perasaan kamu saja, kalau bagi Abang, ya jelas jauh lebih enak bikinan kamu," sanjung dr. Ahmad."Nah, itu juga cuma perasaan Abang. Jadilah makan gorengan aja bawa-bawa perasaan," sahut Anjani. Keduanya terkekeh bahagia.Sementara Anjani menikmati gorengan, dr. Ahmad mengangkat kaki Anjani dan me

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 30

    Bab 30 - DILEMAMobil dr. Ahmad melesat cepat membelah jalanan yang cukup senggang pagi ini. Sepanjang perjalanan, Zahira terlihat riang. Ia berceloteh dan bernyanyi. Sementara Ayuma lebih banyak diam. Moodnya hancur pagi ini. Ia sudah sangat keras memutar otak untuk menggagalkan rencana kepulangannya, namun ia tak mendapatkan hasil apa-apa. Pada akhirnya ia pun berada di mobil ini menuju bandara."Ante Yuma kenapa diem aja?" tanya Zahira menyapa Ayuma."Ante Yuma sedih, Sayang ...," sahut Ayuma mulai berdrama."Sedih kenapa, Ante? tanya Zahira peduli."Karena mau berpisah sama Zahira," sahut Ayuma. Anjani yang berada di bangku depan hanya bisa mengerlingkan kepala, senyum puas tergambar di wajah Ayuma saat melihat Anjani memalingkan wajah ke jendela, berhasil membuat Anjani kesal cukup membuatnya terhibur.Namun senyum itu mendadak berubah masam saat tangan dr. Ahmad meraihnya, lalu mereka saling berpandangan mesra dan menguatkan. Seketika rasa cemburu menguasai hati Ayuma."Ante Yum

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 29

    Bab 29 - DILEMA"Zahira ... dengar Daddy, Nak ... Mommy minta Ante Yuma untuk pulang itu bukan karena Mommy nggak suka sama Ante Yuma, Sayang ... tapi karena Mommy peduli sama Ante Yuma. Ante Yuma punya kesibukan di tempatnya, jadi Mommy nggak ingin merepotkan Ante Yuma di sini." dr. Ahmad menjelaskan dengan lembut pada Zahira. Namun gadis itu hanya terdiam."Lagi pula, tadi yang minta Ante Yuma pulang bukan Mommy, kok. Tapi Daddy," lanjut dr. Ahmad seketika membuat Zahira menoleh ke arahnya."Kok Daddy malah minta Ante Yuma pulang sih? Daddy nggak asih ah!" gerutu Zahira dengan kedua tangan disilangkan di dada.dr. Ahmad membelai kepala Zahira sayang. "Iya, Nak ... Daddy memang sengaja minta Ante Yuma untuk pulang, karena Daddy mau ajak Zahira ke Surabaya untuk bertemu saudara-saudara di sana? Gimana, Zahira mau, kan? Zahira bisa bebas bermain dengan banyak teman di sana." dr. Ahmad menyampaikan rencananya pada Zahira. Seketika raut wajah gadis itu berubah bahagia."Wah, beneran, Dad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status